Anda di halaman 1dari 4

Geotrek Indonesia

MEMANDANG ALAM DENGAN PENGERTIAN, JAUH LEBIH BERART I DAN MENYUKAKAN HAT I DARIPADA HANYA MENY AKSIKAN KEELOKANNY A. (ALBERT HEIM, 1878)

Apr

15

Eksplorasi Cekungan Makassar


Oleh: Awang Harun Satyana

Di acara Forum Farm Out Jumat 7 September 2012 yang lalu di Hotel Conrad, Benoa, Bali, seorang teman dari Radiant Bukit Barisan yang mengoperasikan Wilayah Kerja (WK) Southwest Bukit Barisan mempresentasikan sejarah eksplorasi dan potensi WK ini yang seluruhnya termasuk ke dalam Cekungan Ombilin. Cekungan Ombilin adalah cekungan terkenal di dalam-pegunungan (intramountain basin), salah satu cekungan yang masih frontier statusnya meskipun terletak tidak jauh di sebelah barat Cekungan Sumatra Tengah, cekungan minyak penyumbang sekitar 40 % produksi minyak Indonesia. Meskipun demikian, lain Sumatra Tengah lain Ombilin. (1) Pertanyaan atau perdebatan pertama muncul, apakah Ombilin pernah menjadi bagian Sumatra Tengah atau tidak. Menurut hemat saya tidak. Ombilin terjadi lebih awal daripada Sumatra Tengah, Ombilin terjadi pada Eosen ketika dua terrane Mesozoik yang berakresi yaitu Mergui di timur dan Woyla di barat dikoyak akresinya oleh Sesar Sumatra Tua, sebuah sesar mendatar dextral, membuka cekungan tarikan/ pull-apart basin Ombilin. Suture Woyla-Mergui terbuka kembali. Sesar dextral Sumatra Tua itu adalah wujud tectonic escape pada saat India membentur Eurasia pada sekitar 50 Ma. Sementara itu, graben2 di Sumatra Tengah baru terjadi kemudian ketika splay dari sesar Sumatra tua ini mengoyak akresi basement melalui mekanisme transtension. Jadi bila Ombilin terjadi di atas master fault Sumatra Tua, maka graben2 Sumatra Tengah seperti Bengkalis, Aman, Central Deep atau Rangau terjadi di beberapa splay-nya, cabang2nya. Bahwa Ombilin merupakan pull-apart basin akan memengaruhi sejarah termalnya. Cekungan2 seperti ini akan tinggi termalnya, semula saja, tetapi kemudian segera mendingin karena lepas melalui sesar2 tegak yang berperan sebagai konduit termal/termal release. (2) Perdebatan kedua. Ombilin telah dibor melalui dua sumur, Sinamar-1 dan South Sinamar-1 masing2 oleh Caltex dan HIPCO pada tahun 1980-an dan awal 1990. Sumur Sinamar-1 cukup baik karena ketika dites mengalirkan gas 13,6 gas mmcfpd (juta kaki kubik perhari) dan kondensat 314 bcpd (barrel perhari) berasal dari batupasir Miosen Sawahtambang. Sumur South Sinamar ditinggalkan tanpa dites, meskipun dilaporkan banyak tanda2 minyak. Menurut Radiant , gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari batuan induk

Sangkarewang yang sudah lewatmatang (overmature). Menurut hemat saya, tak mungkin gas dan kondensat Sinamar-1 berasal dari Sangkarewang, tetapi dari Sawahlunto yang banyak mengandung batubara. Mengapa, sebab Sangkarewang sangat oil-prone (ini batuan dengan kualitas oil-shale terbaik di Indonesi) dan bila overmature, yang akan dihasilkan hanyalah sebagian kecil dry gas. Kalau kondensat dihasilkan, maka pasti berasal dari wet gas. Kandidat terbaik untuk itu adalah Sawahlunto. Pendapat saya ini bisa diuji dengan melakukan isotop karbon13 pada komponen etana, propana dan butana untuk mengetahui kematangan gas; kemudian mengukur kematangan Ro sampel kondensat menggunakan biomarker aromatik methyl phenanthrene. Angka2 kematangan gas dan minyak ini kemudian diuji balik dengan plotting Ro versus depth baik untuk Formasi Sawahlunto maupun Sangkarewang. (3) Informasi lain, di sebelah selatan WK ini ada rembesan minyak yang menurut rekonstruksi berasal dari Sangkarewang yang memang sangat oil-prone. Kemungkinan ini benar, sebab ke arah selatan Sangkarewang mendangkal. Sekalipun demikian, ujilah lagi pendapat itu dengan melakukan berbagai analisis geokimia pada sampel minyak. sidik jari minyak akan menentukan apa batuan induknya, sehingga kita tak spekulatif melakukan rekonstruksi. (4) informasi lain, kandungan CO2 pada gas di Sinamar1 cukup tinggi >40 %. Sebagai cekungan yang terletak di tengah Pegunungan Bukit Barisan, maka intrusi magmatik sangat mungkin terjadi di WK atau sekitar WK ini. Intrusi magmatik bisa menyebabkan gas CO2 tinggi, seperti juga volkanisme. Tetapi spekulasi ini sekali lagi harus diuji secara geokimia menggunakan analisis isotop karbon13 pada gas CO2 dan isotop helium. Helium akan tinggi pada gas yang berasal dari magmatik. Kemungkinan lain adalah terdapat degradasi termal gamping pada basement di bawah Ombilin (gamping Silungkang/Tuhur) karena masalah overmaturity kemudian masuk ke batupasir Sawahtambang melalui sesar2 tegak di wilayah ini. Demikian hal2 critical dan perlu dipelajari lebih jauh bagi siapa saja yang mau mengeksplorasi Cekungan Ombilin. Menarik secar sains, tetapi juga menantang.

Posted in Geologi, Ilmu Alam, Indonesia Edit

Leave a Reply
Enter your comment here...

Kemajuan Riset Craton: Inti Benua dan Intan Kimberlit

Search RECENT POST S

Search

Eksplorasi Cekungan Makassar Kemajuan Riset Craton: Inti Benua dan Intan Kimberlit Apakah Realitas? From Geosynclinal to Superplume: The Rises and Falls of Tectonic Theories The Power of Biomarkers Kitab Soetji (1891) Dua Ratus Artikel Menjawab Tantangan Diri Saya Pernah Dilarang Mengikuti Pertemuan Ilmiah Tetapi Saya Membangkang Suksesi Ekologi oleh Para Pelopor: Kekuatan Tumbuhan Kedaulatan Atas Laut dan Lautan Collapse Banyudono, Boyolali: Sebuah Flashback: Sintesis Babad Sejarah dan Geologi Rekayasa Dongeng dalam Bencana Lumpur Lapindo (?) Untuk Geologi Indonesia Biomarker: Data Renik yang Berimplikasi Luas Memberikan Status Geologi Baru untuk Perbukitan Jiwo (Bayat) Jasmerah Geologi Merekonstruksi Petroleum System Petrologi: Harusnya di Urutan Nomor (1) Rijang Radiolaria: Dari Kedalaman Samudera ke Atas Daratan ARCHIVES Select Month T OPICS Buku Geo-Histori Geologi Geotrek Indonesia Gunung Api Ilmu Alam Indonesia Poster Sejarah Tokoh RECENT COMMENT S Ridwan Hutagalung on Lagi tentang Junghuhn: Pecinta

Devina on Lagi tentang Junghuhn: Pecinta

jantungbermasalah on Geo-Histori Plato Dieng

jantungbermasalah on Buku Harian: Belajar untuk

Ridwan Hutagalung on Mengeluarkan Meratus dan Bayat

MET A Site Admin Log out Entries RSS Comments RSS WordPress.com

Blog at WordPress.com. | The Reddle Theme.

Ads by Media View

Ad Options

Anda mungkin juga menyukai