Anda di halaman 1dari 37

PENINGKATAN EKSPRESI FAKTOR INHIBITOR MIGRASI MAKROFAG DAN DJ-I TERHADAP INVASI SEL DAN METASTASIS PADA KARSINOMA

NASOFARING
XIAO-JUAN PEI, TONG-TONG WU , BIN LI , XIAO-YING TIAN , ZHI LI , QING-XU YANG

Oleh : Gloria Katrin Evasari


M. David Perdana Ratih Puspa Wardani

G99122053 G99122069 G99122100

Pembimbing: Sudarman, dr., Sp. THT-KL(K)


KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN DAN BEDAH KEPALA LEHER

KNF

LATAR BELAKANG
Peningkatan ekspresi MIF pada sel neoplastic berkaitan dekat dengan ekspresi matriks metalloproteinase-2, -9 serta metastasis limfonodi KNF yang lebih tinggi MIF juga berkontribusi terhadap angiogenesis dengan menginduksi peningkatan ekspresi IL-8 di jalur autokrin EBV-independen DJ-I merupakan protein yang dapat mempengaruhi kematian sel, proliferasi serta progresi siklus sel sehingga berikaitan erat dengan perkembangan, progresivitas serta prognosis tumor maligna DJ-I dapat mempromosi invasi serta metastasis sel tumor dan menjadi faktor prognosis yang buruk pada pasien kanker

sel tumor KNF sering menginvasi jaringan sekitar atau bermetastasis ke nodul limfatikus di stadium awal perkembangan tumor

hubungan

Cara DJ-1 dalam invasi dan metastasis KNF dan hubungannya dengan ekspresi MIF pada KNF belum sepenuhnya dipahami

Menilai pakah MIF dan DJ-I berhubungan dengan invasi tumor dan mempengaru hi hasil akhir yang buruk pada NPC

MIF

DJ-1

METODE
85 pria dan 40 wanita dengan rata-rata usia 51 tahun Semua pasien diterapi dengan radioterapi kuratif standar, dengan atau tanpa kemoterapi

125 pasien KNF primer sebelum terapi selama tahun 20042010 5 pada stadium I, 27 pada stadium II, 51 pada stadium III, dan 32 pada stadium IV 119 pasien didiagnosis UNKC dan 6 lainnya didiagnosa DNKC

KONTROL 45 jaringan nasofaring normal dikumpulkan dari individu sehat

Konstruksi microarray jaringan paraffin

Setiap

bagian dipotong dari setiap blok paraffin dan dicat dengan hematoxylin dan eosin, lalu diobservasi

Area pada blok donor untuk sampling microarray jaringan kemudian diverifikasi berdasarkan slide H&E dan ditandai

Dua inti 1,0 mm representative dihilangkan dari setiap donor dan dipindahkan ke blok paraffin respien pre-molded dengan desain orientasi. Sebagai tambahan, 6 inti dari tonsil, limfonodi dan karsinoma payudara digunakan sebagai materi kontrol.

Pemotongan serial dengan ketebalan 4 mm dipotong dari blok arrayed dan dipasang gelas slide terlapisi APES dan disimpan pada suhu 4oC untuk deteksi lebih lanjut.

Imunokemistri dan skoring


Potongan dicat Invisi ChemMate/ HRP Kit

Deparafinikasi dalam xylene dan direhidari dalam etanol konsitrasi kecil dan diankat dalam fosfat penyangga salin

Bloking dengan serum normal 10 menit

Diinkubasi 1:100 antibodi MIF monoclonal mencit dan 1:200 poliklonal anti-human antibody DJ-I kambing selama 60 menit

Dideteksi dengan Envisi ChemMate/ HRP Kit selama 30 menit

Evaluasi MIF dan ekspresi DJ-I dilakukan dengan intensitas pengecatan serta area pengecatan

Skoring
Skor 0 Tidak ada pengecatan Skor 1 Pengecatan lemah Skor 2 Pengecatan sedang Skor 3 Pengecatan kuat

Kultur sel dan reagen


Pada penelitian ini, sel KNF manusia garis CNE-1 dan CNE-2 yang digunakan Kedua garis sel tersebut disimpan dalam Bagian Patologi

Dipelihara dalam media kultur Dulbeccos modified Eagle (DMEM) dengan 10% fetal calf serum (FCS) dan antibiotic (50 U/ml penisilin dan 100 ug/ml streptomisin) pada suhu 37oC dalam incubator humidifikasi dengan 5% CO2

MIF rekombinan manusia (Abnova corporation, Taiwan) dilarutkan dalam medium kultur pada eksprimen vitro.

RNA interfering kecil (siRNA) menarget DJ-I


Tiga pasang siRNA spesifik DJ -1 didesain pada penelitian ini, namun siRNA2 yang digunakan dalam studi vitro karena dapat bekerja baik pada penelitian ini

siRNA direkonstitusi, dan tranfeksi menggunakan reagen Transfeksi TurboFect siRNA

Sel CNE-1 dan CNE-2 ditanam pada plate 6 sumur dengan densitas 2x105 sel/sumur. Sekalinya sel ini mencapai pertemuan 80%, kemudian akan diberi perlakuan baik dengan komplek spesifik siRNA atau siKOntrol (50 nM) dengan TurboFect.

Sepuluh persen FCS ditambahkan dalam waktu 4 jam setelah transfeksi, dan DMEM segar dengan 10% FBS ditambahkan setelah 24 jam.

Sel kemudian dikumpulkan dalam waktu 48 jam setelah transfeksi untuk menilai kadar protein DJ-1 dengan blot Western dan assay fungsional lainnya yang dicatat pada bagian berikutnya.

Western blotting assay


Sel CNE-1 dan CNE-3 dikultur pada medium DMEM dengan 10% .

Medium dirubah menjadi DMEM dengan 1% FCS dan diberi perlakuan dengan konsentrasi final 25 ng/ml MIF selama 48 jam

Deteksi dengan antibody sekunder terkonjugasi peroksidase dan ditambahkan reagen chemiluminesence dari Amersham

Densitas optikal relatif (ROD, rasio terhadap Actin) dari masing-masing pita blot dihitung dengan NIF software

Pengecatan imunofluoresens
Sel CNE-1 dan CNE2 ditempatkan pada slip penutup

Paraformaldehida 4% selama 15 menit

Permebilisasi dengan 0,1% Triton-X-100 pada PBS selama 2 menit

PBS yang mengandung susu skim 5% selama 1 jam pada suhu ruangan

Sel kemudian diinkubasi dengan anti-MIF atau antibody anti-DJ-1 selama 1 jam pada suhu ruangan, diikuti dengan inkubasi menggunakan IgG/Cy3 selama 1 jam dan dicat dengan DAPI.

Uji penyembuhan luka in vitro


Kemampuan migrasi sel KNF diukur menggunakan assay penyembuhan luka in vitro

Uji invasi sel


Invasi sel tumor diuji dengan ruang Transwell dengan membrane filter polikarbonat S-um-porosity Untuk masing-masing ruangan, jumlah sel tumor invasive dihitung dalam 5 lapang pandang acak

kekuatan tinggi dengan mikroskopis ringan terbalik

Analisis statistic
Uji chi-kuadrat digunakan untuk menilai ekspresi MIF dan DJ-1.

Kurva ketahanan hidup pasien ditentukan dengan metode Kaplan-Meier dan regresi Cox, serta evaluasi stastitik dilakukan menggnakan uji log-rank.

Hasil dari penelitia in vitro dipresentasikan sebagai rata-rata deviasi standar

Data dianalisis menggunakan analisis variasi satu arah (ANOVA) dengan uji post

hoc Dunett;s dan uji post hoc Turkey untuk perbandingan multi kelompok

HASIL

Ekspresi MIF dan DJ-1 pada jaringan nasofaring normal dan NPC
Pengecatan MIF dan DJ-1 menyebar kuat pada sel tumor, dimana pada epitel nasofaring normal lebih lemah dan jarang

Perbedaan yang jelas pada tingkat ekspresi DJ-1 atau MIF ditunjukan antara jaringan npc dan normal (keduanya bernilai P<0,001)

Tingginya ekspresi MIF secara jelas berkaitan dengan stadium klinis yang berat (stadium III dan IV) (P=0,002) dan metastasis limfonodi (P=0,006).

