Anda di halaman 1dari 13

http://sumut.kemenag.go.

id/

IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DENGAN NUANSA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MATA PELAJARAN KIMIA MADRASAH ALIYAH SE SUMATERA UTARA
OLEH : Dra.Hj. Intan Pulungan, M.Pd Widyaiswara BDK Medan

ABSTRAK

Guru merupakan jabatan profesional, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi profesi dimaksud. Oleh sebab itu, profesionalisme guru masih perlu ditingkatkan secara terus menerus, dengan berbagai cara yang profesional dan proporsional. Salah satunya melalui implementasi penelitian tindakan kelas dengan nuansa lesson study. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memberikan informasi dan penjelasan bahwa melalui proses kolaborasi dalam implementasi PTK dapat diperoleh manfaat ganda, antara lain berupa: a) meningkatkan profesionalisme guru Kimia melalui proses perbaikan kemampuan terhadap analisis permasalahan dalam pembelajaran; b) meningkatkan kreativitas serta inovatif guru dalam pembelajaran; c) meningkatkan motivasi guru untuk melakukan penelitian, khususnya PTK; d) menumbuhkan sikap terbuka dan dapat melakukan kolaborasi diantara para guru, guru dengan kepala sekolah, pengawas ataupun widyaiswara; e) meningkatkan budaya menulis dikalangan guru, kepala sekolah, pengawas dan widyaiswara; meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, serta f) meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Penelitian ini 1

http://sumut.kemenag.go.id/
menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang dilaksanakan dengan tiga siklus Lesson study dimana satu siklus terdiri dari (a) Perencanaan (planning); (b) Tindakan (action), diikuti oleh pengamatan (observation); (c) Refleksi (reflection); dan (d) Perencanaan Tindakan berikutnya. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Pengolahan dan analisis dilakukan dengan langkah reduksi data, tabulasi data, penafsiran data dan penarikan kesimpulan. Dari pengolahan dan analisis data disimpulkan bahwa Implementasi dengan nuansa lesson study terhadap pelaksanaan pembelajaran sebagai wujud implementasi penelitian tindakan kelas efektif dapat meningkatkan profesionalisme guru. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah rendahnya kualitas proses pembelajaran yang dilakukan para guru Kimia di madrasah.

Kata Kunci : Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Kimia, Implementasi Penelitian Tindakan Kelas dengan Nuansa Lesson Study

I.

PENDAHULUAN
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 40, ayat 2 yang menuntut guru untuk mampu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Tetapai pada kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran guru-guru pada umumnya lebih banyak berceramah di hadapan siswanya, sementara siswanya hanya mendengarkan. Para guru berparadigma bahwa pembelajaran merupakan proses mentransfer pengetahuan guru atau dari buku kepada siswanya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus pembangunan pendidikan di Indonesia dewasa ini. Upaya tersebut antara lain dilaksanakan dengan jalan mengembangkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan. Namun demikian, berbagai hasil penelitian yang telah banyak dilakukan di bidang pendidikan selama ini kurang dirasakan secara langsung dampaknya oleh guru-guru dan tenaga kependidikan terutama guna meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah. Termasuk bagi guru-guru

http://sumut.kemenag.go.id/
Kimia di Madarasah Aliyah. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum profesionalnya guru-guru kimia tersebut dalam proses pembelajaran. Guru untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan mereka dalam menulis salah satu cara dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajaran dan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran. Jika proses inkuiri dan perbaikan pembelajaran dilakukan secara terus menerus, maka kemampuan profesional guru akan terus meningkat. Selama ini penelitian tindakan kelas dilakukan secara tersendiri dan belum pernah atau jarang memadukannya dengan lesson study. Dengan memadukan dengan lesson study mungkin akan dapat hasil yang lebih baik. Guru telah diakui sebagai jabatan profesional, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi profesi dimaksud. Oleh sebab itu, profesionalisme guru masih perlu ditingkatkan secara terus menerus, dengan berbagai cara yang profesional dan proporsional. Salah satunya cara dengan mengimplementasikan

penelitian tindakan kelas dengan nuansa lesson study . Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Tim UPI, 2006). Dari pemikiran tentang komponen konteks, input, proses, output dan outcome ternyata seorang guru sebagai ujung tombak dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran akan sangat berarti bilamana dalam proses kegiatan belajar mengajar melibatkan berbagai unsur terkait. Model pembelajaran yang dapat melibatkan berbagai unsur terkait adalah Lesson Study. Lesson study akan membuka peluang keberhasilan dalam pembelajaran, karena dengan model Lesson Study diharapkan ada peluang untuk membangun jaringan pendidikan atau jaringan pembelajaran yang lebih luas. Di dalam Lesson Study bukan guru saja yang tahu kelemahan, kekurangan, dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran. Namun dari kegiatan Lesson Study dapat diketahui unsur-unsur mana yang harus dibenahi dan unsur apa 3

http://sumut.kemenag.go.id/
yang harus segera dipenuhi. Sehingga kekurangan-kekurangan akan segera dipenuhi dan kelebihan-kelebihan akan dipertahankan guna mencapai tujuan ideal pembelajaran yang diharapkan. Pengembangan profesionalisme guru diakui sebagai suatu hal yang fundamental guna meningkatkan mutu pendidikan. Perkembangan profesional adalah proses; bagi guru untuk meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai berkaitan dengan bidang tugasnya secara tepat (Ray Bolam, 2002, dalam Depdiknas 2005). Dengan demikian, guru akan mampu membantu dan membimbing peserta didik untuk mencapai perkembangannya. Dengan perkataan lain, guru yang profesional adalah guru yang secara terus-menerus dapat mengembangkan kompetensinya sebagai pendidik dan pengajar. II. PEMBAHASAN

II.1. Penelitian Tindakan Kelas Seperti tercantum dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Pasal 3, pendidikan nasional befungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan salah satu tujuan kemerdekaan bangsa kita, seperti dinyatakan pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya Anda untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut lewat pengorbanan yang tidak sedikit. II.1.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan basil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

http://sumut.kemenag.go.id/
II.1.2. Pentingnya PTK bagi guru Penelitian Tindakan Kelas sangat penting bagi guru dengan alasan antara lain (Supardi, 2005) : 1) Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika atau permasalahan pembelajaran di kelas; 2) Meningkatkan kinerja guru; 3) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas; 4) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak menganggu tugas pokok guru; 5) Guru menjadi kreatif dan inovatif II.1.3. Prinsip dalam Penelitian Tindakan Kelas Hopkins (1993) menyebutkan ada beberapa prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas : 1) Prinsip pertama bahwa tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan yang dipilih tidak kurang berhasil, maka ia harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Dosen dan guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklus sampai terjadinya peningkaian, atau "kesembuhan" sistem, proses, hasil, dan sebagainya; 2) Prinsip kedua bahwa meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu : persiapan (planning ), pelaksanaan pembelajaran (action), observasi kegiatan pembelajaran (observation), evaluasi proses dan hasil pembelajaran (evaluation ), dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran (reflection ). Prinsip kedua ini menginsyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistemik dan terkendali menurut kaidah ilmiah; 3) Prinsip ketiga bahwa kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan 5

http://sumut.kemenag.go.id/
prosedur pengumpulan data dan analisis data; 4) Prinsip keempat bahwa masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil menyangkut tanggungjawab profesional dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya; 5) Prinsip kelima bahwa konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meninghatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik), bukan sesuatu yang bersifat instrumental. Maka secara jelas prinsip Penelitian tindakan kelas antara lain : Tidak boleh menganggu PBM dan tugas mengajar, tidak boleh terlalu menyita waktu, metodologi yang digunakan harus tepat, masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru, memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dll), kemauan untuk berubah, kemampuan berfikir kritis dan sistematis. Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut penelitian tindakan kelas atau PTK. II.1.4. Kelebihan dan Kekurangan PTK PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1) tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK; (3) dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan (4) meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985). PTK Anda juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis, (2) rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin ; (3) konsepsi proses kelompok yang menuntut 6

http://sumut.kemenag.go.id/
pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian. II.1.5.Perbedaan Antara Penelitian Tindakan Kelas dengan Lesson study antara lain : Menurut Lewis and Inverson (dalam Susilo, 2005) Lesson study Waktu pelaksanaan Berkesinanbungan sepanjang karier guru Tergantung adanya tawaran dana Pelaksanaan Sekelompok bidang studi yang sama mengajar tingkatan sekolah yang sama. Tujuan Meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana siswa berfikir agar dapat mengembangkan pembelajaran yang memajukan proses belajar siswa. Tahap Berdaur: Merancang pelaksanaan berdasar suatu tema penelitian, melaksanakan, mengamati, merevisi rancangan, melaksanakan lagi, mengamati, merevisi rancangan Tuntutan Sepanjang hayat komitmen untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa Hasil Kumpulan tulisan atau laporan tentang pembelajaran yang dilakukan dalam Lesson study. PTK PTK jarang yang melakukan secara berkesinambungan Tergantung adanya dana Guru berkolaborasi dengan dosen atau guru sendiri atau dosen sendiri Meningkatkan pembelajaran praktik

Berdaur: Merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksi, merancang lagi dan seterusnya.

Seharusnya juga sepanjang hayat, tetapi saat sekarang hanya dilakukan saat ada dananya. Laporan PTK yang menguraikan penerapan tindakan dan hasil penerapannya.

http://sumut.kemenag.go.id/
II.2. Lesson Study II.2.1. Sejarah Lesson study Lesson study merupakan salah suatu wahana peningkatan kualitas pembelajaran yang berasal dari negeri sakura, Jepang. Lesson study berkembang di Jepang sejak awal tahun 1990-an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk aktif belajar mandiri. Lesson study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang jugyokenkyu , yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian Lesson study merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap pembelajaran. Lesson study diartikan sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Hendayana dkk, 2006). Di Indonesia Lesson study berkembang melalui Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta, UNY) dan IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang) bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di Indonesia. Namun, pada

perkembangannya kegiatan Lesson study ini dapat diadaptasi untuk disiplin keilmuan apa pun baik MIPA maupun non-MIPA. II.2.2. Pengertian Lesson study Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan 8

http://sumut.kemenag.go.id/
terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk

mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsipprinsip kolegalitas yang profesional. II.2.3. Tujuan Lesson study Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson study; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. II.2.4. Manfaat Lesson study Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Catherine Lewis mengemukakan bahwa Lesson study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik 9

http://sumut.kemenag.go.id/
pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan The Eyes to See Students (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (observer), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas. II.1.5. Pelaksanaan Lesson study Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep

Plan-Do-Check-Act

(PDCA).

Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan

dalam Lesson study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).

III.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab IV & V dapat disimpulkan bahwa "Dengan nuansa lesson study terhadap pelaksanaan pembelajaran sebagai wujud implementasi penelitian tindakan kelas efektif dapat meningkatkan profesionalisme guru Kimia dalam melakukan pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

IV.

REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu

alternatif pemecahan masalah rendahnya kualitas proses pembelajaran yang dilakukan para guru Kimia di madrasah, yaitu kepada: a. Widyaiswara, seyogyanya dapat berkolaborasi dalam bidang spesialisasinya masingmasing, untuk menumbuhkan kemampuan PTK bagi guru bidang studi di Madrasah 10

http://sumut.kemenag.go.id/
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran yang akan bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. b. PUSDIKLAT dan BDK, sebagai lembaga yang memiliki peran dalam pendidikan dan pelatihan, seyogyanya dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga di masa yang akan datang PUSDIKLAT dan BDK memiliki peran dalam pelaksanaan Lesson study di sekolah-sekolah dalam upaya peningkatan

profesionalisme guru yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan. c. Sekolah, sebagai pelaksana dan ujung tombak kegiatan pembelajaran, seyogyanya pula dapat mendukung dan mengkondisikan agar para guru terbuka untuk berkolaborasi dalam mengimplementasikan proses pembelajaran sebagai wujud pelaksanaan PTK dan juga Lesson study yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

11

http://sumut.kemenag.go.id/

DAFTAR PUSTAKA
Allyn & Bacon. Kemmis,S.(1982). Action research in retrospect and prospect. In C.Henry, C. Cook, Kemmis. R.Mc Taggart (eds.), The Action Research Reader Action Research and the Critical Analysis of Pedagogy. Geelong: Dealdn University, Vic., halaman 11-29. Hamalik, O., 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Baru Algensindo. Bandung. Berdasarkan CBSA. Sinar

Hendayana, S. Suryadi, Didi. Karim, Muchtar, A. 2006. Lesson Study. Suatu Strategi untuk meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Penerbit IMSTEP- JICA. Bandung.140. Hopkins,D.(1993). A Teacher's Guide to Clasroom Research. 2"d.edition. http://geografi.upi.edu/?mod=article/view/12.2009 Mulyana, S. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat Nasution, S. 1988. Metode Penelitian .Naturalistik Kualitatif. Penerbit Tarsito, Bandung Prasetyo.B dan Jannah.L.M. 2005 Metode Penelitian Kuantitatif. PT Raja Grafindo. Jakarta Sardiman, A.M., 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Rajawali Jakarta. Sinamo.J.H, 2005. Etos Kerja Profesional. Institut Darma Mahardika. Jakarta. Supardi, 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Bahan Diklat Penelitian Tindakan Kelas bagi Dosen LPTK, Ditjen Dikti. Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : PT Bumi Aksara Tim UPI. (2006). Lesson Study. Bandung: UPI Press. Wiriaatmadja. R. 2005. Metode Penelitian Kelas. PT Remaja Rosdakarya. Bandung http://www.wikipedia.org/wiki/LCD, 05 September 2003 Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan Bidang Pendidikan dan Sosial, edisi pertama, Media Publishing, Malang

12

http://sumut.kemenag.go.id/

13

Anda mungkin juga menyukai