Anda di halaman 1dari 28

PRESENTASI KASUS POLIP NASI DEKSTRA

Pembimbing : Dr. M. Chrisma P. Sp.THT-KL Oleh : Ikha Retnoefriyanti 2008 031 0021

IDENTITAS
Nama : Tn. PP Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 59 tahun Alamat : Panjang Baru, Magelang tengah Pekerjaan : Wiraswasta Tanggal ke poliklinik THT: Kamis, 17 April 2014 No RM Irja : 00214194

Keluhan Utama

Hidung bagian kanan terasa buntu

-Hidung kanan buntu, hilang timbul sejak 2 tahun terakhir - Keluhan memburuk saat cuaca dingin -Pasien mengeluh kesulitan dalam bernafas - sering keluar lendir berwarna kuning kental atau bening cair Berobat ke PKM bila keluhan muncul, belum membaik

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

-2 bulan terakhir , hidung bagian kanan terus menerus buntu -Keluar cairan dari hidung bagian kanan bening cair
-Nyeri kepala bagian frontal -Kesulitan mempertahankan tidur karena sesak -Bernafas melalui mulut

Riwayat Serupa (-)

Riwayat Bersin di pagi hari (+)

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Asma (-)

Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Diabetes Mellitus (-)

Riwayat Alergi (-)

Riwayat Serupa(+) kakak kandung Riwayat Hipertensi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Asma (-)

Riwayat Alergi (-)

Riwayat Diabetes Mellitus(-)

Keadaan Sosial Ekonomi

Pasien laki-laki 59 tahun seorang pekerja serabutan tinggal bersama istri, anak bungsu , anak ke-3 , menantu ke -3 serta seorang cucu.

PEMERIKSAAN FISIK
A.1 STATUS GENERALIS
- Kesadaran - Aktivitas - Kooperativitas - Status Gizi/ kulit Compos Mentis Aktif Kooperatif Cukup/turgor baik - Nadi - Tekanan Darah - Nafas - Suhu 80 x/menit 130/90 mmHg 24x/menit Afebris

Kepala : conjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, sklera ikterik (-/-) Leher : Tekanan vena jugularis tidak meningkat, lnn tak teraba Jantung : suara S1 dan S2 reguler, bising (-), wheezing (-/-) Abdomen : bunyi usus (+) normal, supel, timpani (+), Hepar/lien ttb Ekstrimitas : tidak ada kelemahan ekstremitas

A.2 STATUS LOKALIS 1.TELINGA


Bagian Aurikula Pre-aurikula Retro aurikula Mastoid Kanan normotia Fistel (-) edema (-) Abses (-) edema (-) Kiri Normotia Fistel (-) edema (-)
Abses (-) edema (-)

Nyeri tekan (-) nyeri Nyeri tekan (-) nyeri

ketok (-) Kanalis Aud Externus


Discharge Lain-lain Cerumen (-)

ketok (-)

Cerumen (-)

Membrana Timpani Warna Reflek cahaya Perforasi Lain-lain Putih mutiara + - , MT intak Putih mutiara + -, MT intak

2.HIDUNG DAN SINUS PARANASAL


Pemeriksaan Luar - Hidung luar :Nyeri tekan dorsum nasi (-), edema (-),Masa/tumor (-) Deformitas : (+) pada hidung bagian kanan Masa tumor : tidak ditemukan masa tumor Nasi dekstra (+) bening cair Pucat Pucat ,tampak masa bertangkai Deviasi (+) minimal (+) masa bertangkai berwarna pucat,mudah digerakkan,lunak,tidak nyeri bila ditekan,tidak mudah berdarah,tidak mengecil pada pemberian vasikonstriktor (efedrin) Nasi Sinistra Merah muda Edema (-) hiperemis (-) Deviasi (+) -

Rinoskopi Anterior Discharge Mukosa Konka Septum Masa Tumor

Lain-lain

Rhinoskopi posterior tidak dilakukan

3.TENGGOROKAN
Palatum Arkus faring Mukosa merah muda,tidak terdapat benjolan simetris merah muda

TONSIL
Ukuran Warna

DEKSTRA
T1 Merah Muda

SINISTRA
T1 Merah muda

Permukaan
Kripte Detritus Membran Lain-lain

licin
tidak melebar tidak ada jernih -

licin
tidak melebar tidak ada jernih -

dekstra
peritonsil tidak ada abses

sinista
tidak ada abses

Lain-lain

a.2 Nasofaring ( rinoskopi posterior tidak dilakukan) a.3 Laringofaring ( Laringoskopi indirek tidak dilakukan) b.Laring b.1 Supra glottis ( Laringoskopi indirek tidak dilakukan) b.2 Glotis (tidak dilakukan) b.3 sub glottis (tidak dilakukan)

4.Kepala dan Leher - Kepala : Mesocephal - Wajah : Simetris - Leher Anterior : Lnn tidak teraba - Leher Porterior : Lnn Tidak teraba - Lain-lain : Trismus (+) 5.Gigi dan mulut - Gigi geligi : Caries (-) - Lidah : gerakan normal,benjolan (-), papilla tidak membesar , warna merah muda - Palatum : Palatoschisis (-), benjolan (-), warna merah muda - Pipi : Benjolan (-), Nyeri tekan (-),hiperemis (-) - Lain-lain : -

Pemeriksaan Patologi Klinik Tes Pendengaran Tes Keseimbangan dan Vestibuler Pameriksaan Radiologik Pemeriksaan Endoskopi Tes Alergi Pemeriksaan Patologi Klinik Fungsi N.Fasialis Lain-lain

Tidak Dilakukan

Diagnosis banding Polip Nasi Dekstra Konka Polipoid Rinitis Vasomotor

Diagnosis Sementara Polip Nasi Dekstra

RENCANA PENGELOLAAN
Pemeriksaan Diagnostik - Nasi endoskopi - Foto Polos Sinus Paranasal ( posisi waters, AP, Caldwell & lateral ) - CT Scan Terapi - Avamys spray 2 x 2 semprot / hari - Polipektomi ( bila tak respon dengan steroid )

Pemantauan / Pengawasan - Pemantauan perkembangan respon penyakit terhadap terapi - Pemantauan keluhan pasien agar tidak bertambah parah sehingga tidak terjadi obstruksi jalan nafas
Nasihat - Menghindari paparan yang dapat menyebabkan hidung tersumbat - Penggunaan nasal spray serta obat dari dokter dengan teratur

Prognosis - Dubia ad bonam

POLIP NASI
Definisi (Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI) Merupakan massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang timbul akibat inflamasi mukosa

PREDISPOSISI Alergi terutama rinitis alergi. Sinusitis kronik. Iritasi. Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka.

PATOGENESIS
Peradangan mukosa hidung Aliran udara berturbulensi di osteomeatal Perubahan mukosa hidung , dari pseudostratified ciliated columnar epithelium , mengalami metaplasia menjadi epitel transitional dan epitel gepeng berlapis tanpa keratinisasi

Edema mukosa , polip turun ke rongga hidung

-Prolaps submukosa -Reepiteliasasi - penyerapan natrium - retensi air

GEJALA KLINIS
Rasa ada nya sumbatan di hidung hialng timbul kemudian semakin lama semakin menetap Rinore jernih purulen Anosmia/hiposmia Bersin-bersin Nyeri kepala bagian frontal Post nasal drip Gejala sekunder Bernafas lewat mulut Suara sengau Gangguan tidur

PENEGAKAN DIAGNOSIS
1.Anamnesis 2.Pemeriksaan Fisik 3.Pemeriksaan Penunjang a.Naso-endoskopi b.Radiologi Foto polos sinus paranasal - posisi Waters,AP,Caldwell, Lateral c.CT SCAN

PEMERIKSAAN RINOSKOPI ANTERIOR


Polip Nasi Konka Polipoid
-Tidak bertangkai -Sukar digerakkan -Nyeri bila ditekan dengan pinset -Mudah berdarah -Dapat mengecil pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin).

- Bertangkai - Mudah digerakkan - Konsistensi lunak - Tidak nyeri bila ditekan - Tidak mudah berdarah - Pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin) tidak mengecil.

PENATALAKSANAAN
1.Oral, misalnya prednison 50 mg/hari atau deksametason selama 10 hari, kemudian dosis diturunkan perlahan lahan (tappering off). 2.Suntikan intrapolip, misalnya triamsinolon asetonid atau prednisolon 0,5 cc, tiap 5 7 hari sekali, sampai polipnya hilang. 3. Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, merupakan obat untuk rinitis alergi, sering digunakan bersama atau sebagai lanjutan pengobatn kortikosteroid per oral. Efek sistemik obat ini sangat kecil, sehingga lebih aman

Pada polip yang tidak respon terhadap steroid dapat dilakukan Polipektomi. Prosedur polipektomi dapat mudah dilakukan dengan senar polip setelah pemberian dekongestan dan anestesi lokal.

Pada kasus polip yang berulang ulang, perlu dilakukan operasi etmoidektomi oleh karena umumnya polip berasal dari sinus etmoid. Etmoidektomi ada dua cara, yakni : a.Intranasal b.Ekstranasal

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai