Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sejak permulaan abad ini, perhatian para peneliti kimia makin tertarik pada persoalan yang terdapat pada bahan alam organik. Perkembangan teknologi yang terjadi dalam dua dekade ini memberikan kemudahan para ahli untuk mendeteksi senyawa- senyawa yang terdapat pada makhluk hidup, terutama yang terdapat pada bahan alam. Disamping itu mereka dapat mengetahui keaktifan dari senyawa tersebut (Aida, 2010). Antioksidan didefinisikan sebagai zat kimia yang dapat memperlambat atau menghambat terjadinya proses oksidasi. Antioksidan dapat mendonorkan atom hidrogen pada radikal bebas sehingga radikal menjadi stabil. Radikal bebas merupakan molekul atau senyawa yang kehilangan satu elektron, yang menyebabkan molekul tersebut tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul lain, sehingga molekul lain juga akan menjadi radikal bebas, dan pada akhirnya akan terbentuk rangkaian radikal bebas (Haris, 2010). Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan electron yang dimiliki radikal bebas, penghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Untuk melindungi agar lemak tidak mudah teroksidasi maka diperlukan sejumlah zat antioksidan. Zat ini secara alami dapat diperoleh dari vitamin C, vitamin E dan karotenoida ( bahan pembentuk vitamin A), yang banyak terdapat pada sayuran dan buah- buahan terutama yang pekat, seperti hijau, kuning, orange, ungu dan merah.vitamin tersebut mampu mencegah oksidasi lemak sehingga sangat sedikit radikal bebas yang terbentuk dan bereaksi dengan sel- sel tubuh kita (Bintang, 2008). Bayam merupakan salah satu sayuran yang kaya akan vitamin, diantaranya vitamin A, vitamin C dan Lutein. Senyawa tersebut merupakan zat antioksidan khususnya vitamin C. Bayam mudah diperoleh karena harganya yang terjangkau,sehingga mampu dijangkau oleh semua kalanga, .mudah dikembangbiakkan, pengolahan untuk makanan mudah dan rasanya enak. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar air serta kadar vitamin C dalam sampel Bayam. Dalam penentuan kadar vitamin C menggunakan metode

Iodometri, metode ini termasuk metode volumetri, yang dikenal dengan titrasi tidak langsung yang melibatkan titrasi Iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan standar Tiosulfat.

1.2 Tujuan 1. Menghitung kadar Air dalam sampel Bayam Hijau. 2. Analisis kadar vitamin C dalam sampel Bayam Hijau. 1.3 perumusan masalah Kebanyakan masyarakat memanfaatkan bayam sebagai sayuran, tetapi banyak masyarakat yang belum memahami kandungan antioksidan dalam bayam hijau yang mampu menangkal radikal bebas untuk mencegah kerusakan sistem tubuh dan membantu menjaga sistem tubuh. Untuk itu dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kadar vitamin C dalam bayam sehingga dapat mengetahui seberapa besar antioksidan pada bayam dalam menjaga sistem tubuh.

Anda mungkin juga menyukai