Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri Fakultas Teknik UNP Padang Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya

peningkatan sumber daya manusia sebagai pengguna teknologi. Ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, dimana hanya berkutat pada teori tanpa adanya aplikasi lapangan, dirasakan belum cukup. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman dari seorang sarjana Teknik Pertambangan mengenai kondisi lapangan pekerjaan tambang yang sebenarnya pada sebuah Perusahaan Tambang. Salah satu solusinya adalah dengan diharuskannya seorang mahasiswa Teknik Pertambangan melakukan Kerja Praktek (KP) pada Perusahaan Tambang sebagai bekal pengalaman untuk bekerja. Disamping itu, dalam menyelesaikan studi Strata-1 (S-1), mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang harus memenuhi berbagai persyaratan dan salah diantaranya adalah mewajibkan setiap mahasiswanya untuk melakukan suatu kerja praktek pada suatu perusahaan ataupun industri. Dalam Kerja Praktek ini, diharapkan mahasiswa mendapatkan gambaran dalam penerapan ilmu penambangan di lapangan, selain itu juga diharapkan kerja praktek ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi mahasiswa untuk terjun ke lapangan kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang telah didapat di Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Untuk melaksanakan kerja praktek yang dimaksud di atas sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan, maka penulis memilih untuk mengamati dan mempelajari aktivitas penambangan batubara di PT. BA UPO sebagai tempat melaksanakan kerja praktek, yang berlokasi di Sawahlunto tepatnya di desa Rantih, kecamatan Talawi

B. Deskripsi Tentang Perusahaan/Industri Tempat Pelaksanaan PLI 1. Profil Perusahaan Pada tahun 1858, seorang ahli tambang yang berasal dari Belanda bernama Ir. C. De Groot menyakini akan adanya endapan Batubara di daerah Ombilin. Pada tahun 1867 dengan surat keputusan Gubernur Jenderal hindia Belanda, ditugaskan Ir. W. H. De Greve untuk menyelidikinya. Pada tahun 1891, seorang Inspektur Jenderal Tambang bernama Ir. E. Vander Elts mendesak pemerintahan Hindia Belanda serta menugaskan Ir. J. A. Hooze untuk merancang dan mempersiapkan bahan-bahan /peralatan penggali Batubara di lapangan sungai Durian. Pada tanggal 25 Mei 1891, ia datang ke Sawahlunto dan Ir. W. Gadefroy sebagai Kepala Tambang Ombilin. Pada tanggal 24 November 1891, pemerintahan Hindia Belanda mengajukan undang-undang untuk penambangan batubara ombilin dan disahkan oleh Dewan Penasehat Kepala Negara pada tanggal 28 Desembar 1891 serta diterbitkan pada lembaran Negara no. 223 tentang kenaikan anggaran belanja negara 1892 dalam rangka ekploitasi tambang Batubara Ombilin oleh pemerintah. Untuk lebih meningkatkan peranan tambang Batubara ombilin guna membantu sumber pendapatan pemerintah Hindia Belanda maka pada tanggal 03 Juli 1892 dikeluarkan surat keputusan no. 64 dan diterbitkan pada lembaran Negara no. 375 yang menyatakan bahwa usaha pertambangan tersebut dikukuhkan menjadi bentuk perusahaan dan dibawah pengelolaan departemen usaha-usaha pemerintah sampai tahun 1942. Pada tahun 1893, didatangkan 1500 orang yang sebagian besar berasal dari jawa karena pemerintah Hindia Belanda membutuhkan cukup banyak pekerja untuk proses pengerjaan tambang. Pada tahun 1915, penerimaan tenaga kerja dari pulau Jawa dihentikan sehingga terjadi kekurangan tenaga kerja ditahun 1916, kemudian pada tahun itu direkrut kembali tenaga kerja secara bebas. Pada saat pemerintahan Jepang, kekuasaan Ombilin dipegang oleh pemerintahan Jepang dan tambang Batubara dipegang oleh pemerintahan Indonesia pada saat merdeka. Pada tahun 1950, pemerintah mendelegasikan Ombilin ke Direktorat Pertambangan sampai tahun 1958 dan dialihkan

pengelolaan di bawah Biro Umum Perusahaan Tambang Negara sampai tahun 1961, kemudian dipindahkan ke Badan Pimpinan Umum Tambang Batubara Ombilin. Dengan adanya peraturan pemerintahan no. 28 tahun 1984 status perusahaan Negara berubah menjadi perusahaan umum (Perum) dengan tugasnya mengelola tambang batubara di daerah lain diluar wilayah PT. Tambang Batubara Bukit Asam. Dengan peraturan pemerintah no. 56 yang disahkan tanggal 30 Oktober 1990, Perum Tambang Batubara Bukit Asam digabungkan kembali dengan PT. Tambang Batubara Bukit Asam sehingga Tambang Batubara Ombilin merupakan Unit Pertambangan di bawah PT. Batubara Bukit Asam. Pada tahun 2002 PT. Tambang Batubara Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin berhenti berproduksi dan lahan bekas kuasa pertambangan PT. BA UPO seluas 1.302,87 Ha ditambang oleh perusahaan lokal. Pada tahun 2013 PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang hanya memiliki kuasa pertambangan seluas 2.935 Ha kembali beroperasi. Proses eksploitasi batubara dilakukan secara semi-manual dengan target produksi 20.000 ton/tahun dan diharapkan meningkat setiap tahunnya.

Beberapa pimpinan tambang mulai dari awal tambang Batubara sampai sekarang adalah : Tabel 2.1 Pimpinan Tambang Batubara PT-BA-UPO NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Pimpinan W. Godefroy J. W. Ijzerman Th. A. M. Ruij Th. F. A. Delphra H. F. Van Stipriaan Luiscius W. De Jongh G. P. J. Casperst H. C. Raven F. A. Fokker G. P. J. Casperst Masa Jabatan 1891 s/d 1892 1892 s/d 1896 1896 s/d 1898 1898 s/d 1901 1901 s/d 1902 1902 s/d 1905 1905 s/d 1907 1907 s/d 1910 1910 s/d 1911 1911 s/d 1913

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

J. Koomans J. Van der Kloes G. H. M. Vierling T. Van der Kloes Th. C. Van Wijngaarden V. W. Ploem Th. C. Van Wijngaarden W. Holleman G. J. Wally W. J. R. Lanzing Roesli A. Aziz st.Maradjo Bahar Soon Syahbudin SRN Bahar Soon Paul Darami S. A. Syouta Kapten Harun al Rasyid Mayor Syamsuri Sonto Sudirdjo Ir. Atmoso Soehoed Kolonel Oteng Hasmeng Ir. Prasadja D. Sugoto Ir. Soehandojo Ir. Basuni Maliki Ir. Somad H. Adeng Sunardi Msc. Ir. Iwan Setiawan DR. Ir. Suhatri Arif Ir. Mustav Sjab Ir. Ponco Agus Susanto Ir. Harun al Rasyid Lubis H. Moch Jazuli

1913 s/d 1915 1915 s/d 1916 1916 s/d 1919 1919 s/d 1926 1926 s/d 1928 1928 s/d 1929 1929 s/d 1933 1933 s/d 1936 1936 s/d 1940 1940 s/d 1942 1942 s/d 1946 1946 s/d 1948 1948 s/d 1949 1949 s/d 1956 1956 s/d 1958 1958 s/d 1960 1960 s/d 1961 1961 s/d 1962 1962 s/d 1967 1967 s/d 1968 1968 s/d 1970 1970 s/d 1976 1976 s/d 1987 1987 s/d 1988 1988 s/d 1990 1990 s/d 1994 1994 s/d 2001 2001 s/d 2002 2002 s/d 2007 2007 s/d 2008 2008 s/d 2012 2012 s/d sekarang

A. MeaningStatement, Visi, dan Misi perusahaan: Meaning Statement: Mempersembahkan sumber energi untuk kehidupan dan bumi yang lebih baik.

Visi Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan Misi Mengelola sumber energi yang mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani yang memberikan nilai tambah maksimal bagi stock holder dan lingkungan.

Budaya kerja dan nilai-nilai yang dianut perusahaan: 1. Budaya kerja perusahaan Ringkas : Pisahkan dan singkirkan barang yang tidak perlu dari

tempat kerja. Rapi : Atur dan susun tata letak peralatan dan perlengkapan kerja. Resik : Bersihkan tempat kerja dan senantiasa melaksanakan kebersihan. Rawat Rajin : Pertahankan ringkas, rapi, dan resik : Jadikan sebagai suatu kebiasaan

2.

Nilai-nilai yang dianut perusahaan Visioner : Mampu melihat ke depan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam pengembangan bisnis. Integritas : Mengedepankan prilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen, dan bertanggungjawab. Inovative : Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk menghasilkan produksi dan layanan terbaik dari sebelumnya. Profesional: Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi.

B. Lokasi dan Kesampaian Daerah Daerah kuasa pertambangan (KP) PT. Bukit Asam (persero), Tbk Unit Pertambangan Ombilin berada di kota Sawahlunto yang berjarak 90km dari kota Padang. Kuasa pertambangan PT. Tambanga Batubara Bukit Asam (persero), Tbk Unit Pertambangan Ombilin memiliki luas 15.499,32 Ha, yang terletak pada koordinat 100o44` - 100o50` bujur timur dan 0o35` - 0o43` lintang selatan. Lokasi daerah penambangan yang dulunya meliputi daerah tanah hitam, kandi, sapan dalam, simaung, langkok, parambahan, waringin, sugar, sawahluwung. Dan sekarang ini hanya sawahluwung saja yang masih aktif.

C. Stratigrafi Daerah Seperti di daerah lain di Indonesia, iklim di daerah ini adalah tropis dengan suhu berkisar antara 22oC sampai 33oC. Daerah Sawahlunto juga berhubungan dengan penujaman lempeng di daerah busur kepulauan, penujaman lempeng terjadi di sebelah barat pulau Sumatera, yaitu lempeng Samudera Hindia yang masuk ke lempeng Eurasia. Akibat dari kegiatan tektonik ini terjadi lipatan (fold), patahan (fault), intrusi dan terbentuknya cekungan ombilin yang merupakan cekungan antar pegunungan (inter mountain basin). Proses selanjutnya batuan tersier mengisi bagian tengah dan atas cekungan ini yang termasuk formasi Brani, formasi Sangkawerang, formasi Sawahlunto, formasi Sawahtambang, formasi Ombilin, dan formasi ranau. Stratigrafi sawahlunto berdasarkan umurnya dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu: 1. Komplek batuan pra-tersier terdiri dari: a. Formasi Silungkang yang terdiri dari lava andesit, lava basalt, tufa andesit, tufa basalt. b. Formasi Tuhur yang dicirikan oleh lempung abu-abu kehitaman lapisan baik, dengan sisipan-sisipan batu pasir dan batu gamping hitam.

2. Komplek batuan tersier terdiri dari: a. Formasi Brani, terdiri dari konglomerat dan batu pasir kasar yang berwarna cokelat keunguan dengan kondisi terpilah baik (well sorted), padat, keras, dan umumnya memperlihatkan adanya suatu perlapisan. b. Formasi Sangkarewang, terdiri dari serpih gampingan sampil napal berwarna coklat kehitaman, berlapis halus dan mengandung fosil ikan serta tumbuhan yang diendapkan pada lingkungan air tawar. c. Formasi Sawahlunto merupakan formasi paling penting karena

mengandung batubara yang dicirikan oleh batu lanau, batu lempung, dan berselingan dengan batubara. Formasi ini diendapkan pada lingkungan sungai. d. Formasi Sawahtambang, bagian bawah formasi ini dicirikan oleh beberapa siklus endapan yang terdiri dari batu pasir, konglomerat tanpa adanya sisipan lempung atau batu lanau. e. Formasi Ombilin, formasi ini terdiri dari lempung gampingan, napal, dan pasir gampingan yang berwarna abu-abu kehitaman berlapis tipis dan mengandung fosil f. Formasi Ranau, terdiri dari tufa, breksi, batu apung berwarna abu-abu kehitaman.

D. Perencanaan Kegiatan PLI Praktek lapangan industri di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (persero), Tbk Unit Pertambangan Ombilin direncanakan mulai dari tanggal 24 maret 2014
Tabel Perencanaan PLI di PT. BA UPO
No. 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Kegiatan Pembuatan Proposal dan pengurusan dokumen di UHI Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Orientasi Lapangan Pengambilan Data Analisa Data Pembuatan Laporan Presentasi Kerja Praktek Minggu Ke1 2 3 4 5 6 7 8

E. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Praktek lapangan indrustri di PT. BA UPO dimulai pada tanggal 7 April 2014 12 Mei 2014. Selain berdasarkan perencanaan penulis, PT. BA UPO juga merencanakan jadwal orientasi di lapangan
Tabel Pelaksanaan Kegiatan PLI
Minggu keNo. 1 2 3 4 5 Kegiatan 1 Pengenalan K3 oleh K3L Orientasi Lapangan Pengambilan Data Pembuatan Laporan Presentasi di Perusahaan 2 3 4 5

Anda mungkin juga menyukai