Anda di halaman 1dari 3

Media Massif , MDGs Tak Lagi Fluktuatif Indeks pembangunan manusia dapat dilihat dari tiga hal, yakni

dari sisi pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Sektor kesehatan merupakan sector yang akhir-akhir ini mendapat banyak sorotan, mengapa? Ya, tentu saja karena target MDGS yang merupakan target nasional pembangunan kesehatan gagal dilaksanakan. Bukan berita baru lagi, jika ternyata AKI (Angka Kematian Ibu )dan AKB (Angka Kematian Bayi) melonjak sangat tinggi bahkan hampir menyamai keadaan Indonesia pada 10 tahun yang lalu. Fantastis berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991, AKI berada pada 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Namun, hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan bahwa AKI baru dapat diturunkan menjadi 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti diperlukan upaya keras semua pihak untuk mencapai target tersebut. komitmen global bidang kesehatan. Bukan rahasia lagi, jika tujuan MDGs ini masih menjadi PR besar bangsa Indonesia untuk segera diselesaikan. Mungkin upaya akselerasi pun patut dilirik agar target yang ada dapat tercapai, waktu yang tersedia hanya tinggal 2 tahun lagi sedangkan pencapaiannya masih off the track. Berkaca dari teori H.L Blum bahwa aspek yang menentukan status kesehatan salah satunya adalah aspek perilaku. Dimana jika perilaku seseorang sudah sesuai dengan pola hidup sehat yang dianjurkan, maka diharapkan kesehatan akan tetap terjaga. Dan perilaku sendiri sebenarnya tak bisa dijauhkan dari aspek pengetahuan. Mengapa tidak bisa? Karena pengetahuan merupakan aspek penting untuk merubah persepsi serta menguatkan motivasi masyarakat untuk dapat berperilaku hidup bersih dan sehat. Lantas bagaimana masyarakat akan berperilaku sehat jika tidak mempunyai pengetahuan yang memadai? Padahal pengetahuan merupakan hal penting yang akan mempengaruhi persepsi serta motivasi seseorang untuk berperilaku. Jika hanya menyandarkan pada aspek pendidikan, tentu akan sulit mencapai pengetahuan yang maksimal. Seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu aspek pengetahuan kesehatannya bagus. Maka diperlukan alat yang pas untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terutama tentang MDGS sendiri. Mungkin saja target MDGS yang belum tercapai

diakibatkan bukan karena programnya yang jelek, namun pada tahap implementasinya. Bagaimana mungkin menganggap masyarakat mampu berperilaku sehat padahal tidak pernah memberi pengetahuan terhadap mereka? Media massa merupan wadah yang pas untuk menjawab tantangan ini. Dalam era modern dan globalisasi sekarang ini, informasi merupakan hal yang sangat penting. Media massa memiliki peran yang sangat besar dalam menyampaikan informasi. Saat ini media massa telah menjadi pemain utama dalam menyediakan berbagai informasi yang diperlukan publik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi opini publik. Setiap kejadian maupun kebijakan yang ada sangat dipengaruhi oleh informasi yang dipaparkan oleh media massa. Termasuk didalamnya merupakan informasi bidang kesehatan yang mungkin bisa membuat masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Selain itu, media massa dapat pula menjadi sarana kampanye atau sarana promosi kepada masyarakat mengenai tujuan MDGs . Ketika masyarakat tertarik terhadap promosi yang dilakukan tentu persepsi yang ada di masyarakat pun dapat diperbaiki. Tidak akan ada lagi masyarakat yang menggunakan dukun bayi untuk melahirkan, jika mereka mengerti bahwa persalinan dibantu dukun bayi sangat berresiko tinggi akan infeksi ibu ataupun bayi. Begitu pun juga dengan aspek MDGs, jika masyarakat tahu akan pentingnya MDGs, apa tujuannya dan mengapa harus ada MDGs tentu masyarakat akan lebih legawa dalam berpartisipasi menjalankan program tersebut. Apalah artinya ketika suatu negara telah meratifikasi suatu perjanjian internasional jika tidak dibarengi dengan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Ditambah lagi sebagai anggota PBB, Indonesia punya tanggungjawab moral untuk melaksanakan Deklarasi Beijing dan landasan aksi tersebut. Serta selanjutnya mengimplementasikan Deklarasi Milenium melalui Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yang dikeluarkan Sekretariat Jenderal PBB pada tahun 2001. Ada delapan tujuan MDGs yakni (1) Menghapuskan Kemiskinan dan Kelaparan, (2) Mewujudkan Pendidikan Dasar yang berlaku secara universal, (3) Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan Kesehatan Ibu, (6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit menular lainnya, (7) Menjamin Pelestarian Lingkungan dan (8) Membangun sebuah kemitraan global untuk pembangunan.

MDGs merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya dari sector pemerintahan saja. Jika memang ketidaktercapaian MDGs karena faktor pengetahuan masyarakat yang kurang. Maka memaksimalkan peran media dapat menjadi sebuah cara apik untuk menanggulanginya. Massifkan promosi tentang kesehatan agar masyarakat tahu apa saja perilaku beresiko sebuah penyakit, sekaligus cara untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan tersebut di lingkungannya. Memang bukan hal yang mudah, Namun patut dicoba !!! Agar Indonesia tak lagi di anggap remeh karena menghadapi masalah kesehatan yang sepele saja tidak rampung.

Sumber: http://www.dinkesjatengprov.go.id/v2012/index.php?option=com_content&view=article&id=12 4:pemda-kabupaten-magelang-melakukan-berbagai-upaya-percepatan-penurunan-aki-danakb&catid=8:latest diakses pada 30 Oktober 2013 http://bkbkspp.wonogirikab.go.id/home.php?mode=content&submode=detail&id=921 pada 31 oktober 2013 diakses

Anda mungkin juga menyukai