Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

BAB II PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR


2.1 Percobaan Pemeriksaan Berat Jenis dan Kadar air Kerikil 2.1.1 Maksud dan Tujuan Maksud : Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu dan angka penyerapan air dalam agregat kasar. Tujuan : Tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang kondisi klarifikasi agregat serta cara mendapatkan angka berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu dan angka penyerapan air dalam agregat kasar.

2.1.2. Ruang Lingkup Pengujian ini dilakukan pada kerikil/split yang tertahan saringan no.4 (4,75) mm, hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan : Penyelidikan quarry agregat. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.

2.1.3. Pengertian Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25C. Berat jenis jenuh kering permukaan (SSD) adalah perbandingan antara berat agregat jenuh kering permukaandan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25C. Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25C.

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 1

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

Penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.

2.1.4. Peralatan yang digunakan 1) Timbangan kapasitas 5000 gram dan ketelitian 0,1 . 2) Keranjang kawat berukuran 3,35 mm (no.6), 2,36 mm (no.8) dengan kapasitas 5000 gram. 3) Alat pemisah contoh. 4) Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi benda uji sampai suhu (110 5) C. 5) Saringan no.4 (4,75) mm.

2.1.5. Benda Uji Agregat yang tertahan saringan no.4 (4,75 mm) diperoleh dari alat pemisah contoh sebanyak 5000 gram.

2.1.6. Cara Pengujian 1) Cuci benda uji agar bersih, setelah itu timbang. 2) Keringkan benda uji dengan oven pada suhu (110 5) C,selama 24 jam. 3) Setelah diangkat dari oven, dinginkan benda uji, lalu timbang dengan ketelitian 0,5 gram. 4) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama (24 4) jam. 5) Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan hilang, untuk butiran yang besar harus satu persatu. 6) Timbang benda uji kering permukaan jenuh. 7) Letakkan benda uji dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dan tentukan beratnya

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 2

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

didalam air, dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan untuk suhu standar 25 C. 8) Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir yang berat dan ringan, bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap walaupun pemeriksaan dilakukan dengan teliti. Dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulang diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.

2.1.7. Perhitungan Diketahui : Berat kerikil kondisi jenuh kering muka (Bj) Berat kerikil kering mutlak (Bk) Berat kerikil dalam air (Ba) = 5000 gram = 4905 gram = 3040 gram

Maka : Berat jenis curah : =


Bk ( Bj Ba )

4905 4905 5000 3020 1060

= 2,5025 gram/cm3 Berat jenis jenuh kering muka : =


Bj ( Bj Ba )

5000 5000 5000 3040 1060

= 2,5510 gram/cm3

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 3

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

Berat jenis semu : =


Bk ( Bk Ba )

4905 4905 4905 3040 1865

= 2,63 gram/cm3 Penyerapan air : =

( Bj Bk) 100 % Bk

5000 4905 100 % 4905

=0,01936 100 % = 1,936 %

2.1.8. Pembahasan Dalam percobaan ini, Agregat kasar tidak boleh mengandung serapan air sebanyak atau lebih dari 5%, dan kandungan berat jenis harus berkisar antara 2,5 gram/cm3 sampai 2,9 gram/cm3 .

2.1.9. Kesimpulan Pada Percobaan ini sangat diperlukan sekali ketelitian pada penimbangan berat agregat, berat agregat kering maupun berat agregat jenuh kering dan berat air suling. Karena, apabila terjadi kesalahan pengamatan saat penimbangan berat agregat dapat mengakibatkan kesalahan pada hasil perhitungan. Berat jenis curah, berat jenis jenuh kering permukaan (SSD) dan berat jenis semu.

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 4

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.2. Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Kasar 2.2.1. Maksud dan Tujuan Maksud : Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pengujian untuk menentukan berat volume padat/gembur agregat kasar. Tujuan : Tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang cara pengujian serta klarifikasi agregat kasar berdasarkan berat volume.

