Anda di halaman 1dari 3

PEMIKIRAN AMIEN RAIS TENTANG POLITIK ISLAM

ABSTRAK Pemikiran Politik amien Rais adalah pemikiran yang memperjuangkan demokrasi, demokrasi adalah sistem yang paling alamiah dan akan menjamin kesatabilan sebuah negara berdasarkan pada pemerintahan masa lalu yaitu sejak zaman yunani kuno serta sudah tahan banting. Menurut Amien ada beberapa kriteria demokrasi yaitu persamaan hukum yang sama, baik ketika dalam proses hukum maupun dalam produk hukum, mengindahkan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demokrasi dapat juga menegakan keadilan sosial yang seluas luasnya tidak hanya keadilan ekonomi tapi juga dalam segala aspek kehidupan, juga dapat menegakan HAM, ini adalah sebuah persoalan yang serius yang dihadapi oleh Amien dalam menegakan sendi-sendi moral bangsa kedalam tatanan kehidupan yang lebih mengedepankan aplikasi dari nilainilai tauhid yang harus diterjemahkan dalam segala aspek kehidupan. Tauhid dalam pandangan Amien tidak hanya sebagai keyakinan tapi harus dimaknai sebagai sikap yang mengedepankan etika-etika moral dan harus dijadikan landasan dalam mengaplikasikan kebijakankebijakan yang harus diterapkan dalam pemerintahan, sehingga sasaran tauhid dapat terjangkau secara maksimal tidak hanya sebagai teori tapi sekaligus sebagai alat yang harus digunakan untuk membedah segala macam penyimpangan yang terjadi yang jelas-jelas bertentangan dengan konsep tauhid yang menolak segala macam kebatilan dan berani mengatakan tidak untuk semua hal yang dianggap menentang kemurnian tauhid. Dalam berpolitik hubungan antara dakwah dan politik adalah sebagai mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Politik harus berjalan beriringan dengan tujuan dakwah karena jika terjadi penyimpangan maka akan mudah mengontrol kemana arah poilitik yang ditempuh demi tercapainya tujuan dakwah bukan tujuan politik. Politik hanya digunakan sebagai alat bukan sebagai tujuan, yang harus dipahami adalah dakwah itu merangkul semua masyarakat sehingga jika tujuan dakawah dapat tercapai maka akan mudah ditemukan segala macam kebenaran yang selam ini terganjal karena ada motif politk yang tidak sesuai dengan hakekat dakwah. Menurut Amien dalam berpolitik seseorang harus dapat menguasai ilmu politik secara profesional karena hal itu mutlak diperlukan sebagai dasar dalam mengarungi lautan politik yang tidak bisa dimasuki oleh semua orang kecuali hanya dengan menjadi bagian permainan dari politik itu sendiri atau kata lain yaitu amatiran politik sebagai akibat ketidak pahaman dalam berperilaku politik. Musyarah dapat mencegah terjadinya diktatorisme,absolutisme, dan otoriter. Amien mengajukan konsep prinsip-prinsip demokrasi dalam islam yaitu, berdirinya sebuah negara harus dapat menegakan keadilan, adanya demokrasi dan musyawarah, serta persamaan atas konsep ukhuwah. Demokrasi juga dapat mewujudkan masyarakat madani serta dapat mewujudkan pendidikan yang sama kesemua lapisan masyarakat tanpa harus memandang status. Menurut Amien demokrasi tanpa tauhid tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan serta akan mengalami kegagalan dalam berdemokrasi. Copyrights : Copyright 2009 by Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kemanusiaan Demokrasi Religius, (Pemikiran Politik Nurcholis Madjid dan M. Amien Rais)
Sebagai pemikir Islam, mereka tidak saja menganjurkan diberikannya muatan-muatan nilainilai Islam dalam politik, lebih dari itu mereka juga menjadi pelaku utamanya. Artinya, tidak sekadar mencari dalil-dalil ajaran Islam bahwa Islam sesuai dengan demokrasi seperti yang diteriakkan intelektual Islam lainnya. Tetapi, pengakuan dan perilakunya sudah menunjukkan bahwa Islam tak bertolak belakang dengan demokrasi. Perkara beberapa negara muslim di Timur Tengah dan juga Indonesia selama ini mempraktikkan otoritarianisme itu soal lain. Inilah yang ingin dikembalikan keduanya agar berada pada posisi yang sebenarnya.

Buku ini ingin melihat peta pemikiran Cak Nur dan Amien Rais tentang hubungan Islam dan Demokrasi dari sudut pandang partisipasi rakyat, kebebasan, penegakan hukum, keadilan sosial, mutu pendidikan dan masyarakat madani. Mengapa? Karena enam pilar di atas merupakan esensi demokrasi. Meskipun sama-sama memperjuangkan demokrasi dan mendasarkan perilakunya pada ajaran Islam, buku Demokrasi Religius ini menunjukkan bahwakeduanya punya dasar pijakan dan aktivitas yang berbeda. Benar, bahwa Cak Nur dan Amien Rais menganggap bahwa demokrasi merupakan salah satu sistem yang seharusnya menjadi pilihan paling bagus buat manusia modern, termasuk bangsa Indonesia. Tetapi, sebagai paham yang datang dari Barat, ia tak lepas dari kekurangan. Di sinilah, dibutuhkan muatan lokal atau nilai lain yang sesuai dengan konteks masyarakatnya. Islam menjadi salah satu basis dasar yang ikut menutup kebolongan demokrasi Barat. Penulis buku ini memandang, meskipun demokrasi sama-sama dianggap paling penting bagi pemerintahan modern saat ini, keduanya juga punya perbedaan. Bagi Cak Nur, demokrasi harus didasarkan pada pluralisme bukan pada tataran konsep, tetapi pada tataran praksis. Ia harus dipahami sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Bahkan ia menandaskan pluralisme dasar utama keselamatan manusia. Pluralisme juga sudah menjadi kehendak Tuhan (QS, 49:13) dan diajarkan Islam (QS,5:4450). Sementara Amien Rais menganggap demokrasi harus didasarkan pada tauhid sosial. Secara sederhana ia diartikan sebagai penegakan keadilan sosial di dalam masyarakat. Tauhid ini tentu saja sumber dasarnya dari Tuhan. Manusia berkewajiban menegakkan orde soscial yang adil dan etis. Tauhid sosial Amien yang dipengaruhi oleh Abu Ala Al Maudidi, Ikhwanul Muslimin, Moh. Natsir bermakna pembebasan radikal dari tirani dan zalim dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Maka, dasar pemikiran Cak Nur dan Amien Rais tersebut jelas ditujukan untuk kehidupan yang adil dan beradab sesuai prinsip demokrasi. Pemikirannya juga bersumber pada ajaran Ilahi meskipun dengan istilah yang berbeda, tetapi prinsipnya sama . Dosen pemikiran politik Islam di Universitas Negeri Jakarta (UIN) ini sampai pada pemetakan pemikiran Cak Nur dan Amien Rais. Jika Cak Nur lebih memilih pelaksanaan demokrasi subtansial, Amien Rais memilih demokrasi formalis. Itu pulalah kenapa dalam memperjuangkan demokrasi Cak Nur lebih memilih melakukan pemberdayaan wacana dan pentingnya penerapan oposisi loyal di Indonesia. Tak lain untuk mempercepat dan mengisi substansi demokrasi. Demokrasi tanpa oposisi adalah omong kosong.

Sementara Amien Rais memilih menerapkan tauhid sosialnya dengan terjun ke dunia politik praktis. Reformasi telah menempatkan dirinya sebagai intelektual yang ada di depan. Maka, iamendirikan partai politik sebagai salah satu kendaraan menuju kekuasaan politik sebagai panggilan pelaksanaan tauhid sosialnya. Meskipun cita-citanya menjadi presiden kandas di tengah jalan. Meskipun mereka berbeda dalam mengisi demokrasi, keduanya punya kesamaan, bahwa Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Pluralisme atau tauhid sosial tujuannya untuk menciptakan keadilan. Keduanya sependapat bahwa menegakkan dan membela keadilan merupakan misi dan tugas pada Nabi dan Rasul, para sahabat, para tabiin, umat manusia dan kaum Muslim. Hal demikian juga tak jauh berbeda dengan konsep musyawarah. Musyawarah harus didasarkan atas perintah agama yang mengajarkan empat perkara yang menjamin keselamatan manusia dari kerugian; yakni iman, amal saleh, saling menasihati tentang yang benar dan saling mengingatkan (hal. 297). Atas pandangan dua intelektual Islam Indonesia itu dalam mengkaitkan Islam dengan demokrasi, tak berlebihan jika buku ini menyebut keduanya sebagai pewaris Natsir. Bahkan mereka pernah disebut sebagai Natsir Muda. Keduanya berhasil menunjukkan secara elegan bagaimana pelembagaan nilai-nilai spiritual Islam ke dalam wilayah politik praktis. Mereka patut menjai contoh par exellence bagi apa yang disebut dalam buku ini sebagai demokrasi religius. Inilah buku pertama yang mengkaitkan antara nilai-nilai Islam dengan kehidupan politik dari dua pemikir Islam terkemuka di Indonesia. Sepak terjangnya sejak masih muda disertai dengan semangat menata Indonesia masa depan patut dijadikan teladan bagi generasi mendatang. Tentu saja dengan nuansa khas keduanya. Amien yang meledak-ledak dan seringkali tanpa kompromi dengan Cak Nur yang santun dan seringkali sulit dilihat arah politiknya (ingat Cak Nur pernah masuk dalam bursa konvensi partai Golkar meskipun akhirnya menyatakan mundur). Tetapi, keduanya sama-sama yakin bahwa itulah jalan masing-masing yang diyakini menuju kehidupan demokratis di masa datang . Buku yang diangkat dari thesis pada Program Studi Ilmu Politik, Fisip Universitas Indonesia (UI) ini menunjukkan bahwa demokrasi yang digembar-gemborkan masyarakat dunia ini pada akhirnya harus dibimbing oleh wahyu Illahi, agar tidak salah jalan . Demokrasi Indonesia bukan demokrasi Amerika yang dalam perilakunya seringkali menghisap yang lemah, justru seringkali diatasnamakan demokrasi. (Idris Thaha) Sumber: harian SURYA Surabaya (nurudin.multiply.com)

Anda mungkin juga menyukai

  • Buku STD Akreditasi Final A
    Buku STD Akreditasi Final A
    Dokumen169 halaman
    Buku STD Akreditasi Final A
    Anonymous jsovofUCt7
    Belum ada peringkat
  • Etika Publik
    Etika Publik
    Dokumen8 halaman
    Etika Publik
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Mini Project Puskesmas
    Mini Project Puskesmas
    Dokumen62 halaman
    Mini Project Puskesmas
    Surya Pratama
    Belum ada peringkat
  • Anti Korupsi
    Anti Korupsi
    Dokumen11 halaman
    Anti Korupsi
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Itin KL
    Itin KL
    Dokumen1 halaman
    Itin KL
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Sarpras RSSN
    Presentasi Sarpras RSSN
    Dokumen14 halaman
    Presentasi Sarpras RSSN
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Mex
    Mex
    Dokumen1 halaman
    Mex
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam Referat
    Kejang Demam Referat
    Dokumen16 halaman
    Kejang Demam Referat
    fearky87
    Belum ada peringkat
  • Hernia Laparascopic
    Hernia Laparascopic
    Dokumen17 halaman
    Hernia Laparascopic
    Listya Normalita
    Belum ada peringkat
  • Case Tulang
    Case Tulang
    Dokumen15 halaman
    Case Tulang
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Alī Bin Abī Thālib
    Alī Bin Abī Thālib
    Dokumen6 halaman
    Alī Bin Abī Thālib
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Mex
    Mex
    Dokumen1 halaman
    Mex
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Mex
    Mex
    Dokumen1 halaman
    Mex
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Carcinoma Translate)
    Carcinoma Translate)
    Dokumen34 halaman
    Carcinoma Translate)
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • 3 3 22 Pneumonia
    3 3 22 Pneumonia
    Dokumen19 halaman
    3 3 22 Pneumonia
    Lieka Nugrahi
    Belum ada peringkat
  • Newsletter CIMSA Unand
    Newsletter CIMSA Unand
    Dokumen20 halaman
    Newsletter CIMSA Unand
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat
  • Skema
    Skema
    Dokumen1 halaman
    Skema
    André Andika Hamidi
    Belum ada peringkat