Anda di halaman 1dari 7

Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

September 16, 2008 By Yasinta Value Chain Porter (ditemukan oleh Michael Porter) adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis aktivitas-aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu : 1. Primary activities : - Inbound logistics : aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan. - Operations : akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output. - Outbound logistics : aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen. - Marketing and sales : aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk. - Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk. 2. Supported activities : - Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya. - Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian. - Technological Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output. - Infrastructure : terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan. Bank yang dianalisis : Lippo Bank (PT Bank Lippo, Tbk.) 1. Primary Activities Lippo Bank : a. Inbound logistics : - Pengelolaan likuiditas yang sehat, dengan jumlah kas atau setara kas senilai Rp.3570 milyar pada akhir tahun 2005, yang terdiri dari kas, giro pada bank lain dan BI, efek-efek, portfolio Sertifikat Bank Indonesia, dan obligasi. - Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda (penanganan uang yang masuk). b. Operations : - Pemeliharaan rekening skala besar maupun kecil, kliring, setoran, tarikan transfer, dls. - Compliance Group, yang mengawasi jalannya operasi agar sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia. - Pemantauan kredit - Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda. c. Outbound logistics : - 400 kantor cabang utama, pembantu, dan kantor kas yang tersebar di 87 kota, 700 unit ATM di

120 kota, 6 Branch Service Center. - E-Banking : Internet Banking, Mobile Banking, Phone Banking, dengan layanan setoran online 24 jam. - Jalur distribusi pelayanan yang seimbang antara jaringan kantor cabang konvensional. d. Marketing and sales : - Tersedianya teller dan information center yang cukup untuk menyampaikan informasi bagi calon konsumen atau konsumen. - Strategi periklanan yang gencar ditelevisi dan promosi berupa penyelenggaraan undian-undian tabungan berhadiah. Selain itu, adanya Corporate Social Responsibility yang memberikan beasiswa dan bantuan tenaga pengajar dibidang perbankan di beberapa universitas besar, meskipun tidak bersifat iklan namun dapat menambah nilai LippoBank dimata masyarakat. - Lengkapnya fasilitas dan layanan bank ditambah dengan paket-paket tabungan yang menarik, serta dimbangi dengan perkembangan teknologi, merupakan suatu nilai plus tersendiri bagi LippoBank. - Penawaran suku bunga tabungan yang tinggi. - Penataan lokasi kantor cabang dan ATM yang strategis, agar dapat berfungsi lebih efektif sebagai penyedia produk dan layanan perbankan konsumen. - Produk-produk kredit customer yang inovatif dan kompetitif. e. Service : - Layanan setoran, tarikan, kliring, transfer - Kartu kredit : Lippo Bank VISA and MasterCard Credit Card, Lippo Bank Golf Card and Lippo Bank Lady Card. - Perbankan elektronik : Lippo Bank ATM, Lippo Bank Visa Electron Debit Card, Lippo Bank Visa Electron Distribution Card, e-LippoLink, LippoNetB@nk, Electronic Draft Captured (EDC). - Layanan transaksi perbankan : Call Centre 14042, pengiriman uang, Mass Fund Transfer System (MFTS), Inkaso, Bank Drafts, Bancassurance. - Produk Treasury : Transaksi Valuta Asing, Transaksi Spot, Transaksi Forward. - Fasilitas kredit : LippoBank Home Loan, LippoBank Car/Motor Loan, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Ekspor, Trust Receipt (T/R). - Bank Garansi : Payment Bond, Tender Bond, Advance Payment Bond, Performance Bond, Bank Garansi Bapeksta, Bank Garansi Bea Cukai. - Fasilitas Ekspor-Impor : Letter of Credit (L/C), Negosiasi Wesel Ekspor, Diskonto Wesel Ekspor, Document against Acceptance Financing (D/A), Forfeiting, Documentary Collections, Warehouse Receipt Financing, SLBC (Stand by Letter of Credit). - Layanan lainnya : LippoBank Travel Center, Safe Deposit Box, Pick up and Delivery Service, layanan setoran online 24 jam, Call Center. 2. Supported Activities Lippo bank : a. Procurement : - Struktur pendanaan, 75% berasal dari pihak ketiga berupa rekening tabungan atau giro. - Dari bunga pemberian kredit dan bunga-bunga lainnya, Obligasi Pemerintah Republik Indonesia, provisi dan komisi lainnya, dan transaksi mata uang asing. - Laba dari penjualan surat-surat berharga.

- Saham-saham yang diterbitkan sebagai salah satu media perolehan modal/kas. Saham-saham ini diperdagangkan di BEJ dan BES. - Perputaran dari hasil transaksi bulanan yang rata-rata Rp. 530 trilyun. b. Human Resources Management : - Adanya Unit Training Human Resources, yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pelaksanaan program-program pengembangan SDM, diantaranya : Management Development, Information Technology Development , Dealer Development, Human Resources Development. (SDM sejumlah 6000an pada 2005). c. Technological Development : - Teknologi perbankan yang canggih, memungkinkan layanan pembayaran elektronik dengan volume transaksi lebih dari Rp. 30 trilyun/bulan. - Internet Banking, Mobile Banking, Phone Banking, Call Center. - Migrasi teknologi kartu kredit agar sesuai dengan standar baru Euro Master Visa (EMV), sehingga keamanan dan fleksibilitas kartu kredit akan bertambah. - Peningkatan fitur layanan bernilai tambah di ATM. d. Infrastructure : - Management Information System, Accounting, Operations, Financial, Human Resources Department. - Layanan perbankan elektronik : jaringan ATM dan perbankan yang luas (400 kantor cabang, 700 unit ATM), LippoNetBank, e-LippoLink, fasilitas Call Center. - Pengalihan Delegated Authority dan Service Strategy dari Kantor Pusat ke jaringan kantor cabang. - Pembentukan struktur Credit Service Center dan Branch Service Center, agar pemberian kredit lebih efisien dan meningkatkan pelayanan dan analisa bisnis di kantor cabang. - Infrastruktur yang dikembangkan berdasarkan 4 konsep utama : struktur jalur pelaporan, bentuk struktur yang datar, struktur hirarki organisasi, dan struktur Strategic Business Unit. - Pengawasan Internal : Internal audit Group, Compliance Group, Unit Pengelolaan Resiko - Jaringan intranet untuk seluruh kantor cabang. - Risk Management Charter dan Risk Management Philosophy, yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai bagian dari infrasruktur pengelolaan resiko. - Berbagai komite : Risk Mitigation, Corporate Governance, Risk Management, Audit, Kredit, Products, Assets and Liabilities, dan Work Group. - Restucturing and Settlement Group, komite independen dengan unit kerja khusus penanganan kredit bermasalah. - Instutional Banking Group dan Asset-Liability Management, Sebagai pendukung aktivitas LippoBank secara keseluruhan dan aktivitas treasury pada umumnya.

Elektronik data interchange (EDI) adalah transmisi data terstruktur antara organisasi dengan cara elektronik. Hal ini digunakan untuk mentransfer dokumen elektronik atau data bisnis dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain, yaitu dari satu mitra dagang yang lain mitra dagang tanpa campur tangan manusia. Hal ini lebih dari sekedar e-mail, misalnya, organisasi mungkin menggantikan bills of lading dan bahkan cek dengan pesan EDI yang sesuai. Ini juga merujuk secara khusus untuk sebuah keluarga standar .

Keuntungan menggunakan EDI melalui sistem kertas


EDI dan teknologi serupa lainnya menghemat uang perusahaan dengan menyediakan alternatif, atau menggantikan arus informasi yang memerlukan banyak interaksi manusia dan material seperti dokumen kertas, pertemuan, faks, dll Bahkan ketika dokumen kertas diselenggarakan secara paralel dengan EDI pertukaran, misalnya dicetak memanifestasikan pengiriman, pertukaran elektronik dan penggunaan data dari pertukaran yang mengurangi biaya penanganan menyortir, mendistribusikan, mengatur, dan mencari dokumen kertas. EDI dan teknologi semacam itu memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari manfaat untuk menyimpan dan memanipulasi data elektronik tanpa biaya entri manual. Keuntungan lain dari EDI berkurang kesalahan, seperti kesalahan pengiriman dan penagihan, karena EDI menghilangkan kebutuhan untuk rekey dokumen di sisi tujuan. Salah satu keuntungan yang sangat penting dari EDI atas dokumen kertas adalah kecepatan di mana mitra dagang menerima dan menggabungkan informasi ke dalam sistem mereka sehingga sangat mengurangi waktu siklus. Untuk alasan ini, EDI dapat menjadi komponen penting dari sistem produksi just-in-time. Menurut laporan Aberdeen 2008 "Sebuah Perbandingan Supplier Pemberdayaan around the World", hanya 34% dari pesanan pembelian dikirimkan secara elektronik di Amerika Utara. Dalam EMEA, 36% dari pesanan yang ditransmisikan secara elektronik dan di APAC, 41% dari pesanan yang ditransmisikan secara elektronik. Mereka juga melaporkan bahwa permintaan kertas rata-rata untuk memesan biaya sebuah perusahaan $ 37,45 di Amerika Utara, $ 42,90 di EMEA dan $ 23,90 di APAC . Dengan permintaan EDI untuk biaya pesanan dikurangi menjadi $ 23,83 di Amerika Utara, $ 34,05 di EMEA dan $ 14,78 di APAC.

Sebuah kode batang atau kode palang (bahasa Inggris: barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang. Penggunaan awal kode batang adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas dimana mereka semua menjadi universal saat ini. Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID, berusaha sejajar di pasaran AIDS, tapi kesederhanaan, universalitas dan harga rendah kode batang telah membatasi peran sistem-sistem baru ini. Seharga US$0.005 untuk membuat kode barang bila dibandingkan dengan RFID yang masih seharga sekitar US$0.07 hingga US$0.30 per tag.[1] Kode batang dapat dibaca oleh pemindai optik yang disebut pembaca kode batang atau dipindai dari sebuah gambar oleh perangkat lunak khusus. Di Jepang, kebanyakan telepon genggam memiliki perangkat lunak pemindai untuk kode 2D, dan perangkat sejenis tersedia melalui platform smartphone.

Keuntungan menggunakan kode batang


Proses Input Data lebih cepat, karena : Kode batang Scanner dapat membaca / merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual. Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi Kode batang mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data. Proses Input lebih akurat mencari data, karena : Teknologi Kode batang mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi. Mengurangi Biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang. Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan. Kemampuan bersaing dengan perusahaan saingan / kompetitor akan lebih terjaga.

Barcode merupakan sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu [biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku]. Kode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandung satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut akan dibaca oleh Barcode Reader, yang akan menterjemahkan kode ini kedalam data / informasi yang mempunyai arti. Di supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan transaksi oleh customer. Tidak ada satu standard dari kode batang ini, justru terdapat bermacam-macam standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code [UPC ] diatur oleh Uniform Code

Council, sebuah organisasi industri, yang menyediakan suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko ritel. Penemu sistem barcode ini. Adalah Joe Wodland.

Kenapa pake Barcode?

Menggunakan sistem barcode yang benar tentunya akan sangat menguntungkan perusahaan. Apa saja manfaatnya? Akurasi Barkoding ini bisa meningkatkan akurasi dengan mengurangi kesalahan manusia dari pemasukan data secara manual atau item yang salah baca atau salah label. Kemudahan pemakaian Barcode mudah digunakan. Dengan hardware dan software yang tepat bisa memaksimalkan proses otomatisasi pengumpulan data. Tentunya akan lebih mudah membuat inventarisasi akurat dengan sistem barcode, daripada secara manual. Keseragaman Pengumpulan Datan Beragam standar pemenuhan dan simbologi barcode yang terstandarisasi, menjamin informasi di terima dan disampaikan dengan cara yang benar sehingga bisa diterima di pahami secara umum. Feedback yang tepat waktu Barcode menawarkan feedback yang tepat waktu. Begitu muncul, data bisa diterima dengan cepat, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan informasi terbaru. Meningkatan produktifitas Barcode membuat aktifitas operasional dalam bisnis menjadi lebih singkat. Bayangkan betapa lamanya, ketika kasir anda harus memasukkan harga barang secara manual? Meningkatkan Profit Peningkatan efisiensi yang diberikan barcode memungkinkan perusahaan menghemat biaya dan yang terpenting meningkatkan profit bisnisnya.

Penggunaan Barcode

Bracode ada dimana mana. Hampir semua jenis industri menggunakan barcode, sehingga bisnis bisa untung. Berikut beberapa industri yang biasanya menggunakan teknologi barcode. Manufaktur Banyak hal detail dalam operasional industri manufaktur yang perlu awasi secara ketat. Karena sedikit saja kesalahan dalam komponen, semisal masalah stok barang, bisa menyebabkan inefisiensi dalam lingkungan manufaktur. Dalam hal ini, Barcode sering digabungkan dengan system MRP [Manufacturing Requirements Planning], agar bisnis memiliki data yang akurat terutama dalam system kerja di pergudangan. Pergudangan Siapapun yang menghandle pergudangan seharusnya menggunakan barcode. Bayangkan saja, kalau anda harus mendata seluruh produk anda secara manual. Kapan selesainya? Jasa Distribusi Jika perusahaan anda secara konsisten menge-cek barang yang masuk dan keluar, sudah seharusnys anda menggunakan barcode. Dijamin lebih cepat dan akurat, untuk mengetahui seberapa efisien, stok barang yang anda punyai pada suatu waktu. Ritel

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ketika seorang kasir biasa melakukan pengecekan secara manual dengan mengetik setiap harga barang. Bayangkan kalau setiap pebisnis ritel melakukan hal yang sama. Peluang membuat kesalahan tentunya akan sangat besar. Mereka akan bangkrut karena kurang teliti dan kurang akurat. Sekarang ini semuanya menuntut efisiensi. Yakni efisiensi yang diciptakan dengan memanfaatkan barcode. Transportasi Apa yang muncul dalam pikiran anda, ketika bicara tentang pengiriman paket tepat waktu? Jawabannya tentu Fedex atau UPS. Kedua perusahaan tersebut sedang merajai bisnis pengiriman paket, Karena mereka membuat system pengangkutan barang yang efektif. Kunci utama keberhasilan Fedex dan UPS terletak pada pemanfaatan teknologi Barcode. Lihat saja ketika mereka memasukkan data pada Portable Data Collectors, mereka berkomunikasi melalui system database secara tepat waktu. Masih banyak industri lain yang menggunakan barcode, tidak terbatas pada Industri Konstruksi, Kesehatan ataupun Toko Video saja, tapi juga Kartu Identitas, Absensi, Manajemen Dokumen dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai