Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi
bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih dari
140 mmHg sedangkan tekanan diastolik (sewaktu bilik jantung mengembang )
dalam ambang batas lebih dari 90 mmHg
22
.
Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung
berkontraksi (denyut jantung), ini adalah tekanan maksimum dalam arteri pada
suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas
yang nilainya lebih besar, tekanan diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri
bila jantung dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan, ini adalah tekanan
minimum dalam arteri pada suatu saat dan ini tercermin dari hari pemeriksaan
tekanan darah sebagai tekanan bawah yang nilainya lebih kecil
2
.
Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang
berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh
darah, kekuatan ini mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan darah
ini diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi serta
hambatan dalam dinding arteri, tanpa adanya kekuatan secara terus menerus
dalam sistem peredaran darah sehingga darah tidak dapat terbawa keotak dan
kejaringan seluruh tubuh, hal ini disebabkan peredaran darah merupakan suatu
sistem yang tertutup artinya setelah sampai diujung jaringan akan kembali lagi ke
jantung
11
.
Boedi Darmoyo tahun 1990 dalam penelitiannya, menemukan bahwa antara
1,8%-28% penduduk dewasa adalah penderita hipertensi. Angka 1,8% berasal
dari penelitian Kalirejo, J awa Tengah, sedangkan nilai 28,6% dilaporkan dari
hasil penelitian di Sukabumi, J awa Barat
12
.
2. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat di kelompokan menjadi dua
golongan yaitu :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95% kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti
apa penyebabanya, para pakar menunjuk stres sebagai tertuduh utama, setelah
faktor lain yang mempengaruhi dan para pakar juga menemukan hubungan
antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan risiko untuk
juga menderita penyakit ini. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukan dalam
daftar penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme
intra seluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risikonya seperti obesitas,
konsumsi alkohol, merokok, dan kelainan darah (polisitemia)
9
.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10% kasus sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui yaitu
gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pemuluh
darah, atau berhubungan dengan kehamilan
9
.
Banyak ahli kedokteran membuat batasan hipertensi dengan alasan masing-
masing. Oleh karena itu WHO-ISH mengeluarkan panduan klasifikasi
hipertensi sebagai berikut :
1) Tekanan sistolik (mmHg)
- <120 =tekanan darah optimal
- 120 - 129 =tekanan darah normal
- 130 - 139 =tekanan darah normal tinggi
- 140 159 =hipertensi ringan
- 160 179 =hipertensi sedang
- >180 =hipertensi berat
2) Tekanan diastolik (mmHg)
- <80 =tekanan darah optimal
- 80 - 84 =tekanan darah normal
- 85 - 89 =tekanan darah normal tinggi
- 90 99 =hipertensi ringan
- 100 109 =hipertensi sedang
- >110 =hipertensi berat
22
.
3. Etiologi
Kurang dari 10% penderita hipertensi non esensial yaitu yang disebabkan
oleh kelainan organ tubuh lain yang telah terbukti kaitannya dikenal sebagai
hipertensi sekuender seperti misalnya kelainan atau penyakit ginjal, penyakit
endokrin, penyakit pembuluh darah
16
.
Berdasarkan hal diatas, jelas bahwa golongan hipertensi esensial yang
belum diketahui penyebabnya merupakan lebih dari 90% populasi penderita
hipertensi dalam masyarakat. Hipertensi ini dapat di kenali dengan alat tensimeter
saja dan golongan tersebut merupakan golongan risiko yang akan banyak kita
jumpai
6
.
4. Patogenesis
Darah diperlukan oleh jaringan tubuh sebagai sarana pengangkut sumber zat
yang dibutuhkan oleh jaringan tersebut, misalnya oksigen, nutrient, air, elektrolit,
dan juga sebagai sarana pembawa zat yang tidak berguna ke organ-organ
pembuangan. Agar dapat bersirkulasi, darah harus di pompa oleh jantung
keseluruh tubuh melalui sistem pembuluh darah dan harus dapat mengatasi tonus
pembuluh arteri yang mempunyai tekanan perifer cukup besar
16
.
Dilihat dari keadaan diatas, maka daya pompa atau tekanan darah sama
dengan besar curah jantung (cardiac output) di kalikan tahanan perifer, perubahan
besar tekanan darah dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, jadi hipertensi terjadi
akibat meningkatnya curah jantung dan tahanan perifer, selain itu masih banyak
faktor lain yang mempengruhi kedua faktor tesebut
16
.

B. Epidemiologi Hipertensi
1. Hipertensi sebagai faktor risiko
Kajian epidemiologi selalu menunjukan adanya hubungan yang penting dan
bebas antara tekanan darah dan bebagai kelainan, terutama penyakit jantung
koroner, stroke, gagal jantung dan kerusakan fungsi ginjal. Sudah diketahui
bahwa tekanan darah sistolik selalu di identifikasikan sebagai faktor risiko-relatif
yang lebih tinggi pada penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, penyakit
ginjal, dan kematian umum untuk tekanan darah pada rentang yang sama
19
.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi secara bebas berkaitan dengan
peningkatan risiko terjadinya kardiovaskuler, risiko akan meningkat secara berarti
dengan adanya faktor risiko lain seperti merokok, kolesterol, dan diabetes,
akibatnya tekanan darah yang yang sama bisa saja mempunyai risiko yang
berlainan jika di kaitkan dengan kombinasi faktor risiko yang berbeda
19
.
2. Faktor karakteristik yang mempengaruhi tekanan darah
a. Umur
Kajian pengamatan prospektif pada beberapa kelompok orang, selalu
menunjukan adanya hubungan yang positif antara umur dan tekanan darah,
sebagian populasi dengan berbagai ciri geografis, budaya,dan sosio ekonomi.
Pada sebagian besar populasi di negara barat, tekanan darah sistolik
cenderung meningkat secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja dan
dewasa untuk mencapai nilai rata-rata 140 mmHg pada usia 70-an atau 80-an.
Tekanan darah diastolik juga cenderung meningkat dengan bertambahnya
umur, tetapi dengan laju lebih rendah dari pada tekanan darah sistolik, dan
nilai rata-rata cenderung tetap datar atau turun setelah usia 50-an, hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan nadi, dan peningkatan tekanan darah
sistolik menjadi hal yang biasa dengan bertambahnya umur
19
.
b. J enis kelamin
Pada usia dini tidak terdapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan
darah antara pria dan wanita, akan tetapi pada masa remaja, pria cenderung
menunjukan nilai rata-rata yang lebih tinggi, perbedaan ini jelas pada orang
dewasa muda dan orang setengah baya, perubahan pada masa tua antara lain
dapat di jelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria
setengah baya yang mengidap hipertensi, sementara perubahan pasca-
menopouse pada wanita dapat pula berpengaruh terhadap tekanan darah
19
.
c. Suku
Kajian populasi selalu menunjukan bahwa tekanan darah pada masyarakat
kulit hitam lebih tinggi dari pada tekanan darah pada golongan kulit putih.
Besar variasi antar suku di Indonesia terendah yaitu di lembah balim jaya
sebesar 0,6% dan tertinggi di Sukabumi J awa Barat sebesar 28,6%
19
.
d. Pendapatan
Tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada masyarakat di pengaruhi oleh
tingkat pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seseorang
19
. Pada masyarakat
dengan tingkat pendapatan tinggi lebih mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk melakukan pengobatan sedangkan seseorang dengan tingkat
pendapatan yang rendah kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,
mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat atau
untuk yang lain, hal itu dapat mengakibatkan penyakit yang di derita
bertambah parah
21
.
3. Prevalensi hipertensi
Perkiraan prevalensi hipertensi bergantung pada titik potong yang dipakai
untuk menentukannya, karena ada hubungan langsung antara tekanan darah dan
risiko komplilasi. Perkiraan prevalensi dari beberapa bagian dunia menunjukan
bahwa hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
diseluruh dunia, prevalensi hipertensi dilaporkan antara 10% dan 20% pada
beberapa populasi dewasa untuk tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik 95 mmHg, sedangkan untuk tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik 90 mmHg perkiraan prevalensi lebih tinggi, prevalensi
hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur dan menunjukan jumlah relatif
lebih besar pada pria dibawah usia 50 tahun
19
.
Beberapa perbedaan geografis telah di catat dan Negara industri melaporkan
adanya angka prevalensi yang tinggi jika dibandingkan dengan sebagaian besar
negara berkembang. Di beberapa Negara berkembang, perbedaan antara daerah
perkotaan dan pedesaan menunjukan bahwa perkiraan prevalensi yang tinggi
ditemukan pada masyarakat perkotaan. Dalam hal ini perbedaan suku dari
beberapa negara dilaporkan bahwa rata-rata prevalensi yang lebih tinggi
ditemukan pada orang kulit hitam dari pada orang kulit putih
19
.
4. Faktor risiko hipertensi
a. Keturunan
Riwayat keluarga memperlihatkan bahwa kemungkinan munculnya
hipertensi lebih besar diantara orang-orang yang orang tuanya atau neneknya
menderita hipertensi
14
. Semakin dekat hubungan darah dengan seseorang yang
mengidap hipertensi semakin besar kemungkinan mengidapnya juga
8
.
b. Obesitas
Risiko terbesar bagi pengidap hipertensi adalah kegemukan/ obesitas,
semakin banyak kelebihan berat badan semakin besar pula risiko yang
dihadapi
8
.

Berat badan yang berlebihan adalah faktor penting dalam
perkembangan hipertensi dan sekaligus menjadi faktor satu-satunya yang
diketahui dan yang paling mudah di hindari. Orang yang mempunyai berat
badan 20% di atas normal mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar
menderita hipertensi dari pada orang yang mempunyai berat badan normal.
Semantara risiko hipertensi bertambah sejalan dengan kelebihan berat badan,
sebaliknya penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah bahkan
sampai pada tingkat yang normal
14
.
c. Konsumsi garam
Para pakar menemukan makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi. Garam dapur dapat menaikan tekanan darah karena
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih. Natrium bersama klorida
dalam garam dapur sebenarnya membantu tubuh mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah, namun natrium dalan
jumlah berlebih dapat menahan air (retensi). Sehingga meningkatkan jumlah
vulume darah, akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompanya dan tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium yang
berlebih akan menggumpal dinding pembuluh darah dan mengikisnya
sehingga terkelupas dan kotoran tersebut akan menyumbat pembuluh darah
9
.
Hubungan antara konsumsi garam dan perkembangan hipertensi
selanjutnya diperkuat oleh suatu penelitian yang diawali dengan mengamati
bayi-bayi yang diberi diet rendah garam dan diet garam yang normal. Setelah
6 bulan tekanan darah secara signifikan lebih baik (lebih rendah) pada bayi-
bayi yang diberi diet rendah garam. Bayi-bayi ini kemudian diteliti kembali
setelah 15 tahun dan tekanan darah mereka ditemukan masih lebih rendah
secara signifikan. J ika anak-anak dapat dibimbing untuk mengkonsumsi
sedikit garam, maka kita dapat mencegah terjadinya hipertensi sejak awal
10
.
d. Konsumsi Lemak
Dewasa ini pola makan penduduk yang tinggal di kota-kota besar
berubah dimana makanan cepat saji dan makanan yang kaya kolesterol
menjadi bagian yang di konsumsi sehari-hari
4
. Kadar kolesterol darah yang
tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding
pembuluh darah, lama kelamaan jika endapan kolesterol bertambah akan
menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah, dengan
demikian akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung
memperparah hipertensi
12
.
e. Konsumsi Energi
Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO tahun 1985 adalah
konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh
dengan tingkat aktifitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan
yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik yang dibutuhkan secara
sosial dan ekonomi
23
.
Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber
lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian, setelah itu
bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan
gula murni. Semua makanan tersebut merupakan sumber energi.
Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan sama dengan energi yang dikeluarkan, keadaan ini akan
menghasilkan berat badan ideal/normal. Cara menentukan berat badan ideal
orang dewasa adalah dengan mengukur tinggi badannya
23
.
Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi
energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak
tubuh, dan akibatnya terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan
bisa disebabkan karena kurang bergerak, kegemukan dapat menyebabkan
gangguan dalam fungsi tubuh, itu merupakan risiko untuk menderita penyakit
kronis, salah satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi
23
.
f. Lingkungan dan geografis
Kajian populasi menunjukan bahwa tekanan darah pada masyarakat
yang tinggal di daerah pantai lebih tinggi dari pada tekanan darah pada
masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan.
2
5. Faktor risiko lain hipertensi
a. Merokok
Merokok dapat mempermudah penyakit pembuluh darah jantung dan otak,
selain itu merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,
untuk sementara hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah
11

b. Alkohol
Minuman keras beralkohol yang kadarnya tinggi dapat meningkatkan tekanan
darah serta mempercepat pengaruh buruk hipertensi.
3
Bahaya alkohol yang
nyata ialah apabila diminum dalam jumlah yang terlalu banyak, minuman
beralkohol diatas 15-20 minimum standar seminggu dapat meninggikan
tekanan darah dan minuman keras secara langsung meracuni jantung
8
.
c. Stres
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa
takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan
hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat. Di perkirakan prevalensi atau
kejadian hipertensi pada kulit hitam orang Amerika Serikat lebih tinggi di
bandingkan dengan orang kulit putih hal itu disebabkan karena stres
12
.
d. Pil kontrasepsi kombinasi untuk wanita
Pil kontrasepsi kombinasi untuk wanita dapat meningkatkan tekanan darah,
hormon yang membentuk pil ini dapat mengganggu sistem renin sehingga
menyebabkan penimbunan garam dan air di dalam tubuh
8
.

C. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dipaparkan dapat dibuat kerangka teori
sebagai berikut :










Bagan 1 : Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.
Sumber : Modifikasi laporan komisi pakar WHO.2001. Pengendalian Hipertensi
dan Tom Smith, penerjemah Bosco Carvallo.1991. Tekanan Darah
Tinggi.

Faktor Karakteristik:
- Umur
- J enis kelamin
- Pendapatan
- Keturunan
- Obesitas
- Lingkungan dan
geografis
- Suku
- Lemak
Kejadian
Hipertensi
Penyakit :
- Ginjal
- Endokrin
- Merokok
- Alkohol
- Stres
- Pil kontrasepsi
kombinasi
- Konsumsi garam
- Konsumsi energi
D. Kerangka Konsep











Variabel terikat
Variabel bebas
Fakor karakteristik:
- Umur
- J enis kelamin
- Pendapatan

Konsumsi garam

Konsumsi energi
Kejadian hipertensi
E. Hipotesis
Dari penelitian diatas dapat di lakukan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada penduduk di Desa
Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada penduduk di
Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun
3. Ada hubungan antara pendapatan dengan kejadian hipertensi pada penduduk di
Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun
4. Ada hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi pada penduduk
di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun
5. Ada hubungan antara konsumsi energi dengan kejadian hipertensi pada penduduk
di Desa Pasar Banggi yang berusia lebih dari 30 tahun

Anda mungkin juga menyukai