Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

Bergulirnya roda kehidupan yang ada dalam suatu negara merupakan kehidupan yang harus dijalani secara bersama. Kehidupan negara yang ada dalam suatu negara secara absolut mengatur apa dan siapa yang ada di dalam wilayah negara, dan juga secara relative mereka yang menjadi bagian dari negara tetapi tidak berada dalam negara dan mereka yang berhubungan dengan negara tersebut (Dwijowijoto, 2003: 2) Oleh karenanya, sebuah kehidupan bersama harus diatur, agar supaya satu sama lain tidak saling merugikan. Aturan bersama tersebut yang lantas kita pahami sebagai kebijakan (Dwijowijoto, 2003: 3) Kebijakan dalam lingkup sebuah negara merupakan segala sesuatu yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakatnya, sebagai serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran program program pemerintahannya. Maksud dan tujuan kebijakan dibuat adalah untuk memecahkan masalah public yang sedang berkembang dimasyarakat (Widodo, 2007: 14) dan masalah yang muncul dalam masyarakat begitu banyak macam, variasi dan intensitasnya. Namun, tidak semua masalah bisa melahirkan kebijakan publik. Oleh karenanya, untuk menentukan sebuah permasalahan perlu adanya proses pengidentifikasian masalah atau yang disebut juga dengan perumusan masalah. Pun bukan pekerjaan yang mudah untuk mengidentifkasi sebuah permasalahan. Terkadang, kita akan salah menginterpretasi bahwa masalah yang muncul bukan merupakan sebuah permasalahan kebijakan (William, 2000: 209). Perlu adanya kehatian-kehatian dalam proses perumusan permasalahan. Untuk merumuskan sebuah kebijakan baru, setelah maslah teridentifikasi dengan baik, maka diperlukan adanya peramalan kebijakan, hal ini dilakukan untuk berhasilnya sebuah analisis
1

kebijakan dan yang akan memberikan pengaruh bagi perbaikan pembuatan kebijakan itu sendiri. Sehingga melalui peramalan kita akan memperoleh visi yang prospektif, sehingga dapat memperluas kapasitas kita untuk memahami, mengontrol dan membimbing masyarakat sebagai pelaku kebijakan. Rekomendasi kebijakan akan dapat diberikan setelah adanya analisa kebijakan dilakukan. Dan ketika kebijakan diberlakukan perlu adanya pemantauan hasil-hasil kebijakan serta perlu adanya evaluasi kinerja kebijakan. Oleh karenanya, akan tercipta adanya sebuah siklus perputaran kebijakan yang saling berkaitan. Dalam makalah ini, penyaji hanya akan membahas mengenai peramalan kebijakan, oleh karena peramalan kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan. Para pembuat serta penganalisa kebijakan harus mengetahui bagaimana cara meramalkan suatu kebijakan, tujuan serta manfaat sebuah peramalan kebijakan. Sehingga, seperti yang telah tersampaikan sebelumnya, apabila peramalan kebijakan dapat dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh visi yang prospektif, sehingga dapat memperluas kapasitas kita untuk memahami, mengontrol dn membimbing masyarakat sebagai pelaku kebijakan.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Peramalan dalam Analisis Kebijakan 1. Pengertian Peramalan William ( 2003 : 291), peramalan (forecasting) adalah suatu prosedur untuk membuat informasi faktual tentang situasi sosial masa depan atas dasar informasi yang telah ada tentang masalah kebijakan. Ramalan mempunyai tiga bentuk utama : proyeksi, prediksi, dan perkiraan 1. Suatu proyeksi adalah ramalan yang didasarkan pada ekstrapolasi atas kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan. Contohnya : kita dapat menghitung proyeksi jumlah penduduk tahun 2010 berdasarkan data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir, yakni tahun 2004, 2003,2002,2001,1991 2. Sebuah prediksi adalah ramalan yang didasarkan pada asumsi teoretik yang tegas. Contohnya : apabila di dalam organisasi publik yang memiliki misi pelayanan terdapat red tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan berbelit belit, maka kondisi ini juga berpotensi melahirkan korupsi. Ini disebabkan pelanggan akan memotong prosedur pelayanan dengan cara memberikan biaya tambahan kepada para petugas agar segera dilayani. 3. Suatu perkiraan adalah ramalan yang didasarkan pada penilaian yang informatif atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa depan. Forecasting adalah kegiatan untuk menentukan informasi faktual tentang situasi di masa depan atas dasar informasi yang ada sekarang.(Subarsono 2005 : 37) Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa forecasting adalah suatu kegiatan untuk membuat informasi yang faktual berdasarkan situasi masa depan atas dasar informasi yang telah ada untuk membuat suatu kebijakan.

2. Tujuan Peramalan Ramalan kebijakan baik didasarkan pada ekstrapolasi, teori, atau penilaian informative, mempunyai beberapa tujuan penting. Pertama dan yang paling penting, ramalan menyediakan informasi tentang perubahan kebijakan di masa depan dan konsekuensinya. ( William 2003 : 292 ) Tujuan forecasting adalah: (1) memberikan informasi mengenai kebijakan di masa depan dan konsekuensinya; (2) melakukan kontrol dan intervensi kebijakan guna memengaruhi perubahan, sehingga akan mengurangi resiko yang lebih besar. ( Subarsono 2005 : 37 ) 3. Jenis Jenis Masa Depan Subarsono (2005 : 49 ), menyatakan bahwa jenis jenis masa depan, terdiri atas : a. Masa depan potensial (potential future), yakni situasi masa depan yang mungkin dapat terjadi, yang berbeda dengan situasi sosial yang memang terjadi. Contoh, sebagai akibat penebangan hutan yang terus-menerus, maka berbagai jenis masa depan mungkin dapat terjadi, misalnya bencana alam, kekurangan persediaan air, kenaikan suhu udara, musnahnya satwa, dan sebagainya. b. Masa depan masuk akal (plausible future), yaitu situasi masa depan yang atas dasar asumsi akan terjadi apabila pembuat kebijakan tidak melakukan intervensi. Contoh, bencana alam c. Masa depan normatif (normative future), yakni masa depan yang seharusnya terjadi. contoh, apabila lebar jalan raya diperluas, manajemen lalu lintas disempurnakan, dan pertumbuhan jumlah kendaraan dikontrol ketat, maka jumlah kecelakan lalu lintas di masa depan akan berkurang. 4. Sumber Sumber Tujuan, Sasaran, dan alternatif William 2003 : dalam meramalkan kebijakan yang akan diberlakukan, maka baik seorang analis maupun pembuat kebijakan harus menemukan sumber tujuan, sasaran serta alternative yang akan digunakan dalam membuat kebijakan uang antara lain: a. wewenang, dalam memprediksi sebuah kebijakan yang akan datang, seorang analis dapat berdiskusi dengan para pakar untuk mencari alternatif pemecahan permasalahan. b. Wawasan, seorang analis dapat menggunakan intuisinya, penilaian (judgment), atau pengetahuan tersembunyi dari orang orang yang dipercayai cukup memahami suatu masalah.
4

c. Metode, pencarian alternative pemecahan permasalahan dapat dilakukan dengan melakukan analisa dengan menggunakan metode yang tepat dan inovatif. d. Teori Ilmiah, teori yang dibuat dalam ilmu-ilmu social dan eksakta dapat digunakan sebagai pijakan pencarian alternative pemecahan permasalahan kebijakan. e. Motivasi, keyakinan, nilai dan kebutuhan dari para penentu kebijakan dapat dijadikan sebagai sumber pemecahan permasalahan kebijakan. Alternative dapat dibuat dari tujuan serta sasaran dari suatu kelompok. f. Kasus Paralel. Pengalaman kebijakan dari negara atau kota lain serta kasus kasus permasalahan kebijakan dapat digunakan sebagai peramalan alternative kebijakan. g. Analogi, kemiripan antar permasalahan yang berbeda juga dapat digunakan sebagai sumber alternative kebijakan. Semisal undang undang yang dirancang untuk meningkatkan kesamaan kesempatan kerja bagi wanita merupakan hasil dari analogi terhadap perlindungan hak hak kaum minoritas. h. System etik, teori tentang keadilan social yang dibangun oleh para filsuf dan pemikir social lain dapat juga digunakan sebagai sumber alternative pemecahan kebijakan di berbagai bidang. Hal hal tersebut diatas dapat dijadikan sebagai acuan atau sumber bagi kewenangan kebijakan, tujuan serta alternative dalam meramalkan sebuah kebijakan. B. Pendekatan Pendekatan Peramalan William (2003:303) menyatakan bahwa, sebuah permasalahan kebijakan, tujuan, sasaran serta alternative ditetapkan. Ada beberapa jenis pendekatan yang dapat digunakan sebagai alternative pemecahan masalah kebijakan. Pendekatan ini digunakan agar seorang analis 1). Memutuskan apa yang diramal, yakni menentukan obyek ramalan 2). Menentukan bagaimana membuat ramalan, yakni memilih satu atau lebih dasar untuk meramal; 3). Memilik teknik yang paling sesuai dengan obyek dan dasar yang dipakai. Yang menjadi Obyek dari suatu ramalan adalah titik pijakan suatu proyeksi, prediksi atau perkiraan. Ramalan memiliki empat objek antara lain: a. Konsekuensi dari kebijakan yang ada. Ramalan dapat digunakan untuk mengestimasi perubahan yang mungkin terjadi jika pemerintah tidak menempuh tindakan baru. b. Konsekuensi dari kebijakan baru. Ramalan dapat digunakan untuk mengestimasi perubahan yang ada didalam masyarakat yang dperkirakan akan terjadi jika kebijakan baru diterapkan.
5

c. Isi dari kebijakan baru. Ramalan dapat digunakan untuk mengestimasi perubahan dalam isi dari kebijakan yang baru. d. Perilaku para penentu kebijakan. Ramalan dapat digunakan untuk mengestimasi dukungan (atau oposisi) yang mungkin muncul atas rancangan kebijakn baru. Basis dari ramalan merupakan seperangkat asumsi atau data yang digunakan untuk menetapkan kemungkinan (plausibility) dari ramalan atas konsekuensi dari kebijakan baru maupun kebijakan yang telah ada, isi dari kebijakan baru, atau perilaku para penentu kebijakan. Terdapat tiga basis utama ramalan kebijakan yang utama : (1) Ekstaplorasi kecenderungan; (2) Asumsi teoritik; (3) Penilaian informative Ekstaplorasi kecenderungan adalah pemanjangan kecenderungan masa lalu ke masa depan. Ekstaplorasi ini berdasar pada asumsi bahwa apa yang telah terjadi dimasa lalu juga akan berlangsung dimasa yang akan datang, bila tidak ada kebijakan baru atau peristiwa yang tak terduga yang mempengaruhi suatu peristiwa. Ektraplorasi kecenderungan ini berdasarkan pada logika induktif, yaitu proses berpikir yang berangkat dari pengamatan khusus ke kesimpulan atau pernyataan umum. Asumsi teoritik merupakan seperangkat hokum atau proposisi yang terstruktur secara sistematis dan teruji secara empiric yang membangun suatu prediksi tentang berlangsungnya suatu peristiwa atas dasar peristiwa yang lain. Asumsi teoritik berbentuk kausal, dan perannya adalah menjelaskan atau memprediksi. Penggunaan asumsi teoritik didasarkan pada logika deduktif, yakni proses berpikir dari dari pernyataan, hokum atau proposisi umum ke sejumlah pernyataan, hokum atau proposisi umum ke sejumlah pernyataan dan informasi khusus. Penilaian informativeo merupakan pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan dan intuisi, ketimbang berdasarkan pemikiran induktif atau deduktif. Penilaian informative ini biasanya diungkapkan oleh para pakar atau orang yang berpengetahuan dan digunakan dalam kasus kasus dimana teori dan/atau data empiric tidak tersedia atau kurang memadai. Penilaian informative ini berdasarkan pada logika retroduktif, yaitu proses berpikir yang mulai dengan pernyataan tentang masa depan dan kemudian kembali ke informasi dan asumsi yang diperlukan untuk mendukung pernyataan tersebut. C. Peramalan Ekstrapolatif a. Pengertian Peramalan ekstrapolatif adalah peramalan yang berdasarkan pada beberapa bentuk analisis antar waktu (time series analysis), yakni analisis data numerik yang

dihimpun pada beberapa titik waktu dan ditampilkan secara kronologis.(william 2003 : 309 ) b. Kegunaan peramalan ekstrapolatif William ( 2003 : 309 ), menyatakan bahwa peramalan jenis ini telah digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi, berkurangnya penduduk, konsumsi energi, kualitas hidup, dan beban kerja pemerintah. Ketika digunakan untuk membuat proyeksi, maka peramalan ekstrapolatif ini berdasarkan pada 3 asumsi dasar, yaitu: 1) Persistensi. Pola-pola yang teramati dimasa lampau akan tetap ditemui dimasa depan. Contoh : Jika pemilihan jalur pendidikan yang lebih tinggi telah meningkat dimasa lalu, maka akan meningkat pula dimasa depan. 2) Keteraturan Variasi pada masa lalu sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungannya akan terulang secara kontinyu dimasa depan. Contoh : Jika kurikulum berubah setiap 10 tahun, maka siklus ini akan trulang dimasa depan. 3) Reliabilitas dan Validitas Data Pengukuran trend akan reliabel (cukup cermat atau memiliki konsistensi internal) dan valid (mengukur apa yang hendak di ukur). Contoh : Statistik tingkat kelulusan siswa merupakan alat ukur yang relatif tidak cermat (persis) atas tingkat kecerdasan siswa yang sebenarnya. D. Peramalan Teoritik a. Pengertian Peramalan teoritik adalah peramalan yang didasarkan pada asumsi tentang sebab dan akibat yang terkandung di dalam berbagai teori dengan menggunakan logika deduktif.(william 2003:337) b. Kegunaan peramalan teoretik William (2003:337) menyatakan bahwa metode teoretik digunakan untuk membantu analis membuat prediksi tentang situasi masyarakat di masa depan atas dasar asumsi teoritik dan data masa lalu maupun masa kini. c. Beberapa prosedur dalam pembuatan peramalan teoritik antara lain: 1) Pemetaan teori Pemetaan teori merupakan teknik yang membantu analis untuk mengidentifikasi dan merancang asumsi-asumsi kunci di dalam suatu argumen teori atau kausal.Pemetaan teori dapat membantu mengungkap empat jenis argumen kausal: Konvergen, Divergen, Serial, dan Siklik. Argumen konvergen adalah argumen yang didalamnya terdapat dua atau lebih asumsi tentang sebab akibat yang digunakan untuk mendukung suatu kesimpulan atau pernyataan. Argumen divergen adalah argumen yang didalamnya terdapat
7

sebuah asumsi yang mendukung lebih dari satu pernyataan atau kesimpulan. Argumen serial adalah sebuah kesimpulan atau pernyataan yang digunakan sebagai asunsi untuk mendukung sejumlah kesimpulan atau pernyataan lanjutan. Sedangkan argumen siklik adalah argumen serial yang didalamnya terdapat kesimpulan atau pernyataan akhir dalam suatu rangkaian yang dikaitkan dengan pernyataan akhir dalam suatu rangkaian dikaitkan dengan pernyataan atau kesimpulan pertama dalam rangkaian itu.(William 2003:339) 2) Pembuatan model teoritik Pembuatan model teoritik (theoritical Modelling) menunjuk pada suatu teknik dan asumsi yang luas untuk membentuk representasi (model) sederhana dari teori. Pembuatan model merupakan bagian yang sangat penting dalam peramalan teoritik, karena analis jarang membuat peramalan teoritik secara langsung dari suatu teori. Jika analis memulai dari teori, mereka harus mengembangkan model dari teori itu sebelum mereka secara nyata meramal peristiwa masa depan. Pemodelan teori sangat penting karena biasanya teori ini sedemikian rumit, sehinggga perlu disederhanakan terlebih dahulu sebelum diterapkan terhadap masalah-masalah publik, dan karena proses analisis data untuk mengukur plausibilitas suatu teori mencakup perumusan dan pengujian model-modl teori, bukan dibuat dan diujinya teori itu sendiri.(William 2003:346) 3) Pembuatan Model Kausal Adalah representasi teori secara sederhana yang berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi penyebab dan konsekuensi dari kebijakan publik. Asumsi dasarnya adalah bahwa kovariasi antara dua atau lebih variabel. Hubungan sebab akibat diungkapkan oleh hukum dan proporsi yang terkandumg di dalam suatu teori yang dimodelkan oleh analis.(William 2003:347) E. Peramalan Pendapat a. Pengertian Adalah teknik peramalan yang berusaha untuk memperoleh dan mensintesakan pendapat-pendapat para ahli, sering kali didasarkan pada pendapat atau argument dari perasaan, karena assumsi tentang daya kreasi seseorang dalam membuat peramalan digunakan sebagai pembenar pernyataan mengenai masa depan.(William 2003:366) b. Kegunaan Peramalan Pendapat Peramalan jenis ini sering digunakan dalam pemerintahan dan industri, terutama sesuai untuk jenis-jenis masalah yang pelik dan rumit. Karena salah satu sifat dari amsalah yang rumit adalah bahwa alternative kebijakan dan konsekuansi mereka tidak dapat diketahui maka dalam kondisi seperti itu tidak ada teori atau data empiric yang relevan untuk membuat ramalan, dalam hal ini teknik peramalan pendapat menjadi sangat bermanfaat dan bahkan sangat perlu.(William 2003:366)
8

BAB III PEMBAHASAN

Kebijakan merupakan segala sesuatu yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakatnya, sebagai serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran program-program pemerintahannya. Maksud dan tujuan kebijakan dibuat adalah untuk memecahkan masalah publik yang sedang berkembang dimasyarakat dan masalah yang muncul dalam masyarakat begitu banyak macam, variasi dan intensitasnya. Namun, tidak semua masalah bisa melahirkan kebijakan publik. Oleh karena itu, untuk menentukan sebuah permasalahan perlu adanya proses pengidentifikasian masalah atau yang disebut juga dengan perumusan masalah. Bukan pekerjaan yang mudah untuk mengidentifkasi sebuah permasalahan. Terkadang, kita akan salah menginterpretasi bahwa masalah yang muncul bukan merupakan sebuah permasalahan kebijakan (Dunn, 2000: 209). Perlu adanya kehatian-kehatian dalam proses perumusan permasalahan. Untuk merumuskan sebuah kebijakan baru, setelah maslah teridentifikasi dengan baik, maka diperlukan adanya peramalan kebijakan, hal ini dilakukan untuk berhasilnya sebuah analisis kebijakan dan yang akan memberikan pengaruh bagi perbaikan pembuatan kebijakan itu sendiri. Sehingga melalui peramalan kita akan memperoleh visi yang prospektif, sehingga dapat memperluas kapasitas kita untuk memahami, mengontrol dan membimbing masyarakat sebagai pelaku kebijakan. Rekomendasi kebijakan akan dapat diberikan setelah adanya analisa kebijakan dilakukan. Dan ketika kebijakan diimplementasikan perlu adanya pemantauan hasil-hasil kebijakan serta evaluasi kinerja kebijakan. Peramalan kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan. Para pembuat serta penganalisa kebijakan harus mengetahui bagaimana cara meramalkan suatu kebijakan, tujuan serta manfaat sebuah peramalan kebijakan. Sehingga, seperti yang telah tersampaikan sebelumnya, apabila peramalan kebijakan dapat dilakukan

dengan baik, maka akan diperoleh visi yang baik, sehingga dapat memperluas kapasitas kita untuk memahami, mengontrol dan membimbing masyarakat sebagai pelaku kebijakan. Peramalan kebijakan terkait menjadi satu dengan proses analisa kebijakan. Karena didalam menganalisa kebijakan, untuk menformulasikan sebuah rekomendasi kebijakan baru, maka diperlukan adanya peramalan-peramalan atau prediksi mengenai kebijakan yang akan diberlakukan dimasa yang akan datang. Peramalan memungkinkan kontrol yang lebih besar karena dipahaminya kebijakan masa lalu dengan konsekuensinya, suatu tujuan yang mengandung arti bahwa masa depan ditentukan oleh masa lalu. Namun, ramalan juga memungkinkan kita membentuk masa depan secara aktif, lepas dari apa yang telah terjadi di masa lalu. Dengan, berkiblat ke masa depan, analisis kebijakan harus bertanya tanya tentang nilai apa yang bisa atau harus membimbing tindakan di masa depan. Pertimbangan atas nilai nilai masa depan mungkin dapat mengganti disiplin ilmu tradisional yang menekankan prediksi atau dasar nilai nilai masa lalu dan masa kini. Sementara nilai nilai masa lalu dan masa kini dapat menentukan masa depan, pernyataan ini benar jika refleksi intelektual dari para penentu kebijakan tidak menjadikan diri mereka mengubah nilai - nilai dan perilaku mereka sendiri, atau jika faktor faktor yang tak teramalkan tidak mengintervensi sehingga menciptakan perubahan social yang besar, termasuk proses kekisruhan dan berantakannya tatanan yang tak mungkin diperbaiki lagi. Dari ketiga basis dalam pendekatan pendekatan peramalan, dalam praktik, batasbatas antara cara berpikir induktif, deduktif dan retroduktif seringkali tidak jelas. Ketiga cara tersebut keberadaannya bisa melengkapi satu sama lain. Metode retroduktif merupakan cara yang paling kreatif untuk digunakan sebagai cara untuk meramalkan masa depan potensial. Sedangkan metode berpikir induktif dan deduktif dapat digunakan sebagai penghimpun informasi dan teori baru untuk membuat pernyataan tentang situasi social masa depan. Namun, pada dasarnya metode berpikir induktif dan deduktif ini adalah konservatif, karena penggunaan penggunaan informasi tentang peristiwa masa lalu atau penerapan teori ilmiah yang telah mapan dapat membatasi pandangan seseorang tentang masa depan yang potensial (yang berbeda dengan plausible).
10

Jika ketiga asumsi peramalan ekstrapolatif dapat dipenuhi, maka peramalan ekstrapolatif lebih baik dibandingkan dengan intuisi tentang dinamika perubahan dan memberikan pemahamn yang lebih besar tentang situasi masyarakat masyang lurus a depan. Tetapi jika salah satunya tidak dipenuhi, maka teknik peramalan ekstrapolatif tampaknya akan memberikan hasil yang tidak akurat atau salah arah. Hal ini dikarenakan kepatuhan terhadap asumsi metodologi ini dan juga asumsi metodologi lain tidak dijamin akurasinya. Menurut Dunn, kurang akuratnya dua atau lebih ramalan seringkali diakibatkan oleh keputusan yang kaku atas asumsi teknik. Itulah sebabnya penilaian (judgment) merupakan hal yang begitu penting bagi semua bentuk ramalan, termasuk peramalan yang menggunakan model yang kompleks. Beberapa dari teknik teknik peramalan teoritik diarahkan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan asumsi asumsi teoritis, sementara lainnya menyediakan estimasi yang lebih baik mengenai keadaan masyarakat di masa mendatang yang diramalkan merdasarkan teori. Tidak satu pun dari teknik teknik tersebut yang dapat memprediksi, hanya teori yang dapat melakukannya. Logika dari peramalan pendapat pada dasarnya bersifat retroduktif, karena analis memulai dengan dugaan tentang suatu keadaan (misalnya, masa depan normatif seperti perdamaian dunia) dan kemudian berbalik ke data atau asumsi yang diperlukan untuk mendukung dugaan tersebut. Namun demikian, penalaran induktif, deduktif, dan retroduktif itu dalam praktik tidak pernah benar benar terpisah. Peramalan pendapat oleh karenanya seringkali ditambah dengan berbagai prosedur peramalan ekstrapolatif dan teoretik.

11

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasana di atas maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Peramalan dapat mengambil tiga bentuk utama: proyeksi, prediksi, dan konjektur. Masing masing bentuk utama tersebut mempunyai dasar yang berbeda: ekstrapolasi kecenderungan, teori, dan pandangan pribadi. 2. Peramalan dapat digunakan untuk membuat estimasi tentang tiga tipe situasi masyarakat masa depan: masa depan potensial, masa depan yang masuk akal, dan masa depan alternatif. Spesifikasi mengenai masa depan normatif memungkinkan analis untuk mempersempit lingkup masa depan potensial dan masuk akal, dan dengan begitu meningkatkan kesempatan bagi ramalan untuk diarahkan kepada tujuan dan sasaran yang spesifik. 3. Tujuan dan sasaran secara tidak langsung menyatakan alternatif, sementara alternatif menyatakan secara tidak langsung tujuan dan sasaran. 4. Pendekatakan terhadap peramalan dapat diidentifikasi, diperbandingkan dan dipertentangkan menurut tujuan, dasar, metode, dan hasilnya. 5. Ketika teknik teknik peramalan ekstrapolatif digunakan untuk mengistimasi tren linear dan nonlinear, hal tersebut bersandar pada asumsi mengenai persistensi, regularitas, dan reabilitas data. 6. Beberapa dari teknik teknik peramalan teoritis yang lebih penting adalah teori pemetaan, modeling kasual, analisis regresi, estimasi interval, dan analisis korelasional. 7. Kelebihan dari teknik peramalan pendapat adalah bahwa teknik teknik tersebut membuat estimasi mengenai keadaan masyarakat di masa yang akan dating pada kondisi di mana teori yang relevan atau data yang reliabel tidak tersedia.

12

B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari pembahasan materi ini adalah peramalan suatu kebijakan tidak selamnya harus didasarkan pada teori atau pendekatan pendekatan yang ada hanya saja semua hal tersebut membantu kita dalam memprediksi kebijakan yang akan di ambil untuk keperluan orang banyak. Terkadang apa yang ada diteori tidak sesuai dengan apa yang diprediksikan karrena tak ada yang sempurna dalam hidup ini.

13

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, William N.2003.Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Subarsono.2005.Analisis Kebijakan Publik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

14

Anda mungkin juga menyukai