Anda di halaman 1dari 22

SKIZOFRENIA, SKIZOAFEKTIF, GANGGUAN WAHAM MENETAP, PSIKOTIK AKUT

Oleh: H. Sahdiah. S Preseptor: dr. Tendry Septa, Sp. KJ (K)


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

SKIZOFRENIA A.DEFINISI
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizeinyang berarti terpisahatau pecah, dan phren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Secara umum, simptom skizofrenia dapat dibagi menjadi tiga golongan: yaitu simptom positif, simptom negative, dan gangguan dalam hubungan interpersonal. 3

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. 8

B. EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia diperkirakan satu sampai dua persen penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa akan terkena penyakit ini. Bahkan sekitar sepertiga dari sekitar satu sampai dua juta yang terjangkit penyakit skizofrenia ini atau sekitar 700 ribu hingga 1,4 juta jiwa kini sedang mengidap skizofrenia. 3

Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama, perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah lebih buruk pada laki laki dibandingkan wanita. Penyakit yang satu ini cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah.3

C. ETIOLOGI
Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah diketahui menjadi penyebab skizofrenia. Penyakit ini mungkin mewakili sekelompok heterogen gangguan yang mempunyai gejala-gejala serupa.

Penelitian aliran darah, glukografi, dan Brain Electrical Activity Mapping (BEAM) mengungkapkan turunnya aktivitas lobus frontal pada beberapa individu penderita skizofrenia. Status hiperdopaminergik yang khas untuk traktus mesolimbik (area tegmentalis ventralis di otak tengah ke berbagai struktur limbic) menjadi penjelasan patofisiologis yang paling luas diterima untuk skizofrenia.

C. ETIOLOGI
1. Model Diatesis-stres 2. Faktor Neurobiologi 3. Faktor Biologi Komplikasi kelahiran Infeksi Hipotesis Dopamin Hipotesis Serotonin Struktur Otak Genetik 4. Faktor Psikososial

D. MANIFESTASI KLINIS
Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal, fase aktif dan fase residual.

Pada fase prodromal biasanya timbul gejala gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri. Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan orang ini tidak seperti yang dulu. Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya.

Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh fase residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. 4

Gejala positif Delusi/waham, yaitu keyakinan yang tidak masuk akal. Contohnya berpikir bahwa dia selalu diawasi lewat televisi, berkeyakinan bahwa dia orang terkenal, berkeyakinan bahwa radio atau televisi memberi pesanpesan tertentu. Halusinasi, yaitu mendengar, melihat, merasakan, mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebagian penderita, mendengar suara/ bisikan bersifat menghibur atau tidak menakutkan. Sedangkan yanng lainnya mungkin menganggap suara/bisikan tersebut bersifat negatif/ buruk atau memberikan perintah tertentu. Pikiran paranoid, yaitu kecurigaan yang berlebihan. Contohnya merasa ada seseorang yang berkomplot melawan, mencoba mencelakai atau mengikuti, percaya ada makhluk asing yang mengikuti dan yakin dirinya diculik/ dibawa ke planet lain.

Gejala negatif Motivasi rendah (low motivation). Penderita akan kehilangan ketertarikan pada semua aspek kehidupan. Energinya terkuras sehingga mengalami kesulitan melakukan hal-hal biasa dilakukan, misalnya bangun tidur dan membersihkan rumah. Menarik diri dari masyarakat (social withdrawal). Penderita akan kehilangan ketertarikan untuk berteman, lebih suka menghabiskan waktu sendirian dan merasa terisolasi. Gejala kognitif Mengalami problema dengan perhatian dan ingatan. Pikiran mudah kacau sehingga tidak bisa mendengarkan musik/ menonton televisi lebih dari beberapa menit. sulit mengingat sesuatu, seperti daftar belanjaan. Tidak dapat berkosentrasi, sehingga sulit membaca, menonton televisi dari awal hingga selesai, sulit mengingat/ mempelajari sesuatu yang baru. Miskin perbendaharaan kata dan proses berpikir yang lambat. Misalnya saat mengatakan sesuatu dan lupa apa yang telah diucapkan, perlu usaha keras untuk melakukannya. 10

E. KRITERIA DIAGNOSTIK
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang jelas : (a) - Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kulitasnya berbeda; atau - Thought insertion or withdrawal: isi pikiran yang asingdari luar masuk kedalam pikirannya (insertion)atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar (withdrawal); dan - Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; (b) - delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dati luar; atau - delusion of influence: waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau - delusion of passivity: waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya: secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus); - delusional perception: pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

(c) Halusinasi auditorik : - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau - Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau - Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. (d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas : (a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

(b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisis tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; (d) Gejala-gejala negative seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut

F. KLASIFIKASI
Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Hebefrenik Skizofrenia Katatonik Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated). Depresi Pasca-Skizofrenia Skizofrenia Residual Skizofrenia Simpleks

Skizofrenia lainnya
Skizofrenia YTT

G. PENATALAKSANAAN
Terapi Somatik (Medikamentosa)

Terapi Psikososial

H. PROGNOSIS
Prognosis Baik 3 Prognosis Buruk 3 Onset lambat Onset muda Faktor pencetus yang jelas Tidak ada factor pencetus Onset akut Onset tidak jelas Riwayat sosial, seksual dan Riwayat social dan pekerjaan pekerjaan premorbid yang baik premorbid yang buruk Gejala gangguan mood Prilaku menarik diri atau autistic (terutama gangguan depresif) Tidak menikah, bercerai atau Menikah janda/ duda Riwayat keluarga gangguan Sistem pendukung yang buruk mood Gejala negatif Sistem pendukung yang baik Tanda dan gejala neurologist Gejala positif Riwayat trauma perinatal Tidak ada remisi dalam 3 tahun Banyak relaps Riwayat penyerangan

SKIZOAFEKTIF A. DEFINISI
Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan afektif.

Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.11

B.EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif kurang dari 1%, mungkin berkisar antara 0,5% 0,8%. Tetapi gambaran tersebut masih merupakan perkiraan.11

Gangguan skizoafektif tipe depresif mungkin lebih sering terjadi pada orang tua daripada orang muda, prevalensi gangguan tersebut dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibanding perempuan, terutama perempuan menikah.

Usia awitan perempuan lebih lanjut daripada lakilaki, seperti pada skizofrenia. Laki-laki dengan gangguan skizoafektif mungkin memperlihatkan perilaku antisosial dan mempuinyai afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai.11

C. ETIOLOGI
Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui,

tetapi empat model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama.11

D. MANIFESTASI KLINIS
Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari.2 Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.2

Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.2,8

D. DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-

TR8 A. Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu waktu, episode depresif mayor, episode manik, atau episode campuran yang terjadi bersamaan dengan gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia. B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol. C. Gejala yang memenuhi criteria episode mood timbul dalam jumlah yang bermakna pada durasi total periode aktif dan residual penyakit D. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan kesehatan umum. E. Kriteria diatas merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba mengklarifikasi beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi nkriteria baik episode manik maupun depresif dan menentukan lama setiap episode secara tepat.1 Lamanya setiap episode harus diketahui karena dua alasan.

Sedangkan diagnosis berdasarkan pedoman

penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III):


Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala defenitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang menonjol pada saat bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama. 3

Gangguan skizoafektif tipe manik didiagnosis

apabila gejala afek meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik dua gejala skizofrenia yang khas.11
Gangguan skizoafektif tipe depresif didiagnosis

apabila afek depresif menonjol, disertai noleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan poerilaku terkait. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik dua gejala skizofrenia yang khas.11

DAFTAR PUSTAKA

Hamdani, M, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar pustaka baru, Yogyakarta, 2004 Prof. Dr. Dr. Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997 Yumizone. Wordpress. Com/category/kesehatan-jiwa, diunduh tanggal 16 November 2010 Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Diunduh dari http//www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.htm tanggal 16 November 2010 Sani, Ayub prof.dr. Splitting Personality. PT Dian Ariesta. Jakarta. 2002 Skizofrenia. Diunduh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/skizofrenia pada tanggal 15 November 2010 www.docstoc.com/wahyunirautami. diunduh tanggal 16 November 2010 Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta, 2001 Skizofrenia. Naruto. blogspot. Com/2009/12 diunduh tanggal 16 November 2010 www.psikomedia.com/article/psikologi-klinis/1006/skizofrenia diunduh tanggal 15 November 2010 Kaplan, HI, Sadock BJ, Greb JA, Skizofrenia, dalam : Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol 1, Binarupa aksara, 1997 Yayakhnaakhyar. Files. Wordpress. Com/ penatalaksanaan-skizofrenia, diunduh tanggal 15 November 2010

Anda mungkin juga menyukai

  • Pedoman Pelayanan
    Pedoman Pelayanan
    Dokumen28 halaman
    Pedoman Pelayanan
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN
    LAMPIRAN
    Dokumen18 halaman
    LAMPIRAN
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Penutup
    Bab Iv Penutup
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv Penutup
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • Akreditasi Unila
    Akreditasi Unila
    Dokumen1 halaman
    Akreditasi Unila
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Tinea Cruris
    Laporan Kasus Tinea Cruris
    Dokumen9 halaman
    Laporan Kasus Tinea Cruris
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • Pas Tema 6
    Pas Tema 6
    Dokumen5 halaman
    Pas Tema 6
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • Vit K Dinkesprov 22414
    Vit K Dinkesprov 22414
    Dokumen22 halaman
    Vit K Dinkesprov 22414
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat
  • SPT Kesjaor
    SPT Kesjaor
    Dokumen2 halaman
    SPT Kesjaor
    Halimatus Sahdiah Siahaan
    Belum ada peringkat