Anda di halaman 1dari 1

CHAPTER 1 HOPE PROLOG

sedikit lagi..... benak-ku menguatkan, meyakinkan, mencari sisa-sisa harapan. Sudah hampir setengah hari Flynn berjalan merobek keheningan Arbatos Dessert, gurun yang mengerikan, penuh dengan ilusi para sand wraith, menurut legenda, gurun pasir setengah rock field ini merupakan rumah salah satu Ancients Myth, Vortgon. Flynn Legrion tumbuh dengan pelajaran yang diajarkan ayahnya Blyth Legrion The Loremaster, salah satu elder dari ras human dan kebanggaan Legrion Kingdom. Legrion Kingdom terletak di Egorian, dataran tinggi yang indah, dikelilingi hutan rimba melahirkan Legrionian Ranger yang terkenal akan kemampuan bertarungnya, keahlian mereka adalah pertarungan jarak jauh, berburu itulah gaya bertarungnya, mereka gesit, lincah, dan pemikir. Menjadi seorang Ranger adalah takdir setiap lelaki Legrionian, di usia 13 tahun Flynn sudah mahir menggunakan mid-bow, panah jarak dekat-menengah, ketertarikan Flynn terhadap panah dimulai ketika ia berumur 7 tahun, ketika itu Blyth mengajaknya berburu, Flynn terpukau oleh kemampuan ayahnya menggunakan panah, kemampuan survival-lah yang paling menonjol dari ranger, tetapi di Arbatos siapapun bisa kehilangan harapan. Ah... akhirnya suatu keberuntungan Flynn menemukan tempat yang pas untuk sejenak istirahat, inilah oasis pertama yang ditemukannya sejak ia memasuki Arbatos. Pada awalnya semuanya berjalan lancar sampai Flynn dihadang kawanan wraith, satu atau dua wraith mungkin bukan masalah, sekawanan wraith biasanya terdiri dari empat sampai lima wraith, sungguh hal yang tak terbayangkan oleh Flynn, inilah pertama kalinya ia menginjak Arbatos, tempat pertama di perjalanan quest terakhir yang diberikan ayahnya hidup atau mati seperti layaknya pepatah mengatakan buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya itulah harapan terdalam sang ayah. Blyth yakin, Flynn akan melakukan sesuatu hal besar yang jauh melebihi pencapaian ayahnya. Oasis yang dijumpai Flynn berjarak 3 jam perjalanan ke arah timur dari tempat terakhir ia melawan para wraith, tak pernah disangkanya bahwa dunia luar persis seperti yang diceritakan ayahnya, penuh dengan hal-hal baru yang tak terbayangkan. kelak engkau sudah dewasa kau akan tau seperti apa itu dunia luar, inikah salah satunya? tanya Flynn dalam benaknya, kaget dan terpukau itulah yang dirasakan Flynn ketika ia sampai di mulut Arbatos Dessert, sejauh mata memandang sama saja dengan apa yang dilihat persis di depan matanya, gundukan pasir...

Anda mungkin juga menyukai