75,2% (94/125) NPC dinilai dengan tingginya ekspresi DJ-1, dan hanya metastasis limfonodi yang diteliti berkaitan dengan tingginya ekspresi DJ-1 (P=0,002). Tidak ada hubungan yang signifikan antara keseluruhan ekspresi DJ-1 dengan umur pasien, gender, serta stadium tumor. Namun, tingginya ekspresi DJ-1 menunjukan eratnya hubungan dengan tingginya ekspresi MIF pada sel tumor

Tingginya ekspresi MIF, tetapi bukan DJ-1 berkaitan dengan prognosis buruk pada pasien NPC
Status nodus limfatikus dan kadar ekspresi MIF secara signifikan mempengaruhi tingkat ketahanan hidup
Pada analisis multivariate, secara keseluruhan tingkat ketahanan hidup bergantung pada metastasis nodus limfatikus, stadium klinis serta kadar ekspresi MIF pada sel tumor. Ekspresi DJ-1 tidak berkaitan dengan tingkat ketahanan hidup pasien

MIF dan DJ-1 meregulasi NPC migrasi sel dan invasi

Migrasi sel NPC yang diberi perlakuan MIF jelas meningkat dibandingkan dengan yang sel NPC tidak diberi terapi.

Jumlah sel yang melalui ruang membrane pada uji invasi sel juga jelas meningkat pada sel yang diberi perlakuan MIF.

Namun, si DJ-1 transfeksi sel NPC menunjukan migrasi dan kemampuan invasi yang lebih rendah dibandingkan transfeksi si kontrol tanpa adanya perlakuan MIF

Hasil ini mengindikasikan baik MIF eksogenus dan DJ-1 tanpa perlakuan MIF berefek pada migrasi dan invasi sel NPC.

Pengecatan imunohistokimiawi microarray jaringan NPC dan hubungannya


dengan tingkat pertahanan pasien pasien NPC

Keterangan gambar
Tingginya ekspresi MIF ditunjukan di bawah kekuatan yang lebih rendah pada bagian microarray.

Pengecatan sitoplasma yang lemah untuk MIF pada garis epitel nasofaring.

Tingginya ekspresi DJ-1 menunjukan sinyal pengecatan imuno yang positif terlokalisasi di sitoplasma sel tumor.

Pengecatan DJ-I pada epitel nasofaring normal lebih lemah dan local.

Analisis ketahanan hidup dengan Kaplan-Meier, pasien dengan metastasis limfe memilki tingkat ketahanan hidup yang lebih rendah daripada yang tanpa metastasis limfe. Ada perbedaan tingkat ketahanan hidup yang signifikan antara pasien dengan ekspresi MIF tinggi dan rendah. (a: Pengecatan imunohistokimiawi dengan perbesaran original, 100x; b-d: pengecatan imunohistokemikal dengan perbesaran original,, 400x)

MIF dan DJ-1 meregulasi migrasi dan invasi sel NPC

Keterangan gambar
Gambaran mikroskopis optic pada penyembuhan luka in vitro di jam ke 0, 12 dan 36 setelah dibuat luka pada sel NPC. Penurunan migrasi sel pada sel CNE-2 NPC oleh si DJ-1 diteliti. Namun, perlakuan MIF eksogen pada sel NPC menunjukan penutupan luka yang jelas lebih cepat pada semua waktu

Pada uji invasi menggunakan kamar Transwell, dihitung sel yang melalui pori membrane 8-um dan mencapai permukaan dasar hampir sama pada kelompok sel NPC yang tidak terapi dan ditransfeksi si Kontrol. Namun pada si DJ-1 transfeksi CNE-2 sel NPC, sel yang melalui jelas menurun. Perlakuan MIF sel CNE-2 menunjukan peningkatan kemampuan invasive yang meningkat.

) Jumlah sel dievaluasi pada CNE-1 dan CNE-2 sel NPC dengan atau tanpa perlakuan. *, Perbedaan yang signifikan pada jumlah sel dibandingkan dengan sel yang tidak diberi perlakuan atau transfeksi si Kontrol.

Tabel 1. Hubungan antara ekspresi protein dan parameter klinikopatologis pada pasien NPC.

