Anda di halaman 1dari 21

Perencanaan Jalan Rel

Pendahuluan
Budi Yulianto Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia

Sejarah Kereta Api


Angkutan dalam bahasa inggris disebut Transport. Artinya membawa, mengangkut, memindahkan. Sejak awal peradaban manusia sudah mulai melakukan pengangkutan. Mula-mula secara ilmiah dengan tenaga sendiri. Menjinjing dengan tangan, memikul dengan bahu, memanggul diatas punggung atau menjunjung diatas kepala. Semua dilakukan untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Daya angkut disesuaikan dengan kemampuan fisik dan psikis masing-masing, baik itu laki-laki, permpuan atau anak-anak. Dengan semakin berkembangnya perekonomian, dimana barang2 hasil pertanian, pertambangan, dll meningkat maka diperlukan alat bantu transport karena tenaga angkut manusia sangat terbatas dan mobilitasnya juga rendah. Hal ini mendorong manusia untuk mencari sistem transportasi yang effisien i.e. mengeluarkan tenaga sedikit, menghasilkan sesuatu yang sebesar2nya.

VIDEO

CANAL
Di Inggris, sebelum adanya railways, canal merupakan sarana transportasi untuk membawa barang berat seperti batubara. Ide menggunakan tracked jalan sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu di daerah pertambangan di Yunani Kuno, Malta dan Roman Empire dengan menggunakan pecahan2 batu. Di Jerman tahun 1550, menggunakan kayu untuk rel.
Papan kayu tipis Bantalan

Batu untuk alur roda

Jalan rel pertama kali yang menggunakan flens yang berfungsi untuk membuat roda tetap berada di rel dibuat di awal abad 17. Tahun 1604, Huntingdon Beaumont menyelesaikan Wollaton Wagonway yang dibangun untuk alat transportasi batubara dari pertambangan Strelley ke Wollaton. Wagonways: gerobak yang ditarik oleh kuda diatas trek/jalan khusus (merupakan cikal bakal lokomotif uap).

JUMP

CANAL

Papan sebagai rel dengan lapisan besi cor dibuat oleh Reynold Tahun 1767, hasil dari tanur tinggi Colebrook Dale.

Besi cor Papan kayu Bantalan

Besi cor

Pada tahun 1776, John Curr membuat rel dari bahan besi cor dengan bentuk L.

Balok kayu Bantalan

Perkembangan selanjutnya adalah mulai dibuat rel dengan kepala. Dipakainya besi tempa sebagai bahan rel (1803)

Kendaraan/kereta pertama yang digerakkan dengan tenaga uap dibuat tahun 1769 oleh Nicolas-Joseph Cugnot (French). Kereta yang memakai tiga roda itu dapat mencapai kecepatan + 6km/jam. Problem kereta ini i.e tidak stabil karena distribusi pembebanannya dan bergerak diatas jalan biasa, bukan di jalan rel.

Perkembangan teknologi tenaga uap menjadi pesat dengan dibuatnya first steam engine oleh James Watt dan Matthew Boulton tahun 1776. Para ahli terus memusatkan perhatian pada pembuatan lokomotif yang digerakkan oleh tenaga uap. Road Lokomotive (didesain untuk mengangkut barang berat lewat jalan raya) pertama dengan 2 silinder dibuat oleh William Murdock tahun 1784. gagal seperti kereta Cugnot karena bergerak diatas jalan biasa.

Lokomotif uap pertama kali yang berjalan diatas rel dibangun di UK tahun 1804 oleh Richard Trevithick. Lokomotif ini diuji cobakan dengan menarik gerbong di atas Penydarren Tramway di South Wales.

Travithick mendemonstrasikan lokomotifnya Catch me who can diatas rel melingkar di Bloomsbury. Kelemahan, lokomotif ini sangat berat sehingga jalan relnya mudah rusak.

Lokomotif uap yang sukses pertama kali dikomersialkan adalah lokomotif Salamanca buatan Matthew Murray tahun 1812. Yang merupakan rack and pinion locomotif uap pertama kali di dunia. Rack and pinion system ini dibuat oleh John Blenkinsop. Kemudian diikuti Puffing Billy buatan Christopher Blackett dan William Hedley tahun 1813. Yang merupakan adhesion locomotif uap pertama kali di dunia. Kecepatan maksimum 8 km/jam.

Terinspirasi oleh lokomotif Trevithick, Murray dan Hedley, George Stephenson membuat lokomotif tenaga uap dinamakan Blucher (1814). Dapat mengangkut 30 ton batu-bara naik ke bukit dengan kecepatan 6.4 km/hr. Merupakan lokomotif pertama kali yang menggunakan flanged-wheel adhesion. Flens roda (flanged wheels) membuat locomotif selalu berada di jalur rel. Traksi mengandalkan hanya pada gesekan roda di rel.

Tahun 1825, dia membuat Locomotion yang merupakan lokomotif uap untuk publik yang pertama kali di dunia. Lokomotif ini dapat mengangkut 80 ton batu-bara dan dapat mencapai kecepatan 39 km/jam.

Rainhill Trials: Perlombaan penting di awal era industri lokomotif di bulan Oktober 1829 di Rainhill, Merseyside dengan jarak tempuh antara Liverpool dan Manchester. Diikuti oleh 5 lokomotif: yaitu: 1. Cycloped, dibuat oleh Thomas Shaw Brandreth (early horse-powered locomotive). 2. Preseverance, dibuat oleh Timothy Burstall 3. Sans Pareil, dibuat oleh Timothy Hackworth. 4. Novelty, dibuat oleh John Ericsson dan John Braithwaite 5. Rocket, dibuat oleh George and Robert Stephenson

Lomba dimenangkan oleh Rocket. Menyelesaikan pulang pergi Liverpool-Manchaster (+ 56 km), kecepatan rata-rata 19km/jam dgn maksimal 48 km/jam, hemat memakai batu arang dan air, daya angkut 3 kali dr beratnya (4.5 ton). Mendapatkan kontrak untuk meproduksi lokomotif untuk Liverpool & Manchester Railway. Rocket diperbaiki tahun 1843, kecepatannya menjadi 60 km/jam, daya angkut 76 ton.

Manusia memasuki era baru dalam dunia angkutan stlh lokomotif uap berhasil menarik kereta diatas rel dengan jarak cukup jauh dan kecepatan tinggi.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

VIDEO

Sejarah Perkeretaapian Indonesia


Setelah Tanam Paksa (1830-1850), hasil pertanian di Jawa tidak lagi sekadar untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi juga untuk pasar internasional. Karena itu diperlukan sarana transportasi untuk mengangkut hasil pertanian dari pedalaman ke kota-kota pelabuhan. Baru pada tahun 1862 disetujui rencana pembangunan jalan kereta api pertama di Jawa, yaitu jalur Semarang-Vorstelanden (daerah Kerajaan Yogyakarta dan Surakarta yang ketika itu merupakan daerah pertanian paling produktif, tapi sekaligus juga paling sulit dijangkau), dan jalur antara Batavia (Jakarta) Buitenzorg (Bogor), tempat kedudukan pemerintah Hindia Belanda dan daerah penghasil teh dan kopi. Kedua jalur ini dibangun dari sebuah perusahaan swasta, yaitu Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappj (NIS). Setelah diadakan berbagai persiapan termasuk bentuk konsesi yang akan diberikan, maka pada hari Jumat tanggal 7 Juni 1864 di Kota Semarang diselenggarakan upacara sebagai tanda pekerjaan pemasangan jalan rel dimulai. Sebagai puncak upacara ditandai pencangkulan tanah pertama yang dilakukan oleh JAJ Baron Sloet van den Beele. Berbagai masalah mewarnai pembangunan jalan rel ini, baik yang berupa hambatan kondisi alam yang sulit maupun masalah keuangan, silih berganti muncul. Meski demikian pada 10 Agustus 1867 jalan kereta api pertama di Indonesia bisa diresmikan, yaitu dari Samarang sampai ke Tangoeng (sekarang Tanggung, Kabupaten Grobogan) sejauh sekitar 25 kilometer. Dengan berbagai masalah yang timbul, akhirnya pada 10 Februari 1870 selesailah jalur sampai ke Solo, setahun kemudian pembangunan jalan rel telah sampai ke Yogyakarta. Akhirnya, pada 21 Mei 1873 jalur Semarang-Surakarta-Yogyakarta, termasuk cabang Kedungjati-Willem I (Ambarawa) diresmikan pemakainnya. Pada tahun itu selesai pula alur Batavia-Buitenzorg.

Melihat besarnya kesulitan yang dihadapi NIS, tidak ada investor yang tertarik untuk membangun jalan kereta api. Terpaksa pemerintah terjun langsung. Pemerintah mendirikan perusahaan Staat Spoorwagen (SS). Jalur rel pertama yang di bangun oleh SS adalah antara Surabaya-Pasuruan sepanjang 115 kilometer yang diresmikan pada 16 Mei 1878.

Setelah NIS maupun SS kemudian terbukti mampu meraih laba, bermunculan belasan perusahaanperusahaan kereta api swasta besar maupun kecil.

Keberhasilan swasta, NV NISM membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 kilometer), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya.

Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), (1914). Bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 kilometer antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923. Sisanya Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA rute Pontianak-Sambas (220 kilometer) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) namanya diubah sejak tanggal 15 September 1971 menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan sejak tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Jenis Jenis Kereta Api


Dari Segi Tenaga Penggerak: Kereta Api Uap, Kereta Api Diesel dan Kereta Rel Listrik

Dari Segi Rel: Kereta Api Rel Konvensional: kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi. Kereta Api Monorel: kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

VIDEO
Dari Segi Letak: Kereta Api Permukaan, Kereta Api Layang (Elevated) dan Kereta Api Bawah Tanah (Tube/Underground/Subway).

Keunggulan dan kelemahan Transportasi KA


Keunggulan: 1. Mempunyai jangkauan pelayanan transportasi barang dan orang untuk jarak pendek, sedang dan jauh dengan kapasitas angkut yang besar. 2. Penggunaan energi yang relatif kecil. 3. Kehandalan keselamatan perjalanan lebih baik dibandingkan dengan moda yang lainnya. 4. Kehandalan dalam ketepatan waktu. 5. Ekonomis dalam hal penggunaan ruang untuk jalurya dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. 6. Polusi, getaran dan kebisingan relatif kecil. 7. Mempunyai aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan transportasi air dan udara. 8. Sangat baik untuk pelayanan khusus dalam aspek pertahanan-keamanan. Kelemahan: 1. Memerlukan fasilitas sarana-prosarana yang khusus yang tidak bisa digunakan oleh moda transportasi yang lain. Sebagai konsekwensinya perlu disediakan alat angkut yang kusus yaitu lokomotif dan gerbong. 2. Karena fasilitas sarana-prasarana dan pengelolaan yang khusus , maka membutuhkan investasi, biaya operasi, perawatan dan tenaga yang cukup besar. 3. Pelayanan barang dan penumpang hanya terbatas pada jalurnya.

Perbandingan antara Jalan Raya dan Rel


Sejak digunakannya flens pada roda kereta api maka terjadilah perbedaan antara jalan raya dan rel. Perbandingan karakteristik antara jalan raya dan rel dapat dilihat di tabel berikut.
Item Jalan Raya Jalan Rel Berupa batang di atas pondasi elastis

Bahan jalur Perkerasan fleksibel, kaku dan composite Lalu Lintas Tegangan Kecepatan

Penggunaan berbagai jenis lalu lintas, dari pejalan kaki Jalur jalan rel disediakan untuk pergerakan kereta api sampai kendaraan berat terjadwal Tegangan diteruskan ke tanah dasar melalu formasi lapis Beban berat dari lokomotif dan gerbong diterima oleh sepur, perkerasan sehingga struktur sepur harus sangat kuat. Karena digunakan oleh berbagai jenis kendaraan, maka Karena tidak ada hambatan pada jalurnya, maka kecepatan kecepatan kendaraan harus dibatasi yang relatif lebih tinggi lebih dapat dicapai. KA berjalan karena adanya gesekan antara kepala rel (baja) Kendaraan berjalan karena adanya gesekan antara roda karet dengan roda baja. Gesekannya relatif rendah, yaitu kira-kira dengan permukaan. Gesekan tinggi, 20% gesekan antara karet kendaraan dan permukaan jalan.

Gesekan

Perpindahan Perpindahan jalur jalan raya melalui pertemuan atau Perpindahan jalur melalui peralatan khusus, dikenal sebagai Jalur persimpangan jalan wessel.

RENCANAN REL KERETA API DIPERPANJANG MELINTAS DI JL. SUDIRMAN , URIP SUMOHARJO DAN STASIUN JEBRES

JALUR REL KERETA API TAHUN 1941 , STASIUN PURWOSARI, JL SLAMET RIYADI DAN STASIUN KOTA SANGKRAH KE WONOGIRI

Anda mungkin juga menyukai