Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Air dengan kualitas yang baik, harus memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan bakteriologis. Daerah dengan kondisi tanah berkapur, mempunyai air tanah dengan tingkat kesadahan yang tinggi. Persyaratan kualitas air minum dalam salah satu parameter kimia adalah jumlah kandungan unsur kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) dalam air yang disebut kesadahan air. Kota Kupang misalnya merupakan daerah dengan kondisi tanah berkapur, mempunyai air tanah dengan tingkat kesadahan yang tinggi. Hal ini terjadi karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air (Said dan Ruliasih, 2008). Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air. Kesadahan air disebabkan adanya ion ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan Standar kesadahan menurut Per MENKES RI, 2010, batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan) (Bakti, 1995). Masalah yang timbul karena tingginya tingkat kesadahan air antara lain adalah dalam penggunaan air rumah tangga mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak dikarenakan sabun menjadi kurang efektif akibat sabun yang dimasukkan kedalam air bereaksi dengan karbonat dari Ca2+ dan Mg2+. Selain itu pada industri, air pengisi boiler memerlukan kualitas air yang baik yaitu dengan kesadahan kurang dari 1,79 mg/L CaCO3 agar tidak terjadi kerusakan pada boiler dan pipa pipa salurannya (Sari, 2009). Sumber air baku yang digunakan PDAM Kupang berasal dari sejumlah mata air. Berdasarkan hasil pemeriksaan kimia sampel air, mata air Namosain di kota Kupang memiliki tingkat kesadahan yang paling tinggi yaitu 606 mg/L CaCO3 dibandingkan dengan sumber air yang lain. Air ini digunakan oleh PDAM setempat untuk memenuhi kebutuhan air bagi sebagian penduduk. PDAM tersebut tidak memiliki instalasi pengolahan air, 1

sehingga air yang diterima masyarakat masih mengandung kesadahan yang tinggi. Oleh karena itu perlu dibuat suatu alat yang dapat digunakan untuk mengolah air baku yang memiliki kesadahan tinggi sehingga layak untuk dikonsumsi terutama bagi pengguna air rumah tangga maupun industri. Pada penelitian ini, air yang digunakan adalah air sadah buatan sebesar 1000 mg/L CaCO3. Air baku untuk air sadah buatan menggunakan air kran di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS. Air dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui kesadahan total, kesadahan kalsium (Ca2+), kesadahan magnesium (Mg2+), karbondioksida (CO2), dan bikarbonat (HCO3-). Lamella Separator yang umumnya digunakan untuk menurunkan kekeruhan air, akan diuji kemampuan untuk menurunkan kesadahan. Lamella separator merupakan teknologi sedimentasi yang terkemuka, ekonomis, dan hemat lahan. Alat ini terbuat dari baja tahan karat yang pada umumnya berfungsi untuk penjernihan dan mendaur ulang air, serta memisahkan partikel dan kekeruhan dari air kotor (Lawrence dkk, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Penulis sebelumnya

(Manulangga, 2006) Lamella Separator telah dilakukan uji coba untuk mengolah air Kali Bokor dalam menurunkan kadar kekeruhan awal pada penelitian tersebut adalah 39,3 FTU dan PV 42,72 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan tawas dengan konsentrasi 432 ml/menit alat ini mampu menurunkan kadar kekeruhan hingga 76% (konsentrasi awal = 39,3 FTU dan konsentrasi akhir = 9,43 FTU) dan PV 66% (konsentrasi awal = 42,72 mg/L dan konsentrasi akhir = 14,26 mg/L). Dalam penelitian ini, kapur (CaO) dan abu soda (Na2CO3) akan ditambahkan dalam proses penurunan kesadahan dengan lamella separator, dengan tujuan untuk membentuk garam garam kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) menjadi bentuk garam garam yang tidak larut sehingga dapat diendapkan dan dipisahkan dari air. Lamella Separator terdiri dari atas tiga kompartemen, sisi kiri dan kanan berfungsi sebagai plate settler dan sisi tengah sebagai ruang inlet. Dalam penelitian ini, lamella separator dimodifikasi sehingga ada bak pengaduk lambat di sisi tengah. Model yang dibuat untuk zona lumpur 2

berbentuk limas, sedangkan untuk plate settler berbentuk biasa (lembaran). Bentuk zona pengendap dan plate settler persegi panjang dan diberikan kemiringan sebesar 60.

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keefektifan antara lamella separator yang dimodifikasi dalam menurunkan kesadahan dan kekeruhan pada air baku? 2. Bagaimana aplikasi lamella eparator dalam skala rumah tangga di kota Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menurunan kesadahan dan kekeruhan menggunakan air sadah buatan dengan unit lamella separator yang dimodifikasi. 2. Untuk menentukan perencanaan aplikasi lamella separator dalam skala rumah tangga.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi saran dan rekomendasi terhadap pihak terkait mengenai penerapan teknologi ini sebagai salah satu alternatif pengolahan air untuk menurunkan kesadahan dan kekeruhan dengan proses pengolahan yang sederhana dan dapat menghemat pemakaian area.

1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Lingkungan ITS dalam skala laboratorium dengan menggunakan reaktor lamella separator 2. Parameter yang akan diperiksa adalah: pH Kesadahan 3

Kekeruhan

3. Perencanaan aplikasi lamella separator dalam skala rumah tangga di kota Kupang.

Anda mungkin juga menyukai