Anda di halaman 1dari 8

FILOSUFI PENDIDIKAN BATASAN TANGGUNG JAWAB GURU DAN DOSEN1

Oleh : Al Misry**2 A. Muqadimah

Di ilhami ayat di atas dalam kaitan judul makalah kami,bahwa ada beberapa permasalahan yang jadi permasalahan sekligus pernyataan: 1. Tidak semua orang berpropesi sebagai guru dan dosen,maka apakah guru dan dosen yang ada saat inisudah propesional? 2. Tujuan pendidikan yang hakiki adalah upaya merubah sikap mental kea rah lebih baik.. maka apakah perubahan sikap mental tersebut menjadi tanggung jawab siapa. 3. Guru dan dosen sebagai pilihan resmi dari personal .. kenapa masih ada sikap anti apda tempat,mutasi,Gaji pasilitas yang mungkin disalahkan orang yang tidak bersalah. !. "ata guru,tanda petik Guru sekolah,guru urut,guru silat,guru,ge#guru $ n %kampong& 'roblematika dunia pendidikan kadang kala sangat unik,apakah karma jangka waktu pendidikan sepanjang hayat,dunia pendidikan melibatkan semua pihak,dunia pendidikan membutuhkan banyak pasilitas.dunia pendidikan harus memiliki bekal multi disiplin keilmuan dan keahlian yang akan di trans(er, karena itulah (ormat (iloso(i pendidikan apakah hanya
.Disampaikan pada seminar sehari )T*+ Gajah 'utih Takengon , -aret 2.1. "etua )T*+ Gajah 'utih Takengon dan dosen Tetap dengan jabatan edukati( /ektor "epala 0idang 'emikiran +slam pada )T*+ Gajah 'utih Takengon
2 1

tanggung jawab Guru dan Dosen, maka dari masalah ini kita ditantang dengan hasil positi( 1muflihun# atau hasil negati( berupa #adzabun adhziim#. "aitan dinamika masalah tersebut, dikembalikan kepada kita sebagai pemerhati dan pelaku dalam dunia pendidikan, bahwa *llah )2T mengisyaratkan : 1 Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasip suatu kaum, sehingga kaum itu mampu merobah nasipnya sendiri. B. Filo u!i T"i Pu a# P$%didi&a% "lasikal pendidikan dipahami bahwa proses dan tanggung jawab pendidikan pada tri pusat pendidikan yakni: 1. Informal 'roses pendidikan berawal dari keluarga, dalam rumah tangga , orang tua %ayah dan ibu& merupakan guru yang pertama dan utama, orang tua dan lingkungan keluarga akan menjadi 3ontoh untuk anak sejak usia dini, prilaku dan sikap dalam keluarga akan jadi uswah %3ontoh& bagi anak, miliu %lingkungan& keluarga adalah 3ermin bagi anak dalam bergaul di lingkungan rumahnya, adabtasi lingkungan bermain dan terbawa4bawa kelingkungan sekolah. 5ealita saat ini, apakah keluarga di mana masyarakat berada ,sudah dapat menjalankan (ungsi dan beban pendidikan bahwa orang tua sebagai pimpinan rmah tangga bertanggung jawab dalam pendidikan in(ormal dari sudut materi pendidikan, membimbing anaknya dalam hal disi(lin,mengajar shalat penanaman a6idah moral sampai kepada mendampingi anak dalam mengerjakan tugas di sekolah,memeriksa kamar serta mendampingi anak ke piknik atau les pri7at pada tempat tertentu.harapan selanjutnya tentu orang tua ingin anaknya baik dengan melihat perobahan pada sikap dari dampingan bimbingan setiap saatnya 2. Formal

Di negara kita sudah dikenal bahwa bi3ara pendidikan memiliki amanat yang jelas tentang ranah pendidikan %88D 19!:,88 no 2. 2..3 88 no 1! 2..:&. bahkan dalam emplementasinya penyelenggara pendidikan selain dikelola oleh pemerintah, swadaya masyarakat dibolehkan menyelenggarakan pendidikan . sehingga ranah pendidikan yang sesuai peraturan perundang4undangan yang berlaku, tidak lepas dari sarana prasarana %gedung sekolah dan media pendukung yang multi&, guru dan dosen yang pro(essional. 8mumnya semua pihak akan bi3ara pendidikan, semua akti(itas tidak terpisahkan dari proses pendidikan, semua orang mengejar pendidikan, akibatnya banyak orang yang kepingin terlibat dalam dunia pendidikan, banyak orang yang ingin menjadi guru, banyak orang yang ingin jadi dosen, dan lebih banyak lagi kalangan pemerhati pendidikan kendati belum terdidik melalui melalui proses pendidikan. Tanggung jawab pemerintah sudah jelas dengan mengatur proses dan standarisasi pendidikan, membangun sarana gedung pendidikan, melengkapi sarana pendukung atau media pembelajaran, menyiapkan anggaran pendidikan men3apai 2. ; dari seluruh anggaran negara3, mengangkat guru dan dosen sesuai keahlian dan kwali(ikasi keilmuan dengan bukti serti(ikasi dan akreditasi. 'roses pendidikan telah dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku, gedung megah untuk tempat pendidikan telah ada di mana4mana, guru dengan berbagai tingkat pangkat telah tersebar di penjuru nusantara, dosen yanmg mulai dari asisten ahli sampai guru besar %'ro(esor& telah berhamburan di seluruh kota 'ro7insi dimana ada 'erguruan Tinggi, kno ledge transper atau pendistribusian keilmuan telah dilaksanakan dengan berbagai metode dan strategi. <amun, pada saatnya mun3ul pertanyaan awal, apakah pemerintah dan badan swasta yang menyelenggarakan pendidikan (ormal

3 *manat 8ndang 8ndang <o. 2. Tahun 2..3 %kasus yang jelas ini beberapa tahun tearakhir ini menjadi kasus nasional, karena persoalannya sampai pada sidang -ahkamah "onstitusi. Dimana rujukan tetap menga3u pada 88 <o 2. Tahun 2..3 bahwa 'emerintah wajib menyediakan anggaran bidang 'endidikan sebesar 2. ; dari belanja negara

sudah semua peduli dengan tujuan pendidikan yakni perobahan sikap mental=? siapakah yang bertanggung jawab dalam masalah ini ? !. "on Formal >ang tidak kalah urgennya bi3ara pendidikan adalah lingkungan pendidikan itu sendiri yakni masyarakat luas. Tinjauan terlibatnya masyarakat dalam pendidikan antara lain : peserta didik adalah anak4anak yang berasal dari masyarakat ? guru dan dosen adalah anggota masyarakat? bangunan tempat belajar berasal dari uang masyarakat dan berada ditengah4tengah lingkungan masyarakat ? banyak dari masyarakat yang hidup karena pendidikan ? dan karena masyarakat pula pendidikan itu hidup. "enyataan hari ini= di antara kasus yang ada, pertama, masyarakat yang berada dekat dengan sekolah, lalu menyediakan kantin atau warung ke3il, berharap anak sekolah menjadi pelanggan tetap, suatu riskan ketika anak sekolah bolos jam jam pelajaran tertentu, atau sang anak belajar merokok, sang pemilik kantin melindungi anak tersebut bahkan menyiapkan kamar khusus untuk anak yang nakal tersebut. Kedua di sekitar perkotaan bahkan ditengah kota, ada masyarakat yang membuka usaha ') #play station$, para penggemarnya lebih banyak anak yang usia sekolah dan remaja, ketika jam belajar atau waktu sekolah tidak sedikit pelanggan yang berada di ') tersebut adalah anak sekolah yang bolos, mereka seakan melindungi yang mengatakan bahwa anak itu bukan pelajar atau siswa, karena memang baju yang dipakai bukan seragam sekolah. Ketiga jika ada anak yang berkeliaran diluar sekolah pada saat jam belajar pada tempat tertentu atau di jalan raya, adakah masyarakat umum yang mau dan mampu atas dasar tanggung jawab terhadap pendidikan menegor atau menanyakan anak tersebut kenapa harus berada diluar sekolah, mengantarkannya kesekolah atau minimal melaporkan kepada sekolah dan orang tua anak didik tersebut. "enyataan dari konsep tripusat pendidikan di atas, kadang kala sering mun3ul lempar tanggung jawab, orang tua telah menyerahkan anaknya !

kesekolah untuk belajar, kewajiban orang tua hanya menyediakan biaya, harga buku, harga pakaian, mau pinter anaknya, diserahkan pada tanggung jawab lembaga sekolah %urusan guru sekolah&. /embaga pendidikan juga yang dipenuhi dengan guru4guru %saat ini lebih dominan guru wanita&, kadang kala tidak terlalu bertanggung jawab atas perobahan sikap mental anak didik, mau pinter tergantung kemampuan dan kemauan anak se3ara personal, ada sebahagian guru hanya mengharapkan gaji dan tunjangan lain, awal bulan sudah tersedia, mengajar hanya tuntutan kerja agar dapat imbalan, mau pinter atau tidak sang anak didik, bukan urusannya. Demikian juga masyarakat yang seharusnya bertanggung jawab terhadap proses dunia pendidikan, tetapi ada juga masyarakat yang tidak peduli bahkan tidak mau tau tentang pendidikan, dengan dalih urusan pendidikan adalah urusan pemerintah. '. P$"$%iali a i Du%ia ($%didi&a% 'erenial meminjam istilah )ayid @usien <asr adalah konsep kembali kepada akar tradisi , maka perenialisasi pendidikan bermakna mengembalikan 3itra pendidikan ke akar masalah ditinjau dari (alsa(ah tujuan hakiki pendidikan, strategi pen3etakan tenaga pendidik, penguatan sumber daya pendidik yang ada, maka berikut ini ada beberapa tawaran konsep sebagai solusi dari kemelut merah dunia pendidikan kita, di anataranya adalah : 1. "esadaran seluruh konponen tentang tujuan pendidikan )ebelumnya kita telah merekam dilemma tentang tanggung jawab pendidikan yang kita kaitkan dengan Tripusat pendidikan. Aika selama ini adanya perbedaan pandangan tentang siapa yang paling bertanggung jawab, hari ini harus sepakat yang bertanggung jawab dan menjalankan pendidikan adalah seluruh konponen %"eluarga, 'emerintah dan -asyarakat&, yang paling penting semua pihak tau jika tujuan hakiki pendidikan adalah perobahan sikap mental melalui pengetahuan %kno ledge$, jika perobahan sikap anak didik atau siapa saja yang belum berobah sikap mentalnya kearah yang lebih baik, konotasinya pendidikan :

belum berhasil. -aka landasan utamanya adalah pendidikan agama dan lebih khusus lagi pendidikan akhla6 dan moral. 2. )trategi pengkaderan tenaga pendidik 'emahaman #Imeg$ masyarakat kita hari ini adalah gunanya disekolahkan anaknya agar bias menjadi 'egawai <egeri, apapun sekolah anak, atau betapapun tingginya sekolah anak, jika belum jadi 'egawai <egeri dianggap belum berhasil, anggapan yang 3epat menjadi '< adalah di bidang guru, sementara bidang4bidang keilmuan lain seakan terabaikan atau kurang peminat, ke3uali kejuruan tertentu yang diprediksi 3epat menghasilkan uang. *kibatnya di mana ada sekolah atau perguruan tinggi yang men3etak guru, itulah sekolah atau perguruan tinggi yang banyak peminatnya!. 5esiko yang mun3ul katakanlah kasus 'rogram Diploma ++ dulu, yang masuk jadi mahasiswa karena desakan orang tua, seseorang tidak memiliki bakat jadi guru lalu menimba pengetahuan keguruan, rasanya dididik dalam program selama 2 tahun rasanya sulit melahirkan guru yang pro(essional, sehingga orang ini jika jadi guru benaran karena +A*B*@ keguruan, apa jadinya di lapangan. 0eruntung situasi tersebut lahir 88 <o 1! tahun 2..: tentang Guru dan Dosen, sehingga tahun 2.1! seluruh guru harus pendidikan minimal )trata 1 dan dosen berpendidikan minimal )trata 2 serta langkah serti(ikasi guru dan dosen. +ni akan menjadi tantangan pada lembaga 'erguruan Tinggi yang ada mengasuh atau membuka program )tudi "eguruan, sudah saatnya harus memulai seleksi yang ketat dan kompetiti( untuk menerima 3alon mahasiswa 3alon guru memiliki bakat, pro(esi dan minat menjadi guru. )ehingga tidak melahirkan nama besar 1 3alon guru 1 dan makna guru yang kabur guru kampung alias dukun, guru sekulah, guru rurut, guru silat atau gegurun.
CC

! "asus *3eh Tengah sejak dulu terlihat bahwa )'G dan 'G* pernah memiliki siswa terbesar karena sekolah tersebut men3etak guru. )aat ini ada )T*+ Gajah 'utih ada jurusan tarbiyah yang men3etak guru *gama, bahasa arab, 0ahasa +nggeris, -atematika, T" menjadi pa7orit dari jumlah mahasiswanya.

3. 'enguatan Tenaga Guru dan Dosen serta bukan target. )alah satu upaya melemahkan mutu pendidikan di daerah ini, karena adanya target kelulusan 8jian <asional, sehingga anak4anak menunggu jawaban benar dari hasil ajaran sang gurunya yang pernah mengajarnya :. -aka solusi hari ini mungkinkan kita beranggapan ujian hanya persyaratan (ormalitas, yang paling penting adalah saat proses '0berlangsung, guru betul4betul melaksanakan tranper pengetahuan kearah keberhasilan standar mutu yang ditetapkan. *palagi penilaian keberhasilan siswa dikur dengan *pekti(, "ogniti( dan 'sikomotorik. 0agi tenaga pendidik yang mungkin belum pro(essional, dikuatkan melalui pembinaan berlanjut, bukan hanya sekedar pelatihan diruangan, tapi langsung uji 3oba di depan kelas serta seleksi keilmuan dan keahlian yang ketat yang sebaiknya di garda depan sekaligus memungsikan organisasi -ajlis 'endidikan Daerah %-'D& yang sudah dimilki semua daerah di 'ro7insi *3eh ini. )emua konponen tersebut dalam mengambil keputusan bukan mengedepankan perasaan, akan tetapi seluruhnya menga3u pada peraturan Cperundang4undangan yang berlaku. Dontoh dalam serti(ikasi Guru dan Dosen, berwenang menilai dekoumen, seberapa persen penilaian proses serti(ikasi melakukan 7isitor di lapangan, melihat kemampuan yang dinilai, sehingga serti(ikat yang nantinya diberikan betul4betul sesuai dengan pro(essi. *kreditasi sekolah dan prodi apakah selama ini berjalan sesuai dengan ketentuan, apakah akreditasi yang diperoleh sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan ? allahu%alam bish Sha ab D. P$%u#u( "esemua ungkapan di atas bukan bermaksud menyudutkan satu pihak, atau klaim saya yang benar, tetapi sebagai wa3ana pen3erahan yang
: "asus ini tragis terjadi dari hasil dampingan tim pemantau 8jian nasional dari 'erguruan Tinggi dua tahun terakhir, dimana pemantau pernah dimarahi dan diusir dari ruang ujian karena sang guru mau mendikte jawaban soal 8<. *lasan sekolah akan mamlu sekali jika anak didiknya banyak yang tidak lulus, kepala kan di mutasi, "epala Dinas akan di ganti

berangkat dari pengalaman, intinya sudah baikkah pendidikan kita hari ini, sudah ter3apaikah tujuan pendidikan kita di semua jenjang pendidikan kita saat ini, sudahkah semua kita bertanggung jawab atas dunia pendidikan kita dewasa ini, kalau belum mari kita perbaiki bersama, kita robah pemahaman bahwa anak kita sekolah untuk bias menjadi pegawai negeri, kita robah persepsi kita bahwa pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi tanggung jaweab moral kita bersama, anak4anak sekolah dan mahasiswa hari ini adalah anak4anak kita semua sebagai anak bangsa. "epada guru dan dosen lebih khusus bahwa benarlah kita orang yang terlibat langsung didunia pendidikan, jadilah lebih pro(essional yang men3etak kader bangsa yang tanggung di masa depan, mari kita kurangi na(su semata mendapatkan uang tanpa tanggung jawab moral yang tinggi. Terakhir kembali kepada makna (irman *llah )2T yang -aha *gung, bahwa 1*llah tidak akan merobah nasip suatu kaum, sehingga kaum itu mampu untuk merobah dirinya sendiri#. &akengon, 2(1( akhir 'ebruari

Anda mungkin juga menyukai