Anda di halaman 1dari 30

Bab 4

Manajemen Sistem File


POKOK BAHASAN:
Filesyatem di linux Dasar-dasar filesistem Tipe filesistem Hirarki filesistem Membuat filesistem ext3 dan mengkonversi dari filesistem ext2 ke ext3 Menambah partisi swap dan membuat file swap Menambahkan hard disk baru

TUJUAN BELAJAR:
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Mengetahui filesistem yang ada di linux dan fungsi dari direktori tersebut Menjelaskan bagaimana mengakses dan memelihara data Memahami bagaimana hirarki filesistem Mengatur hirarki filesistem Mengatur virtual memory dengan partisi swap Menambahkan hard disk

65

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

66

DASAR TEORI: 4.1 STRUKTUR FISIK HARD DISK


Hard disk adalah devais yang terdiri dari piring-piring (platter) yang berputar. Piringpiring hard disk ini dilapisi oleh material magnetic yang dapat dibaca dan ditulisi dengan mendeteksi medan magnet dari lapisan magnetic. Komponen-komponen hard disk terdiri dari Platter o Berfungsi sebagau tempat penyimpanan data. Jumlah platter ini bergam, mulai 1,2,3 atau lebih. Piringan ini diberi lapisan bahan magnetis yang sangat tipis (dalam orde persatujuta inci) menggunakan teknologi thin film untuk membuat lapisan tersebut. Head o Digunakan untuk proses read and write. Hard disk mempunyai head untuk setiap sisi platter. Head bergerak dibawah platter yang berputar, sehingga semua bagian dari platter dapat dibaca dan ditulisi oleh head.

Kapasitas hard disk ditunjukkan oleh :


Disk Capacity = Cylinders * Heads * Sectors * (# bytes / disk block)

Misalkan untuk hard disk dengan kapasitas C/H/S = 1024/64/63


Disk Capacity = 1024 * 64 * 63 * 512 bytes/block = 2113929216 bytes = 2113929216 bytes / 109 bytes/kB = 2,113929216 GB

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

67

Gambar 4.1 (a) Bagian-bagian hard disk (b) Piringan/platter hard disk

4.2 PARTISI
Hardisk dibagi dalam beberapa partisi-partisi. Tiap-tiap partisi bersifat independen satu dan lainnya karena filesistemnya berdiri sendiri. Partisi dilakukan karena alasan-alasan berikut : Keamanan. Jika terjadi kerusakan filesistem pada partisi tertentu, maka partisipartisi yang lain tidak terpengaruh. Efisiensi. Anda dapat menformat partisi dengan ukuran blok yang berbeda tergantung kebutuhan, Jika anda memiliki file dalam ukuran 1kB, sementara ukuran blok yang dipakai adalah 4kB, maka ada 3kB yang tidak terpakai. Karena itu, ukuran blok seyogyanya ditetapkan sesuai dengan ukuran file. Membatasi pertumbuhan data. Dengan membatasi partisi dalam ukuran tertentu, maka sistem operasi memiliki kemampuan untuk menjaga agar data tidak melebihi limit partisi tersebut.

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

68

4.2 INODES, DIREKTORI,SOFT LINK DAN HARD LINK 4.2.1 File


File pada dasarnya adalah sejumlah byte pada hard disk atau byte pada media lain. Kumpulan byte ini memiliki nama tertentu yang bisa digunakan untuk memberi referensi dari byte tersebut. Dengan menggunakan nama tersebut, system dapat mencari lokasi dari file dalam disk tersebut. File ini dapat berupa program, teks atau data. Pada linux kita dapat membuat file dengan perintah $ touch <nama_file>

Untuk menghapus file digunakan : $ rm <nama_file>

Untuk menyalin file digunakan $ cp <nama_file_asli> <nama_file_salin>

4.2.2 Devais Node atau Devais File Selain file-file tersebut, linux memiliki jenis file yang berbeda, yaitu devais file atau devais node. Semua hardware dalam linux bisa diwakilkan dalam bentuk file devais. Lewat file devais, hardware bisa diakses oleh sistem operasi. Ada dua macam file devais , yaitu blok devais dan character devais. Block devais biasanya berupa hard disk sementara karkter devais berupa printer atau terminal. Blok devais biasanya diakses user lewat sistem buffer yang bertindak sebagai data cache. Karakter devais berkomunikasi langsung lewat program user tanpa buffer. Blok devais o hd[a-t] o sd[a-z] o fd[0-7] o md[0-31] hard disk IDE hard disk SCSI standar floppy software RAID metadisk

o loop[0-15] loopback devais

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

69

o ram[0-19] ramdisk Character devais o tty [0-31] virtual console o ttyS[0-9] o lp[0-3] o null o zero o [u] random o fb[0-31] serial port pararel port infinite sink infinite source of zero source dari informasi random framebuffer devais

Coba anda lihat direktori /dev , anda akan mendapatkan hasil sebagai berikut :
brw-rw---brw-rw---crw------1 root 1 root 1 root disk disk tty 3, 8, 4, 0 May 0 May 64 May 5 5 5 1998 hda 1998 sda 1998 ttyS0

4.2.3 Inodes dan Direktori


File dapat dibagi dalam dua bagian : 1. data yang diletakkan bebas dalam partisi. 2. struktur data yang mengandung informasi tentang lokasi,ukuran, waktu

pembuatan/modifikasi/akses, kepemilikan, atribut akses dan link ke file tersebut. Struktur data ini yang disebut inode. Satu hal yang tidak dimasukkan di inode adalah nama file. Direktori berisi list link antara nama file dan nomor inode. Bila sistem ingin mencari direktori, maka sistem mencari filename dan barkemudian

menghubungkan dengan nomor inode yang sesuai. Cara melihat inode adalah dengan perintah $ ls -i

Untuk melihat semua file dalam direktori, termasuk yang berupa hidden file (biasanya ditunjukkan oleh .) gunakan perintah : $ ls -a

Untuk melihat file dalam bentuk lengkap, termasuk hak aksesnya digunakan perintah : $ ls -l

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

70

Untuk membuat direktori, bisa digunakan perintah : $ mkdir <nama_direktori>

Untuk menghapus direktori, gunakan perintah : $ rmdir <nama_direktori>

4.2.4 Hard link dan Softlink Selain berupa file biasa, tipe file yang banyak ditemui di linux adalah link file. Ada dua tipe link file, yaitu hard link dan softlink. Hard link adalah tipefile khusus yang berisi pointer ke data fisik yang ada pada hard disk. Contohnya adalah link antara dua file yang berbeda yang merujuk pada data yang sama. Bila ada perubahan data dengan salah satu nama file, perubahan manapun akan mempengaruhi data, walaupun nama file berbeda. Hard link harus berada pada satu filesistem. Misalkan disini file a adalah file asal, maka bila file a dirubah, maka file b akan berubah juga. Bila file b yang dirubah, maka file a sebagai file asal akan berubah pula.

Gambar 4.2 Hard link

$ ln <fileA> <fileB>

Softlink adalah tipe file khusus yang berfungsi sebagai pointer ke pointer file lain. Dengan cara ini, apabila kita menghapus file asal, yaitu a, maka file b tidak akan bisa diakses. Namun apabila kita menghapus file b, maka file a yang merupakan file asal tidak akan terpengaruh.

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

71

Gambar 4.3 Softlink


$ ln s <fileA> <fileB>

Beda antara kedua jenis link ini akan nampak lebih jelas pada tugas.

4.3. PARTISI LINUX Pada linux, hard disk IDE dibagi atas dua tipe partisi yaitu : 1. Primary (partisi utama yaitu partisi 1-4) 2. Extended partisi (partisi lebih dari 4) Partisi extended terdiri atas beberapa partisi logical. Extended partisi deskripsi dari partisi logik. Partisi logik ini independen satu dengan lainnya. /dev/hda7 /dev/hda1 /dev/hda2 /dev/hda3 /dev/hda4 /dev/hda5 /dev/hda6 /dev/hda8 menyimpan

Extended partition table

C: (DOS)

swap /(root)

SWAP

MBR

swap

/boot

Gambar 4.4 Partisi linux

/home

/tmp

/var

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

72

4.4 MASTER BOOT RECORD (MBR)


Bila komputer tersebut menggunakan hard disk untuk booting, maka sektor pertama dari silinder pertama hard disk tersebut yang disebut sebagai master boot record (MBR). MBR menyimpan boot loader yang berisi kode/program untuk melakukan booting terhadap OS, contoh bootloader pada linux adalah GRUB. GRUB mampu menangai multi boot antara Windows, MS Dos dan linux. Fungsi lain dari MBR yang penting adalah menyimpan tabel partisi. Fungsi inilah yang menjadi inti bab 4 ini. Jadi fungsi MBR adalah : 1. menyimpan boot loader 2. menyimpan tabel partisi Pada MBR, tabel partisinya memiliki informasi : tipe partisi atau partisi id awal silinder untuk partisi tersebut jumlah silindernya.

4.5 FILE SISTEM HIRARKI


Direktori / Linux memiliki beberapa direktori yang merupakan standar direktori pada banyak distro Linux. Direktori-direktori tersebut antara lain : Direktori /bin Keterangan Perintah-perintah binary yang boleh diakses oleh root dan user lain. Biasanya berupa perintah bash /boot /dev /etc /lib /mnt /opt File-file statis dari bootloader File-file devais File-file konfigurasi sistem File-file library dari /bin dan /sbin File yang dimount temporer, misal : CD-ROM,USB,dll File-file statis dari paket-paket software

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

73

/sbin

File-file binary yang digunakan untuk booting, nge-mount /usr dan melakukan recovery sistem. Hanya bisa dilakukan oleh root

/tmp /var

File-file temporer Variabel file, contoh: file mail, file log, dll

/lost+found direktori dimana file hasil recovery fsck diletakkan /home /proc Home direktori user File-file yang bertugas mengambil atau mengirim informasi ke kernel /root Home direktori milik root

4.6 FILESISTEM TYPE Red Hat mendukung berbagai filesistem yang ada sehingga user dapat mengakses filesistem dari system operasi yang lain. Filesistem yang didukung termasuk diantaranya :

EXT2 EXT3 NFS ISO 9660 MSDOS VFAT

Berikut ini dijelaskan 6 file system yang disebutkan diatas EXT2 Filesistem ext2 telah lama dimanfaatkan sebagai standar filesistem ntuk linux.

Filesistem ini terkenal keandalannya dan ketahanannya disbanding berbagai filesistem yang ada. Kelemahan filesistem ini adalah bila computer tidak di-shutdown secara mulus (misalkan saat terjadi pemadaman listrik, hang pada computer, dan lain-lain ) , filesistem harus melewati cek integritas file yang cukup lama. Dengan semakin besarnya ukuran hard disk, kelemahan ini membuat cek integritas semakin lama.

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

74

EXT3 Filesistem ext3 dibangun berdasarkan filesistem ext2 dengan menambah kapabilitas jurnaling. Dengan menambahkan kapabilitas ini, filesistem selalu berada dalam keadaan konsisten, sehingga tidak memerlukan cek integritas. Kapabilitas journaling memungkinkan computer untuk menulis perubahan filesistem secara kontinu pada on-disk journal. Secara berkala journal ini dihapus. Bila terjadi shutdown yang tidak mulus, mka computer cukup melihat isi jurnal dan mengembalikan filesistem seperti semula dalam hitungan detik. Karena ext3 dibuat berdasarkan ext2, maka kita bisa membaca filesistem ext3 pada ext2 (tanpa kapabilutas jurnaling). Ini menguntungkan bila suatu computer memiliki filesistem yang terdiri atas ext3 dan ext2.

ISO 9660 ISO 9660 adalah standar yang CDROM. menunjukkan bagaimana file bisa disimpan pada

MSDOS dan VFAT Red Hat Linux juga mendukung filesistem untuk system operasi lain, termasuk diantaranya MSDOS yang merupakan dan vfat digunakan oleh Windows 95. Keduanya adalah filesistem yang dikembangkan Microsoft.

4.7 MEMBUAT FILE SISTEM Untuk membuat suatu filesistem, ada beberapa langkah yang bisa digunakan : 1. Buat partisi dengan parted atau fdisk 2. format artisi ini dengan mkfs 3. Beri label pada partisi dengan e2label 4. Buat mount point partisi tersebut 5. Tambahkan partisi ke /etc/fstab

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

75

4.7.1 Mengecek filesistem yang sedang di-mount Sebelum melakukan mount dan unmount, kita perlu tahu mount point mana yang sedang dimount dengan berbagai perintah : 1. /etc/mtab
$ cat /etc/mtab

File ini adalah file yang diupdate program mount ketika filesistem di-mount atau diumount. 2. /proc/mounts
$ cat /proc/mounts

File diatas adalah bagian dari filesistem virtual proc. Seperti file-file proc lainnya, file mounts ini bukan file sesungguhnya, namun hanya representasi saja dalam bentuk file Hasil dari kedua file diatas dapat dilihat sebagai berikut :
/dev/sda3 / ext3 rw 0 0 none /proc proc rw 0 0 usbdevfs /proc/bus/usb usbdevfs rw 0 0 /dev/sda1 /boot ext3 rw 0 0 none /dev/pts devpts rw,gid=5,mode=620 0 0 /dev/sda4 /home ext3 rw 0 0 none /dev/shm tmpfs rw 0 0 none /proc/sys/fs/binfmt_misc binfmt_misc rw 0 0

Tiap baris menunjukkan : 1. Filesistem yang di-mount 2. Mount point 3. Tipe filesistem 4. Apakah filesistem itu bersifat ro (read only) atau rw (read and write) 5. Dua field yang tidak dipakai dan diwakili dengan 0.
3. df

Dengan menggunakan perintah ini, kita dapat melihat berapa kapasitas direktori yang sedang di-mount dan berapa yang sudah dipakai
$ df

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

76

Hasil output dari perintah df adalah sebagai berikut.


Filesystem /dev/sda3 /dev/sda1 /dev/sda4 none 1k-blocks Used Available Use% Mounted on 8428196 4280980 3719084 54% / 124427 18815 99188 16% /boot 8428196 4094232 3905832 52% /home 644600 0 644600 0% /dev/shm

4. df a berfungsi menghitung pemakaian file space untuk semua direktori (opsi a menunjukkan seluruh direktori)

5. cat /proc/swaps mendisplay ukuran partisi swap, tipe partisi swap dan kuantitas swap.

6. cat /proc/ide/hda/any-file mendisplay informasi disk yang dipegang kernel

7. cat /proc/filesystems bertugas menunjukkan flesistem yang sedang dipakai


$ cat /proc/filesystems

8. fdisk l bertugas untuk mengecek semua partisi beserta devaisnya yang ada baik windows, linux, swap.

4.7.2 Membuat Partisi Baru


Beberapa tool partisi yang biasa dipakai adalah : fdisk, sfdisk,GNU parted, partprobe. fdisk

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

77

Pada instalasi linux, program partisi yang paling sering digunakan adalah fdisk. Keuntungan utama fdisk adalah fdisk mampu mendukung BSD disk label dan tabel partisi lain selain DOS. GNU parted atau parted GNU parted adalah program partisi untuk menciptakan, menghilangkan, mengubah ukuran dan menyalin partisi yang mengandung filesistem. Berikut ini diberikan langkah-langkah melakukan partisi dengan fdisk : 1. Tentukan lokasi dimana akan dilakukan partisi, kemudian gunakan fdisk pada lokasi tersebut :
$ fdisk <letak partisi >

Misalkan letaknya ada pada /dev/hda, gunakan perintah


$ fdisk /dev/hda

2. Lihat table partisi untuk mengecek apakah partisi yang kita lakukan sudah tepat atau tidak dengan menggunakan perintah p:
Command (m for help): p Disk /dev/hda: 255 heads, 63 sectors, 1244 cylinders Units = cylinders of 16065 * 512 bytes Device Boot /dev/hda1 * /dev/hda2 /dev/hda3 /dev/hda4 Start 1 18 84 476 End 17 83 475 1244 Blocks 136521 530145 3148740 6176992+ Id 83 82 83 83 System Linux Linux swap Linux Linux

3. Anda juga dapat menghapus partisi-partisi yang tidak anda inginkan dengan perintah d , yang berarti delete
Command (m for help): d Partition number (1-4): 1

4. Jika anda ingin membuat partisi baru, gunakan perintah n

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

78

Command (m for help): n Command action e extended p primary partition (1-4) p Partition number (1-4): 1 First cylinder (1-767): 1 Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK: +512M

Lalu tentukanlah tipe filesistem. 82 menunjukkan bahwa partisi adalah untuk linux swap. Untuk mengetahui kode heksa untuk tipe filesistem lainnya ketiklah l
Command (m for help): t Partition number (1-4): 1 Hex code (type L to list codes): 82

Lalu simpanlah dengan perintah w.


Command (m for help): w

4.7.3 Mengecek Partisi Untuk mengecek partisi yang anda buat, anda bisa mengecek lewat perintah
$ cat /proc/partitions

Atau gunakan :
$ fdisk l <partisi>

Jika ukuran partisi tidak sesuai dengan yang anda inginkan, anda harus melakukan resize.

4.7.4 Menformat Partisi


mkfs adalah perintah yang digunakan untuk membuat filesistem.
$ mkfs t <fstype> <device>

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

79

akan menciptakan filesistem dengan fstipe yang diminta. Jika tanpa opsi t maka mkfs akan menciptakan filesistem ext2. Device disini adalah letak partisi yang hendak diformat Bila kita ingin melakukan format pada partisi /dev/sde3 menggunakan filesistem ext3
$ mkfs t
ext3 /dev/sde3

Mengenai opsi-opsi lain pada perintah mkfs, dapat melihat man mkfs. Untuk ext2, ada perintah mke2fs yang dapat digunakan :
$ mke2fs [options] device

4.7.5 Memberi Label


$ e2label <partisi baru> <nama partisi baru>

Setelah melakukan format, langkah berikutnya adalah memberi label pada partisi tersebut. Misalkan nama direktori baru itu /work
$ e2label /dev/hda3 /work

4.7.6 Membuat Mountpoint


$ mkdir <nama partisi baru>

Buatlah mount point partisi tersebut /work


$ mkdir /work

4.7.7 Masukkan Entry /etc/fstab Sebagai root masuklah ke file /etc/fstab untuk memasukkan partisi baru. Kolom pertama menyatakan LABEL=nama partisi baru, kolom kedua menyatakan mountpoint dari partisi baru, sementara kolom ke tiga menyatakan tipe filesistem (misalnya ext3 atau swap). Untuk menngetahui lebih lanjut, bukalah manual fstab atau baca ringkasannya pada bab berikutnya.

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

80

Misalkan nama barunya adalah /work dan fstypenya adalah ext3, maka :

4.7.8 Mount Filesistem Baru Jika anda ingin mengakses dilesistem baru tadi, anda dapat menggunakan perintah mount, dengan syntax berikut.

Misalkan mount point pada /work, maka :

Mengenai mount sendiri akan dibahas lebih jauh pada bab berikutnya

4.8 MOUNT, UNMOUNT DAN AUTOMOUNT FILESISTEM 4.8.1 Mounting File Systems

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

81

Pada syntax diatas, fstype selalu mendahului opsi karena opsi akan diterapkan pada tipe filesistem yang disebut sebelumnya. Sedangkan untuk dua parameter dibelakangnya (device dan mount_point), cukup salah satu dari parameter saja digunakan. Bila anda hanya menggunakan salah satu parameter, maka entry dari /etc/fstab harus mampu mengisi informasi parameter tersebut. Macam-macam file system yang digunakan : vfat, ext2, ext3, iso9660, dan lain-lain Macam-macam opsi yang bisa digunakan untuk melakukan mount pada filesistem ext3 adalah : rw : read and write akses suid : mode suid atau guid dev : agar file devais dapat digunakan exec : agar binary dapat dieksekusi auto : otomatis nouser : hanya superuser mampu melakukan mount pada filesistem async : perubahan file dimenej secara asinkronus

Opsi-opsi lain, yang bisa dipakai bisa dilihat pada manual mount. Contoh penggunaan mount :
$ mount t ext3 o noexec /dev/hda7 /home

Dengan opsi noexec ini, direktori home tidak boleh mengeksekusi file yang berada di /dev/hda
$ mount t iso9660 -0 ro,loop /iso/documents.iso /mnt/cdimage

Perinah diatas menunjukkan bahwa file CDROM yang berupa filesistem image pada /iso/documents.iso di-mount ke mount point /mnt/cdimage secara read only dengan loopback device. Ini penting agar filesistem image tersebut dapat diakses oleh pc.
$ mount t vfat o uid=515,gid=520 /dev/hdc2 /mnt/projx

Maksud perintah ini adalah melakukan mount pada filesistem vfat di direktori /dev/hdc2 sehingga bisa diakses oleh userid maupun grup id tertentu. Hal ini penting karena

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

82

biasanya data filesistem hanya dimiliki root, sementara user lain akan ditolak untk melakukan perubahan file secara langsung
$ mount t ext3 o noatime /dev/hda2 /data

Perintah diatas berarti mount filesistem ext3 dengan opsi noatime yang artinya menghemat baterai laptop dengan mengurangi akses disk. Dengan
$ mount --bind /something /anotherthing

Perintah diatas artinya melakukan mount pada direktori /something yang sudah dimount pada direktori lain ke direktori /anotherthing. Metode ini disebut mount alias.

4.8.2 Unmounting File Systems Ketika akses filesistem itu sudah tidak dibutuhkan, kita harus melakukan umount terhadap filesistem tersebut. Sintax umount :
$ umount [options] device | mount point

Sebelum melakukan umount, perhatikan bahwa filesistem yang sedang dipakai tidak boleh dilakukan umount agar system tetap stabil. Pada devais media seperti CDROM, floppy, USB yang bersifat removable, jika kita mencoba melakukan umount padahal filesistem sedang dipakai maka devais driver akan melakukan penguncian terhadap devais sehingga upaya umount akan sia-sia. Untuk mengatasi masala ini, linux menyediakan perintah fuser. Perintah fuser bertuga mendisplay informasi dan juga mengirim signal untuk menghentikan ke proses yang sedang mengakses devais media tersebut. Perintah dibawah akan mendisplay siapa saja yang sedang mengakses filesistem devais.
$ fuser v mount point

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

83

Perintah ini akan menghentikan semua akses ke filesistem devais tersebut.


$ fuser km mount point

Kita dapat juga mengganti opsi pada filesistem, misalkankita sedang mengakses suatu filesistem dengan opsi readonly sedangkan karena terjadi perubahan terhadap sistem kita ingin melakukan operasi edit pada filesistem tersebut. Peristiwa ini biasanya terjadi pada operasi recovery sistem. Untuk itu, misalkan filesistem yang diakses berasal dari /dev/hda4 dan mount point adalah / , kita dapat menggunakan perintah
$ mount o remount,rw /dev/hda4 /

4.8.3 Automount Pada beberapa kasus, seperti pada removable devais maupun file yang berada pada network, user harus melakukan mount dan unmount. Agar proses mount dan umount tidak terlalu menyulitkan user, kita dapat mengkonfigurasi fasilitas automount sehingga ketika user ingin mengakses filesistem tertentu, mount akan dilakukan secara otomatis. Setelah selang waktu tertentu, bila user tidak mengakses filesistem tersebut, maka filesistem akan diunmount secara otomatis.

4.8.4 Mount dengan NFS atau SMB Banyak resource filesistem yang diakses lewat jaringan. Contoh konkret dari kasus ini adalah Network File System atau NFS dan SMB. Untuk dapat mengakses filesistem resource tersebut harus diketahui namanya (sharename) dan dimana letaknya (hostname). Untuk melihat filesistem mana yang diexport oleh remote system, gunakan perintah : Untuk NFS : showmount e remote_server Untuk SMB : smbclient L remote_server N

Bila lhostname dan sharenamenya diketahui, perintah ini digunakan untuk mengkoneksikan remote filesistem dengan local filesistem Untuk NFS : mount remote_server:/shared/dir /mnt/remote_nfs Untuk SMB : mount //remote_server/share /mnt/remote_samba

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

84

Opsi untuk NFS meliputi : bg, fg, intr, nointr, soft, hard, rsize,
dan wsize

Opsi untuk SMB meliputi :

username=<arg>, password=<arg>,

ip=<arg>, uid=<arg> dan gid=<arg>

Lihatlah halaman man untuk opsi-opsi mount dan smbmount pada NFS dan SMB

4.9

FILE /ETC/FSTAB

Pada bab 4 ini, file /etc/fstab termasuk penting karena file ini akan dilihat setiapkali sistem melakukan boot, untuk membentuk hirarki filesistem. File ini terdiri atas 6 field , yaitu : Device : menyatakan nama dari file device atau label dari filesistem Mount_point : path yang digunakan untuk mengakses filesistem Fs_type : tipe filesistem Options : opsi untuk filesistem Dump_freq : frekwensi dumping , 0=tidak pernah, 1=setiap hari,2=tiap dua hari Fsck_order : 0=ignore, 1=pertama (biasanya filesistem root), 2-9. Jika >1, maka filesistem akan dicek pararel. Filesistem di jaringan dan CDROM tidak akan dicek.

Perhatikan ini file /etc/fstab berikut :


device mount point fs type LABEL=/mnt/data none /mnt/data /dev/pts options ext3 devpts dump freq 0 fsck order 0 0 0

defaults

gid=5,mode=620

Jika fstab diisikan setelah booting, anda harus melakukan mount terhadap filesistem tersebut. Misalkan partisi /dev/hda5 mengandung filesistem dengan label /mnt/data dan mount point /mnt/data sudah dibuat, maka anda bisa melakukan mount dengan perintah :
$ mount /dev/hda5 $ mount L /mnt/data $ mount LABEL = /mnt/data $ mount /mnt/data

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

85

4.10 Virtual Memory


Linux memungkinkan anda untuk menggunakan partisi swap atau file swap (swap space) untuk membantu kinerja memory fisik. Fungsi ini penting saat memory fisik tidak cukup untuk menjalankan system. Virtual memory adalah jumlah dari memory fisik (RAM) dan swap space. Mengenai bagaimana membentuk partisi swap dan file swap dijelaskan pada bagian lain. Untuk lebih jauhnya bacalah bab partisi swap.

Virtual Memory (VM) =

Physical RAM + Swap space

4.11 FILE SISTEM MAINTENANCE


fsck fsck adalah tools yang digunakan oleh rc.sysinit untuk mengecek kerusakan/perubahan file system tidak dishutdown dengan mulus secara otomatis ketika booting. Jika filesistem ditandai mengalami error (dirty), fsck akan mengecek journal (ingat kapabilitas jurnaling pada ext3) dan memperbaikinya. Jika sukse, filesistem tersebut akan di-mount dan prooses boot akan dilanjutkan. Bila tidak, rc.sysinit akan menjalankan sulogin dan menyatakan bahwa fsck harus dijalankan manual. Perintah yang bisa digunakan : $ fsck <nama_dev> Contoh : $ fsck /dev/hda1 Untuk lebih jelasnya, anda dapat membaca manual yang tersedia dengan mengetikkan $ man fsck e2fsck

e2fsck adalah tool yang digunakan oleh fsck untuk ext2. Bila tipe filesistem tidak disebutkan, sistem mengasumsikan bahwa filesistemnya adalah ext2, dan de2fsck akan dipakai.

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

86

$ e2fsck <nama_dev> Contoh : $ e2fsck /dev/hda1 Tool-tool lain yang dapat dipakai adalah : tune2fs tune2fs digunakan untuk memodifikasi atribut-atribut filesistem. dumpe2fs dumpe2fs digunakan untuk memberikan informasi filesistem dump ke konsol. debugfs debugfs ini digunakan untuk memeriksa dan mendebug filesistem ext2 dan ext3. debugfs dapat digunakan melakukan recovery data. dan lain-lain

4.12 PARTISI SWAP Swap space digunakan untuk mendukung memory RAM. Karena itu, apabila anda menambah RAM pada system anda, misal dari 128MB menjadi 256 MB, perlu untuk melakukan operasi penambahan ukuran partisi swap atau dengan membuat file swap atau kombinasi keduanya . Swap space dipakai di linux bila memory fisik (RAM) penuh. Jika sistemmembutuhkan lebih banyak resource memory dan memory fisik penuh, maka penyimpanan sementara diletakkan pada swap space. Swap space akan membantu kinerja bila jumlah RAM terbatas. Swap space ini biasanya sama dengan 2 kali memory fisik, tapi tidak boleh lebih dari 2048 MB (atau 2G). 4.12.1 Setup Partisi Swap Pada sub bab ini dijelaskan cara penambahan swap misalkan anda ingin menambah ukuran partisi tersebut pada /dev/hdb2 1. Buat partisi swap dengan fdisk atau parted. 2. Formatlah dengan menggunakan perintah mkfs

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

87

3. Setelah partisi baru tercipta, gunakan perintah mkswap untuk set-up partisi swap.
$ mkswap /dev/hdb2

4. Editlah file /etc/fstab, masukkan entry :


/dev/hdb2 swap swap defaults 0 0

Dengan cara ini maka partisi tersebut akan diakses saat booting 5. Untuk mengaktivasi swap, ketik perintah ini : $ swapon a /dev/hdb2

Perintah ini akan membaca /etc/fstab dan mengaktifkan entry swap 6. Untuk mengecek partisi swap yang kita buat, anda bisa mengetik : $ swapon s Atau $ cat /proc/swaps

Atau dengan $ free

4.12.2 Setup Swap File Ada kalanya anda anda kehabisan swap space dan anda tidak ingin melakukan partisi. Solusi terbaik bagi kondisi ini adalah membuat file swap. Sebelum melakukan setup file swap, tentukan dulu ukuran file swap, lalu kalikan 1024 untuk mendapatkan ukuran blok. Misal ukuran swap 64 kB, maka ukuran bloknya 65536. Lalu lakukan langkahlangkah berikut : 1. Sebagai root, jalankan perintah berikut, dengan menggunakan ukuran blok pada field count.

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE $ dd if=/dev/zero of=/swapfile bs=1024 count=65536

88

Di mana /swapfile adalah file swap yang anda buat. 2. Untuk mengaktifkan file swap, gunakan perintah
$ mkswap /swapfile

3. Untuk mengaktifkan file swap saat booting, editlah /etc/fstab


/swapfile swap swap defaults 0 0

4. Untuk mengecek file swap yang baru anda buat, ketik : $ swapon -s

Atau : $ cat /proc/swaps

Atau dengan perintah : $ free

4.13 MENAMBAHKAN HARD DRIVE BARU


Sebelum melakukan setting, tambahkan dulu hard disk anda dalam keadaan sistem off. Untuk IDE, anda harus memperhatikan posisi master dan slave. Untuk SCSI, pilih SCSI id yang tidak digunakan dan perhatikan terminasi bus SCSI dimana hard disk dipasang. Kemudian ketika sistem dinyalakan, perhatikan outpt kernel selama insialisasi. Jika anda tidak melihat ada drive baru, coba cek /var/log/mesg setelah sistem booting. Jika hard disk masih tidak dikenali, ceklah BIOS. Mungkin BIOS tidak mengenali hard disk. Lagkah-langkah menambahkan hard disk dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Buatlah partisi baru dengan fdisk 2. Jika dibutuhkan baca ulang tabel partisi dengan partprobe 3. Cek dengan perintah fdisk l atau dengan cat /etc/partitions

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

89

4. Gunakan mkfs untuk membuat filesistem. Beri label dengan perintah e2label 5. Buat mountpoint pada filesistem baru tadi 6. Tambahkan entry pada /etc/fstab 7. Lakukan mount

TUGAS :
Percobaan 1 : Hardlink

1. Buatlah file bernama basic.file


$ echo "Ini adalah file basic" >basic.file

2.

Buatlah hard link dengan perintah


$ ln basic.file hardlink.file

Lihatlah inodenya dengan perintah


$ls -lia

Lalu lihatlah inode dari basic.file dan hardlink.file.Bandingkan inode kedua file tersebut. Bandingkan pula hak akses dari kedua file. Lihat juga isi file dari hardlink.file Samakah inode,hak akses dan isi file? 3. Coba ubah hak akses file hardlink $ chmod a+w hardlink.file Dengan perintah ls lia, lihatlah apakah hak akses basic.file juga berubah. 4. Lalu coba buka file hardlink, ubahlah isi filenya
$ echo "Ini adalah file basic modifikasi satu" > hardlink.file

5. Coba buka basic.file. Apakah sama isinya? 6. Lakukan hal sebaliknya dengan mengubah file basic.file dan mengecek hasilnya pada hardlink.file. Lakukan perubahan isi file dan hak aksesnya

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

90

Percobaan 2 : Softlink file

1. Buat file bernama basic.file, isikan file tersebut dengan perintah :


$ echo "Ini adalah file basic" > basic.file

2. Buat link symbolic atau soft link dengan perintah


$ ln s basic.file sym.file

Lihatlah inodenya dengan perintah


$ls -lia

Lalu lihatlah inode dari basic.file dan hardlink.file.Bandingkan inode kedua file tersebut. Bandingkan pula hak akses dari kedua file. Lihat juga isi file dari hardlink.file Samakah inode,hak akses dan isi file? 3. Kemudian cobalah hapus file basic.file $ rm basic.file Cek apakah file sym.file masih ada dengan perintah $ ls lia Apa yang dapat anda simpulkan ?. 4. Ulangi proses diatas mulai dari langkah 1, namun yang dihapus adalah file sym.file. Ketika dihapus apakah ada pengaruhnya kepada file basic.file? 5. Simpulkan apa yang disebut symbolic link dari langkah-langkah diatas.

Percobaan 3 : Menciptakan dan melakukan mount terhadap filesistem

1. Gunakan fdisk -l untuk mencari informasi terhadap ukuran partisi pada /dev/hda. Gunakan informasi ini untuk menghitung ukuran hard disk yang tidak terpartisi. 2. Gunakan fdisk untuk menambah ukuran partisi logik dari 1 GB menjadi 2 GB. Gunakan perintah w untuk menyimpan perubahan ukuran tersebut. Perhatikan mount point partisi baru: /dev/hda__? Adakah perubahan?

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

91

Mengapa? 3. Reboot untuk melakukan pembacaan ulang terhadap tabel partisi yang baru saja direvisi, atau gunakan partprobe untuk merefresh kernel terhadap perubahan tabel partisi 4. Gunakan mke2fs, buatlah file system baru pada partisi logic baru yang anda buat. Cobalah menciptakan filesistem ext2 dengan 2k blok dan satu inode tiap 4k (dua blok). Ceklah ke maual dari mke2fs untuk opsi-opsi ini. 5. Ciptakan direktori /data yang akan menjadi mount point dari filesistem baru. 6. gunakan perintah mount untuk melakukan mount terhadap filesistem baru pada
/data. Salin /etc/passwd ke /data dan pastikan bahwa proses penyalinan

berjalan sukses 7. umount /data 8. Tambahkan label pada partisi baru dengan menggunakan e2label:
e2label /dev/hdax /data (dimana x adalah jumlah partisi baru).

9. Tambahkan baris /etc/fstab untuk melakukan mount pada filesistem baru yaitu
/data. Tambahkan baris berikut untuk menggunakan label baru. LABEL=/data /data ext2 default 1 2

Hal ini sama dengan penambahan : /dev/hdax /data ext2 defaults 1 2

Namun bila anda menggunakan opsi yang pertama, maka apabila anda mengubah posisi hard disk dari master menjadi slave, maka opsi pertama tidak akan memperdulikan diamana letak devais tersebut.
10 Mount filesisten dengan : $ mount /data

11. Salin file-file ke dalam filesistem baru /data, sampai 75% - 85% penuh. Gunakan perintah df untuk melihat ukuran filesistem. Gunakan df untuk mementukan direktori mana yang cukup besar untuk menjadi source
$ df hT /data $ du h -max-depth=2

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

92

Percobaan 4 : Konversi dari ext2 ke ext3

1.

Ketik sync. Perintah ini akan melakukan flush terhadap semua informasi di buffer disk. Sync ini biasa dilakukan secara periodic namun langkah berikutnya akan mencegah terjadinya sync

2. Lakukan crash pada computer anda dengan menjalankan perintah reboot f, atau dengan mematikan mesin (lewat menekan tombol power, sampai system mati). Perhatikan proses boot dan lama waktu saat sistem menjalankan fsck 3. Jika anda diberi opsi untuk melakukan repair filesystem, cobalah selesaikan dengan perintah e2fsck /dev/<partition>. Jika tidak, lanjutkan langkah berikutnya 4. Setelah sukses melakukan booting, konversi filesistem ext2 ke ext3 dengan membuat inode jurnaling. Karena ext3 memiliki integritas data dan filesistem yang tinggi, matikan cek terhadap filesistem per-mount dan per-periode-waktu yang berlangsung secara otomatis dengan perintah :
$ tune2fs j c 0 i 0 /dev/<partition>

5. Tentukan karakteristik filesistem lewat :


$tune2fs l /dev/<partition>

6. Edit isi /etc/fstab untuk menggunakan ext3 dan bukan ext2, untuk filesistem /data 7. Unmount dan remount filesistem sebagai ext3 dan perhatikan bahwa fiesistem tersebut dimount sebagai ext3
$ umount /data $ mount data $ df T /data

8.

Perhatikan bahwa inisial ramdisk anda pada /boot harus mengandung ext3 dan modul kernel jbd. Jika /data adalah filesistem pertama yang menggunakan ext3, initrd tidak akan mengandung modul-model kernel jbd dan ext3. Ini penting bila filesistem root membutuhkan kapabilitas ext3 yang tidak ada pada initrd. Make atau remake /boot.intrd-version.img
$ mkinitrd f v /boot/initrd-$(uname r).img $ (uname r)

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

93

9. Ketik sync dan crash system anda dengan reboot f atau menekan tombol power. 10. Perhatikan apa yang terjadi pada proses booting. Apakah sistem mengecek filesistem seperti sebelumnya? Apakah ada pesan recovering journal dari filesistem /data? Seberapa cepat waktu untuk recovery dengan ext3 atau ext2?

LATIHAN:
1. Cobalah membuat partisi swap dan membuat file swap. 2. Coba mount usb anda dan kopikan isinya ke desktop. Cobalah gunakan perintah fuser, bila sudah, coba unmount usb anda 3. Cobalah mount dan umount floppy disk anda

SOAL 1. Apa guna /etc/fstab ? 2. Tuliskan langkah-langkah membuat filesistem pada partisi baru 3. Apa beda ext3 dan ex2. Bisakah kita mengubah dari ext2 ke ext3? dan dari ext3 ke ext2? 4. Apa yang disebut virtual memory ? 5. Isikan tabel fungsi-fungsi utilitas berikut :

perintah fdisk parted sfdisk partprobe e2label mkfs fsck e2fsck

fungsi

BAB 4 MANAJEMEN SISTEM FILE

94

swapon swapoff fuser mkswap dd ls-l, ls-i, ls a ln ln -s mkdir rmdir rm touch

DAFTAR PUSTAKA
1. Redhat Enterprise Linux Sistem Administration RH133, Official global learning services training and certification program 2. Linux Partition HOWTO, Anthony Lissot 3. Linux Filesystem Hierarchy,Version 0.65, Binh Nguyen, http://tldp.org/LDP/Linux-Filesystem-Hierarchy/html/Linux-FilesystemHierarchy.html 4. The Red Hat Linux Getting Started Guide; Red Hat, Inc. 5. The Red Hat Linux Reference Guide; Red Hat, Inc. 6. The Red Hat Linux Customization Guide; Red Hat, Inc. 7. The Red Hat Linux Installation Guide; Red Hat, Inc.

Anda mungkin juga menyukai