Anda di halaman 1dari 7

BAB II TUJUAN DAN STRATEGI PERUSAHAAN

Tujuan dan strategi merupakan bagian dari lingkungan pengendalian manajemen. Tujuan adalah sesuatu yang ingin diraih perusahaan pada masa mendatang. Tujuan dan strategi ditetapkan dalam proses perumusan strategi. Biasanya dirumuskan dengan menggunkan analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan (analisis SWOT). Artinya perumusan strategi dipengaruhi oleh faktor internal organisasi dan faktor eksternal. Sistem pengendalian manajemen adalah alat untuk mengimplementasikan strategi. A. Tujuan Ada empat jenis tujuan yang lazim dalam suatu perusahaan yaitu : profitabilitas, memaksimumkan nilai pemegang saham, resiko, dan pendekatan banyak stakeholder. 1. Profitabilitas Dalam bisnis, kemampuan perusahaan menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang paling utama. Laba dengan profitabilitas adalah dua hal yang berbeda. Laba adalah selisih antara pendapatan (revenue) dan beban (expenses) dalam satu periode akuntansi tertentu. Sedangkan profitabilitas adalah menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang terukur dari laba dibandingkan dengan asetnya. Misalnya, manajer perusahaan A mampu menghasilkan laba Rp 100 Milyar dalam tahun berjalan, sedangkan manajer perusahaan B hanya mampu menghasilkan laba Rp 10 Milyar dalam periode yang sama. Jika hanya dilihat dari laba yang dihasilkan maka manajer A lebih berprestasi, namun jika laba dibandingkan dengan investasi maka hasilnya akan berbeda. Perusahaan A memperoleh laba Rp 100 Milyar dari hasil mengelola aset Rp 1 Triliun, sementara perusahaan B menghasilkan laba Rp 10 Milyar sebagai hasil pengelolaan aset Rp 10 Milyar. Maka perusahaan B memiliki kemampuan menghasilkan laba lebih baik dari aset yang dikelolanya. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan return on investment (ROI) yaitu laba dibagi dengan asetnya. ROI dapat pula dicari dari hasil persentase margin laba (profit margin percentage) dengan rasio perputaran aset (investment turnover)

2. Memaksimumkan nilai pemegang saham Sebuah perusahaan yang mencari laba pada dasarnya memiliki tujuan memaksimalkan nilai pemegang saham, ukurannya adalah naiknya harga saham. Mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan lebih jujur ke pemegang saham. 3. Resiko Upaya sebuah organsasi untuk meningkatkan profitabilitas dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen dalam mengambil resiko. Proses mengambil resiko dapat bervariasi, tergantung pada kepribadian masing-masing manajer. Dalam pengambilan resiko diperlukan kepandaian membaca situasi, karena jika terjadi kelalaian dalam melihat resiko perusahaan tersebut dapat mengalami kerugian bahkan kebangkrutan. Manajer harus mampu mengidentifikasi resiko ketika menginginkan return tertentu. 4. Pendekatan banyak stakeholder Tujuan perusahaan tidak hanya semata-mata mencapai laba sebesarbesarnya namun mencari keseimbangan seluruh pemangku kepentingan

perusahaan. Yaitu keseimbangan antara meningkatkan nilai pemegang saham, peningkatan nilai yang diterima oleh pelanggan (meningkatkan kepuasan pelanggan), dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, serta memelihara kelestarian lingkungan. Jadi tujuan perusahaan tidak semata-mata memakmurkan pemegang saham, tetapi bertujuan untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan.

B. Konsep Strategi

Analisis Faktor-faktor Eksternal Ekonomi, politik, teknologi, masyarakat, lingkungan pesaing.

Analisis Faktor-faktor Internal Keuangan, manajemen, struktur orgaisasi, budaya organisasi.

Mengidentifikasi peluang, keterbatasan dan ancaman

Mengenal kekuatan, kelemahan, dan keunggulan kompetitif

Mempertemukan peluang dengan kekuatan dan Keunggulan kompetitif perusahaan

Merumuskan tujuan, strategi dan sasaran jangka panjang

Gambar 2.1 Proses Perumusan Strategi

Strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Srtategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi di lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya. Strategi merupakan proses evaluasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif puncak serta melihat kesempatan dan ancaman pada saat ini dan memutuskan strategi perusahaan. Rangkaian perumusan strategi sampai dengan eksekusi atas strategi dapat dilihat pada gambar berikut :

Perusahaan

Ahli Strategi

Visi & Misi

Kebijakan

Tujuan

Program Kerja

Anggaran

Pelaksanaan

Evaluasi

Gambar 2.2 Strategi Perusahaan Mulai dari analisis lingkungan luar dan dalam perusahaan sampai dengan kebijakan adalah kerja ide. Ide bisa salah jika data yang dianalisis salah. Oleh sebab itu, data historis yang dijadikan bahan analisis harus benar. Pengendalian strategi yang merupakan pengendalian ide sulit dilakukan karena dalam analisis itu terkandung faktor subjektivitas. Oleh sebab itu analisis harus objektif, artinya harus bertumpu pada ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan pengealaman subjektif. Mulai dari program kerja sampai dengan evaluasi hasil kerja merupakan wilayah pengendalian manajemen dan pengendalian tugas. Pada penyusunan program kerja dan anggaran merupakan wilayah pengendalian manajemen madya, sedangkan pada pelaksanaan merupakan wilayah pengendalian manajemen lini. Pada pengendalian manajemen madya, dimensi yang paling berperan adalah dimensi ketrampilan konsep dan humanioran, sedangkan pada pengendalian

manajemen lini yang berperan adalah dimensi teknis. Kedua pengendalian ini sifatnya jangka pendek (pengendalian program kerja satu tahun), titik sentralnya adalah pengendalian perilaku manusia dalam menggunakan alat kerja dan metode kerja (input perusahaan). Oleh sebab itu dalam pengendalian ini para pelaksana harus dibekali kesadaran biaya, artinya semua aktivitas yang dilakukan adalah pengorbanan input perusahaan yang dapat diukur dengan satuan uang yang disebut biaya (cost). C. Strategi Tingkat Korporat Strategi dapat dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu : strategi di level korporat dan strategi di level unit bisnis. Disamping itu terdapat pula strategi pada level fungsional organisasi. Strategi korporat adalah mengenai keberadaan ditengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Oleh karena itu, strategi korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan dimana sebaiknya bersaing dan bukannya bersaing dalam industri tertentu yang merupakan strategi bisnis. Pada tingkat korporat, masalahnya adalah : a. Definisi bisnis dimana perusahaan akan berpartisipasi. b. Penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut. Analisa strategi tingkat korporasi menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang di divestasi (dijual). Berkaitan dengan strategi korporasi, perusahaan dapat diklasifikasikan dalam salah satu dari 3 kategori, yaitu : 1) Perusahaan dengan industri tunggal Perusahaan jenis ini biasanya memiliki komitmen total pada satu industri, yaitu dengan beroperasi dalam satu lini bisnis. Perusahaan industri tunggal juga menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut. 2) Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan atau konglomerasi tumbuh khususnya melalui akuisisi. Perusahaan jenis ini beroperasi dalam bisnis yang berbeda dan tidak saling berhubungan satu sama lain, dan hubungan antar unit-unit bisnis biasanya murni financial. Contoh Bakrie Brothers (ada pertambangan, perkebunanm telekomunikasi).

3) Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan Perusahaan ini dalam beberapa industri dan bisnisnya saling berhubungan satu sama lain melalui sinergi operasi. Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan menciptakan sinergi operasi dalam hal nama perusahaan adalah dengan membuat dua atau lebih unit bisnis menggunakan sumber daya yang sama, sehingga dapat membantu perusahaan untuk memperoleh manfaat dari skala dan ruang lingkup ekonomis. Karakteristik lainnya dari perusahaan ini yaitu peruahaan tersebut memiliki kompetensi inti yang bermanfaat bagi banyak unit bisnis perusahaan. D. Strategi unit bisnis Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan dan memelihara keunggulan kompetitif dalam masing-masing industri yang telah dipilih. Ada 2 hal dalam strategi unit bisnis yaitu misi dan keunggulan bersaing. Pada perusahaan diversifikasi, salah satu tugas manajemen senior adalah mengalokasikan sumber daya. Untuk membantu manajer korporat dalam mengalokasikan sumber daya tersebut maka dikembangkan beberapa model perencanaan. Salah satu model unit bisnis adalah model BCG (Boston Consulting Group), yang mempunyai beberapa perangkat strategi yang dapat dipilih : 1. Bangun Strategi ini menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas. 2. Pertahankan Strategi ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan. 3. Panen Strategi ini mempunyai tujuan memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas, bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar. 4. Divestasi Strategi ini menunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui likuidasi perlahan-lahan atau penjualan segera.

Dalam model BCG tersebut, setiap unit bisnis ditempatkan dalam salah satu dari empat kategori, yaitu : a. Tanda tanya Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran tanda tanya secara khusus diberi misi bangun pangsa pasar. Unit-unit dalam kuadran ini merupakan pengguna kas utama, dan pengeluaran kas diperlukan dalam pengembangan produk,

pengembangan pasar dan ekspansi kapasitas. b. Bintang Unit bisni yang termasuk dalam kuadran bintang mempunyai misi pertahankan pangsa pasar. Tujuan dari unit ini adalh investasi kas untuk mempertahankan posisi mereka yang sudah memiliki pangsa pasar yang tinggi dalam industri mereka. Unit-unit ini bersifat swasembada dan tidak memerlukan kas dari bagian lain. c. Sapi perah kas Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran ini adalah sumber utama kas untuk perusahaan. Unit-unit ini mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi sehingga unit-unit ini mungkin memiliki biaya perunit yang paling rendah dan laba yang paling tinggi d. Anjing Bisnis dalam kuadran ini mempunyai posisi persaingan yang lemah dalam industri yang tidak menarik. Bisnis seperti ini harus dijual kecuali bila ada kemungkinan baik. Keunggulan bersaing Keunggulan bersaing adalah faktor-faktor yang menjadikan perusahaan dapat memenangkan persaingan di dalam industri. Oleh sebab itu perusahaan perlu melakukan analisis industri yang meliputi analisis intensitas persaingan industri, posisi bersaing pelanggan, posisi bersaing pemasok, ancaman barang subtitusi, dan analisis ancaman pesaing baru. Ada dua jenis keunggulan bersaing secara umum, yaitu low cost dan differentiation. Low cost meliput skala ekonomis, efek kurva belajar perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa secara efisien, sehingga dapat ditetapkan harga jual yang bersaing. Diferensiasi produk yaitu pilihan strategi atas produk barang dan jasa yang unik. Pendekatan yang ditempuh ialah loyalitas merek, jasa pelanggan unggulan, desain yang unik, pemanfaatan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai