Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Gangguan muskuloskeletal pada usia lanjut merupakan salah satu darisedemikian banyak kasus geriatri yang lazim dijumpai di praktik seharihari. Pada kenyataannya, sedikit sekali jenis kelainan muskuloskeletal yang bersifat endemis pada usia lanjut. Untuk dapat memahami kelainan muskuloskeletal pada kelompok usia lanjut, perubahan-perubahan seiring dengan pertambahan usia yang timbul pada otot, tulang, persendian, jaringan ikat, dan persarafan harus diketahui. Pada usia lanjut dijumpai proses kehilangan massa tulang dan kandungan kalsium tubuh, serta perlambatan remodelling dari tulang. Massa tulang akan mencapai puncak pada pertengahan usia duapuluhan (di ba ah usia !" tahun#. Penurunan massa tulang lebih dipercepat pada anita pasca menopause. $engan menambah akti%itas tubuh, dapat memperlambat proses kehilangan massa tulang, bahkan mengembalikannya secara temporer. &etapi, tidak terdapat bukti nyata bah a akti%itas yang intensif dapat mencegah secara sempurna kehilangan massa tulang tersebut. 'atihan yang teratur hanya dapat memperlambat laju kehilangan massa tulang. $engan demikian, hanya mereka yang mampu hidup pada usia yang sangat lanjut yang mungkin akan menderita berbagai komplikasi dari hilangnya massa tulang seperti osteoporosis dan fraktur. 1.2 Identifikasi masalah (esuai dengan judul makalah ini )*steoporosis+ terkait dengan proses dan ilmu kepera atan. ,erkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut 1. .pa itu *steoporosis / 2. .pa yang menyebabkan *steoporosis/ 3. ,agaimana patofisiologi *steoporosis / 4. .pa tanda dan gejala *steoporosis /

5. ,agaimana penatalaksanaan terhadap penyakit *steoporosis /

0. ,agamana asuhan kepera atan pada *steoporosis / 1.3 Pembatasan masalah Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah 1. Pengertian *steoporosis. 2. 1tiologi *steoporosis. 3. Patofisiologi *steoporosis. 4. Manifestasi klinis *steoporosis. 5. Penatalaksanaan *steoporosis. 6. .suhan

kepera atan

lansia

*steoporosis

dengan

gangguan

pada

muskuloskeletal.

BAB II TIN AUAN TE!"I 2.1 Definisi *steoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. *steoporosis bukan hanya berkurangnya kepadatan tulang tetapi juga penurunan kekuatan tulang. Pada osteoporosis kerusakan tulang lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh. *steoporosis sering disebut juga dengan keropos tulang. &ulang-tulang yang sering mengalami fraktur2patah yaitu - tulang ruas tulang belakang, tulang pinggul, tungkai dan pergelangan lengan ba ah. (34*#. *steoporosis merupakan penyakit metabolisme tulang yang ditandaipengurangan massa tulang, kemunduran mikroarsitektur tulang dan fragilitastulang yang meningkat, sehingga resiko fraktur menjadi lebih besar. 5nsidenosteoporosis meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi usia lanjut (.dam,6""67 8ania ati, 6""!7 4ammett, 6""97 (ennang, 6""0#. 2.2 #lasifikasi a. *steoporosis primer *steoporosis primer sering menyerang anita paska menopause dan juga anita usia :;-0: pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.*steoporosis postmenopause merupakan osteoporosis tipe 5 pada tahun. (ecara patogenesis terjadi ketidakseimbangan prosesremodeling tulang antara resorpsi yang meningkat dengan cepat dan formasitulang berjalan relatif lebih lambat. ('indsay, 6"";7 $jokomoeljanto 6""!7 <aisz,6"":7 .dnan, 6""=#. b. *steoporosis sekunder *steoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan >ushing?s disease 4yperthyroidism

4yperparathyroidism 4ypogonadism 8elainan hepar 8egagalan ginjal kronis 8urang gerak 8ebiasaan minum alcohol Pemakai obat-obatan2corticosteroid 8elebihan kafein Merokok

c. *steoporosis anak *steoporosis pada anak disebut ju%enile idiopathic osteoporosis. 2.3 Eti$l$gi a. *steoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada anita#, yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke anita. ,iasanya gejala timbul pada anita yang dalam tulang pada

berusia di antara :;-@: tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. &idak semua anita memiliki risiko yang sama untuk anita kulit putih dan daerah menderita osteoporosis postmenopausal,

timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada anita kulit hitam. b. *steoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. (enilis berarti bah a keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas @" tahun dan 6 kali lebih sering menyerang anita. 3anita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal. 8urang dari :A penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal# dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan#. Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

c. *steoporosis ju%enil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. 4al ini terjadi pada anak-anak dan de asa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar %itamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. %akt$r "esik$ Menurut 34*, Baktor resiko yang memudahkan *steoporosisa. .supan zat gizi yang tidak seimbang khususnya kurang kalsium dan %itamin $. b. Proses penuaan c. Baktor keturunan 2.& Manifestasi 8linis a. .dapun gejala-gejala dari osteoporosis (34*#,yaitu(akit punggung (semakin parah jika telah terjadi patah tulang# Cyeri tulang (atau biasa orang a am kenal dengan sensasi ngilu# Braktur Cyeri tulang akut. Cyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak. Cyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur Cyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila melakukan akti%itas. $eformitas tulang. $apat terjadi fraktur traumatic pada %ertebra dan menyebabkan kifosis angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis. Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama anita tua# biasanya datang dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan keluhan punggung terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut#, sakit pada pangkal paha, atau bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh.

b. Gejala-gejala osteoporosis menurut para tim medis lain,yaitu-

8ecenderungan penurunan tinggi badan Postur tubuh kelihatan memendek.

2.' Pat$fisi$l$gi Baktor Genetik, faktor lingkungan Menurunnya daya serap sel terhadap 8alsium Peningkatan pengeluaran 8alsium bersama urin Menurunnya masa tulang *steoporosis 2.( Penatalaksanaan a. $iet kaya kalsium dan %itamin $ yang mencukupi sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi tulang b. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkan. c. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat. d. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace# untuk mengurangi nyeri punggung.

BAB III A)UHAN #EPE"A*ATAN LAN)IA DEN+AN +AN++UAN )I)TE, ,U)#UL!)#ELETAL -!)TE!P!"!)I). 3.1 Pengka/ian ;. Pengkajian .trofi a. Pemeriksaan fungsi motoric Pemeriksaan kekuatan otot. Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot secara manual (manual muscle testing MM&#. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan mengontraksikan kelompok otot secara %olunter. b. Pemeriksaan tonus otot &onus otot adalah ketegangan minimal suatu otot dalam keadaan istirahat. $apat diperiksa dengan beberapa cara yaitu dengan palpasi, gerakan pasien dan %ibrasi. c. Pemeriksaan luas garak sendi 'uas gerak sendi ('G(# merupakan luas gerak sendi yang dapat dilakukan oleh suatu sendi. &ujuan pemeriksaan 'G( adalah untuk mengetahui besarnya 'G( suatu sendi dan membandingkannya dengan 'G( sendi yang normal, membantu diagnosis dan menentukan fungsi sendi. d. Pengukuran 'G( menggunakan GoniometerPosisi a al posisi anatomi, yaitu tubuh tegak, lengan lurus di samping tubuh, lengan ba ah dan tangan menghadap ba ah. (endi yang di ukur harus terbuka ,erikan penjelasan dan contoh gerakan ,erikan gerakan pasif 6 atau ! kali ,erikan stabilisasi pada segmen bagian proksimal &entukan aksis gerakan baik secara aktif2pasif 'etakkan tangkai goniometer yang static parallel dengan aksis longitudinal Pastikan aksis goniometer tepat pada aksis gerakan sendi ,aca dan catat hasil pemeriksaan 'G(

6.

Pemeriksaan postur Pemeriksaan postur di lakukan dengan cara inspeksi pada posisi berdiri. Pada posisi tersebut postur yang baik2 normal dapat terlihat dengan jelas. $ari samping, tampak telinga, akromium, trunk, trokanter mayor, patela bagian posterior dan maleolus lateralis aada dalam satu garis lurus.

!.

Pemeriksaan kemampuan fungsional .da beberapa system penilaian yang dikembangkan dalam pemeriksaan kemampuan fungsional. 5ndeks ,arthel yang dimodifikasi. 5ndeks 8atz 5ndeks kenny-self care 5ndeks .$'

3.2 Diagn$sa #e0era1atan ;. 6. !. informasi 3.3 Inter2ensi


N! DIA+N!)A #EP3AN ; Cyeri berhubungan dengan otot spasme (etelah tindakan selama ! diharapkan hasil Pasien mengungkapkan merasa nyaman pada pinggang dan lutut $ilakukan Pertahankan tirah baring kepera atan Minimalkan gangguan D 69 jam lingkungan dan rangsangan nyeri ,atasi akti%itas ,erikan alternatif posisi yang nyaman saat duduk, tidur, berdiri ,eri indikasi nyaman, tindakan seperti tehnik yang sesuai posisi relaksasi, 8 menyenangkan TU UAN "EN4ANA TINDA#AN

Cyeri berhubungan dengan spasme otot <esiko terjadi fraktur berhubungan dengan osteoporosis 8urangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

berkurang dengan criteria

8lien beraktifitas terasa nyeri 6 <esiko fraktur berhubungan dengan osteoporosis terjadi (etelah tindakan selama ! D

dapat tanpa

bimbingan imajinasi

dilakukan *rientasikan kepera atan 69 terhadap lingkungan

kelayan

jam *bser%asi tanda-tanda dan diharapkan tidak terjadi gejala disorientasi fraktur dengan criteria ,antu pemenuhan kebutuhan hasil Mengenal kemampuan dalam gerak memenuhi 2 sehari-hari dengan bantuan partial Pastikan ada alat ,antu untuk mencegah injuri seperti keset kamar mandi, pegangan tangan didinding

kebutuhan sehari-hari Mengidentifikasi memperbaiki potensial ! 8urangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit proses dan bahaya

dalam lingkungan (etelah dilakukan Eelaskan sifat penyakit dan tindakan selama ! diharapkan kepera atan D 69 jam tujuan dari pengobatan dan prosedur

pengetahuan Eelaskan pentingnya kelayan meningkat dengan lingkungan yang tenang, criteria hasil tidak penuh dengan stress Pasien mengungkapkan pengetahuan ketrampilan penatalaksanaan pera atan dini dan $iskusikan mengangkat berat $iskusikan Eelaskan penahanan perlunya diet tinggi kalsium sesuai pesanan perlunya menghindari konstipasi dan pentingnya menghindari kelelahan dan

pera atan diri

BAB I5 PENUTUP &.1 #esim06lan *steoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. *steoporosis bukan hanya berkurangnya kepadatan tulang tetapi juga penurunan kekuatan tulang. Pada osteoporosis kerusakan tulang lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh. *steoporosis sering disebut juga dengan keropos tulang. &ulang-tulang yang sering mengalami fraktur2patah yaitu - tulang ruas tulang belakang, tulang pinggul, tungkai dan pergelangan lengan ba ah. (34*#. .dapun gejala-gejala dari osteoporosis (34*#,yaitu(akit punggung (semakin parah jika telah terjadi patah tulang# Cyeri tulang (atau biasa orang a am kenal dengan sensasi ngilu# Braktur

10

DA%TA" PU)TA#A $oengoes, Marilynn 1, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Eakarta, Penerbit ,uku 8edokteran, 1G>, 6""" (tanley, Mickey. 6""@. ,uku .jar 8epera atan Gerontik 1d.6 >et.;. Eakarta 1G> MuttaFin, .rif. 6""=. ,uku .jar .suhan 8epera atan dengan Gangguan (istem Muskuloskeletal >etakan ;. Eakarta - 1G> 'ukman. 6""G. .suhan 8epera atan pada 8lien dengan Gangguan (istem Muskuloskeletal. Eakarta - (alemba Medika ,runner H (uddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Eakarta, 1G>, 6""6 <. ,oedhi $armojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan sia !anjut", Eakarta, ,alai Penerbit Bakultas 8edokteran Uni%ersitas 5ndonesia, ;GGG

11

Anda mungkin juga menyukai