Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tidak ada pihak yang dapat memungkiri tentang pesatnya perubahan sistem politik di Indonesia. Perubahan itu, terutama dalam beberapa tahun terakhir sejak tahun 1998. namun, masalah kebijakan dan pelayanan publik juga semakin berkembang menjadi isu sentral yang memerlukan penataan sistem administrasi negara dan sistem pembuatan kebijakan publik yang lebih partisipatoris (Lijan Poltak Sinambela, komitmen kolekti% !!8"##$. Itulah sebabnya gerakan re%ormasi menjadi masyarakat Indonesia untuk mendorong pemerintah

men&ipatakan kebijakan dan pelayanan publik yang semakin baik dan memihak kepada kepentingan masyarakat luas. 'arena setuju atau tidak setuju, hal itulah yang banyak merugikan publik selama pemerintahan orde baru, bahkan hingga sekarang. (ntuk itu salah satu dimensi dari keinginan dari perubahan itu adalah pemihakan pemerintah kepada kepentingan publik melalui pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik yang lebih menguntungkan. 'ondisi ini mun&ul sebagai konsekuensi )ajar dari rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik. *leh karena itu, keinginan politik (political will$ dari pemerintah untuk men&iptakan otonomi daerah perlu didukung. karena dikha)atirkan dengan tidak adanya ke)enangan pemerintahan

di daerah dalam menentukan kebijakan untuk pelayanan publik di daerahnya adalah salah satu penyebab kurang e%isien dan e%ekti%nya %ungsi birokrasi pemerintahan. Sampai sekarang pelayanan birokrasi pemerintahan kita masih kurang produkti% dan jauh dari harapan publik. Tugas pemerintahan yang dijalankan oleh para birokrat lebih banyak dilakukan sesuai dengan jalan pikiran dan keinginan sendiri. 'ondisi yang memungkinkan ter&iptanya iklim birokrasi dan aparatur negara yang mengabdi pada rakyat ( public servant$ harus terus diupayakan dan dioptimalkan, sebab birokrasi pemerintahan kita masih terkesan pro&edural, lamban, tidak produkti%, berbiaya tinggi dan melalaikan kepentingan publik (Lijan Poltak Sinambela, !!8"#+$. Selama &ampur tangan pemerintahan (birokrasi$ terlalu luas dalam sektor kehidupan publik, dipastikan pelayanan birokrasi akan semakin kompleks (over administration$ dan kemungkinan akti,itas kegiatan publik juga akan berbiaya tinggi, utamanya dalam sektor kegiatan ekonomi. 'arena pengalaman

menunjukkan, bah)a dalam pelayanan publik, masih banyak meja yang harus dilalui, sehingga terjadi ine%isiensi dalam kegiatan publik. 'ondisi ini masih banyak menggejala di banyak sektor pelayanan birokrasi pemerintahan. hal inilah yang tidak dapat dibiarkan, karena dapat menyumbang pada ketidak per&ayaan masyarakat pada pemerintahan. Lebih luas lagi, in,estasi akan semakin berkurang. Perihal penting yang harus diperbaiki adalah kemampuan dan keseriusan pemerintah untuk mengubah mentalitas birokrat dari orientasi penguasa menjadi berbuat melayani kepentingan masyarakat se&ara jujur dan adil. (ntuk itu konsepsi administrasi negara yang menegaskan mengenai pen&iptaan pemerataan

pelayanan

semakin

diperlukan

dalam

penyelenggaraan

negara.

-ahkan

administrasi baru meyakini bah)a pemerintah merupakan an&aman potensial yang dapat menyebabkan terjadinya sumber ine%isiensi ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan (.rederi&sen, 198!,+8$. perkara ini dapat diatasi jika proses perumusan dan pembuatan kebijakan dapat menghadirkan keterlibatan publik yang intensi%, utamanya masyarakat di kelurahan dan desa yang merupakan konsentrasi penduduk yang yang banyak memerlukan pelayanan publik yang prima. Pembangunan desa/kelurahan akan semakin menantang di masa depan dengan kondisi perekonomian daerah yang semakin terbuka dan kehidupan berpolitik yang lebih demokratis. 0kan tetapi desa/kelurahan sampai kini, masih belum beranjak dari pro%il lama, yakni terbelakang dan miskin. 1eskipun banyak pihak mengakui bah)a desa/kelurahan mempunyai peranan yang besar bagi kota, namun tetap saja desa/kelurahan masih dipandang rendah dalam hal ekonomi ataupun yang lainnya. Padahal kita ketahui bah)a sebagian besar penduduk

Indonesia berdiam di daerah perdesaan/kelurahan dan berpro%esi sebagai petani ke&il (lahan terbatas/sempit$. *leh karena itu, sudah se)ajarnya bila pembangunan perdesaan/kelurahan harus menjadi prioritas utama dalam segenap ren&ana strategis dan kebijakan pembangunan di Indonesia. 2ika tidak, maka jurang pemisah antara kota dan desa akan semakin tinggi terutama dalam hal perekonomian. -eberapa program3program pembangunan di tingkat desa/kelurahan yang pernah dilaksanakan. 0kan tetapi, program3program tersebut belum mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sebagaimana diharapkan. -erdasarkan pengalaman tersebut sudah seharusnya pendekatan pembangunan perdesaan/kelurahan mulai diarahkan se&ara integral dengan mempertimbangkan kekhasan daerah baik dilihat dari sisi kondisi, potensi dan prospek dari masing3 masing daerah. 4amun di dalam penyusunan kebijakan pembangunan perdesaan se&ara umum dapat dipilah dalam tiga kelompok (5aeruman, 1996$, yaitu" 1. 'ebijakan se&ara tidak langsung diarahkan pada pen&iptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya pembangunan perdesaan yang

mendukung kegiatan sosial ekonomi, seperti penyediaan prasarana dan sarana pendukung (seperti pasar, pendidikan, kesehatan, jalan$, penguatan

kelembagaan, dan perlindungan terhadap akti,itas sosial ekonomi masyarakat melalui perundang3undangan. . 'ebijakan yang langsung diarahkan pada peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan. #. 'ebijakan khusus menjangkau masyarakat melalui upaya khusus, seperti penjaminan hukum melalui perundang3undangan dan penjaminan terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat. 7alam proses pembangunan tersebut, tahap implementasi, sebagai kelanjutan dari proses peren&anaan akan menentukan apakah suatu kebijakan atau program pembangunan dapat ter)ujud sesuai dengan ren&ana dan per)ujudan itu men&apai hasil. (ntuk itu dibutuhkan adanya birokrasi lokal, yaitu rangkaian aparatur pemerintah yang bekerja dan mengabdi sesuai dengan perannya masing3masing pada unit3unit organisasi Pemerintah Tingkat 'abupaten, 'e&amatan, dan

7esa/kelurahan, yang merupakan pelaksana operasional dari program3program pembangunan tersebut. 7isinilah peran kemampuan intelektual pega)ai yang baik dalam peren&anaan, pengorganisasian, pengendalian, dan penga)asan dalam pelayanan publik di tingkat desa dan kelurahan sangat diperlukan. 7engan kemampuan intelektual pega)ai yang mumpuni, maka tentunya merupakan salah %aktor yang dapat meningkatkan kinerja pega)ai dalam memberikan pelayanan. Sebaliknya, dengan kemampuan intelektual pega)ai yang rendah, tentunya dapat menyebabkan rendahnya kinerja pega)ai pada organisasi bersangkutan. -erdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, maka diperoleh beberapa in%ormasi a)al dari beberapa tokoh masyarakat, bah)a pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo, di&irikan dengan si%at3si%at sebagai berikut" 1. 'urang berusaha meningkatkan jenjang pendidikannya baik se&ara %ormal maupun non %ormal. . 'urang mengembangkan keahlian dan keterampilannya. #. 'urang mengembangkan ino,asi baru. 5al tersebut di atas diduga dapat menyebabkan rendahnya kemampuan intelektual pega)ai tersebut dalam melaksanakan tugas pokok dan %ungsinya masing3masing, sehingga dapat mempengaruhi kinerja mereka. Selain itu, diperoleh pula in%ormasi dari 'epala 'elurahan -aru Tan&ung, bah)a ba)ahannya memiliki kemampuan intelektual yang &ukup baik dalam melaksanakan tugas dan %ungsinya.

Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk dapat mengetahui se&ara pasti kemampuan intelektual pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung dan pengaruhnya terhadap kinerjanya, maka dibutuhkan adanya penelitian tentang hal tersebut. *leh sebab itu dan sepengetahuan penulis permasalahan tersebut belum pernah diteliti, maka penulis merasa penting dan tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut melalui proposal penelitian ini, dengan judul" 9P:4;0<(5 ':101P(04 I4T:L:'T(0L T:<5070P 'I4:<20 P:;080I P070 '04T*< ':L(<0504 -0<( T04=(4; ':=010T04 T040SIT*L* '0-(P0T:4 802*>.

B. Rumusan Masalah
1enga&u pada uraian pada latar belakang penelitian tersebut, dapat diketahui bah)a kemampuan intelektual berpengaruh terhadap kinerja pega)ai. -ertolak dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu" Seberapa besar kemampuan intelektual pega)ai berpengaruh terhadap kinerja pega)ai 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo? <umusan masalah penelitian tersebut dapat dirin&i ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut" 1. Seberapa baik kemampuan intelektual pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo? . Seberapa baik kinerja pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo?

#. Seberapa besar pengaruh kemampuan intelektual pega)ai terhadap kinerja pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan in%ormasi tentang pengaruh kemampuan intelektual terhadap kinerja pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo. 0dapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalis dan mengungkapkan" 1. 'emampuan intelektual pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo. . 'inerja pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo. #. -esarnya pengaruh kemampuan intelektual terhadap kinerja pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan man%aat teoritis dan man%aat praktis, sebagai berikut" . Manfaat Te!ritis 5asil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang rele,an dan bahan kajian ke arah pengembangan konsep3konsep pengembangan pega)ai yang mendekati pertimbangan3pertimbangan konseptual dan kontekstual, serta

kultur yang berkembang pada dunia birokrasi de)asa ini. Pembahasan tentang kemampuan intelektual pega)ai terhadap kinerja pega)ai pada 'antor 'elurahan -aru Tan&ung 'e&amatan Tanasitolo 'abupaten 8ajo, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen sumber daya manusia yang akan menjadi suplemen bahasan dalam memperkuat ,aliditas dan realibilitas pelaksanaan manajemen pelayanan publik yang berbasis kinerja sebagai sebuah nilai budaya institusi, disamping sebagai sebuah konsep operasional. ". Manfaat Praktis 1an%aat penelitian se&ara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut" a. 1asukan bagi 'antor 'elurahan -aru Tan&ung untuk dijadikan pertimbangan se&ara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan

pengembangan kinerja pega)ai yang akan datang. b. 1asukan bagi Pemerintah 7aerah 'abupaten 8ajo mengenai materi pengelolaan kemampuan pega)ai dalam upayanya meningkatkan kinerja pega)ai dan peningkatan pelayanan publik. &. -ahan perbandingan bagi 'epala 'antor 'elurahan dan 'antor 'e&amatan tanasitolo 'abupaten 8ajo untuk meningkatkan kinerja pega)ai melalui peningkatan kemampuan intelektual pega)ai 'antor 'elurahan. d. -agi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan a)al untuk melakukan penelitian lanjut tentang model pengembangan kemampuan intelektual dan kinerja pega)ai pada Institusi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai