Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS HUTANGR LUAR NEGERI INDONESIA

Oleh: TUTI MARYATI ERC1A011036 LIA PRETTY S ERC1A011007

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam daftar negara penghutang terbesar di dunia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji pe nawaran pulp dan kertas Indonesia di pasar internasional dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi perdagangan komoditas tersebut.

1.2.

Perumusan Masalah Semakin sedikitnya hutan sebagai sumber bahan baku untuk industri pulp

dan kertas bagi negara produsen pulp dan kertas menyebabkan berkurangnya pasokan akan pulp dan kertas dunia. Saat ini negara-negara besar penghasil pulp dan kertas sepreti Amerika dan Skandinavia mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pulp dan kertasnya. Hal ini disebabkan keterbatasan lahan atau hutan sebagai penghasil kayu, selain itu faktor iklim yang menyebabkan kayu di negara tersebut baru bisa dipanen dalam waktu yang sangat lama yaitu sekitar empat puluh tahun. Faktor lingkungan yang tidak

mendukung tersebut menyebabkan pertumbuhan produksi pada negara tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya. Disisi lain pertumbuhan permintaan pulp dan kertas dunia terus meningkat tajam saat ini permintaan kertas sekitar 300 juta ton per tahunnya, kondisi tersebut menjadi peluang bagi negara produsen pulp dan kertas seperti Indonesia untuk masuk dalam pasar pulp dan kertas dunia. Industri pulp dan kertas Indonesia dari data statistik menunjukkan bahwa hasil ekspor pulp telah berkembang. Berdasarkan data dari Kementrian Perdagangan ekspor kertas pada Januari-Mei 2010 mencapai US$ 1,67 miliar. Pada Januari-Mei 2009 ekspor kertas hanya sebesar US$ 1,293 miliar. Penurunan ekspor kertas pada 2009 sebesar 10,15 persen dari tahun sebelumnya. Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai ekspor kertas hanya US$ 3,403 miliar. Padahal, nilai ekspor pada 2008 hanya 3,793 miliar.

Selain itu, kinerja ekspor bubur kertas pada periode Januari-Mei 2010 juga meningkat sebesar 68,37 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Nilai ekspor bubur kertas pada Januari-Mei 2010 mencapai US$ 542 juta ton. 2008 Januari-Mei 2009 ekspor kertas US$ 1,293 miliar pada Januari-Mei 2010 mencapai US$ 1,67 miliar ekspor kertas hanya US$ 3,403 miliar. Padahal, nilai ekspor pada 2008 hanya 3,793 miliar. Perbedaan nilai tukar mata uang antar negara akan mempengaruhi aliran perdagangan di pasar internasional. Pasar ekspor kertas Indonesia ditujukan ke berbagai negara Asia,Amerika, Australia, Afrika, Timur Tengah serta beberapa negara di Eropa. Negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda, baik dari kondisi perekonomian, jarak antar

negara dan harga kertas di negara tujuan. Kondisi perekonomian negara tujuan ekspor dapat dilihat melalui tiga faktor ekonominya, yaitu pendapatan per kapita, populasi dan nilai tukar. Faktor-faktor yang berbeda pada negara tujuan tersebut berlaku sebagai faktor penarik (gravity) terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke negara tujuan ekspor. Analisis aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan penting dilakukan agar ekspor kertas tetap eksis di pasar internasional. Analisis tersebut didasarkan pada karakteristik negara tujuan ekspor, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu strategi untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia. Walaupun hingga saat ini pangsa pasar Indonesia masih sangatlah kecil di pasar dunia jika dibandingkan dengan beberapa negara produsen utama pulp dan kertas, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan produksi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara produsen pulp dan kertas lainnya. Dari uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana perkembangan penawaran ekspor pulp dan kertas di Indonesia ? 2. Berapa besar kontribusi ekspor pulp dan kertas terhadap ekspor non migas Indonesia ? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran ekspor pulp dan kertas di Indonesia ?

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Bertolak pada permasalahan yang ada, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan ekspor pulp dan kertas di Indoesia. 2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi ekspor nasional pulp dan kertas terhadap ekspor non migas Indonesia. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran ekspor pulp dan kertas di Indonesia.

1.3.2

Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi bagi akademis dalam melakukan studi lanjutan. 2. Manfaat Praktis

kalangan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan khususnya bagi pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan dan perencanaan pengembangan ekspor pulp dan kertas di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Pengertian 2.1.1 Pulp dan Kertas Kertas adalah bahan tipis dan rata yang dihasilkan dengan kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan mengandung selulosa. Peradaban Mesir Kuno menyumbang papyrus sebagai media tulis menulis. Papyrus ini digunakan pada masa bangsa Firaun yang kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah hingga Romawi di Laut Tengah serta ke seluruh Eropa, meskipun papyrus dirasakan masih sangat mahal. Kata papyrus (papyrus) kemudian dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, Jerman, Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol (Wikipedia, 2005).

Menurut Sofyan dalam Situmorang (2005), pulp adalah kumpulan dari serat-serat (baik cair maupun padat) yang dibuat dengan cara menguraikan bahanbahan yang mengandung lignoselulosa (kadar lignin dan selulosa). Kertas adalah suatu benda yang tersusun terutama oleh selulosa dan bahan penolong lainnya. Secara umum proses pembuatan kertas terdiri dari dua bagian kelompok besar, yaitu : proses pembuatan pulp serta proses pembuatan kertas dan kertas board. Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat, dapat dikerjakan secara kimia atau mekanik atau dengan kombinasi dua cara perlakuan tersebut. Pulp dan kertas dalam bidang industrinya merupakan suatu industri yang sangat berkaitan, walaupun pulp dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan papan serat, sutra rayon dan sebagainya, akan tetapi kedua industri ini saling terkait dan merupakan satu-kesatuan yang terpadu karena pada dasarnya pulp adalah bahan utama pembuatan kertas. Proses pembuatan kertas dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) pemilahan kayu menjadi serat penyusun (pulp) (2) pelarutan serat dalam air (3) penggilingan atau penghalusan pulp (4)pencampuran bahan-bahan tambahan (perekat, pengisi, bahan pengika kekuatan basah dan lain-lain) (5) pembentukantikar serat (6) pengurasan air dan, (7) pengeringan Untuk tipe-tipe tertentu

pembentukan lembaran membutuhkan banyak perlakuan permukaan tertentu . (Asih, 2005).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Konsep Perdagangan Internasional Suatu Negara mau berdagang dengan negara lain karena negara tersebut ingin mendapatkan manfaat dari perdagangan.seperti halnya dengan individu, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas sementara alat pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri relatif terbatas.karena sifat tersebut,saat ini sudah tidak ada lagi negara yang dapat menghailkan kebutuhannya sendiri.keyakinan bahwa perdagangan luar negri mampu memberikan manfaat baik terhadap negara maupun terhadap penduduk suatu negara telah mendorong timbulnya perdagangan internasional (Haryadi,2013). Secara teoritis,perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama, Negara-negara berdagang karena pada dasarnya mereka berbeda satu sama lain.setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan sesuatu yang relatif lebih baik. Kedua, Negara-negara melakukan perdagangan internasional guna mencapai skala ekonomi ( Economies of scale) dalam produksi. Maksudnya, jika setiap negara hanya memproduksi sejumlah barang tertentu, mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien jika dibandingkan negara tersebut memproduksi segala jenis barang (Basri,2010). Dalam teori modern mengenai perdagangan internasional dikenal teori Hecsher dan Olin ( H-O). Teori ini disebut juga factor proportion theory atau

teori ketersediaan faktor.dasar pemikiran teori ini adalah bahwa perdagangan internasional misalnya, Indonesia dan Jepang terjadi karena opportunity cost yang berbeda antara kedua negara tersebut. Perbedaan ongkos alternatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi ( misalnya tenaga kerja, modal, tanah, dan bahan baku yang dimiliki kedua negara tersebut. Indonesia memiliki tanah yang lebih luas dan bahan-bahan baku serta tenaga kerja (khususnya dari golongan yang berpendidikan rendah) yang jauh lebih banyak dibandingkan jepang. Sebaliknya jepang memiliki tenaga kerja dengan pendidikan yang lebih tinggi dan jumlah yang lebih banyak daripada Indonesia. Teori markantilisme belum mengenal konsep keuntungan komperatif sebagai penentu pola perdagangan, karena juga mempengaruhi struktur produksi dan distribusi pendapatan. Boleh dikatakan bahwa priode markantalisme merupakan transisi menuju pemikiran klasik yang dimotori oleh Adam smith.Adam smith melihat betapa pemikiran kaum markantilisme cenderung akan membawa petaka bagi masyarakat dunia. Alasannya adalah karena konsep kesejahteraan dan mazhab markatilisme didasarkan pada kekayaan yang dinilai dari kebanyakan stok emas yang dimilii oleh suatu negara.stok emas ini diperoleh dari surplus perdagangan. Maka tak mengherankan jika hanya orangorang yang memberikan kontribusi kepada surplus perdagangan saja yang dianggap sebagai produktif. Bertolak pada pemikiran tersebut maka negara berupaya sekuat mungkin untuk meningkatkan ekspor dan menekn impor. Peran negara dalam meningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan menjadi sangat domian.

Adam smith menunjukkan teori keuntungan absolut (absolut advantage) yang menyatakan bahwa keuntungan absolut merupakan basis perdagangan internasional. Suatu negara akan melakukan spesialisasi dan ekspor terhadap suatu jenis barang tertentu dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Perdagangan internasional dianggap sebagai suatu akibat dari adanya interaksi antara permintaan dan penwaran yang bersaing. Permintaan dan penawaran akan tampak dalam bentuk yang sudah dikenal serta merupakan suatu interaksi dari kemungkinan produksi dan profensi konsumen. Suatu negara akan mengekspor komoditas yang dihasilkan lebih murah dan mengimpor omoditas yang lebih mahal dalam penggunaan sumberdaya. Perdagangan internasional semacam itu akan mendorong peningkatan konsumsi dan keuntungan. Sebaliknya pembatasan perdagangan olek pemerintah justru memberikan kerugian yang lebih besar bagi masyarakat dalam negeri dibandingkan manfaat yang diperoleh ( Forum penelitia Ekonomi).

2.2.2

Konsep Ekspor Ekspor merupakan suatu bagian dari perdagangan internasional, menurut

nursusanto. Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerinta dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing. Suatu negara yang memproduksi lebih dari kebutuhan dalam negeri dapat mengekspor kelebihan produksi tersebut ke luar negeri. Ekspor merupakan salah satu sumber devisa. Untuk mampu mengekspor, suatu negara harus mampu menghasilkan barang

atau jasa yang mampu bersaing di pasar internasional. Kemampuan bersaing sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain sumber daya alam, sumber daya menusia, serta teknologi. Yang dimaksud dengan ekspor Indonesia adalah perdagangan yang kegiatannya bertujuan untuk mengirim barang dan jasa dari batas wilayah pabean Indonesia atau wilayah hukum Republik Indonesia keluar negeri, melalui prosedur dan tata cara ekspor yang telah diatur oleh pemerintah indonesia. Keberadaan ekspor dalam perekonomian merupakan sarana yang berfungsi untuk mengatasi masalah terbatasnya pasar di dalam negeri dan sekaligus menjamin kelangsungan pembangunan yang seimbang antara sektor industri (sekunder) di dalam negeri. Ekspor juga merupakan suatu kegiatan perdagangan internasional yang dapat mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Perdagangan internasional adalah perdagangan antar negara artinya adanya saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan serta untuk memenuhi kebutuhan dari perdagangan dalam hubungan ekonomi antar negara (Salvator,1990). Adapun terjadinya perdagangan internasional adalah sebagai berikut: 1. Tukar-menukar barang dan jasa 2. Pergerakan Sumber daya manusia melalui batas-batas negara 3. mempercepat perkembangan ekonomi bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya 4. Terjadinya aliran dana yang berupa kapital inflow dan kapital outflow dari dan ke negara berkembang atau miskin 5. Perdagangan menyebabkan optimalisasi penggunan sumber daya

Terjadinya Ekspor karena adanya permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dibutuhkan dalam perdagangan internasional (Kamaluddin 1998). Tetapi tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi oleh suatu negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri yang disebabkan oleh beberapa faktor (Tan, 2004). Yaitu: 1. Sumber daya alam yang terbatas. Karunia Tuhan yang berupa sumber daya alam karena tidak semua negara diberikan dengan jumlah, jenis dan kualitas yang sama. 2. Keahlian (skill) manusia yang terbatas. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dihasilkan dengan pola fikiran manusia dalam negara yang bersangkutan sehingga sumber-sumber alam tidak semua dapat diolah dengan kualitas SDM yang dimiliki. 3. Perbedaan teknologi. Erat kaitannya dengan keterbatasan, ketersediaan SDM pada suatu negara, yang pada gilirannya melahirkan perbedaan tingkat teknologi yang dikuasainya. Bagi negara yang memiliki banyak SDM yang berkualitas atau yang berpendidikan yang tinggi penguasaan teknologi relatif lebih baik dan demikian sebaiknya perbedaan penggunaan teknologi menyebabkan terjadinya perbedaan jenis produk dan kualitas yang dihasilkan sehingga menyebabkan keterkaitan antar negara semakin tinggi. 4. Keterbatasan modal. Negara di dunia dapat dikelompokkan yakni, negara kaya, negara sedang berkembang, dan negara miskin.

Salah satu indikator adalah besar kecilnya modal yang diukur antara lain PDB (produk domestik Bruto) dari masing-masing negara tersebut.

Perdagangan internasional adalah transaksi antar negara yang melewati pembatasan dari Suatu negara antara lain ( Waluya, 1995). Dalam prakteknya perdagangan terdapat dua sudut pandang yang berbeda yaitu perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro, dimana ekonomi mikro membahas harga barang dan jasa, sedangkan masalah ekonomi makro terletak pada kebijakan yang merangsang perkembangan perdagangan internasional seperti kurs, Moneter, Fiskal (Krugman ,1996). 2.2.3 Konsep Penawaran Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan seberapa banyak produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan per priode pada berbagai kemungkinan tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Teori penawaran ialah sifat para penjual dalam menawarkan komoditas yang akan dijualnya. Dengan kata lain penjual menawarkan barang dan jasa yang diperlukan oleh pihak yang membutuhkan. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara langsung berhubungan dengan harganya, hal lain diasumsikan konstan. Jadi, semakin rendah harganya, jumlah yang ditawarkan semakin sedikit ;semakin tinggi harganya, semakin tinggi pula jumlah yang ditawarkan.

Ada dua alasan yang menyebabkan produsen menawarkan barang lebih banyak pada tingkat harga yang lebih tinggi. Pertama, jika harga meningkat dan faktor lain konstan, maka produsen menjadi lebih mau untuk menawarkan barang dalam jumlah lebih banyak. Harga menjadi sinyal bagi produsen yang sudah ada maupun yang potensial mengenai imbalan atas produksi suatu barang. Kedua, Harga barang yang lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan produsen menghasilkan barang. The law of increasing oportunity cost, yang menyatakan bahwa oportunity cost atas produksi suatu barang akan semakin meningkat sejalan dengan semakin banyaknya barang yang diproduksi. Mengingat produsen menghhadapi marjinal cost yang semakin besar atas setiap tambahan unit output, maka mereka harus menerima harga output yang lebih tinggi agar mampu memproduksi lebih banyak.Contohnya, saat produksi susu rendah, petani dapat menggunakan sumber daya yang paling sesuai untuk produksi susu. Dengan demikian, output yang semakin tinggi mempunyai oportunity cost yang semakin besar juga. Harga susu yang lebih tinggi menyebabkan petani lebih mampu mengalihkan sumber daya dari alternatif penggunaan yang lain. Harga minyak yang lebih tinggi juga meningkatkan kemampuan perusahaan minyak melakukan ekplorasi pada lokasi yang lebih sulit diakses, seperti hutan terpencil di amazon, lautan penuh badai di laut utara, dan tundra beku di Alaska dan Sideria. a. Penawarn ekspor pulp dan kertas yang berasal dari hasil produksi HTI. Dalam rangka penyederhanaan maka

penawaran ekspor pulp dan kertas indonesia digabungkan sebagaimana telah dirumuskan dalam landasan Teoritis. QS = F (P,PX,MP ) Dimana: QS = Penawaran P = Harga Output PX = Harga Input MP = Margianal Produk

2.2.4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi penawaran Ekspor Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasilkan ke negara-negara lain apabila barang-barang tersebut diperlukan di negara lain dan mereka tidak menghasilkan sendiri barang-barang tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor diantaranya sebagai berikut: a. Produksi Teori perdagangan Klasik menganggap bahwa faktor produksi tidak secara bebas pindah dari satu negara ke negara lain. Meskipun anggapan ini ditiadakan maka prinsip teori perdagangan itu masih berlaku (Nopirin, PH.D: 1999).

Produksi dan produsen adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Produksi bisa terwujud karena produsen menyertakan sejumlah output. Untuk produks pulp dan produk tissue, produksi yang dihasilkan merupakan suatu rangkaian kegiatan digunakan adalah output langsung. Di indonesia, industri HTI merupakan salah satu industri yang memiliki peran besar dalam menyumbang pada PDB (produk domestik bruto) nasional. b. Harga ekspor Relatif Harga ekspor relatif adalah harga jual barang dan jasa yang terjadi di pasar internasional yang merupakan interaksi antara permintaan dengan penawaran, yang diikuti dengan harga internasional.kontribusi ekspor suatu negara dalam perdagangan internasional akan menentukan posisi tawar menawar suatu negara dalam pembentukan harga tersebut, harga ekspor berkorelasi negatif dengan permintaan ekspor, dimana permintaan akan turun bila harga ekspor indonesia pasar internasional meningkat, demikian juga sebaliknya. Pengaruh negatif tersebut dengan asumsi pengaruh lain adalah konstan, tetapi realitanya faktor-faktor lain. Harga selalu berubah seperti pendapatan,selera, dan harga produk subtitusi, serta jika negara eksportir adalah negara kecil yang tidak dapat mempengeruhi harga internasional (harga ditentukan oleh negara importir).kemeningkatan harga padat karya ,yaitu output yang

memungkinkan meningkatnya permintaan terhadap produk negara

ekportir, karena harga yang berlaku tersbut merupakan harga yang diinginkan oleh konsumen ,dalam Tan (2005). Harga ekspor relatif merupakan salah satu unsur yang cukup

dominan andilnya terhadap besar kecilnya volume ekspor, dimana harga ekspor relatif akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh negara eksportir. Hubungan antara harga ekspor relatif dengan ekspor yaitu besarnya keuntungan eksportir dapat ditentukan oleh tingginya harga ekspor relatif tersebut. Bila harga ekspor relatif lebih tinggi dari harga dalam negeri, ekspor akan meningkat, karena dengan menjual ke luar negeri maka akan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada eksportir. Walaupun demikian ada kemungkinan meskipun harga relatif menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tetapi ekspor akan meningkat kalau penurunan harga ekspor diikuti oleh penurunan harga dalam negeri dalam presentase yang sama .Untuk itu yang

diperbandingkan ini bukan harga-harga dalam satu tahun ke tahun lain,akan tetapi besarnya harga relatif pada tahun tertentu. Dalam hal ini tingginya harga ekspor relatif terhadap harga dalam negri , dalam arti ongkos transportasi dan biaya informal lainnya yang telah diperhitunkan (Walter dan Areskong dalam Tan ,1990). c. Kurs ( exchange rate) Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam satuan mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan yang amat penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan,

karena kurs memungkinkan bagi kita untuk menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama. Pada dasarnya permasalahannya adalah berapa jumlah mata uang domestik yang ditukarkan dengan sejumlah mata uang negara lain. Besarnya jumlah mata uang suatu negara tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan atau memperoleh satu unit valuta asing (valas) itulah yang disebut dengan kurs . Dalam perdagangan internasional, eksportir menerima valuta asing sebagai hasil dari penjualan produknya , tetapi valuta asing tersebut belum dapat langsung dipergunakan dalam negeri. Dipihak lain importir memerlukan valuta asing untuk membayar produk yang dibelinya ,

karena mata uang dalam negeri kemungkinan tidak dapat diterima oleh eksportir. Baik ekportir dan importir memerlukan pasar valuta asing untuk melakukan transaksi penukaran daya beli mata uang tersebut. Jadi kurs (exchange rate) tidak lain dari nilai mata satu mata uang relatif terhadap mata uang lain, misalnya satu dollar AS diukur dengan nilai rupiah Perbedaan nilai kurs ini ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran masingmasing negara. Apabila permintaan Indonesia terhadap dollar lebih tinggi dari penawaran dollar amerika keIndonesia maka nilai dollar akan lebih besar dari nilai rupiah, kemeningkatan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap nilai tukar mata uang lain disebut apresiasi dan sebaliknya penerunan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain disebut depresiasi.

Ada beberapa bentuk sistem nilai tukar valuta asing antara lain: 1. Kurs yang berubah ubah ( flexsible exchange rate ) Kurs sering juga disebut dengan kurs mengambang( floating exchange rate ) kurs ini dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung harga permintaan dan pernawaran uang dipasar valuta asing pada kurs mengambang murni, campur tangan sama

pemerintah tidak dapat melakukan

sekali, artinya tidak ada peran pemerinta dalam mengatur nilai kurs. Pemerintah membiarkan kurs mengambang menurut mekanisme pasar. Jika permintaan terhadap suatu mata uang meningkat, maka harga ( kurs ) dari mata uang tersebut akan meningkat dan sebaliknya.

2. Kurs yang tetap ( fxed exchange rate ) Sistem kurs semacam ini memerlukan campur tangan pemerintah yang sangat besar. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam mematok nilai kurs dan menjaga agar nilai kurs bisa stabil pada tingkat yang diingikan. Namun demekian, dalam kenyataannya, pemerintah masih

menetapkan batas toleransi ( batas tertinggi dan batas terendah ) dari nilai kurs. Jadi ada nilai yang paling rendah yang ditentukan pemerintah ( ceilling price ). Kurs yang dianggap normal dalam arti tidak mengganggu kestabilan ekonomi

negara adalah kurs yang bergerak atau berfluktuluasi antara kurs yang paling tinggi dan kurs paling rendah dapat ditolerir pemerintah untuk menjaga kestabilan nilai kurs ini biasa nya pemerintah dapat melakukan pembelian valuta asing di pasar (untuk mencegah turunnya kurs ) atau dapat pula menjual valuta asing di pasar ( untuk mencegah kenaikan kurs ). 3. Sistem kurs mengambang terkendali ( managed floating exchange rate ) Sistem moneter Internasional yang diserahkan pada mekanisme permintaan dan penawaran tetapi tidak untuk halhal tertentu pemerintah turut ikut campur tangan dapat dijelaskan sistem nilai tukar dimana mata uang satu negara tidak dinilai mengambang terhadap nilai tukar mata uang asing tertentu, tetapi dikaitkan dengan sejumlah mata uang asing yang dominan yang dijadikan patokan atau portofolio. Nilai portofolio tersebut ditentukan oleh nilai rata-rata dari berbagai mata uang asing yang disebut currency portofolio. d. Volume Ekspor Penawaran ekspor tentu saja berpengaruhi positif terhadap penawaran ekspor pulp dan produk tissue jambi. Potensi ekspor pulp dan produk tissue masih tinggi hanya saja produktivitas dan kualitasnya masih relatif rendah.