Tabel 2. Model regresi Cox untuk analisis multivariate faktor prognostic NPC.

Gambar 3. Ekspresi MIF dan DJ-1 pada sel NPC in vitro. Uji imunofluoresnsi menunjukan bahwa ekspresi protein DJ-1 jelas menurun pada sel NPC CNE-1 dengan transfeksi si DJ-1 bila dibandingkan dengan sel yang tidak diterapi atau transfeksi siRNA kontrol. Namun, kadar ekspresi DJ-1 diteliti untuk meningkatkan sel NPC yang diberi perlakuan MIF. Kadar ekspresi MIF stabil pada sel CNE-1 NPC dibandingkan yang diberi perlakuan. (Pengecatan imunofluoresen dengan perbesaran original, 400x).

MIF mengubah ekspresi DJ-I dan kadar pAkt pada sel NPC in vitro
MIF dan DJ-I dapat dideteksi di sitoplasma sel NPC CNE-1 dan CNE-2 dengan pengecatan imnofluoresen

Setelah diberi perlakuan MIF selama 48 jam, kadar protein DJ-1 sel NPC secara jelas meningkat dibandingkan yang tidak diberi perlakuan MIF (gambar 3).

DJ-1 tanpa ekspresi MIF menurunkan fosforilasi Akt, tetapi bukan total Akt pada sel NPC, hal ini mengindikasikan baik MIF dan DJ-I dapat mengerahkan pengaruhnya ke NPC melalui jalur Akt.

DISKUSI

Hasil dari hubungan antara tingginya ekspresi MIF dan metastasis nodus limfatikus

Mengindikasikan bahwa MIF dapat menjadi mediator yang mungkin berkontribusi terhadap penyebaran metastasis nodus limfatikus secara luas

Mempercepat prognosis yang buruk untuk kasus NPC.

Tingginya ekspresi MIF berhubungan kuat dengan rendahnya tingkat bertahan hidup pada pasien NPC baik melalui hasil analisis univariat maupun analisis multivariate Hasil ini mengindikasikan bahwa MIF saja dapat menjadi faktor prognosis independen utnuk pasien dengan NPC

Tingginya ekspresi MIF merupakan penanda yang berguna untuk memprediksi prognosis tumor

Pada penelitian ini, perlakuan MIF eksogen menghasilkan peningkatan migrasi sel dan nivasi sel NPC in vitro yang signifikan.

Hal ini memperkirakan bahwa MIF kemungkinan merupakan mediator local melalui regulator jalur autokrin atau parakrin untuk meningkatkan invasi sel.

Gambar 4. MIF dan DJ-1 meregulasi ekspresi Akt. (a) Assay Western blot menunjukan bahwa ekspresi DJ-1 dan pAkt pada CNE-1 sel NPC jelas menurun dengan perlakuan si-DJ-1. Namun, setelah perlakuan MIF, CNE-1 sel NPC menunjukan peningkatan DJ-1 dan pAkt. (b) dan (c) menunjukan adanya perubahan ekspresi pada DJ-1 dan pAkt pada sel CNE-1 dan CNE-2. *, Perbedaan yang signifikan pada kadar ekspresi dibandingkan dengan yang tidak diberi perlakuan atau sel transfeksi si Kontrol

Tingginya ekspresi DJ-1 tidak mengindikasikan beratnya stadium klinis pasien, dan tidak disangka, kami tidak menemukan hubungan antara ekspresi DJ-1 dengan prognosis NPC

Namun, Kami memperkirakan bahwa relevansi DJ-1 pada NPC mungkin terbatas dan local butuh penelitian lebih lanjut.

Pada penelitian ini

Ditemukan bahwa tingginya ekspresi DJ1 pada NPC jelas berkaitan dengan tingginya ekspresi MIF.

Dapat disimpulkan bahwa ada interaksi potensial antara MIF dan DJ-1 pada sel tumor, tetapi mekanisme yang jelas keterlibatan ini masih harus diteliti lebih lanjut.

Tingginya ekspresi MIF dan DJ-1 dapat berhubungan dengan metastasis limfe pada NPC

Namun, status ekspresi molekuler tunggal pada tumor mungkin tidak dapat menjadi faktor independen yang kuat sebagai prediksi prognosis pasien NPC.

MIF dan DJ-1 menunjukan ekspresi yang tinggi pada sel tumor dibandingkan pada garis epitel nasofaring normal.

MIF dapat menjadi faktor penilaian untuk memprediksi prognosis pasien.

Mengurangi ekspresi MIF atau DJ-1 pada tumor dapat menjadi strategi yang menjadjikan untuk pengembangan pendekatan terapi terbaru dalam menangani tumor maligna ini.

Anda mungkin juga menyukai

  • SPM Ranap
    SPM Ranap
    Dokumen48 halaman
    SPM Ranap
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Ekg For Ukmppd
    Ekg For Ukmppd
    Dokumen24 halaman
    Ekg For Ukmppd
    Surya Dharma
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Intubasi
    Anestesi Intubasi
    Dokumen1 halaman
    Anestesi Intubasi
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • PPS Ppi
    PPS Ppi
    Dokumen6 halaman
    PPS Ppi
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Mutu
    Mutu
    Dokumen26 halaman
    Mutu
    aji
    Belum ada peringkat
  • Code Blue System
    Code Blue System
    Dokumen15 halaman
    Code Blue System
    Anonymous NeRC5JYiS
    Belum ada peringkat
  • SPM Ranap
    SPM Ranap
    Dokumen48 halaman
    SPM Ranap
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Intubasi
    Anestesi Intubasi
    Dokumen3 halaman
    Anestesi Intubasi
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Epidural
    Anestesi Epidural
    Dokumen3 halaman
    Anestesi Epidural
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • SK Kebijakan PMKP
    SK Kebijakan PMKP
    Dokumen7 halaman
    SK Kebijakan PMKP
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • SK Kebijakan PMKP
    SK Kebijakan PMKP
    Dokumen3 halaman
    SK Kebijakan PMKP
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Bayi Dan Anak
    Anestesi Bayi Dan Anak
    Dokumen2 halaman
    Anestesi Bayi Dan Anak
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • SK Kebijakan PMKP
    SK Kebijakan PMKP
    Dokumen7 halaman
    SK Kebijakan PMKP
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • DHF DR Riza
    DHF DR Riza
    Dokumen10 halaman
    DHF DR Riza
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Soal Kesuma Blok 1 Baru
    Soal Kesuma Blok 1 Baru
    Dokumen7 halaman
    Soal Kesuma Blok 1 Baru
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • DWN Syndrm Pedss
    DWN Syndrm Pedss
    Dokumen27 halaman
    DWN Syndrm Pedss
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • 5 Star Doctor Edit
    5 Star Doctor Edit
    Dokumen3 halaman
    5 Star Doctor Edit
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Blangko Hira Contoh
    Blangko Hira Contoh
    Dokumen7 halaman
    Blangko Hira Contoh
    Ratih Puspa Wardani
    80% (5)
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • MH 4
    MH 4
    Dokumen10 halaman
    MH 4
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • THT Byl
    THT Byl
    Dokumen8 halaman
    THT Byl
    Ichsanul Amy Himawan
    Belum ada peringkat
  • Manfaat
    Manfaat
    Dokumen1 halaman
    Manfaat
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • THT Byl
    THT Byl
    Dokumen8 halaman
    THT Byl
    Ichsanul Amy Himawan
    Belum ada peringkat
  • Manfaat
    Manfaat
    Dokumen1 halaman
    Manfaat
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Cover FOME Ny. D
    Cover FOME Ny. D
    Dokumen8 halaman
    Cover FOME Ny. D
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Status Gizi Anak (Z Score)
    Penilaian Status Gizi Anak (Z Score)
    Dokumen7 halaman
    Penilaian Status Gizi Anak (Z Score)
    Tsania Rebel
    Belum ada peringkat
  • Cover Proposal Astrid
    Cover Proposal Astrid
    Dokumen1 halaman
    Cover Proposal Astrid
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang1
    Latar Belakang1
    Dokumen25 halaman
    Latar Belakang1
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat
  • Cover FOME Gizi Kurang Fix
    Cover FOME Gizi Kurang Fix
    Dokumen11 halaman
    Cover FOME Gizi Kurang Fix
    Ratih Puspa Wardani
    Belum ada peringkat