Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Organ reproduksi wanita dimulai dari tempat pembentukan sel telur yang disebut ovarium . Ovarium ada sepasang dan setiap bulannya bergantian menghasilkan sel telur. Pada manusia, sel telur berkembang di sebuah kantung khusus yang disebut folikel de Graaf. Di kantung ini, sel telur mengalami pertumbuhan hingga akhirnya dikeluarkan dari ovarium. Proses keluarnya sel telur dari ovarium disebut ovulasi. Sel telur yang diovulasikan akan bergerak menuju dinding rahim melalui sebuah saluran yang dinamakan tuba Fallopi . Di saluran inilah umumnya fertilisasi oleh sperma terjadi. Sel telur yang dibuahi atau yang tidak dibuahi akan mencapai uterus dalam jangka waktu satu minggu. Dinding uterus mengandung banyak pembuluh darah yang menyediakan suplai makanan dan oksigen bagi calon bayi. Fertilisasi (pembuahan) diawali dengan pembentukan spermatozoa di dalam testis dan ovum di dalam ovarium. Pembentukan spermatozoa disebut

spermatogenesis dan pembentukan ovum disebut oogenesis. Sistem reproduksi juga dapat mengalami gangguan akibat penyakit atau kelainan. Penyakit pada sistem reproduksi dapat disebabkan oleh kuman penyakit, faktor genetik, atau hormon. Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari: ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin vagina, merupakan jalan lahir.

1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Memberikan penjelasan konsep mengenai alat reproduksi wanita berserta fungsinya 1.2.2 tujuan khusus Mahasiswa memahami tentang penjelasan organ kelamin luar/eksternal Mahasiswa dalam/internal Mahasiswa memahami tentang alat reproduksi wanita Mahasiswa memahami tentang organ reproduksi / organ seksual ekstragonadal Mahasiswa memahami tentang poros hormonal sistem reproduksi Mahasiswa mampu memahami hormone hormone reproduksi Mahasiswa mampu memahami proses fertilisasi Mahasiswa memahami tentang embrio pertumbuhan dan perkembangan memahami tentang penjelasan organ kelamin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ORGAN GENETALIA EKSTERNAL / KELAMIN LUAR Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

2.2 ORGAN INTERNAL / KELAMIN DALAM

Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang. Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi. Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

2.3 ALAT REPRODUKSI WANITA

Alat reproduksi wanita terdiri atas alat/organ eksternal dan internal, dan sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) memiliki fungsi kopulasi dan bagian Internal memiliki fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Genitalia Eksternal a. Vulva Vulva ini terdiri dari beberapa organ wanita yaitu eksternal. Hal ini termasuk pad, kecil bulat lemak yang melindungi tulang kemaluan. Menjangkau ke hampir ke dubur adalah dua lipatan jaringan lemak, yang disebut "bibir lebih besar," untuk melindungi alat kelamin bagian dalam. Hanya dalam dua "bibir kecil", yang menyertakan pembukaan uretra (yang turun dari kantong tersebut) dan vagina. Pada ujung atas, adalah proyeksi kecil, disebut kulup yang melindungi clitoris. b. Mons pubis/mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. c. Labia mayor Labia utama (tunggal, labium) melampirkan dan melindungi organ-organ lain reproduksi eksternal. Mereka sesuai dengan skrotum pada laki-laki dan terutama terdiri dari lipatan bulat dari jaringan adiposa tertutup oleh kulit. Pada kulit luar termasuk rambut banyak, kelenjar keringat, kelenjar andsebaceous, sementara di dalamnya yang tipis dan berbulu. Labia utama terletak dekat bersama dan memanjang dipisahkan oleh celah yang mencakup urethral dan pembukaan vagina. Di depan, labia bergabung untuk membentuk ketinggian bulat dari jaringan lemak yang disebut "mons pubis," yang ignimbrit simfisis pubis. Di belakang, dekat anus, labia agak meruncing dan menggabungkan ke dalam labia minor.

d.

Labia minora

Labia (tunggal, labium) kecil ini diratakan memanjang ke lipatan terletak dengan celah antara labia besar. Lipatan ini memperpanjang sepanjang kedua sisi ruang depan. Mereka terdiri dari jaringan penghubung yang kaya disertakan dengan pembuluh darah, yang menyebabkan penampilan merah muda. Di belakang, dekat anus, labia minor bergabung dengan labia besar, sementara di depan mereka berkumpul untuk membentuk sebuah tudung seperti meliputi antara lain sekitar klitoris. e. Clitoris Klitoris adalah tonjolan kecil di bagian depan vulva antara labia minor. Meskipun sebagian besar tertanam di sekitar jaringan, biasanya sekitar 2 cm dan 0,5 cm diameter. Clitoris sesuai dengan penis pada pria dan agak mirip struktur. Hal ini terdiri dari dua kolom jaringan ereksi, yang dipisahkan oleh septum dan dikelilingi oleh meliputi dari padat, jaringan ikat berserat. Pada akar klitoris, kolom jaringan berbeda untuk membentuk "krura," yang pada gilirannya melekat pada sisi lengkungan kemaluan. Di depan, massa kecil jaringan ereksi membentuk "kelenjar," yang kaya dengan disertakan dengan serat saraf sensorik. f. Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis. g. Introitus/orificium vagina Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).

Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/para.Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna. h. Vagina Vagina adalah bagian otot yang merupakan bagian dari organ seks wanita dan yang menghubungkan leher rahim (serviks) dengan alat kelamin eksternal. Vagina, yang kira-kira dua dan satu setengah sampai empat inci, memiliki dinding berotot yang disertakan dengan banyak pembuluh darah. Dinding ini menjadi tegak saat seorang wanita terangsang sebagai tambahan darah dipompa ke dalam kapal. Vagina memiliki tiga fungsi: sebagai wadah untuk penis selama bercinta; sebagai outlet untuk darah selama menstruasi, dan sebagai jalan bagi bayi untuk melewati saat lahir. Fungsi vagina adalah untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

i. Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

Genitalia Internal

A. Uterus Uterus atau rahim adalah organ yang berongga, otot di mana telur (zigot) dibuahi, menjadi tertanam dan di mana telur diberi makan dan dibiarkan berkembang sampai kelahiran. Terletak dalam rongga panggul di belakang kandung kemih dan di depan usus besar. Rahim biasanya miring ke depan pada sudut sembilan puluh derajat ke vagina, meskipun pada sekitar 20% dari perempuan miring ke belakang. Rahim dilapisi dengan jaringan yang berubah selama siklus menstruasi. Membangun jaringan ini di bawah pengaruh hormon dari ovarium. Ketika hormon menarik setelah siklus menstruasi, pasokan darah dipotong dan jaringan dan telur yang tidak dibuahi sebagai limbah. Uterus terdiri dari : 1) fundus uteri ( dasar rahim ) bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur. 2) korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berpungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim. 3) servik uteri. Ujung servik yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis di sebut, ostium, uteri, internum. Dinding uterus terdiri dari : 1) endromentium ( epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah ) merupakan lapisan dalam uterus yang mempuyai arti penting dalam siklus haid. Seorang wanita pada reproduksi, pada kehamilan endomentrium akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak hal ini diperlukan untuk memberi makanan pada janin 2) miometrium ( lapisan otot polos ) tersusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya. 3) lapisan serosa (peritonium verisal) terdiri atas ligamentum yang mengguatkan uterus yaitu: 9

a. ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun. b. ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan, menahan uterus supanya tidak banyak bergerak. c. ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antlovleksi. d. ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba. e. ligamentum infundibulo pelvikum ligament yang menahan tuba falopi.

Fungsi uterus: Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine keuterinis, pembuahan secara normal terjadi didalam tuba uterina, endromentium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endromentrium, pada waktu hamil uterus bertambah besar dindingnya menjadin tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkondraksi mendorong bayi dan plasenta keluar.

B. Serviks uteri Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudalposterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)

10

dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid. C. Corpus uteri Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan

muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita. D. Ligamenta penyangga uterus Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina. Vaskularisasi uterus: Terutama dari arteri uterina cabang arteri

hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis. E. Salping / Tuba Falopii Tabung fallopi memanjang dari uterus ke ovarium. Tabung ini membawa telur dan sperma dan adalah tempat fertilisasi telur, atau "ovum" terjadi. Saluran telur terletak di bagian panggul dari rongga perut dan setiap tabung mencapai dari indung telur untuk menjadi bagian atas rahim. Ini tabung berbentuk corong adalah sekitar tiga inci panjangnya. Akhir lebih besar dari saluran dibagi menjadi berbulu, jari-proyeksi seperti yang terletak dekat dengan ovarium. Memukul proyeksi ini, bersama dengan kontraksi otot, memaksa sel telur ke saluran akhiri kecil, yang membuka ke dalam rahim. Setelah hubungan seksual, sperma berenang ini saluran dari uterus. Lapisan tabung dan sekresi yang mempertahankan baik telur dan sperma, mendorong pemupukan dan bergizi telur sampai mencapai rahim. Tuba falopi terdiri atas :

11

Parst. Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus. Parst. Ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya. Terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Parst. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tanpak konsepsi agak lebar. Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal)

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba. Infundibulum. Bagian ujung tuba yang terbuka disebut frinbia untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur kedalam tuba. Fungsi tuba uterine. Mengantarkan ovum dari ovarium k eke uterius. Menyediakan tempat untuk pembuahan, perjalanan ovum dibuahi maka terjadi kehamilan ektropik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa berakhir 8-10 minggu. F. Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus). G. Ovarium Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.

12

Ovarium

terfiksasi

oleh

ligamentum

ovarii

proprium,

ligamentum

infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis. Jaringan dasar ovarium disebut stroma, mengandung serat jaringan ikat,otot polos dan pembuluh darah yang bergelung gelung banyak kali.Badan ovarium terdiri dari 2 daerah yaitu cortex dan medulla : a) korteks : di bawah epitel germinal, terdiri dari jaringan ikat interstitial yang disebut stroma, diantara stroma terdapat banyak folikel. Folikel mengandung sel telur yang diselaputi oleh sel folikel. Berbatasan dengan germinal stroma memadat membentuk lapisan tunica albuginea. b) medulla : bagian tengah, batas korteks dan medulla tidak kentara, terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh darah. Cortex langsung di sebelah dalam tunica albuginea,menyeliputi medulla.Dalam stroma cortex banyak sekali folikel .Folikel itu terdiri dari oosit yang diselaputi sel sel folikel.Jumlah folikel itu ada sekitar 2 juta butirwaktu bayi lahir,dan menjelang akil balig dan waktu itu mulai tumbuh,jumlahnya susut jadi sekitar 300.000 butir saja lagi.Jumlah ini susut terus sampai kegiatan ovarium untuk menghasilkan ovum berhenti.Proses penyusutan folikel itu disebut atresia, berdegenerasi lalu diserap kembali oleh stroma

Dalam cortex ada 5 macam folikel,yaitu : 1. Folikel Primodial Tumbuh sejak bayi sampai akil balikh, Oosit besar, Diselaputi oleh sel sel folikel yang gepeng, Bagian luar terdapat sel stroma, Nukleus oosit eksentrik, Nukleolus besar 13

2. Folikel primer
Oosit membesar, sel folikel jadi kubus atau batang lalu bermitosis berulang-ulang membentuk sel-sel granulosa, yang trdiri dari beberapa lapis.

3. Folikel Sekunder Sel granulosa 6 12 lapis sel, Oosit besar, Eksentrik dlm folikel, Miosis 1 (diploten profase) 4. Folikel Tersier Terbentuk rongga dalam folikel (antrum), Diameter = 10 mm, Liquor folliculi, Miosis II (metafase) 5. Folikel De Graaf Oosit dalam jorokan antum yg dilapisi oleh corona radiata = Comulus oophorus , Miosis II, tp belum selesai dan dilanjutkan jika ovum di buahi, Ovulasi (hari 14), Theca interna : sel-sel membesar , Theca eksterna: serabut-serabut Kebanyakan adalah folikel muda,bergerombol di pinggir cortex,persis di bawah tunica albuginea.

Selain folikel yang 5 macam dalam cortex ovarium ditemukan pula dua badan yaitu corpus luteum dan corpu albicans.Corpus luteum atau badan kuning berasal dari folikel Graaf yang ovumnya telah berovulasi.Badan itu berwarna kuning karena sel sel granulosanya yang mengandung pigment lipokrom yang berwaerna kuning. Dalam Ilmu Reproduksi dikenal 3 macam korpus luteum, diantaranya yaitu :

1. korpus luteum periodikum yaitu korpus luteum yang tumbuh dan beregresi dalam siklus berahi. 2. korpus luteum graviditatum yaitu korpus luteum yang menyertai kebuntingan, berfungsi merawat kebuntingan dengan progesteronnya. 3. korpus luteum persisten 14

yaitu korpus luteum yang merupakan gangguan terhadap siklus berahi. Hewan betina tidak berahi, meskipun tidak bunting.

Corpus albicans ialah corpus luteum yang dua macam sudah berhenti bekerja menghasilkan hormone.Berupa parut ( bekas luka ) yang dimasuki banyak serat jaringan ikat. Stroma cortex terdiri dari jalinan serat retikulosa dan sel bentuk gelendong mirip otot polos.Tapi sel itu tak mengandung myofolament seperti sel otot biasa,disebut sel ephitelioid. Sel itu dapat berdeferensiasi jadi sel interstitial ,dan waktu hamil dapat bertransformasi jadi sel decidual. Kelenjar bisa terbentuk disini ,disebut kelenjar interstitial.Kelenjar itu bersebar dalam stroma dan sel ini kaya akan butir lipid dan pada beberapa spesies mammali menggetahkan hormon steroid. ( Yatim,1982 )

2.4 ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL a) Payudara Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormone prolaktin dan oksitosin pasca persalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.

b) Kulit Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari

15

keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai parfum daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

2.5 POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI a) Badan pineal Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai tempat roh. Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu

aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas. b) Hipotalamus Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor). c) Pituitari / hipofisis Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormonhormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin,

16

hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. d) Ovarium Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin. e) Endometrium Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium

berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium. 2.6 HORMON-HORMON REPRODUKSI
a) GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ). b) FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
c) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga

17

mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
d) Estrogen

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
e) Progesteron

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

18

2.7 PROSES FERTILISASI Pembuahan adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang dan akan menghasilkan zigot. Pada saat ejakulasi akan dikeluarkan 40-150 juta sel sperma yang siap membuahi. Sperma akan bergerak dengan cepat menuju tuba falopii. Sebelum terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut.

Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus dan saluran Fallopii, selain itu terdapat beberapa sebab sperma mati yakni pH dari vagina yang asam serta karena sperma berjalan melawan arus. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk. Berikut ini adalah proses meleburnya sperma dan ovum 1. Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan spermatozoa.Bagaimana proses terjadinya fertilisasi?

Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium, maka sel telur akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk). Apabila pada keadaan tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum dalam saluran tuba fallopi

tersebut.Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya. Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk). Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi. Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer

19

agar spermatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui dan membuahi sel telur.Kejadian ini dapat digambarkan seperti seseorang yang berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan lebih cepat tiba di tempat tujuan.Di depan sudah dijelaskan bahwa prostaglandin yang terdapat di dalam semen dapat merangsang pergerakan dinding rahim.

Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20 juta.Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh. Ibarat perlombaan, hanya satu yang akan menjadi pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel telur. Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan untuk melubangi protein penyelubung telur. Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur. Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah, sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal.Akhirnya, terjadilah pembuahan itu.

Hasil pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut: 1. Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel, dan seterusnya. 2. Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot. 3. Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang. 4. Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan jaringan ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan dari ibu ke 20

embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio ke peredana darah ibunya. 5. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya benturan yang mungkin terjadi. 6. Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata, tangan, dan kaki. 7. Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga, dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk. 8. Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai tahap ini sampai lahir, embrio disebut fetus (janin). 9. Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap dilahirkan. 2.8 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemua atau peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri pembelahan sel menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 12 hari setelah proses fertilisasi. Selsel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. Tahapan fase embrionik yaitu : a) Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

21

b) Blastula Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada stadium blastosis dibungkus dengan sel trofoblas primitive. Di dalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara aktif sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy factor ) yang mencegah rejeksi hasil konsepsi. Pada stadium ini juga zigot harus mengadakan implantasi untuk memperoleh nutrisi atau oksigen yang memadai. c) Gastrula Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat komples dipengaruhi oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang memberikan nutrisi. Hasil konsepsi membentuk embrio atau mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk alat alat tubuh dari umur 3- 5 minggu. Kemudian menjadi janin dimana mulai berbentuk manusia pada umur di atas 5 minggu.Dalam embrio, pembuluh darah sepalik akan mengadakan diferensiasi membentuk jantung. Pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam uterus yaitu :

1. Embrio pada usia 2-4 minggu Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.

22

Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.

Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.

2.

Embrio pada usia 4-6 minggu Sudah terbentuk bakal organ-organ Jantung sudah berdenyut Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG. Panjang embrio 0,64cm. Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.

3. Embrio pada usia 8 minggu Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki. Pembentukan usus Pembentukan genitalia dan anus Jantung mulai memompa darah Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram. 4. Embrio pada usia 12 minggu Embrio berubah menjadi janin Usus lengkap Genitalia dan anus sudah terbentuk Menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut membuka. Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.

23

5. Embrio usia 16 minggu Gerakan fetal pertama (quickening) Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa Sistem musculoskeletal sudah matang Sistem saraf mulai melaksanakan kontrol Pembuluh darah berkembang dengan cepat Tangan janin dapat menggenggaam Kaki menendang dengan aktif Semua organ mulai matang dalam tubuh Denyut jantung janin (DJJ) dapat di dengar dengan Doppler Berat janin 0,2 kg. Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan U SG (Ultra Sonographi).

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

24

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

3.2 SARAN Berdasarkan hasil pembuatan makalah ini penulis mengharapkan terutama kepada pembaca khususnya mahasiswa STIKES CERIA BUANA agar menambah wawasan tentang konsep dan teori tentang Alat Reproduksi Wanita dalam mata kuliah Sistem Reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA Jati, wijaya. 2007. Aktif biologi. Ganeca Exact, Jakarta

25

D. A. Pratiwi, dkk. 2007. Biologi jilid 2. Erlangga, Jakarta

Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. P.T. Bina Pustaka : Jakarta Mochtar, Rustam. ____. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta
Kamaluddin, dkk. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Balai Penerbit FKUI Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai