Anda di halaman 1dari 11

TRAUMA LISTRIK Listrik merupakan suatu bentuk energy yang pada keadaaan tertentu dapat melukai tubuh bahkan

dapat menyebabkan kematian. Di alam listrik dihasilkan oleh gumpalan awan listrik di udara yang berupa petir. Listrik buatan dapat dihasilkan dengan menggunakan alat pembangkit listrik, misalnya generator, dynamo dll. Arus listrik ialah muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ketempat yang berpotensial rendah. Arah arus listrik adalah sama dengan arah gerak muatan-muatan positif, sehingga didalam pengantar logam, electron-elektron bergerak berlawanan arah dengan arus listrik. Dikenal beberapa bagian-bagian listrik antara lain : 1. Arus listrik Arus listrik dibagi atas 2 macam yaitu : a. Arus listrik searah atau direct current (DC) Merupakan arus listrik yang mengalir secara terus menerus ke satu arah. Arus DC dipakai dalam industri yang menggunkan proses elektrolisis, misalnya pada pemurnian dan pelapisan/penyepuhan logam. Juga digunakan pada telepon (30-50 volt), dan kereta listrik (600-1500 volt). Sumber arus DC misalnya baterai dan accu.

b. Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC) Merupkan arus listrik yang mengalir bolak-balik, digunakan di rumah-rumah dan pabrik-pabrik, biasanya menggunkan voltage 110 volt atau 220 volt. Arus AC jauh lebih berbahaya daripada arus DC, dimana dikatakan bahwa tubuh manusia 4-6 kali lebih sensitif terhadap arus AC daripada arus DC.

2. Frekuensi listrik Satuan frekuensi listrik adalah cycle per second atau hertz, frekuensi yang paling sering digunakan adalah frekuensi 50 dan 60 hertz, yang paling tinggi adalah 1 juta hertz dengan voltage 20.000-40.000 volt tidak begitu berbahaya dan dapat digunakan sebagai diatermi. Tubuh sangat tidak peka terhadap frekuensi yang sangat tinggi atau sangat rendah, contohnya kurang dari 40 hertz atau lebih dari 1.000 hertz.

3. Tegangan (voltage/V) Satuan tegangan listrik adalah volt. Satu volt adalah tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan intensitas listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah konduktor (penghantar) yang memiliki tahanan sebesar 1 ohm. Voltage rendah adalah arus listrik dengan tegangan listrik kurang dari 1000 volt. Untuk penerangan di perumahan-perumahan biasanya voltage yang dipakai adalah sebesar 110 volt atau 220 volt. Voltage tinggi adalah arus listrik dengan tegangan listrik lebih dari 1000 volt. Tegangan listrik antara 20.000-1.000.000 volt digunakan untuk rontgen terapi (X-Ray Terapi).

4. Tahanan/hambatan listrik (resistance/R) Satuan dari hambatan listrik adalah ohm. Menurut hukum Ohm, besarnya intensitas listrik (I) sama dengan besarnya tegangan/voltage (V) dibagi dengan tahanan (R) dari medium. Panas yang terjadi tergantung dari : Banyaknya arus Lamanya kontak Besarnya hambatan

Ket : I = intensitas (Ampere), 1 Ampere = 1000 mA V= voltage (volt) R = resistance / hambatan (ohm) Hal ini sesuai dengan rumus : W = I2 R t Ket : W = panas yang dihasilkan (kalori) I = Kuat arus (Ampere) R = Hambatan (Ohm) t = waktu (detik)

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh: 1. Jenis / macam aliran listrik Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Banyak kematian akibat sengatan arus listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu arus AC dengan intensitas 70-80 mA dapat menimbulkan kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250 mA masih dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.

2. Tegangan / voltage Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis kurang berarti.Tegangan yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan kematian manusia adalah 50 volt. Makin tinggi tegangan akan menghasilkan efek yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun general.+60% kematian akibat listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat aliran listrik tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya fibrilasi ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma elektrotermis.

3. Tahanan / resistance Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan perbedaan kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm. Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut, kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 1200-1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan produksi keringat meningkat. Pertimbangkan tentang transitional resistance, yaitu suatu tahanan yang menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan lain-lain.

4. Kuat arus / intensitas /amperage adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat tertentu perak dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya adalah ampere. Arus yang di atas 60 mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel.

Berikut ini disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik terhadap tubuh : Amperage (mA) 1,0 1,5 2,0 3,5 4,0 5,0 7,0 10,0 15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran listrik 20,0 Nyeri saat kontraksi otot Parestesia lengan bawah Tremor pada tangan dan kaku pada lengan bawah Sensasi, ambang arus Rasa yang jelas, persepsi arus Tangan mati rasa Efek

Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang, pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi pada kuat arus 100 mA atau lebih. Koeppen menggolongkan akibat kecelakaan listrik dalam 4 kelompok antara lain : a. Kelompok I : kuat arus dibawah 25 mA AC (untuk DC antara 25-80 mA) dengan transitional resistance yang tinggi, tidak memberikan efek yang membahayakan. b. Kelompok II : kuat arus antara 25-80 mA AC (DC antara 80-300 mA) dengan transitional resistance yang lebih rendah dari kelompok I, dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, arrytmia dan spasme pernapasan.

c. Kelompok III : kuat arus antara 80-100 mA arus AC (untuk arus DC antara 300 mA-3 A) transitional resistance lebih rendah dari kelompok II. Bila waktu kontak antara 0,1 dan 0,3 detik, efek biologisnya sama dengan kelompok II. Bila lebih dari 0,3 detik, maka dapat terjadi fibrilasi ventrikel yang irreversibel. d. Kelompok IV : kuat arus lebih besar dari 3 A dapat menimbulkan Cardiac arrest.

5. Adanya hubungan dengan bumi / earthing Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya rendah.

6. Lamanya waktu kontak dengan konduktor Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah arus yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar & luas. Dengan tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga korban malah menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir lebih lama sehingga korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi, korban segera terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh, karena akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.

7. Aliran arus listrik (path of current) Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk sampai meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) & letak titik keluar bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut.Bumi dianggap sebagai kutub negatif. Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik alas kaki dapat berfungsi sebagai isolator, terutama yang terbuat dari karet.

Sebab Kematian
Sebab kematian karena arus listrik yaitu : a. Fibrilasi ventrikel Bergantung pada ukuran badan dan jantung.wDalziel (1961) memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.

b. Paralisis respiratorik Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap berdenyut sampai timbul kematian. Terjadi bila arus listrik yang memasuki tubuh korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Menurut Koeppen, spasme otot-otot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi pada arus 75-100 mA.

c. Paralisis pusat nafas jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek hipertermias. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada, jantung pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan korban masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur arus listrik.

Pemeriksaan Korban a. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Korban mungkin ditemukan sedang memegang benda yang membuatnya kena listrik, kadang-kadang ada busa pada mulut.Yang perlu dilakukan pertama kali adalah

mematikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering. Lalu kemudian korban diperiksa apakah hidup atau sudah meninggal dunia.B ilamana belum ada lebam mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu diberi pertolongan segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu segera dibawa ke Rumah sakit. Pernafasan buatan ini jika dilakukan dengan baik dan benar masih merupakan pengobatan utama untuk korban akibat listrik. Usaha pertolongan ini dilakukan sampai korban menunjukkan tanda-tanda hidup atau tanda-tanda kematian pasti.

b. Pemeriksaan Jenazah Pemeriksaan Luar Sangat penting karena justru kelainan yang menyolok adalah kelainan pada kulit. Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-tanda listrik atau current mark/electric mark/stroomerk van jellinek/joule burn. Tanda- tanda listrik tersebut antara lain : 1. Current mark adalah tanda untuk luka akibat listris dan merupakan tempat masuknya listrik. Current mark bervariasi dari derajat 1 sampai 4. Tanda-tanda listrik tersebut adalah : Tanda listrik yang terkecil sebesar kepala jarum dengan warna kemerahan. Tanda lain berupa gelembung berisi cairan, seperti kulit setelah kena api rokok. Tanda yang lebih berat yaitu kulit menjadi hangus arang, rambut ikut terbakar, tulang dapat meleleh dengan pembentukan butir kapur = kalk parels terdiri dari calcium phosphate. Panas yang ditimbulkan pada suatu waktu demikian besarnya sehingga kawat listrik menguap dan mengkondesir di jaringan tubuh=electric metalisasi. Gambaran current mark adalah bentuk bundar dan oval, berwarna kuning atau coklat keputihan atau coklat kehitaman atau abu-abu kekuningan dikelilingi daerah kemerahan dan edema sehingga menonjol dari jaringan sekitarnya. Cara mencri current mark pada tubuh korban terutama adalah pada telapak tangan dan telapak kaki dan sebelumnya harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun dan bila perlu disikat. Jika ditemukan adanya metalisasi pada kulit yang bersentuhan

dengan kabel atau kawat yang berarus listrik adalah juga sangat membantu untuk menegakkan bahwa korban telah mendapatkan kekerasan dengan listrik. Metalisasi terjadi akibat panas yang ditimbulkan sedemikian besar sehingga ionion asam jaringan bereaksi dengan ion-ion logam dari kawat atau kabel membentuk garam dan menyebar di jaringan. Warna yang terjadi tergangtung bahan logam, misalnya dari besi akan tampak warna hitam kecoklatan, tembaga warna coklat kemerahan dan aluminium warna perak.

Gambar current mark


2. Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan

benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.

Gambar Joule burn 3. Exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah mengandung panas; misalnya pada tegangan di atas 330 volt. Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai patahnya tulang-tulang.

Gambar exogenous burn Pemeriksaan Dalam Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak didapatkan

perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak adalah pada daerah ventrikel III dan IV. Organ jantung akan terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik . Pada paru didapatkan edema dan kongesti. Pada korban yang terkena listrik tegangan tinggi, Custer menemukan pada puncak lobus salah satu paru terbakar, juga ditemukan pneumothorak, hal ini mungkin sekali disebabkan oleh aliran listrik yang melalui paru kanan. Organ viscera menunjukkan kongesti yang merata. Petekie atau perdarahan mukosa gastro intestinal ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik. Pada hati ditemukan lesi yang tidak khas., sedangkan pada tulang, karena tulang mempunyai tahanan listrik yang besar, maka jika ada aliran listrik akan terjadi panas sehingga tulang meleleh dan terbentuklah butiran-butiran kalsium fosfat yang menyerupai mutiara atau pearl like bodies. Otot korban putus akibat perubahan hialin. Perikard, pleura, dan konjungtiva korban terdapat bintik-bintik pendarahan. Pada ekstremitas, pembuluh darah korban mengalami nekrosis dan ruptur lalu terjadi pendarahan kemudian terbentuklah gangren. Pemeriksaan Tambahan Yang dilakukan adalah pemeriksaan patologi anatomi pada current mark. Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda kekerasan oleh listrik tetapi sangat menolong untuk menegakkan bahwa korban telah mengalami trauma listrik. Hasil pemeriksaan akan terlihat sebagai berikut : Adanya bagian sel yang memipih, pada pengecatan dengan metoxyl lineosin akan bewarna lebih gelap dari normal. Sel-sel pada stratum korneum menggelembung dan vakum. Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara palisade. Ada sel yang mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak dari stratum korneum. Folikel rambut dan kelenjar keringat memanjang dan memutar ke arah bagian yang terkena listrik.

Anda mungkin juga menyukai