Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengertian kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel
sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi
ke dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara
menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif
dibandingkan metode lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan
bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan
keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang
tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan
benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan
penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode
kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi
oral sangat efektif bila digunakan secara tepat, tetapi banyak wanita yang
sering kali lupa untuk meminum pilnya secara teratur. Sehingga penggunaan
kontrasepsi oral secara tipikal kurang efektif dibandingkan penggunaan
sempurna.
Seseorang cenderung menggunakan suatu metode kontrasepsi secara tepat
ketika semakin terbiasa dengan metode kontrasepsi tersebut. Hasilnya,
perbedaan efektivitas antara penggunaan yang tipikal dengan penggunaan
sempurna semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
KB metode suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya
dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada
makalah ini kami akan membahas metode KB metode suntik.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari KB metode suntik?
2. Apa saja jenis KB metode suntik yang ada?
2

3. Siapa yang dapat diindikasikan dan tidak dapat diindikasikan
(kontaiindikasi) untuk menggunakan KB metode suntik ?
4. Bagaimana cara penggunaan KB metode suntik ini?
5. Bagaimana mekanisme kerja dari KB metode suntik dalam mencegah
kehamilan?
6. Kapan saja waktu penggunaan KB metode ini?
7. Bagaimana penanganan pasien dengan keadaan khusus yang ingin
menggunakan kontrasepsi metode ini ?
8. Apa saja keuntungan dan kerugian dri pemakaian KB metode suntik ?
9. Efek apa yang dapat ditimbulkan jika mengguakan kontrasepsi suntk ini
dan bagaimaa cara peangaannya?
10. Apa saja informasi yang dapat diberikan ketika seseorang mengikuti KB
dengan metode ini?
11. Bagaimana perawat perawat dalam penggunaaan KB metode suntik
dimasyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengetahui dan dapat memahami
materi tentang KB metode suntik serta nantinya mampu memberikan
penjelasan kembali kepada masyarakat guna membantu pemerintah
mengalakkan program Keluarga Berencana.











3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
KB metode suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui
suntikan dan merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam
penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian
relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana.
KB metode suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya kehamilan
dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan progesterone ke
dalam tubuh wanita . KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena
kerjanya efektif , pemakaian praktis , harganya relatif murah dan aman .

2.2 Jenis Suntikan KB
Berikut ini adalah jenis suntikan yang sering diberikan di Indonesia
menurut Upyhon Company ( 1958 ) :
1. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrogsi progestaron
asetat dan 5 mg estradiol sipinoat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
(cyclofem) dan 50 mg noretrindon enoat dan 5 mg estradiol valerat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali (Saifuddin, 2010: MK-34).
2. Suntikan Progestin
Ada 2 senyawa dari golongan progestagen yang cocok sebagai obat
kontrasepsi secara depot, yaitu DMPA dan Norigest. Kedua kontrasepsi
suntik ini memiliki keefektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
100 perempuan tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Berikut penjelasannya :
a. Depo Medroxy Progesterone Acetat (MPA) atau Depo Provera
Depo Provera atau Depo Medroxy Progesteron Acetat adalah suatu
Sintesa Progestin yang mempunyai efek seperti progeteron asli dari
tubuh wanita. Obat ini mulai dicoba pada 1958 untuk mengobati
4

absortis habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan
absortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan
berakhir.
Berdasarkan penemuan ini dimulai seragkaian percobaan klinik
DPMA, untuk maksud kontrasepsi dengan bebagai dosis, kemudian
didapat dosis standard yang efektif 150 mg DPMA dalam 3 cc larutan
air diberikan sekali tiap 3 bulan.
Depo Provera sebagai obat KB metode suntikan ternyata cukup
manjur dan aman dalam pelayanan Keluarga Berencana. Anggapan
bahwa Depo Provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau
payudara pada wanita yang memergunakannya, belum didapat bukti
bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya di Amerika Serikat DPMA
masih dipergunakan untuk pengobatan kanker selaput lendir rahim
(endometrium) yang tidak bisa disembuhkan dengan jalan
pembedahan. (Bagan Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung, 1980: 65-66)
b. Norithidrone Enantate (NEE) atau Norigest
Norigest adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara Depot).
1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindrone enanthate dalam
larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate
dan castor iol dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama
mencegah masuknya sperma melalui lender cervix.
Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya
kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus
mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu
diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan
kemungkinkan hal ini. Suntikan 1 ampul norigest mempunyai efek
mencegah konsepsi untuk masa 8 minggu. (Bagian Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung,
1980: 71)
Norigest saat ini sudah tidak digunakan lagi. Kesseru (1973)
melaporkan dari hasil-hasil penyelidikannya tentang penggunaan NEE
5

bahwa kurangnya sifat akumulasinya didalam tubuh. (Bagian Obstetri
& Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung,
1980: 65)

2.3 Indikasi
SUNTIKAN KOMBINASI SUNTIKAN PROGESTIN
Usia reproduksi Usia reproduksi
Telah memiliki anak, ataupun yang
belum memiliki anak
Telah memiliki anak, ataupun yang
belum memiliki anak
Ingin mendapatkan kontrasepsi
dengan efektipitas yang tinggi
Menghendaki kontrasepsi jangka
panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi
Menyusui ASI pascapersalinan 6
bulan
Menyusui ASI pascapersalinan 6
bulan
Pasca persalinan dan tidak
menyusui
Pasca persalinan dan tidak menyusui
Anemia Anemia defisiensi besi
Nyeri haid hebat Perokok
Riwayat kehamilan ektropik Setelah abortus/keguguran
Sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi
Sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi
Telah banyak anak tetapi belum
menghendaki tubektomi.
Tekanan darah kurang dari 180/110
mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan
sabit
Menggunakan obat untuk epilepsy
(penitoin dan barbitorat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
Tidak dapat memakai kontrasepsi
yang mengandung estrogen
6

Mendekati usia menepouse yang tidak
mau atau tidak boleh menggunakan
kontrasepsi kombinasi

2.4 Kontraindikasi
SUNTIKAN KOMBINASI SUNTIKAN PROGESTIN
Hamil atau diduga hamil (resiko
cacat pada janin 7 per 100 ribu
kelahiran)
Hamil atau dicurigai hamil(resiko
cacat pada janin 7 per 100 ribu
kelahiran)
Perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya
Perdarahan pervagina yang belum
jelas penyebabnya
Usia >35 tahun yang merokok Tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid terutama amenorea
Menderita kanker payudara atau
riwayat kanker payudara
Menderita kanker payudara atau
riwayat kanker payudara
Diabetes melittus disertai
komplikasi
Diabetes melittus disertai komplikasi
Kelainan pembuluh darah yang
menyebabkan sakit kepala atau
migraine
Riwayat penyakit jantung, stroke
atau dengan tegangan darah tinggi
(>180/110mmHg)

2.5 Mekanisme Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah :
1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan
luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi.
Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak
terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan
mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH)
dan (LH) .
7

2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus
serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus
yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan
di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi
dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan
menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan
endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan
transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap
kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba. (Bagan Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, 1980: 67)

2.6 Cara Penggunaan
Cara penggunaan suntikan kombinasi, yaitu diberikan setiap bulan dengan
suntikan intramuscular dalam. Klien diminta dating setiap 4 minggu. Suntikan
ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi
gangguan perdarahan. Dapat juga diberikankan setelah 7 hari dari jadwal yang
telah di tentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hami. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja (Saifuddin, 2010: MK-37)
Sedangkan cara penggunaan suntikan progestin yaitu :
1. Kontrasespsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik IM di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal,penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan setia 90 hari.pemberian kontrasepsi
suntikan noristerat untuk tiga injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu.
Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
oleh etil atau isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
8

3. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan
putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan

2.7 Waktu Penggunaan
Berikut ini adalah waktu penggunaan suntikan kombinasi, yaitu :
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid tidak di
perlukan kontrasepsi tambahan.
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuki 7 hari.
3. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat di pastikan ibu tersebut tidak hamil , klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
4. Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat di pastikan tidak hamil.
5. Bila pascapersalinan 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
6. Bila pascapersalinan 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi
7. Bila pascapersalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberikan.
8. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.
9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin menggantinya dengan hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan konrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi
dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid , bila ragu-ragu perlu
dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal , dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi
9

tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak
diperlukan metode kontrasepsi lainnya.
11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal, dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat
segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada
hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan, Bila
sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinas, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid.
Canut segera AKDR.

Berikut ini adalah waktu penggunaan suntikan progestin, yaitu :
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi yang lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi jadwal yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal
yang akan diberikan dapaat segera diberikan asal saja ibu tersebut tidak
hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.
Bila ibu disuntik hari ke7 haid , ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
10

7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus h aid,
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja
yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

2.8 Keadaan Khusus
KEADAAN ANJURAN
Tekanan darah tinggi 180/110 mmHg dapat diberikan
tetapi perlu pengawasan
Kencing manis Dapat diberikan kasus tanpa
komplikasi dan kencing manisnya
terjadi 20 tahun. Perlu diawasi.
Migrain Bila tidak ada gejala neurologic yang
berhubungan dengan sakit kepala,
boleh diberikan
Menggunakan obat tuberculosis/
obatepilepsi
Berikan pil kontrasepsi kombinasi
dengan 50 etinilestradiol atau cari
metode kontrasepsi lain.
Mempunyai penyakit amenia bulan
sabit (sickte cell)
Sebaiknya jangan menggunakan
suntikan kombinasi

2.9 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan KB Metode Suntik
Menurut Saifuddin (2010: Mk-42) keuntungan menggunakan KB metode
suntik, antara ain :
1. Sangat Efektif
2. Bisa digunakan oleh ibu menyusui 6 minggu setelah melahirkan dan tidak
mempengaruhi ASI
3. Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri saat haid
11

4. Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan
pembengkakan pinggul
5. Tidak mempegaruhi hubungan suami istri
6. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
asal tidak perokok

Sedangkan Kerugiannya adalah :
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid memendek atau
memanjang, spotting, perdarahan yang banyak atau sedikit, dan bahkan
tidak mendapatkan haid sama sekali.
2. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
3. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
4. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
5. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.

2.10 Efek Samping dan Penanganannya
1. Gangguan haid
Gangguan haid yang sering dialami oleh akseptor yaitu : amenorhea
(tidak/terlambat haid), menoragia (perdarahan yang berlebihan
jumlahnya), dan spotting (bercak diluar siklus haid.
Penanganan yang diberikan menurut Prawirohardjo (2010) yaitu
dengan :
a. Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian
KB metode suntikan dapat memberikan gejala perdarahan tidak
berlangsung lama.
b. Pengobatan
Pemberian tablet Estradiol 25 mg 3 x 1 untuk 3 hari atau 1 tablet pil
oral kombinasi per hari untuk 14 hari. Bila hal tersebut tidak menolong
12

diberikan suntikan intramuskuler estrogen sintetis seperti 5 mg
Estradiolcyponat atau Estradiol Valerate dalam larutan minyak yang
harus diulangi apabila perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam.
Jika perdarahan tetap berlangsung terus, pertimbangkan untuk
melakukan dilatasi dan kuretase.
2. Perubahan berat badan
Berat badan akan bertambah beberapa kilogram selama penggunaan
Kb suntik 1 bulan. Oleh karena itu sebagai bidan harus memberikan
konseling pada calon akseptor bahwa kenaikan berat badan sebanyak 1-2
kg dapat saja terjadi. Bila berat badan berlebihan, hentikan dan anjurkan
metode kontrasepsi lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat
pengendalian nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor
makan lebih banyak daripada biasanya (Saifuddin ,2010: MK-48)
3. Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit (Prawirohardjo, 2010).
4. Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi
atau keseluruhan dan bagian kepala. Penanganan dengan cara menjelaskan
kepada akseptor bahwa efek samping, tersebut mungkin ada tetapi jarang
terjadi dan biasanya bersifat sementara (Saifuddin, 2010: MK-48)
5. Terlambat kembali kesuburan
Hal tersebut bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari
deponya / tempat suntikan (Saifuddin, 2010: MK-45).
Penanganan :
Konseling : setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid
akan datang pada umumnya setelah 6 bulan. Dan selama tidak haid
tersebut ibu dapat saja mengalami kehamilan. Bila selama 6 bulan lebih
ibu tidak juga haid, klien disarankan untuk segera ke tempat pelayanan
untuk mencari penyebab tidak haidnya (Saifuddin, 2010: MK-45).

13

2.11 Informasi Tambahan Saat Menggunakan KB Metode Suntik
1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali mengganggu kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala,
dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan
cepat hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada
ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang
merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat
saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus
kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab
tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2
minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan.
Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau
menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bilaperlu dapat
juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan
dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan
yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa juga
dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai
dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja
diyakini ibu tersebut tidak hamil

2.12 Peran Perawat
Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor
dan edukator. Untuk melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi
14

terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi. Hampir sebagian dari
kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan
alat kontrasepsi namun salah dan tidak konsisten dalam penggunaannya. Hal
ini dapat dicegah bila wanita memiliki pendidikan yang adekuat terhadap
metoda kontrasepsi yang mereka pilih. Maka perawat memiliki peranan
penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi yang sesuai
dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus konselingnya
haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan
alat kontrasepsi.























15

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
KB metode suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya kehamilan
dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan progesterone ke
dalam tubuh wanita . KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena
kerjanya efektif , pemakaian praktis , harganya relatif murah dan aman .
Cara kerja KB suntik untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi
kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik
untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi
gamet dan tuba.

3.2 Saran
Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien,sebaiknya bidan
menjelaskan kekurangan dan kelebihan KB suntik,serta efek sampingnya,agar
klien lebih siap dalam menghadapi hal-hal yang timbul akibat pemakaian alat
kontrasepsi ini.














16

DAFTAR PUSTAKA

Bagan Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung : 1980 , Teknik Keluarga Berencana, Elstar Offset,Bandung
http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/makalah-kb-
suntik-3-bulan.html diunduh tanggal 6 Maret 2014 pukul 20.03
http://sennysusilo.blogspot.com/2012/04/askep-kb-suntik.html diunduh tanggal 6
Maret 2014 pukul 21.48.
Saifuddin, A.B., 2010, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, , Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai