Anda di halaman 1dari 14

BAB II ISI Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Quran dan mengutus Nabi Muhammad shalallahu alaihi

wasallam sebagai penjelas dan pembimbing untuk memahami Al Quran tersebut sehingga menjadi petunjuk bagi umat manusia. Sem ga Allah subhanahu wataala mencurahkan hidayah dan inayah!Nya kepada kita semua" sehingga dapat membuka mata hati kita untuk senantiasa menerima kebenaran hakiki. #elah kita maklumi bersama bahwa acara tahlilan merupakan upacara ritual serem nial yang biasa dilakukan leh keumuman masyarakat Ind nesia untuk memperingati hari kematian. Secara bersama!sama" berkumpul sanak keluarga" handai taulan" beserta masyarakat sekitarnya" membaca beberapa ayat Al Quran" d$ikir!d$ikir" dan disertai d a!d a tertentu untuk dikirimkan kepada si mayit. %arena dari sekian materi bacaannya terdapat kalimat tahlil yang diulang!ulang &ratusan kali bahkan ada yang sampai ribuan kali'" maka acara tersebut dikenal dengan istilah (#ahlilan). Acara ini biasanya diselenggarakan setelah selesainya pr ses penguburan &terkadang dilakukan sebelum penguburan mayit'" kemudian terus berlangsung setiap hari sampai hari ketujuh. *alu diselenggarakan kembali pada hari ke +, dan ke -,,. .ntuk selanjutnya acara tersebut diadakan tiap tahun dari hari kematian si mayit. /alaupun terkadang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. #idak lepas pula dalam acara tersebut penjamuan yang disajikan pada tiap kali acara diselenggarakan. M del penyajian hidangan biasanya selalu 0ariati1" tergantung adat yang berjalan di tempat tersebut. Namun pada dasarnya menu hidangan (lebih dari sekedarnya) cenderung mirip menu hidangan yang berbau kemeriahan. Sehingga acara tersebut terkesan pesta kecil!kecilan" memang demikianlah kenyataannya. 2ntah telah berapa abad lamanya acara tersebut diselenggarakan" hingga tanpa disadari menjadi suatu kela$iman. % nsekuensinya" bila ada yang tidak menyelenggarakan acara tersebut berarti telah menyalahi adat dan akibatnya ia diasingkan dari masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi acara tersebut telah membangun pini muatan hukum yaitu sunnah &baca3 (wajib)' untuk dikerjakan dan sebaliknya" bidah &hal yang baru dan ajaib' apabila ditinggalkan. 4embahasan kajian kali ini bukan dimaksudkan untuk menyerang mereka yang suka tahlilan" namun sebagai nasehat untuk kita bersama agar berpikir lebih jernih dan dewasa bahwa kita &umat Islam' memiliki ped man baku yang telah diyakini keabsahannya yaitu Al Quran dan As Sunnah. Sebenarnya acara tahlilan semacam ini telah lama menjadi pr dan k ntra di kalangan umat Islam. Sebagai muslim sejati yang selalu mengedepankan kebenaran" semua pr dan k ntra harus dikembalikan kepada Al Quran dan Sunnah 5asulullah. Sikap seperti inilah yang sepatutnya dimiliki leh setiap insan muslim yang benar!benar beriman kepada Allah subhanahu wataala dan 5asul!Nya. Bukankah Allah subhanahu wataala telah ber1irman &artinya'3 (Maka jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu" maka kembalikanlah ia kepada Allah &Al

Quran' dan Ar 5asul &As Sunnah'" jika kalian benar!benar beriman kepada Allah dan 5asul! Nya. 6ang demikian itu lebih utama bagi kalian dan lebih baik akibatnya.) &An Nisaa3 78' Sejarah Upacara Tahlilan Biasanya acara ritual tahlilan tidak dijumpai di masa 5asulullah shalallahu alaihi wasallam" di masa para sahabatnya9 dan para #abiin maupun #abiut tabiin. Bahkan acara tersebut tidak dikenal pula leh para Imam!Imam Ahlus Sunnah seperti Al Imam Malik" Abu :ani1ah" Asy Sya1ii" Ahmad" dan ulama lainnya yang semasa dengan mereka ataupun sesudah mereka. *alu dari mana sejarah munculnya acara tahlilan9 Awal mula acara tersebut berasal dari upacara peribadatan &baca3 selamatan' nenek m yang bangsa Ind nesia yang may ritasnya beragama :indu dan Budha. .pacara tersebut sebagai bentuk pengh rmatan dan mend akan rang yang telah meninggalkan dunia yang diselenggarakan pada waktu seperti halnya waktu tahlilan. Namun acara tahlilan secara praktis di lapangan berbeda dengan pr sesi selamatan agama lain yaitu dengan cara mengganti d$ikir! d$ikir dan d a!d a ala agama lain dengan bacaan dari Al Quran" maupun d$ikir!d$ikir dan d a! d a ala Islam menurut mereka. ;ari aspek hist ris ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan merupakan ad psi &pengambilan' dan sinkretisasi &pembauran' dengan agama lain. Tahlilan Dalam Kaca Mata Islam Acara tahlilan <paling tidak< ter1 kus pada dua acara yang paling penting yaitu3 4ertama3 4embacaan beberapa ayat= surat Al Quran" d$ikir!d$ikir dan disertai dengan d a!d a tertentu yang ditujukan dan dihadiahkan kepada si mayit. %edua3 4enyajian hidangan makanan. ;ua hal di atas perlu ditinjau kembali dalam kaca mata Islam" walaupun secara hist ris acara tahlilan bukan berasal dari ajaran Islam. 4ada dasarnya" pihak yang memb lehkan acara tahlilan" mereka tiada memiliki argumentasi &dalih' melainkan satu dalih saja yaitu istihsan &menganggap baiknya suatu amalan' dengan dalil!dalil yang umum si1atnya. Mereka berdalil dengan keumuman ayat atau hadits yang menganjurkan untuk membaca Al Quran" berd$ikir ataupun berd a dan menganjurkan pula untuk memuliakan tamu dengan menyajikan hidangan dengan niatan shada>ah. Bacaan Al Quran, dzikir-dzikir, dan d a-d a !an" ditujukan atau dihadiahkan kepada ran" !an" menin""al Memang benar Allah subhanahu wataala dan 5asul!Nya menganjurkan untuk membaca Al Quran" berd$ikir dan berd a. Namun apakah pelaksanaan membaca Al Quran" d$ikir!d$ikir" dan d a!d a diatur sesuai kehendak pribadi dengan menentukan cara" waktu dan jumlah tertentu &yang diistilahkan dengan acara tahlilan' tanpa merujuk praktek dari 5asulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya bisa dibenarakan9

%esempurnaan agama Islam merupakan kesepakatan umat Islam semuanya" karena memang telah dinyatakan leh Allah subhanahu wataala dan 5asul!Nya. Allah subhanahu wataala ber1irman &artinya' 3 4ada hari ini telah Aku sempurnakan agama Islam bagi kalian" dan telah Aku sempurnakan nikmat!%u atas kalian serta Aku ridha Islam menjadi agama kalian.) &Al Maidah3 ?' @uga 5asulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda3 BC A DE FG FH IJ DK BL FM NO PQ P RS N ET G FU P K DV P RW FX DY F Z PS N[ FE BT G FU P \ D ] I^ FX D_ `a B b F a F^ PJ F RU F (#idak ada suatu perkara yang dapat mendekatkan kepada Al @annah &surga' dan menjauhkan dari An Naar &neraka' kecuali telah dijelaskan kepada kalian semuanya.) &:.5 Ath #habrani' Ayat dan hadits di atas menjelaskan suatu landasan yang agung yaitu bahwa Islam telah sempurna" tidak butuh ditambah dan dikurangi lagi. #idak ada suatu ibadah" baik perkataan maupun perbuatan melainkan semuanya telah dijelaskan leh 5asulullah shalallahu alaihi wasallam. Suatu ketika 5asulullah shalallahu alaihi wasallam mendengar berita tentang pernyataan tiga rang" yang pertama menyatakan3 (Saya akan shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam)" yang kedua menyatakan3 (Saya akan bershaum &puasa' dan tidak akan berbuka)" yang terakhir menyatakan3 (Saya tidak akan menikah)" maka 5asulullah shalallahu alaihi wasallam menegur mereka" seraya berkata3 (Apa urusan mereka dengan menyatakan seperti itu9 4adahal saya bershaum dan saya pun berbuka" saya shalat dan saya pula tidur" dan saya menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka bukanlah g l nganku.) &Mutta1a>un alaihi' Ibadah menurut kaidah Islam tidak akan diterima leh Allah subhanahu wataala kecuali bila memenuhi dua syarat yaitu ikhlas kepada Allah dan mengikuti petunjuk 5asulullah shalallahu alaihi wasallam. Allah subhanahu wataala menyatakan dalam Al Quran &artinya'3 (;ialah Allah yang menjadikan mati dan hidup" supaya ;ia menguji siapa diantara kalian yang paling baik amalnya.) &Al Mulk3 c' 4ara ulama ahli ta1sir menjelaskan makna (yang paling baik amalnya) ialah yang paling ikhlas dan yang paling menc c ki sunnah 5asulullah shalallahu alaihi wasallam. #idak ada se rang pun yang menyatakan shalat itu jelek atau shaum &puasa' itu jelek" bahkan keduanya merupakan ibadah mulia bila dikerjakan sesuai tuntunan sunnah 5asulullah shalallahu alaihi wasallam. Atas dasar ini" beramal dengan dalih niat baik &istihsan' semata !seperti peristiwa tiga rang didalam hadits tersebut! tanpa menc c ki sunnah 5asulullah shalallahu alaihi wasallam" maka amalan tersebut tert lak. Simaklah 1irman Allah subhanahu wataala &artinya'3 (Maukah %ami beritahukan kepada kalian tentang rang! rang yang paling merugi perbuatannya. 6aitu rang! rang yang telah sia!sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini" sedangkan mereka

menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik!baiknya). &Al %ah1i3 -,?!-,+' *ebih ditegaskan lagi dalam hadits Aisyah radhiallahu anha" 5asulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda3 eQ d F f Fg Dh F Ri F] DU Bj Fk PH Bl FV F m F H BE Fn op FV F q Fp PV F G BU F (Barang siapa yang beramal bukan diatas petunjuk kami" maka amalan tersebut tert lak.) &Mutta1a>un alaihi" dari la1a$h Muslim' Atas dasar ini pula lahirlah sebuah kaidah ushul 1i>h yang berbunyi3 PU ] Br F T sl FV F q `H BE Pd Ft Ff B^ DX F su Nv F w Dn Fx B W D ET y P Td F RW Fz PE B T ah Fq D{ B r F Rh F (:ukum asal dari suatu ibadah adalah batal" hingga terdapat dalil &argumen' yang memerintahkannya.) Maka beribadah dengan dalil istihsan semata tidaklah dibenarkan dalam agama. %arena tidaklah suatu perkara itu teranggap baik melainkan bila Allah subhanahu wataala dan 5asul! Nya menganggapnya baik dan tidaklah suatu perkara itu teranggap jelek melainkan bila Allah subhanahu wataala dan 5asul!Nya menganggapnya jelek. *ebih menukik lagi pernyataan dari Al Imam Asy Sya1iI3 F] | Fb F K B^ Fh FG F} F~ Bu F B TG PU F (Barang siapa yang menganggap baik suatu amalan &padahal tidak pernah dic nt hkan leh 5asulullah <pent' berarti dirinya telah menciptakan hukum syara &syariat' sendiri). %alau kita mau mengkaji lebih dalam mad$hab Al Imam Asy Sya1ii tentang hukum bacaan Al Quran yang dihadiahkan kepada si mayit" beliau diantara ulama yang menyatakan bahwa pahala bacaan Al Quran tidak akan sampai kepada si mayit. Beliau berdalil dengan 1irman Allah subhanahu wataala &artinya'3 (;an bahwasanya se rang manusia tiada memper leh &pahala' selain apa yang telah diusahakannya). &An Najm3 ?8'" &*ihat ta1sir Ibnu %atsir +=?c8'. #en!ajian hidan"an makanan Memang secara sepintas pula" penyajian hidangan untuk para tamu merupakan perkara yang terpuji bahkan dianjurkan sekali didalam agama Islam. Namun manakala penyajian hidangan tersebut dilakukan leh keluarga si mayit baik untuk sajian tamu undangan tahlilan ataupun yang lainnya" maka memiliki hukum tersendiri. Bukan hanya saja tidak pernah dic nt hkan leh 5asulullah shalallahu alaihi wasallam bahkan perbuatan ini telah melanggar sunnah para sahabatnya radhiallahu anhum. @arir bin Abdillah radhiallahu anhu<salah se rang sahabat 5asulullah shalallahu alaihi wasallam< berkata3 (%ami menganggap= memandang kegiatan berkumpul di rumah keluarga mayit" serta penghidangan makanan leh keluarga mayit merupakan bagian dari niyahah &meratapi mayit'.) &:.5 Ahmad" Ibnu Majah dan lainnya'

Sehingga acara berkumpul di rumah keluarga mayit dan penjamuan hidangan dari keluarga mayit termasuk perbuatan yang dilarang leh agama menurut pendapat para sahabat 5asulullah shalallahu alaihi wasallam dan para ulama sala1. *ihatlah bagaimana 1atwa salah se rang ulama sala1 yaitu Al Imam Asy Sya1ii dalam masalah ini. %ami sengaja menukilkan mad$hab Al Imam Asy Sya1ii" karena may ritas kaum muslimin di Ind nesia mengaku bermad$hab Sya1ii. Al Imam Asy Sya1ii rahimahullah berkata dalam salah satu kitabnya yang terkenal yaitu Al .m &-=c+'3 (Aku membenci acara berkumpulnya rang &di rumah keluarga mayit <pent' meskipun tidak disertai dengan tangisan. %arena hal itu akan menambah kesedihan dan memberatkan urusan mereka.) &*ihat Ahkamul @ana!i$ karya Asy Syaikh Al Albani hal. c--' Al Imam An Nawawi se rang imam besar dari mad$hab Asy Sya1ii setelah menyebutkan perkataan Asy Sya1ii diatas di dalam kitabnya Majmu Syarh Al Muhad$d$ab 7=c8 berkata3 (Ini adalah la1ad$ baliau dalam kitab Al .m" dan inilah yang diikuti leh murid! murid beliau. Adapun pengarang kitab Al Muhad$d$ab &Asy Syira$i' dan lainnya berargumentasi dengan argumen lain yaitu bahwa perbuatan tersebut merupakan perkara yang diada!adakan dalam agama &bidah'. *alu apakah pantas acara tahlilan tersebut dinisbahkan kepada mad$hab Al Imam Asy Sya1ii9 Malah yang semestinya" disunnahkan bagi tetangga keluarga mayit yang menghidangkan makanan untuk keluarga mayit" supaya meringankan beban yang mereka alami. Sebagaimana bimbingan 5asulullah shalallahu alaihi wasallam dalam hadistnya3 Bg A Dl D P BX D] `U Bj FA B D R Fj FK B^ Fh F RU o Rz F F ] F Fz B F P Tfz DS F{ B T (:idangkanlah makanan buat keluarga @a1ar" %arena telah datang perkara &kematian' yang menyibukkan mereka.) &:.5 Abu ;awud" At #irmid$i dan lainnya'

B$%IKUT I&I ADA'A( )AT*A-)AT*A DA%I U'AMA + MAD,(AB M$&-$&AI S$'AMATA& K$MATIA& I. MAD,(AB (A&A)I

(AS/I/A( IB& ABIDI$&

;imakruhkan hukumnya menghidangkan makanan leh keluarga mayit" karena hidangan hanya pantas disajikan dalam m men bahagia" bukan dalam m men musibah" hukumnya buruk apabila hal tersebut dilaksanakan. Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits dengan sanad yang shahih dari sahabat @arir bin Abdullah" beliau berkata3 (%ami &para sahabat' menganggap

kegiatan berkumpul di rumah keluarga mayit" serta penghidangan makanan leh mereka merupakan bagian dari niyahah). ;an dalam kitab al!Ba$a$iyah dinyatakan bahwa makanan yang dihidangkan pada hari pertama" ketiga" serta seminggu setelah kematian makruh hukumnya. &Muhammad Amin" :asyiyah 5add al! Muhtar ala al!;ar al!Muhtar &Beirut3 ;ar al!ikr" -?' ju$ II" hal c+,'

A'-T(A(T(A*/

:idangan dari keluarga mayit hukumnya makruh" dikatakan dalam kitab al! Ba$a$iyah bahwa hidangan makanan yang disajikan 4A;A :A5I 425#AMA" %2#IA" S25#A S2MIN. S2#2*A: %2MA#IAN MA%5.: :.%.MN6A. &Ahmad bin Ismain al!#hahthawy" :asyiyah ala Mura>y al!alah &Mesir3 Maktabah al!Baby al!:alaby" -?-'" ju$ I hal +,8'.

IB& ABDU' *A(ID SI$*AS/

;imakruhkan hukumnya menghidangkan makanan leh keluarga mayit" karena hidangan hanya pantas disajikan dalam m men bahagia" bukan dalam m men musibah. hukumnya bidah yang buruk apabila hal tersebut dilaksanakan. Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad yang shahih dari sahabat @arir bin Abdullah" beliau berkata3 (%ami &para sahabat' menganggap kegiatan berkumpul di rumah keluarga mayit" serta penghidangan makanan leh mereka merupakan bagian dari niyahah). &Ibn Abdul /ahid Siewasy" Syarh ath al!Qadir &Beirut3 ;ar al!ikr' ju$ II" hal -+c' II.MAD,(AB MA'IKI

A'-DASUQ/

Adapun berkumpul di dalam rumah keluarga mayit yang menghidangkan makanan hukumnya bidah yang dimakruhkan. &Muhammad al!;asu>y" :asyiyah al! ;asu>y ala al!Syarh al!%abir &Beirut3 ;ar al!ikr' ju$ I" hal +-8'

ABU ABDU''A( A'-MA-(%IB/

Adapun penghidangan makanan leh keluarga mayit dan berkumpulnya masyarakat dalam acara tersebut dimakruhkan leh may ritas ulama" bahkan mereka menganggap perbuatan tersebut sebagai bagian dari bidah" karena tidak didapatkannya keterangan na>ly mengenai perbuatan tersebut" dan m men tersebut tidak pantas untuk dijadikan walimah &pesta' adapun apabila keluarga mayit menyembelih binatang di rumahnya kemudian dibagikan kepada rang! rang 1akir sebagai shada>ah untuk mayit diperb lehkan selama hal tersebut tidak menjadikannya riya" ingin terkenal" bangga" serta dengan syarat tidak b leh mengumpulkan masyarakat. &Abu Abdullah al!Maghriby" Mawahib al!@alil li Syarh Mukhtashar %halil &Beirut3 ;ar al!ikr" -?8' ju$ II" hal cc' III.MAD,(AB S/A)II

A'-S/A%BI&/

Adapun penghidangan makanan leh keluarga mayit dan berkumpulnya masyarakat dalam acara tersebut" hukumnya bidah yang tidak disunnahkan. &Muhammad al!%hathib al!Syarbiny" Mughny al!Muhtaj &Beirut3 ;ar al!ikr' ju$ I" hal ?' Adapun kebiasaan keluarga mayit menghidangkan makanan dan berkumpulnya masyarakat dalam acara tersebut" hukumnya bidah yang tidak disunnahkan. &Muhammad al!%hathib al!Syarbiny" al!I>na li al!Syarbiny &Beirut3 ;ar al!ikr" -+-7' ju$ I" hal c-,'

A'-QA'/UB/

uru kita al!5amly telah berkata3 sesuai dengan apa yang dinyatakan di dalam kitab al!5audl &an!Nawawy'" sesuatu yang merupakan bagian dari perbuatan bidah munkarah yang tidak disukai mengerjakannya adalah yang biasa dilakukan leh masyarakat berupa menghidangkan makanan untuk mengumpulkan tetangga" baik sebelum maupun sesudah hari kematian.&a l! Qalyuby" :asyiyah al!Qalyuby &Ind nesia3 Maktabah ;ar Ihya' ju$ I" hal ?7?'

A&-&A*A*/

Adapun penghidangan makanan leh keluarga mayit berikut berkumpulnya masyarakat dalam acara tersebut tidak ada dalil na>linya" dan hal tersebut merupakan perbuatan bidah yang tidak disunnahkan. &an!Nawawy" al!Majmu &Beirut3 ;ar al!ikr" -+-' ju$ " hal -' IBN :A@A5 A*!:A2#AM6 ;an sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dari pada penghidangan makanan leh keluarga mayit" dengan tujuan untuk mengundang masyarakat" hukumnya bidah munkarah yang dimakruhkan" berdasarkan keterangan yang shahih dari sahabat @arir bin Abdullah. &Ibn :ajar al!:aetamy" #uh1ah al!Muhtaj &Beirut3 ;ar al!ikr' ju$ I" hal 7'

A'-SA//ID A'-BAK%/ ABU BAK% A'-DIM/ATI

;an sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dari pada penghidangan makanan leh keluarga mayit" dengan tujuan untuk mengundang masyarakat" hukumnya bidah yang dimakruhkan" seperti hukum mendatangi undangan tersebut" berdasarkan keterangan yang shahih dari sahabat @arir bin Abdullah. &al!Sayyid al!Bakry Abu Bakr al!;imyati" Ianah at!#halibien &Beirut3 ;ar al!ikr' ju$ II" hal -+'

A'-AQ%IMA&/

Adapun makanan yang dihidangkan leh keluarga mayit pada hari ketiga" keempat" dan sebagainya" berikut berkumpulnya masyarakat dengan tujuan sebagai pendekatan diri serta persembahan kasih sayang kepada mayit" hukumnya bidah yang buruk dan merupakan bagian dari perbuatan jahiliyah yang tidak pernah muncul pada abad pertama Islam" serta bukan merupakan bagian dari pekerjaan yang mendapat pujian leh para ulama. justeru para ulama berkata3 tidak pantas bagi rang muslim mengikuti perbuatan!perbuatan yang biasa dilakukan leh rang ka1ir. seharusnya setiap rang melarang keluarganya menghadiri acara!acara tersebut. &&al!A>rimany hal ?-+ dalam al!Mawaid$ 4angr dj ng Nahdlat el elama #asikmalaya" #h. -8??" N . -" hal.c7'

%AUD'A( A'-T(A'IBI$&

Adapun penghidangan makanan leh keluarga mayit dan pengumpulan masyarakat terhadap acara tersebut" tidak ada dalil na>linya" bahkan perbuatan tersebut hukumnya bidah yang tidak disunnahkan. &5audlah al!#halibien &Beirut3 al! Maktab al!Islamy" -+,7' ju$ II" hal -+7' I0. MAD,(AB (AMBA'I

IB& QUDAMA( A'-MAQDIS/

Adapun penghidangan makanan untuk rang! rang yang dilakukan leh keluarga mayit" hukumnya makruh. karena dengan demikian berarti telah menambahkan musibah kepada keluarga mayit" serta menambah beban" sekaligus berarti telah menyerupai apa yang biasa dilakukan leh rang! rang jahiliyah. dan diriwayatkan bahwa @arir mengunjungi .mar" kemudian .mar berkata3 (Apakah kalian suka berkumpul bersama keluarga mayat yang kemudian menghidangkan makanan9) @awab @arir3 (6a). Berkata .mar3 (:al tersebut termasuk meratapi mayat). Namun apabila hal tersebut dibutuhkan" maka diperb lehkan" seperti karena diantara pelayat terdapat rang! rang yang jauh tempatnya kemudian ikut menginap" sementara tidak memungkinkan mendapat makanan kecuali dari hidangan yang diberikan dari keluarga mayit. &Ibn Qudamah al!Ma>disy" al!Mughny &Beirut3 ;ar al!ikr" -+,7' ju$ II" hal c-+'

ABU ABDU''A( IB& MU)'A( A'-MAQDIS/

Sesungguhnya disunahkan mengirimkan makanan apabila tujuannya untuk &menyantuni' keluarga mayit" tetapi apabila makanan tersebut ditujukan bagi rang! rang yang sedang berkumpul di sana" maka hukumnya makruh" karena berarti telah membantu terhadap perbuatan makruh demikian pula makruh hukumnya apabila makanan tersebut dihidangkan leh keluarga mayit' kecuali apabila ada hajat" tambah sang guru Ibn Qudamah dan ulama lainnya'.&A bu Abdullah ibn Mu1lah al!Ma>disy" al!uru wa #ashhih al!uru &Beirut3 ;ar al!%utab" -+-' ju$ II" hal c?,!c?-'

ABU IS(AQ BI& MA)'A( A'-(A&BA'/

Menghidangkan makanan setelah pr ses penguburan merupakan bagian dari niyahah" menurut sebagian pendapat haram" kecuali apabila ada hajat" &tambahan dari al!Mughny'. Sanad hadits tentang masalah tersebut tsi>at &terpercaya'. &Abu Isha> bin Ma1lah al!:anbaly" al!Mabda 1i Syarh al!Mi>na &Beirut3 al!Maktab al!Islamy" -+,,' ju$ II" hal c?'

MA&S(U% BI& ID%IS A'-BA(UT/

;an dimakruhkan bagi keluarga mayit untuk menghidangkan makanan kepada para tamu" berdasarkan keterangan riwayat Imam Ahmad dari Shahabat @arir. &Manshur bin Idris al!Bahuty" al!5audl al!Marbi &5iyadl3 Maktabah al!5iyadl al!:adietsah" -?8,' ju$ I" hal ?77'

KAS/) A'-QA&A

Menurut pendapat Imam Ahmad yang disitir leh al!Marwad$i" perbuatan keluarga mayit yang menghidangkan makanan merupakan kebiasaan rang jahiliyah" dan beliau sangat mengingkarinyadan dimakruhkan keluarga mayit menghidangkan makanan &bagi rang! rang yang sedang berkumpul di rumahnya kecuali apabila ada hajat" seperti karena di antara para tamu tersebut terdapat rang! rang yang tempat tinggalnya jauh" mereka menginap di tempat keluarga mayit" serta secara adat tidak memungkinkan kecuali rang tersebut diberi makan'" demikian pula dimakruhkan mencicipi makanan tersebut. Apabila biaya hidangan makanan tersebut berasal dari peninggalan mayit" sedang di antara ahli warisnya terdapat rang &lemah' yang berada di bawah pengampuan" atau terdapat ahli waris yang tidak memberi i$in" maka haram hukumnya melakukan penghidangan tersebut. &%asy1 al!Qina &Beirut3 ;ar al!ikr" -+,c' ju$ II" hal -+8'

IB& TAIMI/A(

Adapun penghidangan makanan yang dilakukan keluarga mayit &dengan tujuan' mengundang manusia ke acara tersebut" maka sesungguhnya perbuatan tersebut bidah" berdasarkan perkataan @arir bin Abdillah3 (%ami &para sahabat' menganggap kegiatan berkumpul di rumah keluarga mayit" serta penghidangan makanan leh mereka merupakan bagian dari niyahah). &Ibn #aimiyah" %utub wa 5asail wa atawa Ibn #aimiyah 1i al!i>h &Maktabah Ibn #aimiyah' ju$ c+" hal ?-' Akhirnya" sem ga tulisan ini berman1aat" bila ada kesalahan m h n maa1 dan k reksinya. Sampaikanlah kepada saudara!saudara kita sebagai upaya untuk memperbaiki umat Islam ini atatan #epi untuk direnungi3 Termasuk dalam kate" ri hukum !an" manakah Tahlilan 1selamatan Kematian2 3 %lasi1ikasi hukum dalam Islam secara umum ada 7 &lima' kalau tidak termasuk Shahih" 5ukhs h" Bathil" 5ukun" Syarat dan A$imah.&Mabadi awaliyyah" Abd :amid :akim' -. *aji4 3 Apabila dikerjakan berpahala" ditinggalkan berd sa. c. Sunnah5Mandu4 3 Apabila dikerjakan berpahala" ditinggalkan tidak apa!apa. ?. Mu4ah 3 #idak bernilai" dikerjakan atau tidak dikerjakan tidak mempunyai nilai. +. Makruh 3 ;ibenci" apabila dikerjakan dibenci" apabila ditinggalkan berpahala. 7. (aram 3 ;ikerjakan berd sa" ditinggalkan berpahala. #ertan!aan 6

-. Apakah #ahlilan yang dimaksud 3Selamatan %ematian di dalamnya terkandung ibadah 9 c. #ermasuk dalam hukum yang mana #ahlilan tersebut 9 7a8a4 6 -. %arena didalamnya ada pembacaan d a" baca 6asin" baca sh lawat" baca Al atikhah" maka ia termasuk ibadah. :ukum asal ibadah adalah (haram) dan (terlarang). %alau Allah dan 5asulullah tidak memerintahkan" maka siapa yang memerintahkan 9 Apakah yang memerintahkan lebih hebat daripada Allah dan 5asulullah c. @ika hukumnya (wajib)" maka bila dikerjakan berpahala" bila tidak dikerjakan maka berd sa. Maka bagi negara lain yang penduduknya beragama Islam" terhukumi berd sa karena tidak mengerjakan. #ernyata tahlilan" hanya di lakukan di sebagian negara di Asia #enggara /ajibkah #ahlilan 9 #ernyata tidak" karena tidak ada perintah Allah dan 5asul untuk melakukan ritual tahlilan &Selamatan %ematian3 red' Sunnahkah #ahlilan 9 #ernyata ia bukan sunnah 5asul" sebab 5asulullah sendiri belum pernah mentahlili istri beliau" anak beliau dan para syuhada. Nah..berarti hukumnya 4ukan *aji4" juga 4ukan Sunnah. %alau seandainya hukumnya Mu4ah" maka untuk apa dikerjakan" sebab ia tidak mempunyai nilai &tidak ada pahala dan d sa" kalau dikerjakan atau ditinggalkan'. Sudah buang!buang uang dan buang!buang tenaga" tetapi tidak ada nilainya. @adi" tinggal c &dua' hukum yang tersisa" yaitu Makruh dan :aram. Makruh apabila dikerjakan dibenci" apabila ditinggalkan berpahala. :aram 3 ;ikerjakan berd sa" ditinggalkan berpahala.

*A#A5 B2*A%AN

Sebelum datangnya islam di ind nesia" penduduk pribumi kebanyakan memeluk agama :indu. ;alam agama hindu terdapat beberapa kepercayaan" salahsatunya 3 rang yang sudah meninggal dipercaya masih berkeliaran disekitar keluarga mereka" sehingga wajib melakukan ritual untuk memberinya makanan pada r h <r h keluarga mereka. #api ketika wali s ng masuk ke negeri ini" mereka merubah bacaan!bacaan serta tujuan hidangannya di peruntukkan untuk siapa. Saat itulah tahlilan berawal" hal!hal yang yang berbau hindu" di ubahlah menjadi ke!islam!an. Seperti halnya" ketika kaum hindu memuja!muja para r h!r h" wali s ng mengubahnya dengan bacaan ayat!ayat suci yang di hadiahkan ke sanak saudara yang sudah meninggal. *alu ketika para pribumi hindu" memberi makanan kepada patung!patung" wali s ng juga merubahnya dengan memberi makanan pada rang! rang yang memberi ( hadiah ( pada sanak saudaranya yang telah meninggal" dan di niati dengan sh da> h. ;ari aspek hist ris ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan merupakan ad psi &pengambilan' dan sinkretisasi &pembauran' dengan agama lain. #api ada beberapa rang=g l ngan yang menganggap kegiatan tahlilan hukumnya haram. .ntuk mengetahui kebenaran tentang kesimpang siuran hukum dari kegiatan ini" maka kel mp k kami memilih untuk membahas permasalahan ini dalam makalah kami.

%2SIM4.*AN

;ari hasil pengamatan kel mp k kami" dapat kami simpulkan bahwa menurut kami kegiatan tahlilan &berkumpul di kediaman keluarga mayit untuk berd a bersama sama' ini hukumnya makruh atau dengan kata lain bila dikerjakan tidak apa apa atau bila ditinggal mendapat pahala. #api untuk k nteks mend akan hukumnya sunnah. rang meninggal &secara pribadi' itu

;A#A5 4.S#A%A

-. http3==1eehas.w rdpress.c m=c,--=,7=-=tahlilan!dalam!pandangan!nu!muhammadiyah!persis!al! irsyad!wali!s ng !ulama!sala1!dan!+!ma$hab= c. http3==aslibumiayu.w rdpress.c m=c,-,=-,=c?=tahlilan!dalam!pandangan!nu!muhammadiyah!persis! al!irsyad!wali!s ng !ulama!sala1!dan!+!ma$hab= ?.http3==www.nu. r.id=page=id=dinamicdetil=-,=-?c=.budiyyah=SusunanBacaan#ahlil.html +. http3==www.aswaja!nu.c m=c,-,=,c=tahlilan!dan!$iarah!kubur!larangan!atau.html

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
:.%.M #A:*I*AN
%2*M4%3

2I 2MB5IS#A -,7,,7,,---,7+ 526 4A:*26 -,7,,7,,---,7 I%6 5IA*;I -,7,,7,---,-+ MA:IA5 MAN;I%A M -,7,,7,,---,,? M. BA:5.* A*AM -,7,,7,,---, N.5.* AMA*IA -,7,,7,,---,,

Anda mungkin juga menyukai