Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 1

ARIA ALIFATUL RAHMAFITRI SORAYA DEWI RIZKI WIDYA SHITA MAHANANI WINDA PUSPITARINI

Kasus 1
Diagnosa : karies media kavitas klas 1 disertai pulpitis reversible A. Karena di keterangan terdapat adanya kavitas dengan kedalaman + 3mm dentin terbuka sehingga pada saat ada stimulus seperti makanan dan rangsangan termal melibatkan saraf A delta yang terdapat pada tubuli dentin nyeri yang cepat dan tajam

B. Karies superfisialis yang tidak dirawat karies media dentin terpapar nyeri apabila ada rangsang mengenai ujung sel odontoblas dibatas dentin rangsang mencapai pulpa nyeri pulpa terganggu keseimbangan aliran darah edem pulpa/inflamasisistem imun pulpa kembali normal C. Bisa, apabila karies mencapai pulpa dan terjadi rangsangan terus-menerus menyebabkan pulpitis irreversible

Kasus 2
Diagnosa : karies profunda terbuka kavitas klas 2 dengan periodontitis apikalis kronis disertai kalsifikasi dentin A. Karena adanya kavitas yang dalam terdapat bakteri dan toksin yang menyebabkan bau mulut H2S (hidrogen sulfid), amino benzena B. Karena pada tes diagnosis (sondasi, perkusi,palpasi,vitalitas) menunjukkan (-) yang berarti gigi tersebut non vital / nekrosis

C. Akar mesial tidak terlihat karena terjadi kalsifikasi / terbentuknya dentin tersier dimana dentin ini terbentuk sebagai jawaban terhadap stimulus (karies) yang letaknya pada dinding kavitas pulpa dan faktor usia D. Radiolusen : gambaran hitam pada radiograf dimana granuloma periapikal terdiri dari kapsul fibros luar menyebabkan batas jelas dan terdapat gambaran radiolusen karena granuloma disusun atas jaringan penghubung longgar dan pembuluh darah serta mempunyai ciri adanya limfosit, sel plasma, leukosit, mononuklear dalam berbagai jumlah sehingga sinar X mampu menembus zat tersebut
Rarefaksi : peregangan

E. Daerah radiolusen 2mm menunjukkan bahwa granuloma berisi jaringan penghubung dan pembuluh daeah. Daerah yang berbatas tegas menunjukkan bahwa granuloma terdiri dari kapsul fibros luar/ berdekatan dengan tulang sehingga sinar x tidak dapat menembus dan berbats tegas.

Patofisisologi granuloma karies superfisiali yang tidak dirawat karies profunda timbul nyeri pulpa tergangunya aliran darah yang menyebabkan edema pulpa menyebabkan nyeri hebat yang tidak tertahankan bila jejaz atau inflamasi : A. Reversible : kerusakan jaringan sedikit dan dapat pulih sendiri B. Iirebersible nekrosisinfeksi menyebar ke periapaikal (periodontitis periapikal) produk bakteri dan toksin terus-menerus di jaringan periapikal sistem imungranulma periapikal

F. A radiolusen berbatas tegas : adanya jaringan lunak dan substansi lain yang dapat dilalui sinar x dan diselubungi jaringan keras dan substansi lain yang tidak dapat dilalui sinatr x seperti tulang sehingga batasnya jelas Contoh penyakit : kista periapikal dan granuoma periapikal B. Radiolusen tidak berbatas tegas : adanya jaringan lunak dan substansi lain yang dapat dilalui sinar x tetapi tidak dilapisi kapsul atau dinding sehingga tidak dapat menekan tulang sehingga cairan menyebar Contoh penyakit : abses periapikal

G. Kista periapikal kista odontogenik yang terjadi pada apex gigi non vital yang mengalami peradangan . Terjadi nya kista ini diakibtakn infeksi gigi, yang berkembang menjadi granuloma yang berisikan sel epitel malazzes.

Kasus 3
Diagnosis : Terdapat karies profunda kavitas klas 2 disertai pulpitis irreversible tertutup 36 : karise profunda terbuka A. Karena adanya kongesti (keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan / peningkatan jumlah darah) pembuluh darah B. Dikarenakan pada kasus ini melibatkan serabut saraf C yang tidak bermyelin yang letaknya di bagian dalam, mempunyai ambang rangsang yang tinggi dan nyerinya tumpul, jadi pada kasus ini nyeri spontan dan menetap, adanya kadar prostaglandin (yg mngkatkan ambang rangsang nyeri ), ada nya kenaikan cgrp, bagian dari neuropeptin, serabut afferen, ditansportasikan sampai ke ssp, terjadi bertambhanya intesnsitas nyeri thdpy stimulus noksiusspontan

C. karena obat analgesik bekerja pada sistem saraf perifer, lebih merangsang pada nyeri nosiseptif karena efek analgesik lemah D. Sondasi (++) menunjukkan bahwa gigi 35 sensitif akut E. Dikarenakan terbentuknya dentin tersiser dimana terjadi karena adanya stimulus yang terus menerus pada gigi sehingga odontoblas membentuk sistem pertahan dengan pembentukan dentin tersier (adanya internal resorbtion) F. Iya, karena gigi non vital sudah tidak beeaksi dengan rangsangan apapun

G. Pulpitis reversible pulpitis irreversible pada foramen apikal kecil meningkatkan suplai darah arteri dilatasi arteri menekan vena apikal sirkulasi darah statis trombosis nekrosis pulpa

Kasus 4
Diagnosa : terdapat karies profunda terbuka kavitas klas 1 nekrosis pulpa dengan abses periapikal kronis disertai batu pulpa A. Bisa berpengaruh karena perawatan yang belum selesai sehingga masih bisa memungkinkan adanya bakteri yang mati yang dapat menginfeksi pulpa dan menjalar ke daerah periapikal dan pada daerah tersebut mengalami peradangan dengan penghubung/ foramen apikal

B. Karena pada jaringan periapikal, gigi mengalami abses dimana pada daerah tersebut mengalami kelainan terjadi inflamasi dan mengalami infeksi.Palpasi tidak sakit karena abses tersebut menjadi abses kronis. C. Terjadinya fistula / saluran keluar pus dikarenakan sifat dari pustula itu menekan keluar/ mencari jalan keluar dimana pada saluran akar telah mengalami penyempitan dan terhalang oleh batu pulpa maka pus mebentuk jalan keluar lain

D. Karena terjadi kalsifikasi dari jaringan pulpa, terjadi karena kerusakan pada kontrol dentin reaparatif, ini dapat disebabkan karena trauma yang menyebabkan pendarahan atau bekuan darah E. Penipisan saluran akar dikarenakan terbentuknya dentin sekunder dan tersier yang terus-menerus menyebabkan penyempitan saluran akar, hal ini bertujuan sebagai pertahanan dari gigi karena adanya stimulus yang berlebihan

F. Menandakan terdapat abses periapikal karena pada abses tidak terdapat kantung seperti granuloma yang menunjukkan adanya gambaran radiografi berbatas jelas G. Karies reversible karies irreversible nekrosis pulpa bakteri masuk ke daerah periapikal mengalami peradangan tubuh memberikan pertahan berupa limfosit untuk melawan bakteri sisa- sisa pertahan tubuh dan bakteri yang mati menyebabkan adanya pus sebagai eksudat dari abses. Pada keadaaan abses ini, bakteri lebih lemah dan host yang menang.

Kasus 5
Diagnosa : karies profunda terbuka kavitas klas 3 pulpitis irreersible disertai kista periapikal lateral A. B. Karena cairan kista mendesak akar-akar gigi yang mengakibatkan akar gigi 22 bergeser ke daerah mesial C. Menunjukkan adanya kista atau granuloma, lama-lama kantung kista tersebut membesar sehingga tampak daerah radiolusen 7mm berbatas jelas pada lateral gigi 21 dan 13. kista berisi cairan kolesterin

D. Penekanan kista terhadap tulang menyebabkan tulang mengalami resorbsi dan pendesakan kista yang terus membesar menyebabkan tulang menjadi keropos E. Tekanan osmotik dalam kista meningkat cairan jaringan dan edema teresorbsi ke kavitas menekan jaringan dan tulang ke sekitar tulang resorbsi radiolusen membesar.

Anda mungkin juga menyukai