Anda di halaman 1dari 1

REFLEKSI KASUS

A. KASUS
Pasien laki laki usia 8 tahun bersama ibunya datang ke poli THT mengeluh keluar cairan pada telinga kiri sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Cairan tersebut berwarna putih kekuningan dan berbau. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Pasien juga mengeluh adanya nyeri telinga bagian dalam dan adanya penurunan fungsi pendengaran. Keluhan berupa telinga berdenging, berdengung ataupun rasa penuh di telinga disangkal. Riwayat panas badan disertai batuk pilek dirasakan sejak 1 minggu sebelum keluar cairan dari telinga. Nyeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar cairan dari telinga. Tidak ada keluhan pada telinga kanan Os. Keluhan sakit tenggorokan, nyeri menelan, suara sengau, benjolan di leher disangkal. Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Os sering menderita batuk & pilek. Riwayat trauma, keluar darah dari hidung, suka mengorek telinga, dan sering berenang disangkal. Riwayat serupa pada keluarga disangkal dan tidak ada riwayat alergi atau riwayat penyakit asma. Dilakukan pemeriksaan status lokalis pada telinga didapatkan : 1) periaurikula tidak ditemuakn kelaianan, radang atau trauma. 2) aurikula tidak terdapat radang, dalam batas normal, nyeri pergerakan (-), nyeri tekan tragus (-) 3) retroaurikula : edema (-). Hiperremis (-). Nyeri tekan (-). 4) canalis akustikus externa : secret (+) kiri. 5) membrane timpani kiri : hiperemis, perforasi (+). Pasien didiagnosis dengan otitis media akut dan diberikan terapi cefadroxil 2 x 500mg, sanmol syrup 3 x 1 cth, methylpredinsolone 1 x 4mg.

B. Perasaan terhadap pengalaman Saya merasa penasaran apakah penatalaksaan otitis media akut dengan antibiotic lebih baik dibandingan dengan tanpa menggunakan antibiotik. C. Masalah yang dikaji Apakah penatalaksanaan otitis media akut dengan antibiotic lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan antibiotic? C. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai