Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode eksperimen (coba-coba) walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang tua. Didalam jenjang kehidupan, masa remaja ini merupakan suatu masa, dimana gelombang kehidupan sudah mencapai masa puncaknya. Pada masa ini, para remaja memiliki kesempatan yang sebesar-besarnya dan sebaik-baiknya untuk mengalami hal-hal yang baru serta menemukan sumber-sumber baru dari kekuatan-kekuatan, bakat-bakat serta kemampuan yang ada dalam dirinya. Menurut DR. Dadang Sulaeman (1995:2) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh dan menjadi sesuatu, menggali serta memahami arti dan makna dari segala sesuatu yang ada. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, remaja harus diselamatkan dari pergaulan bebas. Karena, globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing masuk. Sementara kebanyakan tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Penyalahgunaan teknologi dan pergaulanlah yang mengawali adanya pergaulan bebas di kalangan remaja, saat ini media yang sering digunakan untuk mendapatkan semua hal tentang pergaulan bebas adalah internet. Karena, internet itu memudahkan setiap orang untuk mengakses berbagai informasi dari dalam dan luar negeri, gambar-gambar porno dan artikel-artikel yang menyesatkan tentang seks dengan mudah dapat diakses

oleh para remaja kita. Pergaulan bebas menjadi kambing hitam bagi tingginya angka kehamilan remaja. Gaya hidup remaja kota terutama sangat rentan terhadap pergaulan bebas ini . 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas ada remaja? 2. Faktor apa yang dapat menyebabkan remaja dapat melakukan pergaulan bebas atau sex pranikah? 3. Apa alasan remaja dapat melakukan pergaulan bebas? 4. Apa saja sumber informasi atau media yang digunakan para remaja untuk mengetahui informasi terkait pergaulan bebas? 5. Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari pergaulan bebas? 6. Bagaimana kiat para remaja untuk menghindari pergaulan bebas ? 7. Bagaimana hasil tinjauan kasus mengenai pengetahuan pergaulan bebas ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penilitian Dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis Diharapkan penulisan ini dimanfaatkan sebagai suatu bahan informasi dan pemikiran tentang upaya. 2. Secara Praktis a. Bagi Remaja . b. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan hasil penelitian ini sebagai informasi bagi institusi kesehatan sehingga dapat memberikan petunjuk bagi remaja.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pergaulan Bebas atau Sex Pranikah Pergaulan bebas berasal dari dua kata yang berdiri sendiri, yaitu pergaulan dan bebas. Pergaulan berasal dari dua kata dasar Gaul yang berarti hidup berteman (bersahabat). Pergaulan diartikan: 1. Hal bergaul 2. Kehidupan bermasyarakat (Depdikbud,1996: 197). Sedangkan bebas berarti 1. Lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu dan sebagainya, sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat dan sebagainya dengan leluasa) 2. Lepas dari (kewajiban, tuntunan, perasaan takut dan sebagainya) 3. Tidak dikenakan (pajak, hukuman dan sebagainya) 4. Tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan dan sebagainya 5. Merdeka (tidak dijajah, diperintah atau tidak dipengaruhi oleh negara lain atau kekuatan asing) (Depdikbud, 1996: 103-105).

Jadi, pergaulan bebas adalah berteman tanpa batas, baik dalam berbicara dan berperilaku dan sebagainya. Menurut Paryati Sudarman, bahwa pergaulan bebas terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan diri juga minimnya kontrol masyarakat terhadap pergaulan muda-mudi. Selain itu juga di sebabkan danglkalnya pemahaman akan arti cinta itu sendiri. Cinta yang dapat diartikan kenikmatan jiwa, sebenarnya tidak hanya terbatas pada cinta erotis, yang mendatangkan nafsu seks, tetapi mempunyai makna yang lebih luas. Misalnya cinta orang tua kepada anak.cinta makhluk kepada Tuhannya, cinta Tuhan kepada makhluk-Nya, cinta kepada sahabat, cinta kepada saudara, cinta ilmu, cinta pekerjaan, cinta seorang guru kepada murid, cinta seorang murid kepada guru, cinta suami pada istrinya dan bentuk cinta lainnya (Sudarman, 2004: 124-125).

Pergaulan bebas juga dapat diartikan adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim,dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

2.2 Faktor Penyebab Dalam sebuah literature dikatakan faktor penyebab seks bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu : 1. Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis dan kurangnya komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan membuat anak-anak remaja semakin menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak diperdulikan lagi. ( Kadoet. mengatasi perilaku seks .

Selain faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor lain yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya seks bebas. yaitu : 1. Faktor pertama: pergaulan Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas, maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas. 2. Faktor kedua: pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb) Jika seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas 3. Faktor ketiga: pengaruh obat/narkoba dan alcohol Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini mencegah dia melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas.

4. Faktor keempat: kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah). Jika ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang bersangkutan melakukan hubungan seks bebas..

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Keluarga Kaiser (Kaiser Family Foundation) (dalam Dariyo, 2004), hal-hal yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar pernikahan adalah: 1. Hubungan seks: bentuk penyaluran kasih sayang yang salah dalam masa pacaran. Seringkali remaja mempunyai pandangan yang salah bahwa masa pacaran merupakan masa di mana seseorang boleh mencintai maupun dicintai oleh kekasihnya. Dalam hal ini, bentuk ungkapan rasa cinta (kasih sayang) dapat dinyatakan dengan berbagai cara, misalnya, pemberian hadiah bunga, berpelukan, berciuman, dan bahkan melakukan hubungan seksual. Dengan anggapan yang salah ini, maka juga akan menyebabkan tindakan yang salah. Karena itu, sebelum pacaran, sebaiknya orang tua wajib memberi pengertian yang benar kepada anak remajanya agar mereka tidak terjerumus pada tindakan yang salah. 2. Kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Dalam keadaan apa saja, orang yang taat beragama, selalu dapat menempatkan diri dan mengendalika diri agar tidak berbuat hal-hal yang bertentanggan dengan ajaran agama. Dalam hatinya, selalu ingat terhadap Tuhan, sebab mata Tuhan selalu mengawasi setiap perbuatan manusia. Oleh karena itu, ia tak akan melakukan hubungan seksual dengan pacarnya, sebelum menikah secara resmi. Ia akan menjaga kehormatan pacarnya, agar terhindar dari tindakan nafsu seksual sesaat. Bagi individu yang taat beragama, akan melakukan hal itu sebaik-baiknya. Sebaliknya, bagi individu yang rapuh imannya, cenderung mudah melakukan pelanggaran terhadap ajaran-ajaran agamanya. Agama hanya dijadikan sebagai kedok atau topeng

untuk mengelabui orang lain (pacar), sehingga tak heran, kemungkinan besar orang tersebut dapatmelakukan hubungan seksual pranikah. 3. Faktor kematangan biologis. Dapat diketahui bahwa masa remaja ditandai dengan adanya kematangan biologis. Dengan kematangan biologis, seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagai mana layaknya orang dewasa lainnya, sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruh oleh stimulasi yang merangsang gairah seksualnya, misalnya, dengan melihat film porno, cerita cabul. Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri, cenderung berakibat negatif, yaitu terjadi hubungan seksual pranikahdi masa pacaran remaja. Sebaliknya, kematangan biologis, disertai dengan kemampuan pengendalian diri akan membawa kebahagiaan remaja dimasa depannya, sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

2.3 Alasan Dilakukannya Pergaulan Bebas atau Sex Pranikah Berikut ini adalah beberapa alasan-alasan klise yg membuat Para Remaja melakukan seks yaitu : 1. Untuk membuktikan bahwa mereka memang saling mencintai. 2. Takut hubungan akan berakhir. 3. Rasa ingin tahu tentang seks. 4. Kepercayaan bahwa setiap orang atau banyak orang juga melakukan hubungan seks. 5. Karena hubungan seks itu menyenangkan. 6. Tidak takut hamil atau terkena penyakit menular seksual. 7. Karena sama-sama suka (dengan pacar atau PSK). 8. Karena uang atau fasilitas. 9. Takut dianggap kuper. 10. Pacar mengatakan bahwa hal itu tidak apa-apa. 11. Tidak mampu mengendalikan dorongan seksual.

12. Ingin membuktikan kemampuan fungsi seksualnya. 13. Terpengaruh pihak ke 3 (setan). 14. Pacaran di tempat Sepi. 15. Tidak punya malu.

2.4 Sumber Informasi Remaja Dalam Mengenal Pergaulan Bebas Media baik elektronik maupun cetak saat ini banyak disorot sebagai salah satu penyebab utama menurunnya moral umat manusia termasuk juga remaja. Berbagai tayangan yang sangat menonjolkan aspek pornografi diyakini sangat erat hubungannya dengan meningkatnya berbagai kasus kekerasan seksual. Dengan semakin majunya teknologi komunikasi, saat ini hampir tidak ada satupun kekuatan yang mampu mengendalikan atau melakukan sensor terhadap berita maupun hiburan termasuk berita atau tayangan yang termasuk dalam kategori pornografi. Survei tentang remaja dilaksanakan di Aceh, Jawa Tengah, NTT dan Papua di tahun 2009. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Responden adalah remaja berusia 10-18 tahun. Analisis akan menggunakan seluruh responden dalam survey remaja tahun 2009 sebanyak 10.670 responden. Variable yang digunakan adalah pemaparan pornografi melalui media elektronik (TV, VCD, video games), media cetak (majalah, buku, komik), dan internet, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, perilaku seks sebelum menikah. Secara umum yang mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah masih dibawah 5% yaitu 3,8%. Sedangkan hamper sepertiga responden pernah menyaksikan keterpaparan terhadap pornografi melalui media TV/VCD (28,9%), sebanyak seperlima responden terpapar melalui majalah, buku dan komik (23,2%) dan yang terpapar pornografi melalui internet sebesar 18,8%. Sekitar tiga perempat responden ternyata memiliki pengethauan kesehatan reproduksi kurang (72,8%).

Responden yang terpapar pornografi melalui televisi dan radio memiliki kemungkinan 1,6 kali lebih tinggi untuk melakukan hubungan seks pranikah dibanding yang tidak terpapar. Sedangkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang memiliki kemungkinan untuk melakukan hubungna seks pranikah 1,29 kali lebih besar dibanding yang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi baik. Hasil regresi logistic sudah mengontrol kabupaten tempat survey dilakukan. Hasil ini menunjukkan bahwa pornografi melalui internet memiliki hubungan yang paling erat dengan perilaku seks pra nikah dibandingkan media lainnya seperti TV, VCD, maupun media cetak.

2.5 Dampak Pergaulan Bebas Ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual. Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak buruk dari seks bebas dan cenderung bersifat negatif seperti halnya, kumpul kebo, seks bebas dapat berakibat fatal bagi kesehatan kita. Tidak kurang dari belasan ribu remaja yang sudah terjerumus dalam seks bebas. Para remaja seks bebas cenderung akibat kurang ekonomi. Seks bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah pilihnya seseorang terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar sering terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat berkumpul para remaja lainnya dan yang paling sering tertangkap adalah anak-anak remaja. Seks bebas sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak dari seks bebas adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama baik orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks bebas bukanlah segalanya, dimana mereka hanya mendapat kenikmatan semata, sedang mereka tidak memikirkan akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini jelas sangat berdampak bagi remaja yang terjerumus di dalam seks bebas. Bayangkan saja jika seluruh remaja ada di Indonesia terjerumus dalam seks bebas, apa jadinya nasib bangsa kita ini jika remaja yang ada tidak memiliki kemampuan

berfikir dan fisik yang baik, tentunya pembangunan tidak akan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Berikut beberapa dampak utama akibat seks pranikah dan seks bebas: 1. Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat. 2. Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap Kecelakaan ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya. Dampak yang akan dialami jika terjadi kehamilan yaitu: Hancurnya masa depan remaja tersebut. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta). Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasa

3. Penyebaran Penyakit.

Penyakit

kelamin

akan menular melalui

pasangan dan bahkan

keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV. 4. Timbul rasa ketagihan. Karena sudah merasakan kenikmatan, maka mudah sekali muncul rasa ketagihan. Selalu ingin berbuat, mengulangi dan semakin susah

mengendalikan diri 5. Infeksi Saluran Perkemihan Remaja perempuan yang sudah aktif secara seksual di bawah usia 20 tahun serta sering berganti-ganti pasangan cenderung mudah terkena kanker mulut rahim 6. Perasaan malu, bersalah, berdosa dan tidak berharga. Mereka yang sudah terjerumus pada perilaku seks bebas biasanya selalu dirundung rasa bersalah. Perasaan malu dan bersalah semakin muncul ketika dirinya atau pasangannya diketahui hamil padahal secara resmi belum menjadi suami istri. Bukan hanya pelakunya yang mendapat aib tapi keluarga besarnya pun ikut mendapat rasa malu juga

2.6 Kiat Remaja Menghindari Pergaulan Bebas Ada beberapa kiat kiat para remaja untuk menghindari seks bebas, di antaranya : 1. Mengisi Waktu Kosong Dengan Kegiatan Positif ( Buat Anak Remaja ) Daripada kalian yang masih remaja ini membuang waktu kalian dengan malas - malasan atau keluyuran tidak jelas yang nantinya bisa terjerumus kedalam pergaulan bebas lebih baik gunakan waktu kalian dengan kegiatan positif seperti belajar, beribadah, atau membuat kegiatan sosial lainnya yang berguna seperti mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam atau dari

hal yang kecil remaja bisa kumpulkan teman - teman kamu untuk diajak kerja bakti. 2. Cara Bergaul Dengan bergaul atau punya banyak teman memang akan memberikan kemudahan untuk menjalani hidup, tapi jangan sampai salah bergaul. Oleh karena itu sebelum memutuskan berteman dengan orang cari tahu dulu apakah orang yang akan menjadi teman anda itu akan membawa pengaruh atau dampak baik buat hidup anda kedepannya. 3. Orang Tua Lebih Akrab Dengan Anak Jika orang tua sudah bisa akrab dengan anak layak seorang sahabat secara tidak langsung anda akan mengetahui kegiatan dan pergaulan anak anda sehari - hari.Karena biasanya jika anak sudah dekat dengan orang tuanya jika anak tersebut ada masalah atau ada hal baru pasti akan di ceritakan kepada orang tuanya. Nah disinilah kesempatan orang tua untuk mengarahkan anak untuk menjadi anak yang baik, karena jika anak anda sudah dirasa mau bersikap tidak benar berilah anak anda masukan - masukan yang positif secara lembut, ini bertujuan agar si anak tidak menolak sugesti atau masukan positif yang anda berikan. 4. Lingkungan Ini merepukan peran terbesar orang tua agar anak anda nantinya tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, karena jika anak ditempatkan atau tinggal di lingkukan yang tidak baik maka kemungkinan anak menjadi tidak baik juga sangat besar, karena bagaimanapun selain keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan. Jadi tempatkan anak dilingkungan yang baik agar kedepannya bisa anak anda bisa menjadi orang yang baik, bagi yang muslim mungkin bisa menaruh anak anda di pesantren. 5. Membatasi Waktu Anak Keluar Rumah Dengan membatasi waktu anak keluar rumah di harapkan kesempatan anak menemukan sesuatu hal yang baru itu semakin sedikit, karena seperti kata saya pada tips no 4 jika di lingkungan atau pergaulannya si anak lebih

banyak mendapatkan sesuatu hal baru yang memberi pengaruh negatif maka anak anda akan menjadi tidak baik. Jadi lebih baik membatasik waktu anak keluar rumah daripada mengambil resiko yang patal nantinya. 6. Dilarang Berpacaran Jika masih belum cukup umur lebih jangan pacaran dulu, karena selain mengganggu sekolah, nantinya dapat terjerumus ke hal yang tidak - tidak seperti sex bebas yang nantinya kalau sudah begitu bisa kena virus HIV AIDS yang akan membuat umur kamu menjadi lebih singkat, karena sampai saat ini belum ada obatnya untuk penyakit ini. 7. Pengamanan Pemerintah 8. Kejar Cita-Cita Dan Masa Depan Anda 9. Perkuat Iman Sesuai Agama Yang Anda Percayai

BAB III TINJAUAN KASUS

Anda mungkin juga menyukai