Anda di halaman 1dari 4

CUCI DARAH (DIALISIS)

A. Sejarah Singkat Mesin Cuci Darah

Bagi para penderita gangguan dan gagal ginjal akut, cuci darah dan cangkok ginjal menjadi pilihan utama untuk memulihkan kondisi tubuh. Mesin cuci darah pun menjadi kebutuhan utama mereka. Tapi tahukah Anda siapa yang pertama kali menciptakan mesin yang mampu menyambung hidup banyak orang itu? Ternyata, mesin cuci darah diciptakan oleh Willem Kolf asal Belanda, tepatnya pada tahun 1911. Hebatnya, mesin cuci darah yang diciptakan Willem Kolf tidak dipatenkan. Ia beralasan karena temuannya merupakan pengabdian kepada rasa kemanusiaan. Usaha Kolf tidak berhenti sampai di sini. Demi pengabdiannya ia juga melakukan penelitian untuk mesin jantung buatan di Cleveland Clinic Foundation. Sungguh, sebuah hal sangat mulia yang dicontohkan Willem. Alternatif lain selain cuci darah adalah dengan melakukan transplantasi ginjal bagi pasien yang menderita gagal ginjal. Pada tahun 1909, ginjal manusia yang rusak mulai ditransplantasi dengan ginjal hewan. Namun sayangnya, belum ada satu pun penerima transplantasi ginjal yang selamat dengan metode ini. Para peneliti pun terus mengembangkan metode transplantasi ginjal. Setelah ketidakberhasilan menggunakan ginjal hewan, cangkok ginjal mulai dilakukan dari manusia ke manusia. Seperti yang dilakukan oleh ahli bedah di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Charles Hufnagel tepatnya pada tahun 1947 dengan mencoba mencangkok ginjal dari orang yang baru meninggal ke tubuh seorang wanita penderita ginjal akut. Saat itu, cangkok ginjal yang dilakukan adalah dengan menanamkan ginjal donor tersebut di bagian tangan pasien. Alhasil, ginjal donor dapat bekerja sesaat. Walaupun pada akhirnya pasien tidak dapat pulih kembali. Akhirnya pada tanggal 23 Desember 1954, sebuah upaya transplantasi antara ginjal pendonor yaitu Ronald Herrick dengan penderita yang merupakan saudara kembarnya, Richard, berhasil dilakukan dengan sempurna. Transplantasi sempurna ini berhasil dilakukan oleh dokter Joseph Murray di rumah sakit Peter Brigham, Boston, Amerika Serikat. Berkat keberhasilannya, dokter Murray mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1990 di bidang Fisiologi.

B. Proses Dan Pengertian Cuci Darah (Dialisis)

Cuci darah atau dialisis merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengganti tugas ginjal yang sehat. Seperti yang telah kita ketahui, ginjal berperan vital bagi tubuh yaitu berfungsi untuk menyaring dan membuang sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan, menyeimbangkan unsur kimiawi dalam tubuh serta menjaga tekanan darah. Prosedur ini ditempuh saat kerusakan ginjal telah mencapai 85-90 persen atau Gagal Ginjal Terminal dimana ginjal tidak dapat lagi berfungsi seperti sediakala. Ada dua macam cuci darah, yakni hemodialisis dan dialisis peritoneal. Prinsipnya, pada proses dialisis, darah akan dialirkan ke luar tubuh dan disaring. Kemudian darah yang telah disaring dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pada hemodialisis, proses penyaringan dilakukan oleh suatu mesin dialisis yang disebut dengan membran dialisis. Jenis dialisis ini yang banyak dilakukan di Indonesia. Sedangkan pada dialisis peritoneal, jaringan tubuh pasien sendiri bagian abdomen (perut) yang digunakan sebagai penyaring. Biasanya dialisis dilakukan 2-3 kali seminggu selama masing-masing 4-5 jam tiap kali proses. Cuci darah harus dilakukan secara teratur untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat penumpukan sisa metabolime maupun cairan dalam tubuh. Karena hanya bersifat menggantikan fungsi ginjal, bukan menyembuhkannya, tindakan dialisis harus dilakukan selama seumur hidup, kecuali pasien melakukan transplantasi ginjal. Pasien juga perlu mengatur pola makan dan minumnya untuk keberhasilan terapi dialisis. Dengan berpikir positif dan menjalankan terapi dengan sungguh-sungguh serta mengikuti segala petunjuk dokter, bukan tidak mungkin pasien gagal ginjal tetap dapat menjalani hidup secara normal.

KERUSAKAN ALAM AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA

Bencana alam merupakan salah satu peristiwa paling membahayakan dan mematikan yang dapat menimpa hidup manusia, dan lebih parahnya lagi bencana alam tidak selalu dapat diprediksi. Bencana alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar, wabah penyakit dan kelaparan. Bencana alam akan meninggalkan dampak dan kenangan yang sangat buruk bagi manusia yang mengalaminya. Setelah bencana terjadi korban akan menemukan tempat tinggalnya yang sudah rusak dan hancur, harta benda yang telah hilang, dan anggota keluarga yang terluka atau bahkan meninggal dunia. Ironisnya, beberapa dari bencana alam tersebut justru disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri; manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Banjir, longsor dan peristiwa Lumpur Lapindo sekarang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Faktor penyebab ketiga bencana alam tersebut juga lebih didominasi oleh aktivitas-aktivitas manusia. Berikut beberapa aktivitas manusia yang menjadi penyebab terjadinya bencana alam: Kebakaran hutan diakibat dua faktor selain alam dikareanakan oleh kemarau panjang yang memicu kebakaran alam. Kebakaran hutan juga disebabkan ulah manusia yang melakukan aktivitas seperti pembukaan lahan dengan membakar hutan pada akhirnya terjadi polusi udara akibat kabut asap yang ditimbulkan sehingga banyak spesies binatang dan tumbuhan musnah.

Penggundulan hutan ini adalah akibat manusia yang melakukan aktivitas penebangan hutan secara liar tanpa izin atau illegal dengan tanpa melakukan reboisasi kembali pada hutan tersebut. Penambangan adalah aktivitas manusia dalam menggali material alam yang berharga seperti bahan tambang besi,timah,emas dll. Penambangan secara liar tanpa perlakuan bijak akan memicu kerusakan alam juga. Limbah industri adalah hasil pengolahan pabrik yang tidak berguna. Limbah ini merupakan pemicu juga dalam kerusakan alam karena limbah itu berupa racun yang akan memusnahkan hewan,tumbuhan dan manusia juga. Dan dipastikan keseimbangan alam juga terganggu. Radiasi Nuklir adalah peristiwa pencemaran alam akibat meledak dan pecahnya partikel-partikel dari nuklir dari penyimpannya. Gas buang hasil pembakaran manusia yang menyebabkan kerusakan lapisan atmosfer (global warming). Kerusakan lapisan tersebut lalu berdampak pada peningkatan jenis dan intensitas terjadinya topan dan badai serta anomali iklim global. Pembangunan perumahan di lereng gunung tanpa mempertimbangkan kondisi, kemiringan dan kekuatan tanah.

Setelah terjadinya sebuah bencana di suatu daerah, pemerintah dan masyarakat sekitar akan segera memberikan berbagai macam pertolongan untuk menangani dampak bencana yang dialami para korban. Salah satu lembaga/organisasi yang sering terjun ke lapangan pasca bencana adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Palang Merah Indonesia. Berikut beberapa cara penanganan untuk mengatasi bencana alam yang biasa dilakukan guna membantu para korban: Menyelamatkan para korban yang terjebak di rumahnya atau tertindih barangbarang berat. Mencari korban tewas. Menyiapkan posko evakuasi bencana. Membangun tempat tinggal sementara yang layak untuk para korban. Merawat dan menyembuhkan penyakit atau luka korban. Memberikan bantuan berupa makanan , pakaian dan obat-obatan. Mengidentifikasi para korban. Membersihkan puing-puing bangunan dan harta benda yang telah rusak. Membangun tempat tinggal baru untuk para warga yang sama sekali tidak memiliki rumah untuk ditinggali

Anda mungkin juga menyukai

  • A. Biografi Muhammad Abduh: Al-Afgani Memperke Nalkan Karya-Karya Tulis
    A. Biografi Muhammad Abduh: Al-Afgani Memperke Nalkan Karya-Karya Tulis
    Dokumen8 halaman
    A. Biografi Muhammad Abduh: Al-Afgani Memperke Nalkan Karya-Karya Tulis
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • 25 Do'a Mustajab
    25 Do'a Mustajab
    Dokumen9 halaman
    25 Do'a Mustajab
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Desrian
    Desrian
    Dokumen8 halaman
    Desrian
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Biologi Gonzaga
    Biologi Gonzaga
    Dokumen11 halaman
    Biologi Gonzaga
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Biodata
    Biodata
    Dokumen1 halaman
    Biodata
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Anekdot
    Anekdot
    Dokumen2 halaman
    Anekdot
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Bioteknologi
    Bioteknologi
    Dokumen5 halaman
    Bioteknologi
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen18 halaman
    A
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Durian
    Durian
    Dokumen23 halaman
    Durian
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Biografi
    Biografi
    Dokumen9 halaman
    Biografi
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Agro Forestry
    Agro Forestry
    Dokumen14 halaman
    Agro Forestry
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Iso
    Iso
    Dokumen3 halaman
    Iso
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Biografi
    Biografi
    Dokumen9 halaman
    Biografi
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Drama Komedi 5 Orang
    Drama Komedi 5 Orang
    Dokumen4 halaman
    Drama Komedi 5 Orang
    Lea Vang
    0% (1)
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cover Ilmi Yunita
    Cover Ilmi Yunita
    Dokumen1 halaman
    Cover Ilmi Yunita
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen18 halaman
    A
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen18 halaman
    A
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen18 halaman
    A
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen6 halaman
    Cerpen
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • Jamur
    Jamur
    Dokumen14 halaman
    Jamur
    Lea Vang
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen18 halaman
    A
    Lea Vang
    Belum ada peringkat