Anda di halaman 1dari 15

DITA WULAN SARI 08101008

PEMBIMBING Dr. Hesti Anggriani, SpKJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU 2014

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang memiliki karakteristik khusus. Dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III), definisi skizofrenia dijelaskan sebagai gangguan jiwa yang ditandai dengan distorsi khas dan fundamental dalam pikiran dan persepsi yang disertai dengan adanya afek yang tumpul atau tidak wajar.

Tujuan utama dari terapi pada skizofrenia adalah pemulihan. Pemulihan dapat dicapai baik dari segi fungsi mental maupun fisik. Untuk tercapainya pemulihan, diperlukan keterlibatan penyandang skizofrenia dalam menilai kebutuhan hidup mereka sendiri dan merencanakan perawatan mereka, yang hingga saat ini belum pernah dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebutuhan hidup penyandang skizofrenia menurut dirinya dan pengasuhnya

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang (crosssectional). Subjek penelitian mencakup 90 penyandang skizofrenia dan pengasuhnya yang berobat jalan di poliklinik psikiatri RSCM pada bulan Mei-Juni 2012. Pemilihan subjek dilakukan secara konsekutif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Camberwell assessment of need short appraisal schedule (CANSAS).

Pada tabel 1 diperlihatkan karakteristik umum subjek secara keseluruhan yang didapatkan oleh peneliti dari data sosiodemografik. Sebagian besar jenis kelamin subjek penyandang skizofrenia adalah laki-laki (72,2%). Rerata umur penyandang skizofrenia adalah 33,28 (8,5) tahun, dengan umur termuda adalah 18 tahun dan umur tertua adalah 55 tahun.

Tabel 2 memperlihatkan karakter klinis dari penyandang skizofrenia. Diagnosis pada subjek sebagian besar adalah skizofrenia paranoid. Lama sakit subjek penyandang skizofrenia rerata 8,64 (6,9) tahun, dengan lama sakit minimal 3 bulan dan maksimal selama 30 tahun.

Pada Tabel 1 ditemukan sebagian besar subjek penyandang skizofrenia berjenis kelamin laki-laki (72,2%). Penemuan tersebut tidak menunjukkan laki-laki yang menyandang skizofrenia lebih banyak di poliklinik psikiatri RSCM dibandingkan perempuan.

Pada Tabel 2 ditunjukkan karakteristik klinis penyandang skizofrenia dengan ditemukan diagnosis terbanyak skizofrenia tipe paranoid (83%). Penemuan tipe diagnosis tersebut tidak menunjukan bahwa diagnosis skizofrenia tipe paranoid adalah diagnosis terbanyak dibandingkan diagnosis skizofrenia tipe lainnya.

Penilaian kebutuhan menurut CANSAS Beberapa masalah kebutuhan yang dinilai pada penyandang skizofrenia yaitu kebutuhan pada kesehatan fisik (53,3%), gejala psikotik (51,11%), dan keuangan (44,44%). Dari kebutuhan yang menjadi masalah dapat dilihat bahwa masalah kebutuhan kesehatan fisik ternyata mendapat perhatian lebih dibandingkan kebutuhan lain.

Temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa pengasuh menilai kebutuhan lebih besar dari penyandang skizofrenianya sendiri. Dalam menilai kebutuhan hidup penyandang skizofrenia ternyata fokus tidak hanya diarahkan pada kebutuhan gejala psikotiknya saja, tetapi kebutuhan fisik juga dinilai penting baik oleh penyandang skizofrenia maupun pengasuhnya.

Anda mungkin juga menyukai