Anda di halaman 1dari 37

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI SEDANG

Oleh : Yosrizal 0810312048

Pembimbing : Dr. Didik Hariyanto, Sp.A (K)

Definisi Keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari. Buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Epidemiologi Penyebab utama Depkes : 1,6-2 kali/tahun 80 % kematian 2 tahun pertama kehilangan cairan dan elektrolit

Klasifikasi Secara klinik : Diare akut Diare persisten Diare kronik


Etiologi Faktor infeksi Faktor psikologis Faktor malabsorbsi Faktor kebersihan makanan

Patogenesis
Jasad renik menyebabkan diare melalui :

Virus sel epitel rusak Bakteri: toksin pada mukosa

Patofisologi
o o Diare osekretorik Diare osmotik

Manifestasi Klinis Cengeng, gelisah Suhu badan Nafsu makan / (-) Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah Warna tinja dapat berubah jadi kehijau-hijauan Muntah Gejala dehidrasi

Diagnosis BAB encer > 3 x. Menurut banyaknya cairan yang hilang, diare dibagi atas : Diare tanpa tanda dehidrasi defisit cairan hanya kurang dari 5 % BB. Diare dengan dehidrasi ringan kehilangan 5-6% BB

Diare dengan dehidrasi sedang kehilangan 7-10% BB Diare dengan dehidrasi berat defisit cairan 10% BB.

Penilaian derajat dehidrasi


Penilaian
Lihat : keadaan umum

A
Baik, sadar

B
Gelisah, rewel *

C
Lesu, lunglai, atau tidak sadar * Sangat cekung dan kering Tidak ada Sangat kering Malas minum atau tidak bisa minum *

mata air mata mulut dan lidah rasa haus

Normal Ada Basah Minum biasa, tidak haus Kembali cepat


TANPA DEHIDRASI

Cekung Tidak ada Kering Haus, ingin minum banyak * Kembali lambat*
DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain Rencana B

Periksa turgor kulit


Derajat dehidrasi

Kembali sangat lambat*

DEHIDRASI BERAT Bila ada 1tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain

Terapi

Rencana A

Rencana C

Pemeriksaan Laboratorium : Darah : dapat terjadi gangguan elektrolit dan atau gangguan asam basa Feses Komplikasi : Dehidrasi Asidosis metabolik Hipokalemia Hipoglikemia Gangguan sirkulasi

Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan diare : Mencegah dehidrasi Rehidrasi Meneruskan makan dan ASI Diare akut tanpa dehidrasi (rencana terapi A) Diare akut dengan dehidrasi sedang (rencana terapi B) Diare akut dengan dehidrasi berat

ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Alamat
: Anak F : 4 tahun : Laki-laki : Minangkabau : Simpang Haru - Padang

Anamnesis : diberikan oleh ibu kandung.

Telah di rawat seorang anak laki-laki, umur 4 tahun di bangsal anak RSUP Dr Mdajmil pada tanggal 25 Februari 2014 dengan :

Keluhan utama : Berak-berak encer sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang : Berak-berak encer sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit frekwensi 4-5 x/ hari, jumlahnya - gelas/ kali, berampas, tidak berdaraah dan tidak berlendir, warna kuning. Berak encer semakin meningkat 1 hari sebelum masuk rumah sakit frekwensi lebih 10X, Jumlahnya gelas/ kali, berampas, tidak berdaraah dan tidak berlendir, warna kuning. Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak terlalu tinggi, hilang timbul tidak menggigil, tidak kejang. Saat sampai di rumah sakit anak tidak demam lagi.

Cont

Muntah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan frekwensinya meningkat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, frekwensi 810x/hari, jumlah 1/8-1/4 gelas berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi. Batuk tidak ada, pilek tidak ada Sesak nafas dan kejang tidak ada. Nafsu makan anak menurun dan minum sedikit. Anak muntah ketika diberi minum. Buang air kecil kurang dari biasanya, pekat, terakhir 3 jam sebelum masuk rumah sakit.

Sebelumnya pasien sudah dibawa berobat ke bidan, diberikan dua obat, satu obat penurun panas dan satu lagi tidak diketahui oleh ibu pasien. Tetapi anak tidan mendapatkan oralit. Setelah minum obat panasnya turun tapi diare dan muntahnya tetap berlanjut. Sebelum menderita diare anak sempat bermain dengan temannya yang waktu itu sedang menderita diare.

Riwayat penyakit dahulu : Anak tidak pernah menderita berak-berak encer sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita berak encer saat ini.

Riwayat kehamilan ibu: Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, periksa kehamilan ke bidan secara teratur, suntikan imunisasi TT 2x, lama hamil cukup bulan. Riwayat kelahiran : Lahir spontan di tolong oleh bidan, cukup bulan, saat lahir langsung menangis kuat, berat badan lahir 2700 gram, panjang badan lahir 49 cm.

Riwayat makanan dan minuman: ASI : sejak lahir sampai umur 2 tahun PASI : sejak umur 6 bulan Nasi tim : Umur 12-15 bulan Anak : Makanan utama 3x/hari Daging : 3-4x/ Minggu Telur : 3-4x/ Minggu Sayur mayur : 3x/ Minggu Kesan : Kualitas makanan cukup

Riwayat imunisasi : BCG : 2 bln scar (+) DPT : umur 2,4,6 bulan Polio : umur 2,4,6 bulan Hepatitis : umur 2,4,6 bulan Campak : umur 9 bulan Kesan : imunisasi dasar lengkap menurut umur

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik


Perkembangan fisik Tertawa : 3 bulan Miring : 4 bulan Tengkurap : 6 bulan Duduk : 8 bulan Berdiri : 10 bulan Gigi pertama : 8 bulan Bicara satu suku kata : 1 tahun Kesan : perkembangan fisik baik b. Perkembangan mental Isap jempol, gigit kuku, aktif sekali, apati, ketakutan dan lain-lain tidak ada Kesan : perkembangan mental baik

Riwayat sosial ekonomi : Pasien merupakan anak kedua, ibu tamatan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, bapak tamatan STM, pekerjaan wiraswasta.
Riwayat lingkungan dan perumahan : Tinggal dirumah permanen, pekarangan cukup luas, sumber air minum dari air galon, jamban ada di dalam rumah, sampah dibuang ke tempat pembuangan. Kesan : Higienis dan sanitasi baik.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Frekwensi nadi Frekuensi nafas Suhu Tinggi badan Berat badan Status gizi

: buruk, anak tampak gelisah : 122x/Menit : 24 kali/menit : 37.4 C : 98 cm : 10 Kg, BB rehidrasi 11 Kg : BB/U : 68,7 % TB/U : 96 % BB/TB : 73,33 % Kesan : gizi kurang

Kulit : teraba hangat, sianosis (-), icterik (-), pucat (-), ptekie (-), turgor lambat Kepala : bentuk simetris, ubun-ubun besar sudah menutup Rambut : hitam tak mudah dicabut Mata : konjungtiva tak anemi, sclera tak ikterik, pupil isokor, ukuran 2 mm, reflek cahaya +/+, air mata ada, mata cekung. Hidung : nafas cuping hidung (-) Mulut : bibir dan mukosa basah Tenggorok : tonsil T2 T2 hiperemis, detritus (-), kripti tidak melebar dan faring hiperemis Gigi : tidak ada kelainan

Leher : kaku kuduk (-), kelenjar getah bening tidak membesar, JVP 5-2 cm H2O Paru Inspeksi : pergerakan semetris kiri = kanan retraksi epigastrium (-), retraksi suprasternal (-) dan intercostal (-). Simetris kiri kanan Palpasi : fremitus normal kiri = kanan Perkusi : sonor Auskultrasi : suara nafas vesikuler normal, ronki (-), wheezing (-) Jantung : Inspeksi : iktus tak terlihat Palpasi : iktus teraba satu jari medial LMCS RIC V Perkusi : Batas jantung dalam batas normal Auskultrasi : irama jantung teratur, bising (-)

Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit Palpasi : turgor kembali lambat, hepar dan limpa tidak teraba Perkusi : timpani Auskultrasi : bising usus (+) normal Punggung : tidaka da kelainan Alat kelamin : tidak ada kelainan Ekstremitas : Akral hangat, reflek fisiologis +/+, reflek patologi -/-

Pemeriksaan Laboratorium : Darah : Hb : 12.7 gr% Leukosit : 5300/mm3 Hitung jenis : 0/0/0/67/30/2 Kesan: dalam batas normal Urin : Warna : Kuning pekat Protein : (-) Reduksi : (-) Urobilin : (+) Bilirubin : (-) Sedimen : Leukosit 1-2/LPB, Eritrosi 0-1/LPB, Silinder (-), Kristal (-) Kesan: tidak ada kelainan

Tinja : Makroskopis : warna kuning, konsistensi cair, darah (-), lendir (-) Mikroskopis : eritrosit (-), lekosit (-), telur cacing (-)

Diagnosis Kerja : Diare akut dengan Dehidrasi Sedaang Tonsilofaringitis Gizi Kurang Pemeriksaan Anjuran : - Kultur Feses dan Parasitologi - Periksa Eletrolit (Na, K)

Terapi: Infus Oralit 175 cc/kgBB Nilai 3 Jam Makanan lunak 1000 kalori Zink 1x20 mg

FOLLOW UP : Tanggal 19 Februari 2014 A/ mencret (-), muntah ( - ) ,demam (-), minum dan makan mau, BAK biasa O/ KU kes nafas nadi suhu BB Sedang sadar 22x 92x 36.90 11 kg Kepala : Rambut hitam tidak mudah dicabut Mata : cekung (-), air mata ada Mulut : basah Tonsil : T2-T2 hiperemis, detritus (-), kripti tak melebar, faring hiperemis, Jantung : dalam batas normal Paru : dalam batas normal Abdomen : distensi (-), BU (+) N, turgor baik Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik, sianosis (-), ikterik (-) Kesan : rehidrasi tercapai

D/: - diare akut dehidrasi sedang


Tonsilofaringitis Gizi kurang

Terapi : istirahat Oralit 100 cc/ Jika BAB encer Makanan lunak RL maintenance 55 cc/kgBB/24 jam Zink 1x20 mg

DISKUSI Kasus diatas didiagnosis sebagai diare akut dengan dehidrasi sedang. Dasar dari diagnosis pada pasien ini adalah dari anamnesis didapatkan adanya mencret 4-5 kali sehari dan 1 hari sebelum masuk rumah sakit anak berak-berak encer dengan frekuensi lebih dari 10 kali, dengan jumlah 1/8-1/4 gelas setiap mencret, adanya muntah setiap kali minum dan demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, kondisi yang sangat mendukung bahwa ada infeksi gastrointestinal pada anak tersebut sehingga menyebabkan diare. Anak dalam keadaan sadar dan masih mau minum meskipun sedikit, buang air kecil, warna dan jumlah yang berkurang dari biasanya yang menandakan adanya dehidrasi sedang .

Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum buruk ,anak tampak gelisah, nadi cepat, pernafasan normal ,mata cekung, air mata ada, mukosa mulut masih basah, turgor kembali lambat mendukung diagnosis dehidrasi sedang. Pasien kehilangan berat badan sekitar 5-10 %, dimana berat badan sebelum diare 11 Kg dan setelah diare turun menjadi 10 Kg.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit dalam batas normal, makroskopis feses: lendir (-) yang menyingkirkan kemungkinan diare yang disebabkan oleh bakteri . Jadi kemungkinan diare yang didapat oleh pasien ini disebabkan oleh virus, dimana secara epidemiologis terbanyak disebabkan oleh Rotavirus. Pada pasien ini seharusnya diperiksa kadar elektrolit darah karena untuk memastikan apakah ada kekurangan eletrolit atau tidak.

Pada pasien ini karena setiap diberikan minum muntah dan juga minum yang susah tidak memungkinkan untuk terapi oral maka upaya rehidrasi dilakukan dengan terapi cairan parenteral yaitu dengan pemberian KaEN 3A secara intravena untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare. Pada pasien ini makanan harus tetap diberikan selama diare berlangsung maupun setelah diare berhenti ( 2 minggu setelah diare). Jangan sekalisekali mempuasakan pasien, makanan yang diberikan lebih cair, mudah diserap, tidak merangsang, dan diberikan dengan frekuensi sering. Tujuannya adalah untuk mencegah kekurangan gizi dan mempercepat penyembuhan usus.

Pasien ini juga di diagnosis dengan tonsilofaringitis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ukuran tonsil T2-T2 hiperemis, faring hiperemis. Pasien ini juga di diagnosis kekurangan gizi, diagnosis ini didasarkan pada persentase BB/TB yang berada di bawah 90%.

Anda mungkin juga menyukai