Hermi Indita, dr., SpPK Instalasi Patologi Klinik RSUD Prof. DR. WZ Johannes Kupang - NTT
1
Hipoksia : Juml.Eri Otak - konsentrasi,lesu Otot - letih,lelah Kompensasi : -heart ratekardiomegali -payah jantung -acral dingin
2
onset gejala,tanda2 perdarahan, obat2(rutin/tradisional),pekerjaan,hobby, riwayat perjalanan, riwayat keluarga, diet, keluhan gastrointestinal,pola haid,riwayat kehamilan/partus, alkohol, dll
Pemeriksaan fisik :
kepucatan konjungtiva, bibir/ mulut/ lidah / gusi,kuku,rambut,ikterus, petekhiae, hepar / lien,kelenjar limfe,rectal/vaginal toucher, kaki(ulkus,arthritis)
Penunjang:
- Full blood count bukti adanya anemia (Hb,
PCV, Eri) & kelas anemia (MCV/ MCH/ MCHC) - Hitung retikulosit refleksi respons sum. tulang - Status besi (Besi Serum,TIBC,% saturasi transferrin, cadangan besi)
-Pemeriksaan radiologik (X-foto, USG, MRI) -Pemeriksaan kardiologi (EKG, Treadmill, Echokardiografi)
Penting ! :
- Buktikan
Klasifikasi Anemia
I. Berdasarkan proses /
I.
Berdasarkan proses/mekanismenya :
- Anemia krn gangguan produksi bisa pada SIH disum.tulang produksi semua sel drh terganggu (anemia/ lekopenia / trombositopenia = pansitopenia) , atau krn hambatan produksi eritropoitin dari ginjal (anemia krn gagal ginjal kronik)
- Anemia krn destruksi eritrosit :
pada anemia hemolitik . - Anemia krn hilangnya darah : anemia pada perdarahan akut / kronik .
9
- Anemia
Eritrosit :
eritrosit (Ukuran dan Warna / kepucatan), yaitu dari pengamatan dibawah Mikroskop atau dengan kalkulasi Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
- Kriteria ukuran: Normositik, mikrositik,
makrositik
- Kriteria warna: Normokromik, hipokromik
11
* ditentukan dgn MCV(Mean Cell Volume) MCV= PCV/Eri X 1000 (fL) (1 fL=10-12L= 1m3) Normal : dewasa= 80-100 fL Anak<1 thn = 76- 86 fL MCV normal = normositik MCV < normal=mikrositik MCV > normal=makrositik * ukuran eri yg ber-macam2= anisositosis
12
13
- ditentukan dari diameter central pallor(CP) dibandingkan thdp diameter eritrosit . - CP terjadi krn bentuk eritrosit yg bikonkaf sehingga CP krn tipis dan kandungan Hb lbh sedikit akan tercat lebih pucat . CP 1/3 Diameter eri = normokromik CP> Diameter eri = hipokromik
14
15
16
- Warna ditentukan dari MCH (Mean Cell Hb) : MCH= Hb/Eri (pg) Normal: dewasa MCH=27-32 pg anak-2 - MCH=23-31 pg (1pg=10-12g=1g) MCH= normal normokromik MCH< normal hipokromik
- MCHC(Mean Cell Hb Concentration) :
17
18
19
- Gambaran hapusan NormokromikNormositik , perhatikan perbandingan ukuran eritrosit dengan inti limfosit kecil .
20
- Gambaran hapusan Makrositik , disini tampak oval-makrosit, ciri yang dapat dijumpai pada Anemia Megaloblastik
21
Anemia Hipokromik-Mikrositik
- Semua keadaan yg menurunkan sintesis Hb
tersering dari kasus-2 anemia dan Anemia Hipokromik-Mikrositik harus diperhatikan juga kausa2 lainnya (DD) sebelum menegakkan diagnosis AKB
22
23
Perjalanan AKB:
Cad.Fe
SI
Morfologi
+ /
+ +
25
- Hemosiderin endapan di sum.tulang / hati biopsi/aspirasi tindakan invasif ! - Ferritin kadar dlm serum << - deteksi dgn Immunoassay .
26
27
28
29
Transferrin
SI
30
Gejala
Morfologi
SI - TIBC
Ferritin
AKB
Anemia
Hipo Mikro
SI TIBC
A.Peny. Kronis
Anemia
Hipo Mikro
SI TIBC /N
N/
31
Pendekatan Diagnosis Anemia Kurang Besi 1. Anamnesis pola haid, kehamilan/partus, riwayat perdarahan, peny.kronis, diet, pekerjaan, perjalanan, dll 2. Pem.Fisik sistematik, teliti luar s/ dalam (organ: hati, limpa, kelenjar)
32
3. Laborat Hema
33
SI
Normal An.Kurang Besi
An.Peny.Kronis Ekses besi
TIBC
N
N/ N/
N (1/3 mol.Trsf)
34
35
36
% Saturasi Transferrin = SI/TIBC X 100% Eritropoisis terganggu bila % Sat.Tf < 15% 3. Ferritin Serum : KadarFerritin serum ~ cadangan Fe Ferritin <15 ug/L Diagn. Defisiensi Fe Ferritin bisa N/ pada AKB yaitu krn : - Gg.fungsi hati (sel-2 hati rusak), hemolisis, radang/infeksi/keganasan
37
4.
Transferrin Serum : sudah dpt diperiksa dgn metode imunodifusi Harga normal : 2-4 g/L
Mikro, MCV, MCH, SI) , tapi TIBC N/ dan Ferritin N/ Patogenesis : Fe depo // Transferrin Jaringan / RES Penanganan sangat berbeda !
39
Menurunnya Fe sirkulasi karena : 1. Terganggunya pelepasan Fe dari makrofag (kompetisi dgn laktoferin) padahal Fe di depo masih cukup .
40
Anemia Sideroblastik
Defek sintesis Heme akumulasi Fe di
mitokondria degenerasi Fe tumpukan granula Fe sekitar inti normoblast spt cincin (pengecatan Perls) Ringed Sideroblast (khas Anemia Sideroblastik)
Sideroblast bisa dijumpai pada sumsum tulang
normal
41
42
43
Klasifikasi An.Sideroblastik :
1.
Herediter : X-linked, defek enzim jalur sintesis heme, pada orang muda, anemia dimorfik, splenomegali . HDT: basophilic stippling, siderosit +, normoblast + Absorpsi Fe Saturasi Transferrin dan Ferritin
44
2. Dapatan (Acquired) :
- Primer : mutasi klonal stem cell (MDS = MyeloDysplastic Syndromes) Refractory Anemia with Ringed Sideroblasts (RA-S) pada orang tua . Anemia normokromik-makrositik Sum.Tulang : hiperplasia eritroid dgn gambaran displastik atau megaloblastik -ringed sideroblast pada sel prekursor .
45
-Sekunder
karena metabolisme abnormal Vit.B6 (alkoholisme, malabsorbsi), karena sintesis heme abnormal (keracunan Pb), karena Rheumatoid Arthritis, atau pada Anemia megaloblastik Bisa juga sekunder terkait dgn kelainan mieloproliferatif (AML, Mielofibrosis, Polisitemia atau tipe lain dari MDS)
46
makrosit = eritrosit dgn MCV > normal makrosit/mikrosit tergantung dari balans antara maturasi inti & sitoplasma . Pembelahan inti berhenti bila produksi Hb intrasel mencapai nilai tertentu . Bila maturasi inti terlambat (defek sintesis DNA) atau maturasi sitoplasma (ke aktivitas EPO) kadar kritis Hb tercapai lbh cepat
47
perubahan megaloblastik = menjadi besarnya ukuran sel-2 prekursor di sumsum tulang (bukan hanya normoblast !)
Letak kelainan : Defek sintesis DNA (mengenai
48
krn defisiensi vit.B12 dan Asam Folat disharmoni maturasi inti & sitoplasma (maturasi inti terlambat) sel membesar eritropoisis inefektif di sum.tulang hemolisis intrameduler .
49
50
Metabolisme Vit.B12 :
-Vit.B12 penting utk sintesis purin & pirimidin menyangkut sintesis DNA & RNA perlu utk mitosis dan maturasi . -Vit.B12 berasal dari sumber mikrobiologis krn tak dpt disintesis oleh tanaman/hewan (kadar B12 tinggi dlm daging,hati,ginjal,telor dan sedikit dlm susu) -Diet mengandung 5-3ug/hari, kebutuhan fisiologis 1-3 ug/hari, cadangan B12 tubuh = 25 mg (cukup utk 3 tahun)
51
52
53
Absorpsi Vit.B12 :
B12 diet dilambung diikat oleh IF (Intrinsic
Factor produk sel parietal) kompleks IF-B12 di usus halus (ileum), B12 diserap, IF lepas kelumen
Gangguan IF (gastrektomi,gastritis,Oto-Ab-antiIF
atau OtoAb-antiparietal) Absorpsi B12 tak berjalan gangguan sintesis DNA (klinis: Anemia Pernisiosa Achlorhydria)
55
56
- Oval makrositosis - Hipersegmentasi netrofil ( 5 sel dgn segmen-5 atau 1 sel dgn segmen-6)
57
58
VITAMIN B12
ASAM FOLAT
-Sumber >> -Tahan panas -Cadangan : utk 3 thn -Kebutuhan relatif sdkt
KAUSA DEFISIENSI
-Sumber terbatas -Tidak tahan panas -Cadangan hanya 3 bln -Kebutuhan lbh besar
KAUSA DEFISIENSI
-Vegetarian (jarang) -Gangg.Fakt.Intrinsik (anemia pernisiosa) -Gastrektomi -Gastritis atropikans -Antokonvulsan, alkohol
-Nutrisi (alkoholik, diet susu kambing) -Prematuritas -Hemodialisis -Reseksi usus -Kehamilan -Antikonvulsan, MTX
59
Normal
Asam Folat
An.Pernisiosa
Terapi
Sum.Tulang
Megalobl Tes Schilling Pos Neg Non-Megalobl
Defis.As.Folat
MMA,homosistein
An.Pernisiosa Defis.Vit.B12 N
60
ANEMIA HEMOLITIK
Umur eritrosit normal = 110-120 hari
destruksi oleh makrofag di sum.tulang & lien . Bila umur eri memendek produksi eritropoitin dipacu (kompensasi) kadar Hb dipertahankan anemia
Bila destruksi akut atau kronis dgn umur
destruksi eritrosit tapi masih dapat dikompensasi oleh sum.tulang tidak terjadi anemia .
62
sampai 6-8 x normal : - umur memendek produksi 2x - umur memendek produksi 4x - umur memendek 1/6 produksi 6x - umur memendek 1/8 produksi 8x
pe produksi 6-8 x adalah maksimal . Bila umur eritrosit hanya 20 hari anemia +.
63
Buktikan adanya anemia (Hb/PCV/Eri) Bila akut umumnya dapatan, bila kronis karena kelainan herediter . Buktikan adanya hemolisis . Ekstra atau Intravaskular ? Herediter atau dapatan ? Tentukan kausa hemolisis nya .
2. 3. 4. 5.
64
Mikrosferosit, Fragmentosit, Poikilosit Fragilitas Osmotik Eritrosit Tes Otohemolisis positif Umur eritrosit memendek
67
68
69
70
71
72
73
- Klasifikasi Anemia
Hemolitik :
- Kelainan membran (sferositosis herediter , ovalositosis herediter) - Kelainan rantai globin (Talasemia, Hbpatia) - Kelainan sistim ensim (defisiensi ensim G-6PD, defisiensi ensim PK)
74
Sferositosis Herediter :
75
Ovalositosis Herediter :
76
- Karena infeksi (bakteri, parasit, virus, jamur) - Karena trauma mekanik (katub jantung buatan)
- Karena mekanisme imun (Alloimmune / Autoimmune / Drug-Induced HA
77
- Sferositosis Herediter :
Diturunkan secara autosomal dominan
cytoskeleton (membran) .
60% - anemia kronis, ikterus, splenomegali, 20%
jarang terjadi hemolisis / splenomegali .Sering dgn batu empedu (USG) krn ekskresi bilirubin.
78
79
Talasemia :
Yaitu gangguan sintesis rantai-globin tertentu
(jumlahnya = kuantitatif) : - defisiensi rantai-globin talasemia- - defisiensi rantai-globin talasemia- - defisiensi Rantai-globin talasemia- Pada Hb-patia kelainan pada susunan asam amino rantai globinnya (kualitatif)
80
81
82
Talasemia- :
Talasemia- = kelainan yg disebabkan karena
gen- (4 lokus gen-) tergantung dari jumlah lokus yg defek ada 3 macam Talasemia- (Tal- trait , HbH Disease, dan HbBarts Hydrops Fetalis)
83
Hb 10-11 g/dl) ekses rantai- terbentuk tetramer-4 (HbH) yg membentuk inklusi dlm eritrosit tampak dgn pengecatan BCB .
84
85
klinis berat, bayi lahir-mati dgn hydrops karena hipoksia berat . HbBarts = tetramer 4, karena ekses rantai- yg tak mampu membentuk HbF .
Inklusi HbBarts dan HbH mengendap dlm
86
87
88
- Talasemia-
- In-utero tdk bermasalah karena HbF masih terbentuk normal oleh rantai- dan rantai- . - masalah mulai timbul saat sintesis HbA (22) terganggu ekses rantai- kompensasi produksi rantai- dan HbA2 (pada Talasemia- minor) dan HbF (pada Talasemia- mayor)
89
- anemia berat perlu transfusi berulang Fe hemochromatosis - eritropoisis inefektif kronis hipertrofi sumsum tulang pada anak2 perubahan bentuk wajah : * Frontal bossing * Hipertrofi os maxillares * Hipertelorism (mata mongoloid)
90
Bila heterozigot : klinis tidak terlalu berat Bila homozigot : berat (Cooleys anemia)
91
92
CBC, Hapusan Darah Tepi Elektroforesis-Hb pada media Selulose-Asetat (pH 8.4) sebagai penyaring pada talasemia dan Hb-patia. Dgn sampel hemolisat terbentuk pita (band), normal : pita A, F, dan A2 ,yg dapat diukur kadarnya dgn densitometer
93
94
3. Penentuan HbA2 untuk diagnosis Talasemia- trait dgn metode anion-exchange resin column chromatography Dgn cara ELP-Hb dan kromatografi , adanya HbC, HbE dan HbO dapat mengganggu karena terletak pada band yg sama dgn HbA2 .
95
4.
Penentuan
HbF
(Denaturasi
Alkali)
HbF lebih tahan terhadap denaturasi oleh lar.alkali kuat daripada HbA . Hemolisat + NaOH denaturasi Hb-2 selain HbF reaksi distop dgn ammonium sulfat jenuh pH dan hancuran Hb mengendap filtrat yg mengandung HbF dibaca pada spektrofotometer sbg % total Hb . HbF dpt diukur dgn RID atau ELISA atau Tes Elusi-Asam dari Kleihauer
96
5. Penentuan Benda Inklusi HbH : - dilakukan dengan pengecatan Brilliant Cresyl Blue (BCB) - Inklusi HbH tampak sebagai granula bulat biru-kehijauan merata dalam eritrosit (bandingkan dgn retikulosit yg berupa benang2 / filamen2) - Pada HbH disease : inklusi HbH +++ - Pada Talasemia--trait : inklusi HbH + pada 1: 10000 eritrosit .
97
98
99
100
Gen normal G-6PD : - type B (GdB) - type A (GdA) - Tipe2 ensim abnormal : 1. GdA (type A) 2. Gd-Mediterranean (GdMed) 3. Gd-Canton : banyak di Asia - Eritrosit yg defisien G-6PD resisten terhadap Plasmodium Falciparum .
101
102
mikroangiopati atau hipersplenisme , disertai gambaran an.peny.kronis, perdarahan, supresi sumsum tulang
103
aktivasi koagulasi intravaskular luas deposisi fibrin intravaskular / kerusakan endotel (mikroangiopati) krn sepsis destruksi Eritr.
Peny.Hati Kronis : hemolisis krn hipersplenisme Peny.Ginjal Kronis: hemolisis krn
mikroangiopati
104
Anemia Hemolitik Dapatan (Ekstrakorpuskular) : Anemia Hemolitik Imun Yaitu hemolisis krn melekatnya antibodi pada membran eritrosit .
Kecepatan & tempat terjadinya hemolisis
105
106
2. Autoimmune : Warm/Cold AIHA, Paroxysmal Cold Hb-uria (PCH) 3. Drug-induced HA : tipe penisilin, aldomet, dan stibophen .
107
Hemolytic Disease of the Newborn (HDN) pada ibu Rh-neg , hamil dgn janin Rh-Pos , pada kehamilan-I dan ke-II
108
109
berikatan dgn protein Ab berikatan dgn Obat-protein aktivasi komplemen lisis eritrosit.
Tipe Aldomet : Obat merubah struktur
eri/leko/trombo (pansitopenia) akibat gangguan pada SIH (krn radiasi, bhn kimia, obat, atau genetik)
Bahan2 penyebab aplasia / hipoplasia sum.tulang:
- radiasi ion, benzen, sitostatika (6-MP, busulfan), arsen, kloramfenikol, antikonvulsi (fenitoin), analgetik (fenilbutason), dlsb
111
112
4.
5.
113
Transplantasi sum.tulang
TERIMA KASIH