Rongga Orbita
Rongga yang berisi bola mata, dibentuk oleh 7 tulang membentuk piramid terletak pada ke 2 sisi hidung Dinding lateral membentuk sudut 450 dengan dinding medial
Rongga Orbita
Dinding orbita terdiri dari
Atap (superior) Lateral Nasal : os frontal : os frontal, zigomatikus, ala magna, sphenoid : os maksila, lakrimal, etmoid
Foramen optik terletak pada apek rongga orbita yang dilalui : N II, Vasa & saraf simpatik yang menuju ke pleksus coroid Fossa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat kelenjar lakrimal Fisura orbitalis superior : sudut atas temporal dilalui N III (Okulomotor), IV (Trochlearis, V (Trigeminus), VI (Abdosen), Vasa Oftalmik Fissura orbitalis inferior : di dasar tengah orbita, dilalui saraf infra orbita & zigomatik serta vasa infra orbita
1.
Disarafi N III Menggerakan mata depresi, eksiklotorsi dan aduksi Disarafi N III Elevasi mata, bila melihat ke lateral aduksi dan insiklotorsi
abduksi
aduksi
Axis visual
FC
FC
Axis visual
FC
obyek
FC
Kedudukan Primer
Kardinal
Midline
Fusi
Orthophoria
Fusi adalah : kombinasi proses sensorik dan motorik, dengan mengkoordinasikan bayangan yang diterima oleh kedua mata sehingga terbentuk satu bayangan. Dengan kata lain fusi adalah : integrasi bayangan yang dilihat oleh kedua mata didaerah penglihatan sensorik di otak menjadi satu gambaran
heterophoria : bila fusi diganggu akan menimbulkan penyimpangan sumbu penglihatan.
Exophoria
Essophoria
Cover
Uncover
Tidak semua orang yang memiliki kedudukan bola mata abnormal itu akan mengeluh diplopia Jika otak telah mengabaikan fungsi sensori fusi dan tidak lagi menyelenggarakan proses unifikasi, maka diplopia tidak akan muncul lagi dan keadaan itu disebut sebagai SUPRESI.
Gerakan Kepala ke Kanan N VIII kanan Nucl Vestibularis kanan menyilang (kontralateral) Para median Pontis Reticular Formation (PPRF) kiri nucl Abducens kiri
Ipsilateral : N VI otot rectus lateral kiri Kontralateral : Medial Longitudinal Fasciculus (MLF) Nucl Oculomotor otot rektus medialis kanan
Prinsip optik
Prisma :
Oleh prisma sinar sejajar akan dibiaskan Terjadi aberasi chromatis
Masing masing warna akan dibiaskan pada titik fokus tersendiri.
Prinsip optik
Untuk menghilangkan aberasi, lensa positif digabung dengan lensa negatif Prinsip ini digunakan pada bola mata melalui 4 jenis media refrakta (cornea,cairan humor, lensa, corpus vitreum). Keadaan ini ditiru oleh kamera yang baik untuk mendapatkan hasil foto yang tajam
Prinsip optik
Sinar sejajar akan dibiaskan oleh lensa positif dibelakang lensa sehingga mendapatkan bayangan terbalik. Kekuatan pembiasan diukur dengan dioptri 1 dioptri =
Contoh : 10 dioptri jarak fokusnya 10 cm
Prinsip optik
Sinar sejajar akan dibiaskan oleh lensa negatif menyebar dibelakang lensa sehingga fokusnya didapatkan didepan lensa. Kekuatan pembiasan diukur dengan dioptri 1 dioptri =
Contoh : 5 dioptri jarak fokusnya 20 cm
Alat sensoris yang menerima rangsang cahaya berupa gelombang elektromaknetik dengan = 3790A - 7230A Untuk kemudahan pengukuran tajam penglihatan dianggap bahwa sinar yang datang dari jarak 5 6 m dianggap sebagai sinar yang sejajar.
Perlu dipahami :
Sifat sinar terhadap alat optik
Pengukuran visus
Jenis pemeriksaan visus Visus jauh dengan Optotype Minimum visibel Optotype Snellen (jarak Sudut terkecil dimana titik masih dapat pemeriksaan 6 meter) terlihat jelas ( 1 menit) Optotype Strau (jarak Minimum separabel pemeriksaan 5 meter) Sudut terkecil dimana 2 titik masih Visus dekat terlihat sebagai 2 titik yang terpisah ( 1 menit) Dengan membaca Minimum Legibel Visus perifer Sudut terkecil dimana huruf masih Dengan perimeter dapat dibaca ( 5 menit)
Dasar :
Retina
NP
1 2/3 SEL
Tg = Tg Tg = 5/1000 Rad : 16 2/3 = 3/10.000 Rad = 3/10.000 x 3438 = 1.0314 dibulatkan menjadi 1
2 Rad = 360 Rad = 360 : (2 x 3.14) = 360 6.28 = 57 17 40 = 3438 1 = 60 = 360
16 2/3 mm
Optotype
BELANDA 6/60 6/40 6/30 6/24 6/18 6/15 6/12 6/9 6/7,5 6/6 INGGRIS 20/200 20/133 20/100 20/80 20/60 20/50 20/40 20/30 20/25 20/20 AMERIKA 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.4 0.5 0.6 0.8 1
Kalau ingin mengubah dari notasi Belanda ke notasi Inggris atau Amerika yaitu :
a/b = c/d d = (c x b) : a. Contoh : 6/60 = 20/? (20 x 60) : 6 = 200, Jadi 6/60 = 20/200 6/30 = 20/? (20 x 30) : 6 = 100, jadi 6/30 = 20/100
Indera penglihatan
Pengukuran visus
Visus jauh dengan Optotype
Optotype Snellen (jarak pemeriksaan 20 feet = 6 meter) visus normal = 6/6 Optotype Strau (jarak pemeriksaan 5 meter) visus normal = 5/5
Visus =
Bila optotype tak tampak
Dengan menghitung jari , mis 2/60 artinya ? Dengan lambaian tangan , mis 1/300 artinya ? Dengan sinar = 1/~ artinya ?
Gangguan penglihatan
Penglihatan yang kabur disebabkan oleh:
Refraksi anomali, t.a :
Myopia Hypermetropia Astigmatisme
Gangguan saraf
Refraksi Anomali
Myopia
Ialah kelainan refraksi anomali dimana sinar-sinar yang sejajar tanpa accomodasi akan dibiaskan dimuka retina. Causa myopia :
Axis mata terlalu panjang. Lensa terlalu kedepan Index bias terlalu besar. Curvatura cornea terlalu mencembung (mis. karena keratoconus)
Myopia
JENISJENIS -JENIS MYOPIA. Myopia stationair: myopia yang constant, artinya derajat/berat
myopia tetap.
Myopia progressiva : myopia yang beratnya makin lama makin bertambah(yang umumumum- nya terdapat). Myopia benigna : myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5 Myopia maligna : myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5. Derajat myopia : Myopia ringan = myopia levis S <<- 5 D. Myopia sedang = myopia moderate : 5 - 10 D. Myopia berat = myopia gravis : lebih dari 10 D
Myopia
Terapi :
Lebih dulu mengukur derajat myopinya
(dengan pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)
Kemudian diberi kacamata minus Atau lensa kontak Atau dilakukan operasi dengan sinar laser (LASIK)
(laser(laser -assisted in situ keratomileusis)
Hypermetropia
Ialah kelainan refraksi anomali dimana sinarsinar-sinar yang sejajar tanpa accomodasi akan dibiaskan dibelakang retina.
Causa hypermetropi : Axis antero-posterior terlalu pendek (axial). Ini sebab yang terbanyak. Kelainan posisi lensa (lensa bergeser kebelakang ). Curvatura cornea terlalu datar. Index bias mata kurang dari normal.
Hypermetropia
Pembagian hypermetrop
1. 2.
Hypermetropi laten Hypertrophie manifest a. Hypertrophie manifest fakultativ b. Hypertrophie manifest yang absolut Hypermetropi total
3.
Hypermetropi laten
Ialah hypermetropia yang ditutupi oleh daya akomodasi. Penderita mengeluh sering sakit kepala o.k akomodasi terus menerus
Hypermetropi latent dapat ditemukan/diukur bila spasme m.Ciliaris dihilangkan dengan melumpuhkan otot tersebut. Jadi bila diberi cyclocyclo -plegicum (pelumpuh m.Ciliaris),bagian yang latent menjadi manifest, bagian yang manifest bertambah.
Hypertrophie manifest
Ialah hypermetropi yang didapatkan pada pemeriksaan. Penderita mengeluh kabur. a. Hypermetrophi manifest fakultativ
Ialah hypermetrop pada orang muda dimana daya accomodasinya masih kuat. Disini hypermetropi masih dapat dikompensasi oleh daya accomodasi b.
Ialah hypermetrop pada orang tua/dewasa dimana daya accomodasinya sudah berkurang sehingga tidak dapat meng-kompensasi hypermetropnya.
Hypermetropi total
Ialah hypermetropi yang didapatkan bila lensa tidak dapat beraccomodasi misal karena tua atau karena dilumpuhkan dengan cycloplegium misal atropin. Jadi : Hypermetropi total = H manifest + H latent.
Keluhan organik pada hypermetroop.
-Bila membaca lama, mata merah dan nrocos. -Sering-sering timbilen. Keterangan : -Disini ada proses inflamasi,ialah reaksi yang peranannya dipegang oleh pembuluh darah. Jadi ditempattempat yang tak ada pembuluh darah (misal di kuku dan rambut) tak akan ada inflamasi. -Tiap pemakaian aksi atau tenaga yang berlebihan memerlukan penambahan metabolisme. Pada mata yang hypermetroop, karena selalu beraccomodasi (kecuali tidur) maka timbul ketegangan yang membutuhkan energi. Maka terdapat hyperaemie yang terus menerus.Terjadi inflamasi pada tepi kelopak mata (Blepharitis). Hypermetroop juga sering disertai strabismus convergent concomitan dan mempunyai tendensi untuk glaucoma
Hypermetropia
Terapi :
Lebih dulu mengukur derajat myopinya (dengan
pemeriksaan subyektif menggunakan lensa coba)
Astigmatisme
Ialah keadaan dimana refraksi pada tiap bidang meridian adalah lain. Dalam satu bidang meridian, sinarsinar -sinar sejajar dibiaskan pada satu titik, tetapi pada bidang meridian lain tidak pada titik ini
Astgmatisme Compositus
Tx Tx: : K.M lensa minus + silinder minus Tx Tx: : K.M lensa plus + silinder plus
Astigmatisme Mixtus
Tx Tx: : K.M silinder plus + silinder minus
Bicromatic Unit
A A
Freeman (1954) 1. Memprediksi myopia atau hipermetropia 2. Under atau over correction 3. presbiopia