Anda di halaman 1dari 13

JURNAL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS CAIRAN SELASA, 8 APRIL 2014

KELOMPOK 4 NARYANTO (1112016200018)

FIKA RAHMALINDA FIKRI SHOLIHA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

VISKOSITAS CAIRAN

NARYANTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014
Abstrak
Pada zat cair, ukuran partikel menetukan tingkat kekentalan(viskositas) dari cairan itu sendiri. Viskositas merupakan sifat friksi atau sifat tahanan di pedalaman fluida terhadap tegangan geser yang diterapkan pada fuida tersebut. Perbedaan viskositas pada zat cair menunjukkan fungsi zat cair tersebut. Contohnya saja viskositas air lebih rendah daripada oli, hal ini menyebabkan air dapat dikomsumsi oleh makhluk hidup sedangkan oli tidak. Masing-masing oli juga mempunyai viskositas yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi oli. Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik viskositas oli, minyak tanah, etanol 70%, dan air. Oli yang digunakan adalah oli bekas yang diperoleh dari sisa-sisa pemakaian oli mesin. Cara menentukan viskositas suatu zat adalah dengan menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Terdapat beberapa macam tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain: viskometer kapiler(Ostwald), viskometer Hoppler, viskometer Cup and Bob, dan viskometer Cone and Plate. Kata kunci: viskositas, partikel, oli, dan viskometer

A. Pendahuluan Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986) (Dalam Jurnal Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes, 2008). Zemansky mengatakan viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam(internal) suatu fuida (Jurnal Rizky Hardiyatul Maulida dkk, 2010). Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut begerak melewati satu sama lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Sedangkan pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda dan zat cair pada umumnya jauh lebih kental daripada gas (Jurnal Rizky Hardiyatul Maulida dkk, 2010). Makin besar viskositas, makin lambat aliran cairan. Viskositas cairan biasanya turun dengan meningkatnya suhu, dapat dianalogikan dengan sirup gula panas mengalir lebih cepat dari pada sirup gula dingin. Cairan yang mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya antarmolekul yang lemah. Air memiliki viskositas lebih besar dibandingkan kebanyakan cairan karena kemampuannya untuk membentuk ikatan hidrogen. Yang menarik, viskositas gliserol jauh lebih besar daripada semua cairan (Raymond Chang, 2005: 375). Sedangkan menurut Eko Budi Kuncoro viskositas adalah suatu sifat yang dipakai sebagai pengukur besarnya daya yang diperlukan untuk memisahkan molekul-molekul air agar dapat dilewati (Dalam buku Akuarium Laut: 51). Hukum Stokes pada prisipnya adalah: Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya

kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida. Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris dirumuskan sebagai Persamaan (1) (Sears, 1984).
Fs= 6rv (1)

dengan menyatakan koefisien kekentalan, r adalah jari-jari bola kelereng, dan v kecepatan relatif bola terhadap fluida.Persamaan (1) pertama kali dijabarkan oleh Sir George Stokes tahun 1845, sehingga disebut Hukum Stokes.
Dalam pemakaian eksperimen harus diperhitungkan beberapa syarat antara lain : 1. Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola.

2. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida. 3. Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih bersifat laminer. Sebuah bola padat memiliki rapat massa b dan berjari-jari r dijatuhkan tanpa kecepatanawal ke dalam fluida kental memiliki rapat massa f, di mana b > f. Telah diketahui bahwa bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi, namun beberapa saat setelah bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan konstan. Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir VT atau kecepatan terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya apung ditambah gaya gesekan fluida (Dalam Jurnal Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes, 2008).

B. Metode dan Alat Bahan Cara Ostwald Alat Bahan

Viskometer Aquades Gelas Kimia Stopwatch Mistar Bulp Etanol Minyak tanah/kerosin Oli

Cara Falling Ball Alat Kelereng Gelas Kimia Bahan Aquades Etanol

Stopwatch Minyak tanah/kerosin Mistar Oli

Pengukuran massa jenis Alat Picknometer Etanol neraca ohauss Minyak tanah/kerosin Oli Bahan Aquades

Memasukkan air ke dalam picknometer. Kemudian menimbang picknometer berisi sampel tersebut di neraca ohauss.

Ulangi dengan mengganti sampel dengan etanol, minyak, dan oli.

Metode Ostwald Membersihkan viskometer dengan menggunakan pelarut yang sesuai (bisa dengan etanol). Mengukur larutan air sebanyak 40 ml kemudian masukkan ke dalam viskometer. Menandai tinggi larutan pada A dan B. Menyedot air menggunakan bulp yang diletakkan pada pipa B (selama proses penyedotan pipa B, tutup pipa A). Melepas bulp pada pipa B sehingga air kembali ke posisi semula, mencatat waktu yang dibutuhkan air sampai ke posisi semula. Mengulangi langkah 1-5 dengan sampel etanol, minyak, dan oli.

Metode Falling Ball Mrngukur panjang gelas kimia. Mengukur jari-jari kelereng. Memasukkan air ke dalam gelas kimia ukuran 100 ml (usahakan agar air penuh). Memasukkan kelereng ke dalam gelas kimia tersebut. Memutar gelas kimia 180 sehingga kelereng bergeser. Mencatat waktu yang dibutuhkan kelereng jatuh ketika gelas kimia diputar 180.

C. Pembahasan

Sampel Aquades Etanhol Minyak tanah/kero sin Oli

picknometer kosong (gram) 22,2 22,2 22,2 22,2

picknometer+sa mpel (gram)

volume (ml)

massa jenis (gr/ml)

46,1 41,6 43,25 42,45

24,9 24,9 24,9 24,9

0,95 0,78 0,85 0,81

massa volume

aquades

46,1 22,2 24,9

= 0,95 gr/ml

e tan ol

41,6 22,2 24,9

= 0,78 gr/ml

min yak

43,25 22,2 24,9

= 0,85 gr/ml

oli

42,45 22,2 24,9


= 0,81 gr/ml Metode Ostwald Sampel Volume sampel (L) 0,04 0,04 0,04 0,04 jari-jari pipa panjang pipa (cm) (cm) 0,85 11,6 0,85 11,6 0,85 0,85 11,6 11,6 waktu (sekon) 1,39 5,49 50,17 3,42

Aquades Etanhol Minyak tanah/kerosin Oli

P R 4 t
gVL

=koefisien viskositas
R = jari-jari pipa (cm)

t = waktu (detik)
g = gravitasi (m/s2)

V= volume (liter) L= panjang pipa (cm) P = tekanan (dyne/cm2)

aquades

P R 4 t aquades
gVL

22 P 0,854 1,39 = 0,054 7 10(0,04)(11,6)

e tan ol

P R 4te tan ol
gVL

22 P 0,854 5,49 = 0,175 N s/m2 7 10(0,04)(11,6)

min yak

P R 4 t min yak
gVL

22 P 0,854 50,17 = 1,75 N s/m2 7 10(0,04)(11,6)

oli

P R 4toli
gVL

22 P 0,854 4,32 = 0, 143 N s/m2 7 10(0,04)(11,6)

Sampel Aquades Etanhol Minyak tanah/kerosin

Metode Falling Ball jari-jari kelereng tinggi tabung (m) (cm) 1,5 0,162 1,5 0,162 1,5 0,162

waktu (sekon) 0,98 1,09 1,87

l t

v = kecepatan (cm/sekon) l = jarak (cm) t = waktu (detik)

vAquades

0,162 = 0,165m/s 0,98 0,162 = 0,086631 m/s 1,87

vMinyak Tanah/Kerosin

vOli

0,162 = 0,14464m/s 1,12

4 vkelereng r 3 3
4 22 . .(1,5) 3 3 7
= 14,142857 cm
3

kelereng = 0,9 gr/m3

2rb2 (d b d ) g 9v
2(1,5) 2 ( kelereng 0,95) 9(8,345323)
2(1,5) 2 ( kelereng 0,78) 9(8,345323) 2(1,5) 2 ( kelereng 0,85) 9(8,345323) 2(1,5) 2 ( kelereng 0,81) 9(8,345323)

aquades
e tan ol

= - 0,0029 N s/m2

= 0,0072 N s/m2 = 0,002 N s/m2

min yak

aquades

= 0,0054 N s/m2

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986) (Dalam Jurnal Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes, 2008). Zemansky mengatakan viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam(internal) suatu fuida (Jurnal Rizky Hardiyatul Maulida dkk, 2010). Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut begerak melewati satu sama lainnya. Pada zat cair,

viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Sedangkan pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda dan zat cair pada umumnya jauh lebih kental daripada gas (Jurnal Rizky Hardiyatul Maulida dkk, 2010). Makin besar viskositas, makin lambat aliran cairan. Viskositas cairan biasanya turun dengan meningkatnya suhu, dapat dianalogikan dengan sirup gula panas mengalir lebih cepat dari pada sirup gula dingin. Cairan yang mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya antarmolekul yang lemah. Air memiliki viskositas lebih besar dibandingkan kebanyakan cairan karena kemampuannya untuk membentuk ikatan hidrogen. Yang menarik, viskositas gliserol jauh lebih besar daripada semua cairan (Raymond Chang, 2005: 375). Besaran gesekan antarmolekul ini biasanya juga disebut derajat kekentalan zat cair. Pada percobaan viskositas dengan metode Ostwald, viskositas aquades yang didapat dari perhitungan, yaitu 0,053 N s/m2. Viskositas etanol yang didapat dari perhitungan, yaitu 0,175 N s/m2. Viskositas minyak yang didapat dari perhitungan, yaitu 1,75 N s/m2. Viskositas oli yang didapat dari perhitungan, yaitu 0,143 N s/m2. Semakin tinggi viskositas, semakin sulit suatu jenis cairan mengalir, semakin rendah viskositas, semakin mudah suatu jenis cairan mengalir. Oli dan minyak merupakan aliran laminar atau aliran kental karena laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil, sedangkan air dan etanol merupakan aliran turbulen karena laju aliran yang melalui pipa lebih besar dari laju aliran pada aliran laminar. Pada metode ini, tinggi pipa sukar dihitung. Hal ini menyebabkan tinggi pada pipa kurang teliti, pun juga mempengaruhi harga viskositasnya. Pada percobaan metode bola jatuh, metode ini dipengaruhi oleh adanya gravitasi pada kelereng. Kelereng yang telah dimasukkan ke dalam gelas kimia mengalami gaya gravitasi akibat gelas kimia diputar 180. Metode ini kurang tepat digunakan untuk menghitung nilai viskositas. Hal

ini karena alat dan bahan sederhana yang digunakan pada metode ini menyebabkan nilai viskositas yang akan dicari kurang teliti, selain itu waktu yang dihitung selama kelereng jatuh akan tidak tepat. Oleh karena itu diperlukan pencatatan waktu otomatis yang akan mencatat waktu yang diperlukan kelereng untuk jatuh ketika diputar 180. Agar nilai viskositas cairan (ketika menggunakan metode bola jatuh) dapat diketahui, diperlukan massa jenis kelereng, massa jenis zat cairan serta jari-jari kelereng yang digunakan. Pada metode bola jatuh, nilai viskositas yang didapat dari aquades, yaitu -0,0029 N s/m2. Etanol, yaitu 0,0072 N s/m2. Minyak, yaitu 0,002 N s/m2. Oli, yaitu 0,0054 N s/m2. Hasil ini tidak valid karena berberda dengan ada pada literatur. Dalam buku Raymond Chang menyatakan bahwa viskositas dari air (H2O) adalah 0,00101 N s/m2, sedangkan viskositas dari etanol (C2H5OH) adalah 0,0012 N s/m2 (2005; 376). Perbedaan yang terjadi karena kurang ketelitian praktikan dalam mengamati percobaan dalam praktikum viskositas cairan ini.

D. Kesimpulan Berdasarkan data hasil percobaan dan tujuan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. 2. Terdapat beberapa macam tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain: viskometer kapiler (Ostwald), viskometer Hoppler, viskometer Cup and Bob, dan viskometer Cone and Plate. 3. Pada percobaan viskositas dengan metode Ostwald, viskositas aquades yang didapat dari perhitungan, yaitu 0,053 N s/m2. Viskositas etanol yang didapat dari perhitungan, yaitu 0,175 N s/m2. Viskositas minyak yang didapat dari perhitungan, yaitu 1,75 N s/m2. Viskositas oli yang didapat dari perhitungan, yaitu 0,143 N s/m2.

4. Pada metode bola jatuh, nilai viskositas yang didapat dari aquades, yaitu -0,0029 N s/m2. Etanol, yaitu 0,0072 N s/m2. Minyak, yaitu 0,002 N s/m2. Oli, yaitu 0,0054 N s/m2. Dalam buku Raymond Chang menyatakan bahwa viskositas dari air (H2O) adalah 0,00101 N s/m2, sedangkan viskositas dari etanol (C2H5OH) adalah 0,0012 N s/m2 (2005; 376).

E. Daftar Pustaka Chang, Raymound. 2005. http://books.google.co.id/books?id=KzN5SOR1A4C&pg=PA374&dq=tegangan+permukaan+adalah&hl=id&sa=X&ei=J4d LU-yrJsHMrQfp_IHgDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=viskositas&f=false diakses pada 16 April 2014 Kuncoro, Eko Budi. http://books.google.co.id/books?id=hbHafEkjXQoC&pg=PA51&dq=visko sitas+adalah&hl=id&sa=X&ei=KohLU4PJAcmBrQfCzoBw&redir_esc=y #v=onepage&q=viskositas%20adalah&f=false diakses pada 16 April 2014 Budianto, Anwar. 2008. METODE PENENTUAN KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR HUKUM STOKES. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-

content/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf diakses pada 16 April 2014 Maulida, Rizky. H dan Erika Rani. 2010. ANALISIS KARAKTERISTIK PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS OLI MENGGUNAKAN ROTARY VISCOMETER. ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/download/.../pd...diakses pada 16 April 2014

Anda mungkin juga menyukai