2.2.2 Ruang Lingkup Pengujian ini dilakukan pada agregat kasar/split/kerikil dan sejenisnya yang tertahan saringan No. 4 (4,75 mm). Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan : a. Penyelidikan quarry agregat b. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton

2.2.3. Alat dan Bahan a. Timbangan kapasitas 2000 gram atau lebih dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh. b. Silinder/tabung kapasitas 10 liter. c. Alat penumbuk dengan diameter 16 mm dan panjang 600 mm. d. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi benda uji sampai suhu (110 5) C. e. Talam, sekop dan lain-lain.

2.2.4. Pelaksanaan Praktikum a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 5) C sampai berat tetap. b. Keluarkan benda uji dari oven lantas dinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram.
KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010 II - 5

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

c. Letakkan silinder ukur pada tempat yang datar. Untuk pengujian berat volume padat, masukkan benda uji per 1/3 bagian dan tiap bagian ditumbuk 25 kali merata, lalu diratakan, dikerjakan sampai volume penuh. d. Timbang berat silinder berisi benda uji dan dicatat beratnya. e. Hitung volume silinder.

2.2.5. Rumus dan Perhitungan Hasil pengujian : 1) Berat tabung (W1) 2) Berat tabung + agregat kering tungku (W2) 3) Berat agregat bersih (W3) = 6.100 = 13.800 = W2-W1 = 13.800- 6.100 = 7.700 gram 4) Volume tabung = (d2)t = (22/7)(15)2(30) = 5301,43 5) Berat isi padat : =

W3 V

gram gram

cm3

7700 5301 ,43

1,452 gr cm3

2.2.6. Pembahasan Pengujian volume berat agregat kasar ini adalah untuk mencari perbanduingan antara berat isi padat agregat kasar dan berat isi gembur agregat kasar. Dimana berat isi padat agregat kasar lebih banyak dari pada berat isi gembur agregat kasar sehingga lebih padat dan kokoh

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 6

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

untuk membuat beton. Agregat kasar yang lebih padat dan memiliki kekuatan yang lebih kokoh dari pada agregat kasar yang gembur.

2.2.7. Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan berai bersih isi padat agregat kasar didapatkan bahwa isi padat agregat kasar itu yang mengalami penumbukan sebesar 1,452 gr cm3

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 7

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.3. Percobaan Modulus Halus Butir (MHB) Agregat Kasar 2.3.1. Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud : Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan pembagian butir agregat kasar dengan saringan. Tujuan : Tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang tata cara pengujian serta klarifikasi agregat kasar berdasarkan butirannya. 2.3.2. Ruang Lingkup Pengujian ini dilakukan pada agregat kasar kerikil/split yang tertahan saringan no.4 (4,75 mm), hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan : Penyelidikan quarry agregat Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton

2.3.3 Peralatan yang Digunakan 1. Timbangan kapasitas 5000 gr 2. Satu set saringan 3. Oven (110 5) C. 4. Alat pemisah contoh/Talam. 5. Mesin pengguncang saringan 6. Talam 7. Kerikil/split 8. Sifat baja kuningan dan kuas.

2.3.4. Benda Uji Benda uji yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak. Benda ini disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali apabila butiran yang melalui butiran yang melalui saringan no.200 tidak diketahui dan bila syarat-syarat penelitian/ketelitian tidak perlu pencucian
II - 8

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.3.5. Pelaksanaan Praktikum 1. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu (110 5) C sampai berat tetap. 2. Saringkan benda tsb dengan satu set saringan, kemudian guncang selama 15 menit dengan mesin pengguncang. 3. Timbang benda uji yang tinggal ditiap saringan

2.3.6. Perhitungan 1. Berat tertinggal (lihat tabel MHB agregat kasar). 2. Modulus Halus Butir = Berat tertinggal kumulatif (%) / 100 a. Saringan 40,00 mm b. Saringan 20,00 mm c. Saringan 10,00 mm d. Saringan 4,80 mm

213,9 gr x100% 71,048 % 5000


e. Saringan 2,40 mm

123379gr x100% 24, 674 % 5000


3. Berat tertinggal komulatif (%) a. Saringan 10.00 mm b. Saringan 4.80 mm = = = c. Saringan 2.40 mm = = d. Saringan 1.20 mm = = e. Saringan 1.20 mm = = 4,278 % 4,278% + 71,048% 75,326% 75,326% + 24,674% 100 % 100 % + 0 % 100 % 100 % + 0 % 100 %

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 9

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

f. Saringan 1.20 mm

= =

100 % + 0 % 100 % 100 % + 0 % 100 %

g. Saringan 1.20 mm

= =

4. Persen lolos komulatif 1. Saringan 40.00 mm = = 2. Saringan 20.00 mm = = 3. Saringan 10.00 mm = = 4. Saringan 4.80 mm = = 5. Saringan 2.40 mm = = 6. Saringan 1.20 mm = = 7. Saringan 0.60 mm = = 8. Saringan 0.30 mm = = 9. Saringan 0.15 mm = = 100 % - 0 % 100 % 100 % - 0 % 100 % 100 % - 4,274 % 95,722% 100 % - 75,326 % 24,764% 100 % - 100 % 0% 100 % - 100 % 0% 100 % - 100 % 0 % 100 % - 100 % 0 % 100 % - 100 % 0 %

5. Modulus Halus Butir (MHB) MHB = Berat tertinggal kumulatif (%) / 100 =

579,604 5,796 100

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 10

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.3.7. Pembahasan Modulus Halus butir adalah satu indek yang dipakai untuk ukuran kehalusan atau kekerasan butiran-butiran agregat. MHB diperoleh dari jumlah persen komulatif dari butiran yang tertinggal diatas suatu set ayakan dan kemudian dibagi seratus (1 ayakan 40; 20; 10; 4.8 ;0.6; 0.3; dan 0.15). Makin besar nilai MHB berarti semakin besar butiran agregatnya pada umumnya agregat MHB kasar antara 1,5 3,8 dan MHB kerikil antara 5-8. MHB juga dapat dipakai untuk dalam campuran adikan beton. MHB campuran pasir dengan kerikil dalam adukan beton antara 5,0 6,5. Hubungan MHB pasir, MHB kerikil dan MHB campuran dapat dinyatakan dalam rumus sbb : W = (k - c) / (c p) x 100% Dimana W = Prosentasi berat pasir terhadap berat kerikil K = MHB kerikil P = MHB pasir C = MHB campuran

2.3.8. Kesimpulan Dari pemeriksaan Modulus Halus Butir (MHB) diperoleh hasilnya adalah 100%. Artinya dalam pengayakan dilakukan dengan teliti. Apabila tidak sama dengan agregat sebelum diayak berarti masih adanya butiranbutiran yang tertinggal. Semakin besar nilai MHB suatu agregat (halus/kasar) berarti semakin besar butiran agregatnya. Umumnya agregat kasar atau kerikil mempunyai nilai MHB : 5 8.

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 11

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

TABEL MODULUS HALUS BUTIR (MHB) / ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

Lubang Ayakan (mm) 40,00 20,00 10,00 4,80 2,40 1,20 0,60 0,30 0,15 Sisa Jumlah

Berat Tertinggal (gr) 0 0 213,9 3552,4 1233,7 0 0 0 0 0 5000

Berat Tertinggal (%) 0 0 4,278 71,048 24,674 0 0 0 0 0

Berat tertinggal Kumulatif (%) 0 0 97,1456 99,9998 100 100 100 100 100 0 579,604

Persen lolos Kumulatif (%) 100 100 95,722 24,674 0 0 0 0 0 0

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 12

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

GRAFIK HALUS BUTIR (MHB) / ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

Grafik Analisa Saringan Agregat Kasar


120 100 % kumulatif lolos ayakan 80 60 40 20 0 1 24.674 10 0 2 3 4 lubang ayakan (mm) 25 daerah hasil 55 batas bawah batas atas 100 95 100

95.722

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 13

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.4. Percobaan Pemeriksaan Berat Isi Gembur Agregat Kasar 2.4.1. Maksud dan Tujuan Maksud : Metode ini dimaksud sebagai acuan dalam pengujian untuk menentukan berat volume gembur agregat kasar. Tujuan : Tujuan pengujian ini adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang tata cara pengujian serta klasifikasi agregat kasar berdasarkan berat volume.

2.4.2. Ruang Lingkup Pengujian ini dilakukan pada agregat kasar kerikil/split yang tertahan saringan no.4 (4,75 mm), hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan : Penyelidikan quarry agregat Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton

2.4.3. Pengertian 1. Berat volume padat adalah nilai index dari massa agregta persatuan volume dalam kondisi padat. 2. Berat volume gembur adalah nilai index dari massa agregat persatuan volume dalam kondisi padat.

2.4.4. Peralatan yang Digunakan a) Timbangan kapasitas 2000 gram atau lebih dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh. b) Silinder/tabung kapasitas 10 liter. c) Sekop kecil d) Jangka Sorong e) Talam, sekop dan lain-lain.

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 14

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.4.5. Benda Uji Benda uji adalah agregat kasar /kerikil/ split dan sejenisnya yang telah dikeringkan.

2.4.6. Cara pengujian a) Keringkan benda uji pada oven sampai berat tetap. b) Keluarkan benda uji dari oven lantas dinginkan pada suhu kamar 13 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0.5 gram. c) Letakkan silinder pada tempat yang datar. Untuk pengujian berat volume gembur, benda uji dimasukkan dalam silinder sampai penuh (tanpa pemadatan) lalu diratakan. d) Timbang silinder berisi benda uji dan catat beratnya. e) Hitung volume silinder.

2.4.7. data percobaan Sampel 1 Berat tabung (W1) Berat tabung + agregat kering tungku (W2) Berat agregat bersih (W3) Volume tabung (V) Berat isi gembur = (W3/V) Keterangan : W1 = Berat silnder W2 = Berat silinder + agregat kering tungku W3 = Berat Agregat bersih V = Volume silinder 6100 gr 13000 gr 6900 gr 5301,43 m3 1,3025
gr cm3

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 15

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 2010

2.4.8. Perhitungan 1. W2 = W1 + W3 = 6100 + 6900 =13000 gram 2. V = (d2)t = (3,14)(15)2(30) =5301,43 cm3 3. Berat isi Gembur =
W3 V

6900 5301 ,43


gr cm3

= 1,3015

2.4.9. Pembahasan Pengujian volume berat isi gembur agregat kasar ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara berat isi padat agregta kasar dan berat isi gembur agregat kasar. Dimana berat isi gembur agregat kasar lebih sedikit dari pada berat isi padat agregat kasar sehingga lebih rapuh dan tidak baik untuk membuat beton. Agregat kasar yang gembur memiliki rongga yang lebar sehingga struktur beton tidak rapat yang dapat membuat beton mudah rapuh.

2.4.10. Kesimpulan Dari hasil yang telah diperoleh oleh pengujian kami dapat diketahui bahwa bobot isi gembur kerikil 1,3015
gr cm3

lebih sedikit dari pada berat isi

padat agregat kasar yang ditumbuk sehingga dapat dipastikan agregat kasar yang lebih gembur tidak baik untuk membuat beton sebab agregat kasar yang gembur volumenya menjadi kecil dan tidak baik untuk membuat beton.

KELOMPOK 1 (C) GENAP - 2009/2010

II - 16

Anda mungkin juga menyukai