2.3. Penelitian sebelumnya Dalam penelitian ini juga terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang mengambil tema tentang ekspor suatu komoditi yang dihasilkan suatu negara ke Negara lain dan berguna bagi penulis dalam menyusu penelitian ini. Beberapa penelitian tersebut adalah: Asih (2005), dalam tesisnya yang berjudul Analisis Ekonomi

Perkembangan Ekspor Pulp dan Kertas Indonesia dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data time series dengan metode analisis model persamaan simultan Two Stage Least Square (2SLS). Hasil pembahasan pada penelitian diperoleh bahwa ekspor pulp

dan kertas terkonsentrasi di negara China, Korea Selatan dan Jepang sehingga perkembangan ekspor pulp dan kertas sangat bergantung pada perkembangan ekonomi ketiga tersebut. Agar dapat mempertahankan peningkatan ekspor pulp dan kertas Indonesia, disarankan agar produsen pulp dan kertas Indonesia memperhatikan pemasaran pulp dan kertas ke negara China, Korea Selatan dan Jepang karena ketiga negara tersebut memiliki prospek yang baik. Ningrum (2006), dalam tesisnya yang berjudul Analisis Permintaan Ekspor Pulp dan Kertas Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Dari model diperoleh hasil bahwa perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia lebih didominasi oleh tiga negara yaitu Jepang, China dan Korea Selatan. Nilai ekspor pulp dan kertas Indonesia ke China lebih tinggi dibandingkan pada ekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar dari permintaan ekspor pulp adalah variabel produksi pulp. Pada ekspor kertas, variabel yang paling responsif terhadap ekpor kertas adalah variabel produksi kertas. Jika industri pulp dan kertas Indonesia dapat meningkatkan produksinya, maka ekspor pulp dan kertas Indonesia akan semakin meningkat dan dapat memperluas pemasaran produknya dan menjangkau negara-negara yang memiliki peluang besar sebagai pasar untuk produk pulp dan kertas Indonesia. Gozali (2013), Analisis ekspor Kakao Indonesia dan Pengaruhnya terhadap PDB di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan alat analisis regresi. Hasil dari penelitian ini dalah bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap

nilai ekspor kakao Indonesia adalah variabel harga kakao Internasional dan harga kakao indonesia adalah variabel niali tukar mata uang dollar tehadap rupiah.

2.3. Kerangka pemikiran Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara umumnya perencanaan pembangunan berorientasi pada masalah perkembangan perekonomian,karena mengingat penghalang utama bagi pembangunan suatu negara yang sedang berkembang adalah mengenai kekurangan modal.Bila masalah kekurangan modal ini bisa diatasi maka proses pembangunan di negara yang mengenai sasaran. Perdagangan internasional mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian suatu negara ,sehingga perdagangan luar negri bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja ,pengaruh tidak langsung dari perdagangan luar negri sebagai penghasil devisa ,sebagai transfer teknologi dengan sebagai transfer modal luar negri.jumlah devisa yang bisa kita dapatkan dari ekspor,tentu kita harapkan dari tahun ke tahun bertambah hal ini tergantung pada semakin baiknya prospek kita yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sektor non migas mempunyai peranan yang penting dalam menambah devisa negara. Neraca perdagangan ekspor dan nilai ekspor dari sektor non migas cukup besar, hal ini dapat memberikan gambaran bahwa sektor non migas memberikan sumbangan devisa yang cukup besar. Pulp dan kertas merupakan salah satu produk non migas yang sedang berkembang akan lebih cepat

berpotensi di Indonesia. Sejak tahun 1980 hingga tahun 2005, Indonesia dapat memproduksi pulp sebesar 2 juta ton per tahunnya dan memproduksi kertas sebesar 3,3 juta ton per tahunnya. Kondisi pasar pulp dan kertas internasional cukup menjanjikan dan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi Indonesia untuk meningkatkan industri pulp dan kertas. Mengacu pada teori yang diungkapkan Lipsey (1995) bahwa harga merupakan variabel penting yang memiliki hubungan negatif dengan permintaan, untuk itu variabel harga dalam penelitian ini dijadikan sebagai salah satu variabel independen yang diduga mempengaruhi permintaan pulp dan kertas. Kemudian variabel nilai tukar juga dimasukkan kedalam variabel independen dalam model, karena pada dasarnya suatu perdagangan antar negara akan melibatkan mata uang yang berbeda, seperti yang diungkapkan oleh Mankiw (2003) mengenai nilai tukar riil dan nilai tukar nominal. Kemudian mengacu pada teori yang di ungkapkan oleh Salvatore (1997) bahwa volume ekspor suatu negara merupakan selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik. Untuk itu penulis memasukkan variabel produksi pulp dan kertas sebagai variabel independen yang diduga mempengaruhi permintaan ekspor. Untuk melihat pengaruh suatu kebijakan terhadap permintaan ekspor pulp dan kertas, penulis memasukkan variabel dummy larangan ekspor kayu bulat. Dari berbagai teori ekonomi yang ada maka faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan ekspor produk pulp Indonesia antara lain harga ekspor pulp (HXPt), nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika (NTt), produksi produk pulp (PPt), harga ekspor pulp tahun sebelumnya (HXPt-1) dan dummy larangan ekspor kayu bulat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor kertas antara lain harga ekspor kertas (HXKt), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (NTt), produksi produk kertas (PKt), harga ekspor kertas tahun sebelumnya (HXKt-1) dan dummy larangan ekspor kayu bulat. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan ekspor aproduk pulp dan kertas Indonesia akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda karena persamaan-persamaan tersebut terdiri dari beberapa variabel bebas. Hasil analisis regresi berganda ini akan menunjukkan berapa besar faktorfaktor tersebut mempengaruhi jumlah permintaan ekspor produk pulp dan kertas.

Produk pulp dan kertas Indonesia

Pasar internasional Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor

Penawaran ekspor produk pulp dan kertas Indonesia

Analisis regresi berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square(OLS

Faktor yang secara signifikan mempengaruhi permintaan ekspor, berapa besar pengaruhnya

Analisis deskriptif

Perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Berdasarkan permasalahan dalam kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu : diduga produksi pulp dan kertas ,harga ekspor relatif dan kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran ekspor pulp dan kertas di Indonesia ,baik secara stimulan ataupun parsial.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan sumber Data Data yang digunakan sebagai bahan analisa dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data deret waktu (time series). Data tersebut meliputi data bulanan dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,Bank Indonesia,Dinas Perindustrian dan Perdagangan Indonesia,Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia selain itu data di dapat dari berbagai kepustakaan yang terkait dengan penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data perkembangan ekspor non Migas indonesia 2. Data volume pulp dan Kertas Indonesia 3. Data harga ekspor pulp dan Kertas indonesia 4. Data kurs tengah Indonesia Rp/US$

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Departemen Perindustrian dan perdagangan (DISPERINDAG) Indonesia 2. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia 3. Bank Indonesia

3.2. Metode Analisis Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pegukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dalam hal ini peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodalan matematis.

3.3.Alat Analis Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi untuk mengolah data yang tersedia.Analisis regresi pada dasarnya adalah studi engenai ketergantngan suatu variabel dependen terhadapa suatu variabel independen untuk memprediksi nilai rata-rata variabel terikat terhadap nilai variabel bebas yang diketahui. Dalam menganaliss data-data yang telah dikumpulkan digunakan model ekonometrika. Untuk perkembangan ekspor di Indonesia dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif sedangkan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara keduanya peneliti menggunakan model linier regresi. Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris dengan memakai statistik inferensisial parametrik, artinya setelah data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian menginterpretasikan hasil analisis tersebut. dengan memakai skala rasio, yaitu skala dimana angka mempunyai makna yang sesungguhnya, sehingga angka nol dalam skala ini diperlakukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian. Pengolahan dilakukan secara bertahap, karena data yang tersedia merupakan data rata-rata perhari dari setiap tahunnya, maka pengolahan dimulai dengan mengambil rata-rata dari nilai tukar Rupiah dalam kurun waktu perbulan dengan menggunakan scientific calkulator. Kemudian setelah dilakukan rata-rata hasilnya ditabelkan kembali

berdasarkan bulan dan tahun. Data yang telah ditabelkan dipersiapkan sebagai input komputer sesuai dengan model yang digunakan. Perhitungan

ini dilakukan dengan bantuan komputer yaitu dengan menggunakan program SPSS 16.

Untuk mengetahui berapa besar kontribusi ekspor pulp dan kertas terhadap ekspor non migas indonesia priode 2008-2012 digunakan pendekatan sebagai berikut:

Dimana : Gt Xt Xt-1 = perkembangan ekspor pulp dan kertas = Nilai tahun t = Nilai t Tahun sebelumnya

1. Besarnya Kontribusi ekspor Pulp dan Kertas Terhadap ekspor Non Migas Untuk menjawab tujuan kedua yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi ekspor pulp dan kertas terhadap ekspor non migas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

K xT Txm

= kontribusi = ekspor pulp dan kertas = Total ekspor non migas

2. Faktor-faktor yang Mempengruhi Penawaran Ekspor Secara teoristis penawaran ekspor pulp dan kertas suatu negara dipengaruhi oleh produksi pulp dan kertas, dimana adanya peningkatan produksi akan meningkatkan ekspor pulp dan kertas, harga yang berlaku, dimana adanya rangsangan untuk meningkatkan ekspor, pulp dan kertas yang dihasilkan indonesia sebagian besar ditujukan untuk ekspor. Dalam perdagangan internasional peranan nilai tukar turut menentukan. pengaruh nilai tukar adalah positif, artinya apabila terjadi penigkatan nilai tukar mata uang mitra dagang (depresiasi), maka harga komoditas ekspor dalam negeri menjadi meningkat,sehingga hal ini akan mendorong produsen lebih bergairah untuk meningkatkan produksinya ,yang akhirnya akan mendorong pemeningkatan volume ekspor. Untuk menjawab tujuan ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penawaran ekspor antara lain: 1. Produksi ( He) 2. Exchange Rate (kurs) 3. Harga Ekspor ( Px)

Untuk mengetahui pengaruh produksi pulp dan kertas,harga ekspor dan kurs ekspor, digunakan analisis regresi linear berganda dengan formula sebagai berikut:

Dimana: Y = Volume ekspor Pulp dan kertas = Konstanta ,2,3 = Koefisien regresi X1 X2 X3 = Variabel produksi pulp dan kertas =Variabel harga ekspor pulp dan kertas = Variabel nilai tukar ( kurs)

3.4. Pengujian Hipotesis Untuk melihat apakah masing-masing koefesien regresi

signifikan atau tidak, maka dilakukan uji dengan alat uji hipotesis T statistik dan F statistik yaitu: 3.4.1.Uji T statistik Uji ini digunakan untuk mengetahui secara parsial seberapa besar pengaruh tingkat signifikasi variabel bebas (independent) terhadap variabel terkait (dependent).

Uji hipotesis dirumuskan sebagai berikut : H0 : = 0 ..... artinya tidak terdapat pengeruh signifikan antara variabel Indepent terhadap variabel dependent H0 : # 0 ...... artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Indepent terhadap variabel dependent Nilai t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut

Dimana: b Se = koefisien regresi hasil estimasi = Simpangan baku atau standar eror

nilai t hitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel pada drajat kebebasan (df) dngan tingkat keyakinan tertentu dengan keputusan sebagai berikut : t hitung > t tabel t hitung < t tabel ..... ...... Ho ditolak dan menerima Ha Ho diterima dan menolak H

3.4.2.Uji F statistik Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel independent terhadap variabel independent secara bersamasama.

Uji hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H0 : = 0 ..... artinya tidak terdapat pengeruh signifikan antara variabel indepent Terhadap variabel dependent H0 : # 0 ...... artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Indepent Terhadap variabel dependent Nilai f hitung diperoleh dengan rumus :

Dimana: R k n = = = Koefisien korelasi Banyaknya perubahan bebas Banyaknya perubahan sampel

Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel pada derajat kebebasan (ds) dengan tingkat keyakinan tertentu dengan keputusan sebagai berikut : F hitung > F tabel ............ H0 ditolak F hitung < F tabel ............ H0 diterima

BAB 1V DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, SE, MMS, 2010. Ekonomi Internasional, Teori dan Apliksi. Penerbit Biografika, Bogor. Basri, Faisal, 2010. Dasar-dasar Ekonomi Internasional, Pengenalan dan Aplikasi metode kuantitatif. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Ningrum, 2006. Analisis Permintaan Pulp dan Kertas Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Institut Teknoligi Bandung. Bandung. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2012. Indonesian Pulp and Paper IndustryDirectory 1987. Gramedia, Jakarta. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2004. Indonesian Pulp and Paper Industry Directory 2004. Gramedia, Jakarta.

Asih, S. 2005. Analisis Ekonomi Prekembangan Ekspor Pulp dan Kertas Indonesia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (skrips). Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Pusat Statistik. 2008 s.d 2012. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia: Ekspor. Volume 1. BPS. Indonesia Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumarno (penerjemah). Erlangga. Jakarta. Mankiw, G. 2000. Teori Makroekonomi. Edisi Keempat. Penerbit, Erlangga, Jakarta. Salvator, dominick, Munandar haris, 1997. Ekonomi Internasional. Edisi kelima Penerbit Erlangga. Jakarta. www.wikipedia.com Perdagangan Internasional http:// www.bi.go.id Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Diakses 7 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai