Anda di halaman 1dari 6

MANIFESTASI KLINIS Keterlambatan atau fungsi abnormal pada ketrampilan berikut, muncul sebelum umur 3 tahun. 1. 2. 3. Interaksi sosial.

Bahasa yang digunakan sebagai komunikasi sosial. Bermain simbolik atau imajinatif.

Diagnosis harus memenuhi kriteria DSM IV (Diagnostic And Statistical Of Manual Disorders 1992 Fourth Edition). Diagnosis autisme bisa ditegakkan apabila terdapat enam atau lebih gejala dari (1), (2) dan (3) dengan paling sedikit 2 dari (1) dan 1 dari masing-masing (2) dan (3). 1. Gangguan kualitatif interaksi sosial, muncul paling sedikit 2 dari gejala berikut : 1. Gangguan yang jelas dalam perilaku non - verbal (perilaku yang dilakukan tanpa bicara) misalnya kontak mata, ekspresi wajah, posisi tubuh dan mimik untuk mengatur interaksi sosial. 2. 3. 4. 2. 1. 2. 3. 4. 3. Tidak bermain dengan teman seumurnya, dengan cara yang sesuai. Tidak berbagi kesenangan, minat atau kemampuan mencapai sesuatu hal dengan orang lain. Kurangnya interaksi sosial timbal balik. Keterlambatan atau belum dapat mengucapkan kata-kata berbicara, tanpa disertai usaha kompensasi dengan cara lain. Bila dapat berbicara, terlihat gangguan kesanggupan memulai atau mempertahankan komunikasi dengan orang lain. Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang, atau bahasa yang tidak dapat dimengerti. Tidak adanya cara bermain yang bervariasi dan spontan, atau bermain menirukan secara sosial yang sesuai dengan umur perkembangannya. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan tidak berubah (stereotipik), yang ditunjukkan dengan adanya 2 dari gejala berikut : 1. 2. 3. 4. Minat yang terbatas, stereotipik dan meneetap dan abnormal dalam intensitas dan fokus. Keterikatan pada ritual yang spesifik tetapi tidak fungsional secara kaku dan tidak fleksibel. Gerakan motorik yang stereotipik dan berulang, misalnya flapping tangan dan jari, gerakan tubuh yang kompleks. Preokupasi terhadap bagian dari benda.

Gangguan kualitatif komunikasi, paling sedikit satu dari gejala berikut :

PENATALAKSANAAN MEDIS Kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-sel saraf. Sekitar 30-50 persen penyandang autis mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah.

Kadar norepinefrin, dopamin, dan serotonin 5-HT pada anak normal dalam keadaan stabil dan saling berhubungan. Akan tetapi, tidak demikian pada penyandang autis. Terapi psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau perjalanan gangguan autistik, tetapi efektif mengurangi perilaku autistik seperti hiperaktivitas, penarikan diri, stereotipik, menyakiti diri sendiri, agresivitas dan gangguan tidur. Sejumlah observasi menyatakan, manipulasi terhadap sistem dopamin dan serotonin dapat bermanfaat bagi pasien autis. Antipsikotik generasi baru, yaitu antipsikotik atipikal, merupakan antagonis kuat terhadap reseptor serotonin 5-HT dan dopamin tipe 2 (D2). Risperidone bisa digunakan sebagai antagonis reseptor dopamin D2 dan serotonin 5-HT untuk mengurangi agresivitas, hiperaktivitas, dan tingkah laku menyakiti diri sendiri. Olanzapine, digunakan karena mampu menghambat secara luas pelbagai reseptor, olanzapine bisa mengurangi hiperaktivitas, gangguan bersosialisasi, gangguan reaksi afektual (alam perasaan), gangguan respons sensori, gangguan penggunaan bahasa, perilaku menyakiti diri sendiri, agresi, iritabilitas emosi atau kemarahan, serta keadaan cemas dan depresi. Untuk meningkatkan keterampilan sosial serta kegiatan sehari-hari, penyandang autis perlu diterapi secara nonmedikamentosa yang melibatkan pelbagai disiplin ilmu. Menurut dr Ika Widyawati SpKJ dari Bagian Ilmu Penyakit Jiwa FKUI, antara lain terapi edukasi untuk meningkatkan interaksi sosial dan komunikasi, terapi perilaku untuk mengendalikan perilaku yang mengganggu/membahayakan, terapi wicara, terapi okupasi/fisik, sensori-integrasi yaitu pengorganisasian informasi lewat semua indera, latihan integrasi pendengaran (AIT) untuk mengurangi hipersensitivitas terhadap suara, intervensi keluarga, dan sebagainya. Untuk memperbaiki gangguan saluran pencernaan yang bisa memperburuk kondisi dan gejala autis, dilakukan terapi biomedis. Terapi itu meliputi pengaturan diet dengan menghindari zat-zat yang menimbulkan alergi (kasein dan gluten), pemberian suplemen vitamin dan mineral, serta pengobatan terhadap jamur dan bakteri yang berada di dinding usus. Dengan pelbagai terapi itu, diharapkan penyandang autis bisa menjalani hidup sebagaimana anak-anak lain dan tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri dan berprestasi.

PENGERTIAN - Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemakbawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649). - Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi,2001:196). - Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212)

ETIOLOGI - Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yangtidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anakterganggu,karena kelainan metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999). - Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi (infeksi enternal misalnya infantile gastroenteritis, bronchopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.), kelainan bawaan (penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pylorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.), malabsorpsi, gangguan metabolic (renal asidosis, idiophatic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance), penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116) MANIFESTASI KLINIK Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampaiberakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karenalemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberapawaktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi ototdengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewel,tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yangdisebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit.(Nelson,1999) Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut (Suriadi,2001:197):1. Badan kurus kering tampak seperti orang tua 2. Lethargi 3. Irritable 4. Kulit keriput (turgor kulit jelek) 5. Ubun-ubun cekung pada bayi 6. Jaringan subkutan hilang 7. Malaise 8. Kelaparan 9. Apatis Pemeriksaan Fisik -Mengukur TB dan BB -Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter) -Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhilengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatanlemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita. -Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak). - Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin. PENATALAKSANAAN Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi.Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasidiarahkan untuk memulihkan keadaan gizi. Upaya pengobatan, meliputi : -Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi. -Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik

-Pengobatan infeksi -Pemberian makanan -Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin, anemia berat danpayah jantung. Menurut Arisman, 2004:105 -Komposisi pemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70-100 cc/kg BB biasanya cukupuntuk mengoreksi dehidrasi. -Cara pemberian dimulai sebanyak 5 cc/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam pertama peroral atauNGT kemudian tingkatkan menjadi 5-10 cc/kg BB/ jam. -Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam. -pemberian ASI sebaiknya tidak dihentikan ketika pemberian CRO/intravena diberikan dalamkegiatan rehidrasi. -Berika makanan cair yang mengandung 75-100 kkal/cc, masing-masing disebut sebagai F-75dan F-100. Menurut Nuchsan Lubis Penatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap, yaitu : 1.Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan IV. -cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat Dextrose 5%. -Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama. -Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya. -Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari. 2.Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan -Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hariatau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari. -Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari,dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari. -Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari KWASIORKOR Gejala-gejala Umum Kwashiorkhor Penampilan seolah-olah seperti anak gemuk (gemuk air) Penurunan kesadaran (lebih sering dari anak dengan marasmus) Edema pada seluruh tubuh Otot-otot mengecil, anak berbaring terus-menerus Anak sering menolak segala jenis makanan Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut Gangguan kulit berupa bercak merah dan meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas Pembesaran hati

Perbedaan marasmus dan kwashiorkor berikut: Sifat-sifat yang membedakan Marasmus Faktor penyebab utama Penurunan kalori (terutama) Lama perkembangan Tanda fisik yang ditemukan Gambaran umum Penurunan berat badan* Edema Rambut Albumin serum, transferin, atau pre albumin Mortalitas Beberapa bulan sampai beberapa tahun Kurus/kurang makan Ada Tidak ada Normal Normal Rendah (kecuali jika disebabkan oleh penyakit yang mendasari)

Kwashiorkor Penurunan protein dan stres (misalnya luka, pembedahan dan infeksi) Beberapa minggu Biasa/cukup makan Tidak ada atau sedikit sekali (dapat tertutup oleh edema) Ada Mudah dicabut, hilangnya pigmen rambut (rambut jagung) Menurun

Tinggi (daya penyembuhan luka rendah, immunokompeten, tinggi infeksi) *penurunan yang luar biasa dapat didefinisikan sebagai penurunan yang lebih dari 2% berat badan dalam 1 minggu, lebih dari 5% dalam 1 bulan, lebih dari 7.5% dalam 3 bulan, dan lebih dari 10% dalam 6 bulan. Prinsip penanganan anak dengan kurang gizi: Memberikan makanan yang mengandung banyakprotein, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin danmineral. Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap. Penyakit-penyakit lain yang menyertai harusditangani. Makanan

diberikan secara bertahap.

Tindak lanjut berupa

pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap keluarga Penatalaksanaan marasmik kwashiorkor Pemberian makanan tinggi energi tinggiprotein bertahap secara IM MACAM TES PERKEMBANGAN DAN CARA MENILAI PERKEMBANGAN a. Skala Intelegensi Wechsler untuk anak usia prasekolah dan sekolah Penggunaan tes ini untuk anak usia prasekolah (4 sampai 6,5 tahun), merupakan pengembangan dari penggunaan tes ini sebelumnya yaitu untuk anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Tes ini memberikan informasi diagnostik yang berguna untuk penilaian terhadap perkembangan anak yang mengalami kesulitan belajar dan retardasi mental. b. Skala perkembangan menurut Gessel Tes ini digunakan pada anak mulai usia 4 minggu sampai 6 tahun, yang bertujuan untuk menetukan tahap kematangan dan kelengkapan kegiatan suatu sistem yang sedang berkembang. Skala Gessel dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu perilaku motorik, perilaku adaptif, perilaku bahasa dan perilaku sosial. c. Tes skrining perkembangan menurut Denver Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak dan bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dilakukan dan cepat (15-20 menit) dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Energi 150 kkal/kgBB, protein 3-5 g/kgBBdiberikan

Tambahan KCL 75-100 mg/kgBB haridibagi 3 dosis, MgsO4 50% sebanyak0,25ml/kgBBhari

Aspek perkembangan yang dinilai : Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yag meliputi : Personal Social ( perilaku sosial )

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Language ( bahasa )

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah ddan berbicara spontan. Gross Motor ( gerakan motorik kasar )

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 1520 menit saja. d. Antropometrik Pada pemeriksaan antropometrik, dilakukan pengukuran- pengukuran fisik anak (berat, tinggi, lingkar lengan, dll) dan dibandingkan dengan angka standard (anak normal)

Anda mungkin juga menyukai