Anda di halaman 1dari 17

Staphylococcus

Andreas 1210211131

Taksonomi
Kingdom: Procaryotae Divisio: Cyanobacteria Divisio II: Bacteria Ordo: Eubacteriales Famili: Micrococcaceae Genus: Staphylococcus Spesies: S. aureus

Morfologi & Identifikasi


berbentuk sferis, Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif Gram.

Pertumbuhan & Perbenihan


Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya ialah 15OC dan 40OC, sedangkan pertumbuhan optimum ialah 37OC. Pertumbuhan terbaik ialah pada suasana aerobik. pH optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4. Staphylococcus aureus membentuk koloni abu-abu hingga kuning tua kecoklatan

Struktur Antigen
Mengandung polisakarida antigenik dan protein serta substansi penting lainnya dalam struktur dinding sel Peptidoglikan, polimer polisakarida menjadi eksoskelet yang kaku pada dinding sel S.aureus memiliki kapsul yang menghambat fagositosis oleh lekosit PMN

Toksin
1.Katalase : mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen 2.Koagulase : protein mirip enzim yang dapat menggumpalkan plasma

3.Fibrinolisin: melisiskan bekuan darah dalam pembuluh darah yang meradang. 4.Gelatinasa dan proteasa: gelatinasa adalah suatu enzim yang dapat mencairkan gelatin dan menyebabkan nekrosis jaringan termasuk jaringan tulang.

Eksotoksin Alfa hemolisin bersifat: Menyebabkan nekrotik pada kulit manusia Dalam dosis yang cukup besar dapat membunuh manusia dan hewan Bersifat sitotoksik terhadap biakan jaringan mamalia

Delta hemolisin: dapat melisiskan sel darah merah manusia Toksin eksfoliatif: dihasilkan oleh Stafilokokus grup II dan merupakan suatu protein ekstraseluler yang tahan panas tetapi tidak tahan asam. Toksin ini dianggap sebagai penyebab Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS),.

Leukosidin : membunuh sel darah putih manusia dan membentuk pori-pori dan meningkatkan permeabilitas kation

Patogenesis dan infeksi


Staphylococcus aureus merupakan sebagian dari flora normal pada kulit manusia, saluaran pernapasan dan saluran pencernaan. Kuman yang patogen bersifat invasif, penyebab hemolisis, membentuk koagulasa, mencairkan gelatin, membentuk pigmen kuning emas dan meragi manitol. Yang tidak patogen tidak bersifat invasif, nonhemolitik, berwarna putih, tidak membentuk koagulasa dan tidak meragi manitol.

Patologi
Supurasi lokal dn abses merupakan ciri khas infeksi stafilokokus. Staphylococcus dengan daya invasif rendah dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit

Gambaran klinis
Infeksi lokal staphylococcus tampak sebagai jerawat, infeksi folikel rambut atau abses Reaksi radang yang berlangsung hebat, terlokalisasi dan nyeri yang membentuk supurasi sentral

Anda mungkin juga menyukai