Anda di halaman 1dari 114

TENDANGAN DARI LANGIT

Skenario : Fajar Nugroho dan Hanung Bramantyo

2.

INT. KANTOR COACH TIMO - NIGHT Dilayar terlihat pertandingan Piala Asia 1996. Indonesia melawan Bahrain. KOMENTATOR (V.O.) Indonesia membangun serangan, bola diumpan ketengah lapangan, ada Widodo disana, Widodo! Widodo! Dan.. Gooooollll! Tendangan yang luar biasa dari Widodo! Gambar berganti lagi, kali ini dari pertandingan semifinal Piala Tiger 1998. Terlihat bek Mursid Effendy bermain dengan bola di pertahanannya sendiri. KOMENTATOR (V.O.) (CONTD) Mursyid memegang bola, dia terlihat ragu-ragu, dia berbalik dan... ooohh! Dia menendang bola ke gawang sendiri... Tendangan yang mencoreng nama Indonesia... Masih dari lapangan hijau, Semifinal Piala Tiger 2006 di Stadion Bukit Jalil Malaysia. KOMENTATOR (V.O.) (CONTD) Indonesia membangun serangan lewat Bima Sakti... Bima mengoper bola pada Kurus, ia terus berlari menusuk jantung pertahanan Malaysia. Kurus... masih kurus! Dan... goooool! Tendangan yang luar biasa dari Kurus! Kali ini terlihat Timnas Indonesia 2010 bertanding di final pertama Piala AFF 2010 di Bukit Jalil, Malaysia. Indonesia lama kita lama kita maut yang takut... KOMENTATOR (V.O.) (CONTD) di ambang sejarah. Sudah tidak meraih gelar. Sudah tidak melihat tendangan mampu membuat lawan

Terdengar sayup-sayup lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan. Terlihat di televisi wajah-wajah pemain Indonesia. KOMENTATOR (V.O.) (CONTD) Akankah kita melihat tendangantendangan maut yang akan dicatat sejarah malam ini di Bukit Jalil? Di televisi Malaysia terlihat mencetak gol ke gawang Indonesia.

3.

Malaysia mencetak gol lagi. Lalu terlihat Irfan Bachdim ditarik keluar. Irfan tampak menangis di bangku cadangan. KOMENTATOR (V.O.) (CONTD) Malam ini langit sepertinya tak berpihak pada merah-putih. Tak ada tendangan yang akan dicatat sejarah.. Tak jauh dari siaran langsung itu, tampak Coach Timo duduk menatap televisi. Ia kemudian meraih handphonenya yang tergeletak diatas meja, menekan sebuah nomor dan seraya menunggu sambungan telepon, ia melangkah menuju jendela kantor. Ia menatap lapangan rumput stadion Gajayana di kejauhan. COACH TIMO Halo, Mat. Bilang pada Irfan Kita masih punya final kedua. tetap semangat. Jangan menyerah! CUT TO: EXT. TANAH LAPANG DI LERENG BROMO - MORNING Kabut tebal yang perlahan menipis tampak bergerak perlahan. Suasanya pagi yang hening. Hanya terdengar kicau burung dan desir angin dikejauhan. Tiba-tiba sebuah kaki tampak bergerak cepat. Lalu diikuti kaki-kaki lain yang tampak telanjang. Kaki-kaki itu berkejaran berebut sebuah bola kulit usang. TITLE: TENDANGAN DARI LANGIT Ketika kabut makin menipis. Terlihat enam belas orang anak umur 15-16 tahun tengah bermain bola di tanah lapang yang tak begitu luas. Dua gawang yang terbuat dari ikatan bambu lapuk juga terlihat berdiri berhadapan, dijaga kiper masing-masing. Seorang anak tampak menguasai bola, ia kemudian mencari rekanrekannya. Saat itulah kita melihat Wahyu menyusup pelan di pertahanan lawan. Sang anak pembawa bola melihat Wahyu dan memberi umpan padanya. Wahyu menerima umpan dengan dadanya, menjatuhkan bola ke kaki telanjangnya, kakinya mengontrol sekali dan sebelum bola jatuh ke tanah, kaki kanan Wahyu mengayun keras. Bola melesat kencang mengarah ke gawang dan gol! Wahyu memutar badannya dengan cepat ke arah rekan-rekan satu timnya yang menghambur dengan gembira.

4. Wahyu menaruh jemari kanannya dimuka bibirnya, persis gaya Irfan Bachdim usai mencetak gol.

Disudut lain tanah lapang, tampak seorang lelaki bernama HASAN berdiri disela pepohonan. Kepala dan sebagian bahunya tertutup sarung penahan dingin. Sebatang rokok kretek terselip dibibirnya. Matanya dengan tajam memperhatikan gaya permainan Wahyu. Begitu Hasan melihat anak-anak yang bermain bola selesai bertanding, ia segera menyelinap pergi. CUT TO: EXT. TEPI TANAH LAPANG - MORNING Wahyu baru saja selesai menyimpan bola disela batang pohon tak jauh dari lapangan. Dia mengambil sarungnya dan dililitkan ke leher. Saat ia berbalik, Hasan berdiri menunggunya. HASAN Kakimu jiancuk tenan, lee Mata wahyu menyipit. WAHYU Maksudnya, lik? HASAN Tendanganmu bikin aku inget pemain Timnas jaman dulu. Widodo Cahyono Putro, Kurniawan Dwi Julianto, Budi Sudarsono, sampai Bambang Pamungkas punya tendangan geledek koyo kowe tadi WAHYU Ah, pak lik ini ngarang. mereka kan penyerang-penyerang hebat. aku kan cuma wong ndeso, lik HASAN denger ya, le. Koe punya bakat besar. Koe bisa kayak mereka. kakimu iku layak main diatas rumput Gelora Bung Karno. Gak cuma dilapangan pasir kayak gini. Ngerti ra? Wahyu tercenung sendiri. CUT TO:

5.

EXT. JALANAN SETAPAK - MORNING Wahyu berlari pulang sambil merenungi kata-kata Hasan. HASAN (O.S.) Koe punya bakat besar. kakimu iku layak main diatas rumput Gelora Bung Karno. Gak cuma dilapangan pasir kayak gini .... Wahyu terus berlari, menaiki bukit, menuruni jalanan, melewati pepohonan, melompati ranting-ranting. Kakinya yang telanjang terlihat sangat kuat dan gesit. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - MORNING Pak Darto ayah Wahyu tampak sibuk menyiapkan dagangannya. Ia memasukkan pop mie, dan beberapa minuman sachet berbagai merek ke dalam box kayu dengan cat yang telah luntur. Bayangan Wahyu tampak sekelebat, membuat mata pak Darto reflek menoleh. Terlihat Wahyu sedang menimba air. Dia tampak sedang membersihkan mukanya. DARTO Bakatmu apik lee ... Wahyu menoleh. Tersenyum ke arah ayahnya. DARTO (CONTD) (sinis) Bakat dadi Maling ... Seketika senyum Wahyu hilang DARTO (CONTD) Pergi Subuh. Pulang mindik-mindik koyo maling. Jangan dikira bapak ndak tahu polahmu tiap pagi. Darimana kamu? WAHYU Ke masjid sholat Subuh DARTO Subuhan cara mana sampai 2 jam gitu? Saya ... WAHYU

6.

DARTO Main bola? Masih mau ngimpi jadi pemain bola Indonesia? Wahyu tertunduk DARTO (CONTD) Negara ini ngurus rumput stadion saja ndak becus, apalagi Timnas. Goblok!!! Wahyu tidak menghiraukan. Ember yang dipakai untuk menampung air timba telah penuh, Wahyu segera membawanya kekamar mandi yang tak jauh dari sumur. CUT TO: INT. KAMAR WAHYU - MORNING Wahyu tampak tengah memasukkan buku-buku ke dalam tas sekolahnya. Ia lalu mengintip ke pecahan cermin untuk memastikan rambutnya telah rapi ketika ia mendengar suara ibunya; BU DARTO Wahyu, ayo cepet. Bapaknya sudah muring-muring aja nungguin kamu. Wahyu segera melesat keluar kamar. tangan ibunya dicium dengan hormat BU DARTO (CONTD) Jangan lupa sholatnya yaa! (*muring-muring: Ngomel) CUT TO: EXT. JALANAN DESA - MORNING Jalanan desa di lereng Bromo itu naik turun. Namun Wahyu terlihat sangat terbiasa dalam mengayuh dan mengemudikan sepedanya. Terlihat kakinya kuat mengayuh sepeda. Pak Darto duduk diboncengan belakang dengan memangku kotak dagangannya. Mukanya keras ... menyimpan kepahitan. CUT TO: EXT. PERTIGAAN KAWASAN WISATA BROMO - MORNING Wahyu menghentikan sepedanya. Bapaknya segera melompat turun.

7.

DARTO Nanti pulang sekolah langsung kemari. Awas kalo klayaban. Wahyu hanya mengangguk. Bapaknya pergi. Wahyu memandangi. Bapaknya yang membawa barang dagangan menuju kawasan wisata Bromo. Mata Wahyu menangkap kesan kasihan dengan bapaknya ... Ia kembali mengayuh sepedanya. Kali ini kayuhannya terlihat lebih ringan dan cepat. CUT TO: EXT. JALANAN ASPAL MENUJU SEKOLAH - MORNING Jalanan menuju sekolah itu sepi, hanya terlihat melaju sepeda motor bebek lama namun terawat yang dinaiki seorang pria berumur memakai pakaian safari. Dia Pak Susilo, kepala sekolah SMA Negeri Langitan. sedang memboncengkan anak perempuannya, Indah 15 tahun. Cantik. Terlihat dewasa dari umurnya. Tiba-tiba dari tikungan muncul Wahyu yang mengayuh sepedanya dengan kuat. Tampak dari depan, Wahyu menyusup sebelah kanan. Sedangkan motor pak Susilo di sebelah kiri. Wahyu tampak menyapa pak Susilo basa-basi. Lalu Wahyu menoleh ke Indah. WAHYU Pagi, Indah ... Indah tersenyum malu. Tampak lesung pipinya yang membuat dia tambah cantik. Pak Susilo buru-buru mengangkat tangan kirinya dan memberi kode agar Wahyu pindah posisi sebelah kanannya. PAK SUSILO (tegas) Pindah ... Ayo pindah Wahyu kemudian memelankan sepedanya. Lalu motor itu melaju mendahului Wahyu. Sekilas Indah menoleh kebelakang. Melempar senyum lagi ke Wahyu. Lalu tangan Wahyu merentangkan tangannya seolah-olah Menangkap senyum Indah itu dan dimasukkan ke dalam hatinya. Tiba-tiba ada anak kambing melintas depan Wahyu. Wahyu tidak sempat mengontrol sepedanya. Reflek dia membanting stirnya ke kanan. Sepeda keluar jalan mengarah ke semak-semak. Wahyu dan sepedanya terjungkal masuk ke semak-semak. (KOMEDI)

CUT TO:

8.

EXT. HALAMAN SEKOLAH - SIANG Lonceng tanda istirahat berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar kelas. Sementara di halaman sekolah, terlihat beberapa anak berpakaian olahraga tampak tengah bermain bola. CUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG Indah melangkah menyusuri selasar sekolah bersama rekanrekannya, ditangannya terselip sebuah buku bahasa Inggris. Sambil melangkah, Indah terlihat mencari-cari sesuatu ditengah lapangan bola. Saat itulah ia melihat Wahyu tengah ngobrol dengan dua sahabatnya: Purnomo dan Mitro Purnomo memegang sebuah buku Puisi karya Sitok Srengenge MITRO (ngedumel) Indonesia tu cuma jago kandang. Di kandang lawan jadi mandul. Waguu! PURNOMO (sambil membaca buku puisi) Banal!! Mitro menoleh ke Purnomo MITRO Apa tu Banal? PURNOMO Mmm ... sesuatu yang, sungguh ... MITRO Sungguh apa? PURNOMO Sungguh butuh keajaiban dari langit! Mitro ngeplak kepala Purnomo MITRO Kamu terlalu sering baca puisi lamalama jadi pekok! Mitro menatap Wahyu yang tersenyum menatap Indah. Indah tersipu dan berlalu bersama rekan-rekannya MITRO (CONTD) Gimana Yu menurutmu?

9.

Apanya?

WAHYU

Mitro menepuk jidatnya sendiri. MITRO Yang satu keracunan puisi, yang satu keracunan perempuan .. Tiba-tiba sebuah bola melesat menghantam kepala Wahyu. Mitro dan Purnomo tertawa keras. Indah dan rekan-rekannya menoleh dan ikut tertawa. Wahyu terlihat tengsin. Namun secara reflek, Bola diraih Wahyu dengan sigap. Kakinya lincah memainkan bola. Wahyu memberikan kode kepada anak-anak dilapangan untuk bersiap. Anak-anak bergerak maju mengurung Wahyu. Tapi Wahyu dengan gesit menggocek bola dan terus bergerak maju mendekati gawang, melewati penghadangnya. INSERT CUT TO: INT. RUANG KEPALA SEKOLAH. SIANG Pak Susilo terlihat serius membaca berita tentang persiapan Timnas Indonesia menghadapi Malaysia di final kedua AFF di halaman Koran MALANG POS. Terdengar suara riuh dari halaman sekolah menyebut-nyebut nama Wahyu. Pak Susilo segera menaruh korannya dan mengintip keluar jendela. Ia melihat Wahyu tengah menggiring bola dengan gesit melewati lawannya ... CUT BACK TO: EXT. HALAMAN SEKOLAH. SIANG ... Di kotak pinalti berdiri dua siswa menghadang, Wahyu berhenti, menatap keduanya sejenak, lalu bersiap melakukan tendangan Khasnya. Semua menantikan dengan tegang. Sedetik, dua detik, tiga detik ... detik keempat, kaki Wahyu bergerak ke arah bola. Lalu ... DUK! Bola melesat jauh diatas kepala 2 siswa penghadang. Sang kiper melompat, namun bola melesat masuk di tiang jauh. GOL! Semua yang melihat bersorak. Indah tersenyum. Kepala Sekolah secara reflek mengangguk-angguk, tapi kemudian sadar dan kembali jaim. Wahyu berlari menuju rekan-rekannya seraya menaruh jemari tangan kanannya didepan bibir, persis seperti selebrasi Irfan Bachdim. 2 sahabatnya menyambut riuh. PURNOMO Persembahan GOL untuk siapa saudara Wahyu??

10.

MITRO Tentu saja untuk INDAH SUSILOWATI ... yeeaaahh! Wahyu memberi hormat kepada Indah. Wajah Indah memerah. Kepala Sekolah panik, lalu buru-buru mengambil pukulan besi dan menimpakan ke Bel sekolah. Teng! Teng! ... Istirahat usai! Siswa masuk ke kelas CUT TO: EXT. KELAS WAHYU - SIANG Kelas sedang pelajaran Agama Islam. Ibu Guru sedang menuliskan sebuah surat Al Fatehah dipapan tulis dengan bahasa Arab. Semua murid sibuk menyalin. Tiba-tiba, Wahyu mengendap-endap duduk belakang bangku Indah, meminta siswa yang duduk disana buat pindah. WAHYU Sebentar aja ... Ribet ah! SISWI

WAHYU Bentaaar ... Siswi itu pindah sambil cemberut. Tiba-tiba ibu guru menoleh ke belakang. Dia melihat Wahyu sedang mendekati Indah. IBU GURU Wahyu? Ngapain disitu? Semua murid menoleh. Termasuk Indah. Wahyu tercekat. WAHYU Mmm, mau pinjem Quran ke Indah bu IBU GURU Buat apa Quran? Mau yasinan di kelas? Semua murid tertawa. WAHYU Indah meminta saya mencarikan ayat untuk dibacakan buat nikahan kakaknya nanti sore bu ... Mata Indah langsung terbelalak INDAH (protes) Mmm, maaf buu ... saya ...

11.

WAHYU (Memotong) Huwalladzi kholaqokum min nafsiw wahidatiw wajalnaminha zaujahaa liyaskuna ilayhaa ... (QS, Al Araff 189) Mata Indah terbelalak kagum. Semua terbius oleh suara Wahyu. WAHYU (CONTD) (menatap mata Indah) Allah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu. Lalu dari jiwa itu Allah menciptakan pasangannya agar sayang kepadanya ... Wajah Indah langsung memerah. Ibu Guru tersenyum melihat kenakalan muridnya tersebut. IBU GURU (santun) Kalau begitu silakan duduk dan jangan berisik yaa ... Wahyu menghela nafas lega lalu duduk dibelakang Indah yang masih tidak bisa menyembunyikan malunya. WAHYU (berbisik) Indah, aku cuma mau kasih tau kalau nanti sore aku ada pertandingan di desa Karang Sari. dateng ya? INDAH Karang Sari? Ngapain kamu main disana? WAHYU Aku disewa buat memperkuat tim Karang Sari nglawan Jati Mulya. MELI (nimbrung) Kamu udah jadi pemain bayaran ya sekarang? WAHYU Diem kamu ... Meli sewot MELI Indah tidak akan berangkat kalau tidak ada aku.

12.

Meli menjulurkan lidahnya. Wahyu cuma pasrah CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Beberapa pemain Desa Jati Mulya tampak telah melakukan pemanasan di lapangan. Penonton juga mulai berdatangan. Hansip-hansip tampak sibuk mengatur keramaian. Disalah satu sudut lapangan, terlihat Hasan memegang sehelai kostum nomer tujuh lengkap dengan celana, sepatu dan kaos kaki. Ia tampak berbicara dengan laki-laki lain yang lebih necis. ASISTEN KADES Situ paham kan situasi yang dihadapi Pak Kades? Hasan hanya mengangguk. ASISTEN KADES (CONTD) Sore ini beliau butuh Tim ini menang supaya warganya senang. Jadi tolong dikondisikan agar beliau ... HASAN ...Bisa menang lagi di pemilihan kades bulan depan. Gitu to? Asisten Kades mengangguk sambil senyum. Asisten Kades menatap ke arah pemain-pemain Tim Desa Karang Sari yang terlihat kecil-kecil ASISTEN KADES (meremehkan) Kayaknya butuh keajaiban dari langit untuk bisa menang ... postur pemain kamu precil-precil Hasan cuma mendengus. HASAN Gak usah jauh-jauh dari langit, pak. Di desa tetangga aja ada Hasan lalu melirik ke arah Wahyu yang tengah melahap nasi bungkus dengan cepat dibawah pohon, tak jauh dari tempatnya berdiri MOMENT LATER ... Wahyu baru saja melesaikan makannya dan tengah meneguk air mineral ketika Hasan mendekat.

13.

HASAN (CONTD) Ini kostum dan sepatu. Buat kamu. Dijaga baik-baik ya ... Wahyu tersenyum senang. segera dia mulai mengganti seragam sekolahnya dengan kostum tim desa Karang Sari. HASAN (CONTD) Kamu main di babak kedua. Kalau kamu bisa bikin menang, ada bonus buat kamu Wahyu mengangguk sambil mengenakan kostumnya. dia senang dengan kostum dan sepatu bolanya. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Pertandingan babak pertama telah dimulai. Tim Desa Jati Mulya tampak terus menekan pertahanan Desa Karang Sari. Wahyu tampak duduk dibangku cadangan yang terbuat dari kayu lapuk. Wajahnya tampak gelisah; bukan karena timnya tertekan, melainkan karena dia belum melihat sosok Indah. Tim Desa Jati Mulya mencetak gol ke gawang Karang Sari. Semua orang tampak gelisah. Asisten Kades terlihat lesu. Hasan meludah gelisah. Hanya Wahyu menatap gol itu dengan tenang. CUT TO: EXT. KAWASAN WISATA GUNUNG BROMO - SORE Wisatawan tampak berlalu-lalang naik dan turun tangga menuju kawah Bromo. Di ujung tangga, terlihat Pak Darto sibuk menawar-nawarkan dagangannya. Pak Darto terlihat letih. Ia kemudian memanggil seorang wisatawan dan menanyakan jam. DARTO Maaf, mas. Jam berapa sekarang? WISAWATAN Jam empat lebih sedikit pak. Pak Darto tersenyum kecut. Ia lalu melirik ke arah jalanan, mencari Wahyu. Tapi anaknya itu tak terlihat sama sekali. CUT TO:

14.

EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Hasan yang gelisah karena timnya tertinggal satu gol melirik ke arah Wahyu yang tampak tak memperhatikan pertandingan. Wahyu! HASAN

Wahyu menoleh. Hasan memberikan kode untuk masuk ke lapangan. Wahyu mengangguk. HASAN (CONTD) Fokes ... jangan pikirin GOL. Tapi main yang bagus! Hasan menepuk pundak Wahyu. Saat itulah muncul sosok Indah diantara kerumunan penonton. Mata Wahyu terbelalak WAHYU (semangat) Aku mau bikin GOL, lik! Wahyu segera berlari ke garis tengah lapangan. Meli dan Indah melihat Wahyu bermain dengan baik sekali sore itu. Walau berposisi sebagai penyerang, Wahyu bisa berlari sampai ke tengah lapangan untuk menjemput bola dan sekali-sekali membantu pertahanan. Pada satu kemelut di depan gawang Jati Mulya, Wahyu berhasil merebut bola dan mengopernya pada penyerang Karang Sari. Sang penyerang menerima bola dengan baik, dan langsung melepaskan tendangan ke arah gawang Jati Mulya. Gol! Sorak-sorai meledak di tepi lapangan. Tapi Wahyu tak begitu bersuka-cita, ia segera mengambil bola di dalam gawang lawan dan menaruhnya di titik tengah lapangan. Pertandingan harus dilanjut, ia harus mencetak gol. CUT TO: EXT. KAWASAN WISATA GUNUNG BROMO - SORE Matahari sudah semakin tua, wisawatan mulai bergegas meninggalkan kawasan wisata itu. Pedagang-pedagang juga Pak Darto pun mulai berkemas. Seorang kusir kuda wisata tampak melewati Pak Darto. KUSIR Tumben sendirian? Anakmu dimana? Darto diam saja. Wajahnya memerah CUT TO:

15.

EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SENJA Tampak Wahyu menguasai bola, melewati satu dua pemain Jati Mulya. Orang-orang terlihat menahan napas. Hasan terus memberi instruksi dari pinggir lapangan. Tiba-tiba, Wahyu dihantam dengan keras oleh salah satu pemain belakang Jati Mulya. Wahyu tersungkur. Di sudut lapangan, Indah menjerit kecil. Wasit meniup peluit keras-keras, pelanggaran, tendangan bebas untuk Karang Sari. Hasan tampak berteriak-teriak dari tepi lapangan. HASAN Kasih ke Wahyu! Biar dia yang nendang ... Bola diserahkan ke Wahyu yang masih kepayahan. Wahyu menaruh bola di titik pelanggaran. Bersiap mengambil ancang-ancang. Hasan tampak gelisah. Indah berdoa, bibir mungilnya mengucap bismillah. Wahyu mengambil ancang-ancang. Pemain bertahan lawan berdiri membentuk pagar pertahanan. Sekeliling lapangan hening, Wahyu mundur selangkah, lalu mengayunkan kakinya. Bola melesat tinggi, melewati benteng hidup Jati Mulya, melesat ke tiang jauh. GOL! Masuk!!! HASAN (CONTD)

Gol itu sekaligus mengakhiri pertandingan. Kemenangan diraih Karang Sari. Orang-orang berhamburan ke tengah lapangan mengelu-elukan Wahyu. Tapi Wahyu berusaha mencari Indah. Gadis itu sudah lenyap bersama adzan maghrib yang terdengar sayup-sayup. Wahyu hanya melihat Hasan tengah bersalaman dengan Asisten Kepala Desa. Hasan lalu menghampiri wahyu. Dia menyerahkan r3 lembar uang seratus ribu HASAN (CONTD) Ini bagianmu. Dan ini (mengeluarkan 2 lembar uang seratus dari saku lain) ini bonusnya dari pak Kades Wahyu menerima uang sambil celingukan mencari Indah. Hasan melihat gelagat Wahyu langsung tersenyum. HASAN (CONTD) Pacarmu sudah pulang. Dia cuma nitip ini ...

16.

Wahyu membuka kertas. Isinya sebuah rumput kering teranyam berbentuk tulisan: Indah. Wahyu tersenyum CUT TO: EXT. PERTIGAAN KAWASAN WISATA BROMO - SENJA Pak Darto tengah berjalan sendiri membawa kotak kayu dagangannya. Ketika ia sampai di kelokan, Darto berpapasan dengan pemuda kampung yang menaiki motor. PEMUDA KAMPUNG 1 Anak sampean hebat, pak Darto! Dia bikin Karang Sari juara nglawan Jati Mulya. PEMUDA KAMPUNG 2 Bakal disenengi pak Kades tuh Senyum Darto hilang. Dia langsung bergegas pulang. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - MALAM Wahyu menghentikan kayuhan sepedanya, lalu melompat turun tanpa suara. Ia mengendap-endap memasuki halaman rumahnya sendiri. Menyandarkan sepeda di dinding rumah, lalu melesat masuk ke dalam kamarnya. melewati kamar ayahnya. Di dalam kamar terlihat ibunya sedang sholat maghrib. CUT TO: INT. KAMAR WAHYU - MALAM Wahyu langsung melesat kebawah ranjangnya, mengangkat papan kayu lapuk dan mengambil sebuah celengan ayam dari tanah liat dari lubang sempit. Wahyu memasukkan Lima lembar seratus ribu ke dalam Tepat ketika papan penutup lubang kembali ia letakkan, sebuah tangan menarik lengan Wahyu keluar. Wahyu terseret dan terpelanting keluar kamar. Dia lihat wajah Darto merah murka. DARTO Bapaknya nyari duit sampe modiar, anaknya malah dolanan bola!! Jiancuk!! Didepan kamar Wahyu tergeletak sepatu dan kostum bola. Darto meraih sepatu tersebut. Wahyu hendak merebutnya WAHYU Jangan pak ...

17.

Darto menampar muka Wahyu. Wahyu tersungkur ke sudut. Ibunya yang masih mengenakan mukena menghambur ke arah Wahyu. DARTO Sudah berbakat nglawan orang tua sekarang? Haa?? Darto melempar dua sepatunya ke arah tubuh Wahyu. Wahyu terdiam. Ibunya teriak BU DARTO Sudah pak ... sudaahhh, paak!!! Darto tak mendengar. Ia menyeret Wahyu keluar kamarnya sekaligus membawa sepatu bola. Ibunya mencoba menahan tapi tidak kuasa. CUT TO: INT. DAPUR RUMAH WAHYU - MALAM Darto terus menyeret Wahyu ke dapur. Darto mendorong Wahyu hingga tubuh nya terjatuh ke lantai tanah. Lalu Darto melempar sepasang sepatubola ke dalam tungku kayu yang tengah memasak air. DARTO Ngliat koe? Ngliaattt ndak matamu? Wahyu menatap sepatunya yang terlalap api. DARTO (CONTD) Itu balesan buat anak yang nglawan orang tua ... ngerti kon? Mata Wahyu menatap nanar. Dari sela kelopaknya, air matanyanya menggenang. Hatinya perih. Bu darto cuma terdiam memeluk anaknya. DARTO (CONTD) Ndak ada cerita bola di rumah ini. Dari sekarang, sampai bapakmu mati! Api melumat sepatu Wahyu. Melumat juga mimpi Wahyu ... CUT TO: EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - PETANG Tampak Hermansyah sedang memegangi kabel antena dibelakang televisi. Sementara diluar, Totok tengah memutar-mutar antena. TOTOK Udah belum?

18.

HERMANSYAH Masih butek Tok! Lalu Coach Timo dan Linus datang membawa kursi-kursi. LINUS Tahan-tahan Tok. Itu posisi sudah bagus. Lalu terdengar bel rumah berbunyi. HERMANSYAH Siapa lagi tamu kita Coach? Selesai Hermansyah bertanya, muncul Bima Sakti dan Robbie Gaspar yang langsung menyapa Coach Timo. Coach! BIMA SAKTI

ROBBIE Goodluck for your national team Coach! COACH TIMO Terimakasih Rob. Ayo semua duduk.. CUT TO: INT. RUMAH WAHYU - MALAM Wahyu selesai sholat maghrib bersama ibunya. Pak Darto duduk di meja makan sambil menyeruput kopi. Dia tidak sholat. WAHYU Bu, bapak kapan mau sholat lagi? BU DARTO Cuma gusti Allah yang tahu. Kamu doain aja bapakmu ... Wahyu hanya diam. Lalu dia duduk menghampiri bapaknya. WAHYU Maafin Wahyu pak. Pak Darto hanya mengangguk sambil mengibaskan tangannya. WAHYU (CONTD) Wahyu mau ngajak bapak ke tempat pak kades. Ngopo? DARTO

19.

WAHYU Mmm, Ada nonton bareng final kedua piala AFF pak.. Mimik Darto mendadak berubah. Tapi Wahyu buru-buru melanjutkan ucapannya... WAHYU (CONTD) Eh maksud Wahyu, kalau malam ini kita jualan pop-mie dan minuman panas disana, pasti laku pak! Wajah Darto berubah cerah DARTO Pinter kowe le! CUT TO: EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - MALAM Terlihat ditelevisi cembung itu, pertandingan final kedua Piala AFF. Indonesia belum mencetak gol. Sesekali layar televisi terganggu karena antena yang buruk. LINUS Butuh keajaiban buat Timnas menang Tak ada yang menjawab. Coach Timo, Bima Sakti, Robbie Gaspar, Hermansyah dan Totok terlihat tegang menatap layar kaca. Dilayar tampak Irfan Bachdim berlari kesana-kemari. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH PAK KADES - MALAM Pak Kades berbaik hati memasang layar tancap di halaman rumahnya. Orang-orang desa terbungkus sarung dan ikat kepala untuk melindungi dingin berkurumun disekeliling layar. Tampak Wahyu sambil membawa termos air panas dan minuman sachet berjalan pelan-pelan diantara kerumunan orang menjajakan dagangannya. Sesekali matanya melirik ke arah layar. Di sudut lain, ayahnya juga melakukan hal yang sama. Tiba-tiba muncul Hasan menghampiri Wahyu. Wahyu terkejut HASAN Bikinin aku kopi. Biar ndak ketauan bapakmu. WAHYU (sambil panik membuat kopi) Darimana pak lik tau soal bapak?

20.

HASAN Semua orang kenal bapakmu, le. Wahyu segera melayani Hasan. Ia menuang air panas ke dalam gelas. HASAN (CONTD) Ada pertandingan lagi. Lebih heboh. Lebih penting. WAHYU Nggak bisa mas. Nggak boleh sama bapak HASAN Ini lebih gede dari kemaren bayarannya Wahyu terlihat ragu. Lalu dia hanya menggeleng pasrah WAHYU sampean gak ngerti bapak lik Hasan melirik kearah Darto yang juga tampak sibuk melayani pembeli. Terlihat Mata Darto melirik sebentar ke arah layar, lalu senyum sinis. DARTO (sinical) Dari dulu sama saja ... ndak pernah berkembang. Darto berpindah sambil melirik ke arah Wahyu yang sedang sibuk melayani pembeli disamping Hasan. HASAN Apa yang kamu pengen Yu? Wahyu terlihat bingung WAHYU Jangan tanya apa keinginan saya, lik. Tapi tanya apa yang baik buat saya ... HASAN Kamu main besok, duitnya kamu pake buat belikan apa yang jadi kepinginan bapakmu ... Hasan membayar segelas kopi hangatnya lalu berlalu ke dalam kerumunan. Wahyu tercenung sejenak, lalu kembali menatap bapaknya. di Layar Timnas mencetak GOL! Orang-orang bersorak. CUT TO:

21.

EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - MALAM Akhir pertandingan menunjukkan kekalahan buat Timnas meski unggul di angka. COACH TIMO (pasrah) Dalam sepakbola, mencetak gol saja tidak cukup ... Kemenangan saja tidak cukup. Robbie mengusap bahu Coach Timo. Saat itulah handphone Coach Timo berdering. Terlihat dilayar handphone tertulis Ketua Klub. Coach Timo segera mengangkatnya daan menjauh. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH PAK KADES - MALAM Layar masih menyiarkan komentar pertandingan. Indonesia menang tapi gagal menjadi juara Piala AFF. Wahyu tampak berdiri menatap layar, Darto kemudian menghampirinya. DARTO Yu ... ayo muliih! Dengan lesu, Wahyu berjalan bersama bapaknya. CUT TO: EXT. KELAS WAHYU - SIANG Tampak seorang guru berjilbab sedang menulis sebuah kalimat dengan kapur di papan tulis. GURU BAHASA INGGRIS Coba kalian terjemahkan kalimat ini kedalam bahsa Indonesia yang baik dan benar... Seisi kelas hening. HENDRO Saya bu ... GURU BAHASA INGGRIS Soal ini nukan untuk pemenang lomba debat Inggris, Hendro Hendro menurunkan tangannya sambil tersenyum. GURU BAHASA INGGRIS (CONTD) Coba kamu, Wahyu!

22.

WAHYU (lemas) Saya??? GURU BAHASA INGGRIS memangnya ada berapa Wahyu di kelas ini? Wahyu bersungut, lalu dia menatap papan tulis : dont judge the book by its cover. WAHYU Don... Don... Siswa bernama Doni menjawab Apa Yu? Seisi kelas tertawa. GURU BAHASA INGGRIS Coba kamu doni. Baca tulisan dipapan tulis ... DONI Dont judGE THE BOOK, By ITS Coper.. Semua siswa tertawa. GURU BAHASA INGGRIS Terjemahkan Wahyu! Jangan... WAHYU DONI

GURU BAHASA INGGRIS jangan apa? WAHYU Jangan hukum buku karena kopernya? Seisi kelas tertawa. Hendro menggeleng meremehkan dia melirik ke arah Indah yang terlihat terdiam. Tepat pada saat itu terdengar lonceng bubaran sekolah berbunyi nyaring. CUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG Indah bersama teman-temannya berjalan bersama. Wahyu hendak menghampiri, tapi Bu Guru Bahasa Inggris mendahului

23.

GURU BAHASA INGGRIS Indah, jangan lupa nanti sore latihan buat lomba debat bahasa Inggris di Balai Kota INDAH Yes, mam ... thank you! Tiba-tiba pak susilo ikut nimbrung. Wahyu semakin keder. Lalu melangkah pergi. SUSILO Bagaimana persiapannya, bu? GURU BAHASA INGGRIS Saya yakin Indah mampu, pak. Bahkan untuk mewakili negara ditingkat internasional juga bisa Indah tersipu. SUSILO (bangga) Harus bisa. Percuma lahir di tanggal 17 Agustus kalau tidak bisa berarti buat negaranya Terlihat Indah tidak begitu suka. Terbebani SUSILO (CONTD) Ya sudah kalau gitu bu. Minta bimbingannya. Pak Susilo mengangguk pada anaknya, Indah melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wahyu bersama TIM desa Karang Sari sedang latihan game. Terlihat Wahyu mengenakan sepatu sekolah. Tidak sepatu bola. Hasan memberikan arahan dipinggir lapangan. Ditengah latihan, terlihat seorang penunggang kuda. Perlente. Hasan melihat itu lalu menghampiri. Sekilas Wahyu melihat sosok perlente tersebut CUT TO:

24.

EXT. WARUNG KOPI - SORE Hasan masuk ke warung. HASAN (ke penjual kopi) Kopi dua. Buat pak Gotot gelas gede Hasan menunjuk ke arah pak Gatot sebagai lelaki perlente yang dimaksud Saat itu di layar TV sedang memperlihatkan pemain-pemain Persema berlatih. Terlihat Coach Timo sedang memipin latihan bersama Irvan Bachdim NARATOR (V.O.) Walau terancam tak bisa lagi memperkuat Timnas Indonesia, Irfan Bachdim tetap kembali ke Malang untuk bergabung dengan tim Persema. Hasan menatap televisi. Pelayan warung datang membawakan dua gelas kopi panas. HASAN Loh? PERSEMA ikut LPI? Wah, bisa rame nih. Bakal di black list sama PSSI ... PENJUAL MIE AYAM LPI itu apa, den? HASAN Liga Primer Indonesia. Liga tandingannya PSSI yang tidak diakui oleh FIFA. Kalo ada pemain yang ikut club LPI bakal ndak akan main di Timnas GATOT (memotong) belum tentu! Hasan menoleh ... lalu terlihat sopan didepan pak Gatot GATOT (CONTD) Semua tergantung ego. Kalau PSSI mau mengakui LPI sebagai bagiannya, semua beres. HASAN Masalahnya kan PSSI ndak mau mengakui, pak

25.

GATOT Lah ya itu. Cuma gara-gara Bola saling gontok-gontokan! Mereka ndak mikir, kekuatan negeri ini karena perbedaan. Bukan fanatisme antar golongan. PENJUAL MIE AYAM Betul, den. Jangan sampe negara bubar karena soal remeh. Bola itu kan bulat, bisa kesana-kemari. Sama kayak hati ini to. Tinggal dibawa kemana hati ini sama kaki yang tepat ... Gatot tertawa. Hasan mengangguk-angguk. Gatot duduk disamping Hasan seraya menatap ke arah lapangan, tempat Wahyu dan tim Karangsari berlatih. GATOT Gimana tim kamu? beres pak HASAN

GATOT Jangan kayak pejabat bilang beresberes tapi malah bubar HASAN Iya beres pak. coba bapak perhatikan anak yang ndak pake sepatu bola itu Gatot tampak memandangi Wahyu. Matanya menyipit ... GATOT Gimana bisa beres? Wong latihan saja ndak pake sepatu ... Hasan tak mempedulikan kata-kata Gatot. HASAN Nah, pak Gatot coba perhatikan. Di lapangan, tampak Wahyu mendapat operan bola, ia lalu menggoceknya. Wahyu melewati beberapa pemain bertahan lawan. Kakinya begitu lincah. Lalu menembak ke arah gawang dan.. GOL! Gatot mengangguk-angguk HASAN (CONTD) Sepak Bola bukan soal sepatu pak. Tapi Kaki .... Tendangan Gatot hanya tersenyum

26.

GATOT Berapa harga sepatu bola? HASAN Seratus lima puluhan, pak GATOT Apa kamu ndak punya uang buat beli sepatu buat dia? HASAN Nggngg .... GATOT Belikan sepatu buat dia ... jangan pelit-pelit! Lidah Hasan mendadak melintir CUT TO: EXT. WARUNG KOPI - SORE Hasan menghentikan latihan sore itu. Lalu dia memanggil Wahyu untuk mendekat ke warung kopi. Hasan memperkenalkan Wahyu ke Gatot HASAN Kenalin ini Pak Gatot ... Beliau yang punya Tim Sepak Bola Karang Sari Gatot menerima uluran tangan Wahyu.Tapi Wahyu menatap ke arah televisi cembung 14 inchi di sudut warung. Di televisi, tampak Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan memamerkan kostum merah Persema. WARTAWAN Publik meragukan kemampuan pemainpemain baru Anda Coach. Lebih terlihat seperti anak band dibanding pemain bola... COACH TIMO Soal penampilan, besok bisa kita lihat bersama-sama saat pertandingan ujicoba.. WARTAWAN Dengan memilih main di LPI yang bisa dibilang kompetisi ilegal, yang berakibat Irfan serta Kim tak bisa memperkuat Timnas Indonesia, apa Coach tidak takut dituntut?

27.

COACH TIMO Saya memilih kompetisi yang fair. Saya lakukan ini untuk membangun sepak bola Indonesia lebih maju. Saya rela dipenjara, asal Indonesia masuk Piala Dunia. Di tv lalu terlihat Coach Timo, Irfan dan Kim berfoto bersama. GATOT Kenapa le? pengen jadi kayak mereka? Gatoto tertawa. Wahyu tak menjawab matanya masih tertuju pada layar televisi. Di gambar terlihat Irfan berlatih. Seiring tayangan TV selesai, selesai pula perhatian Wahyu ke TV. Matanya berpindah ke Kuda pak Gatot WAHYU (ke Hasan) Itu kuda siapa, lik? HASAN Kuda pak Gatot. Kenapa? Wahyu beralih menatap pak Gatot. GATOT Bukan Kuda kesayangan. Saya masih punya satu lagi yang lebih bagus dari itu. WAHYU Boleh kuda itu buat saya? Mata Hasan mendelik. WAHYU (CONTD) Saya akan bikin banyak gol buat Tim Karang Sari. Tapi kuda itu buat saya. Saya akan berikan buat bapak saya sebagai hadiah ... HASAN Heh, perjanjian kita kemaren gak kayak gitu, le. Jo lancang kon ... Pak Gatot mengangkat tangannya ke Hasan. Hasan terdiam. Mata Pak Gatot melihat kekuatan pada Wahyu GATOT kalau kalah piye?

28.

Wahyu diam sebentar. Berfikir WAHYU (yakin) Kita tidak akan kalah ... Gatot tertawa terbahak-bahak. HASAN Le, pak Gatot ini rajanya taruhan. Jangan menantang taruhan kalau gak duwe jaminan ... GATOT Saya suka dengan keyakinanmu, le. WAHYU (makin yakin) Kita gak akan kalah, itu jaminan saya, pak Pak Gatot meminum kopinya sebentar. Lalu matanya tajam ke arah Wahyu GATOT Kalau kita menang, Kuda itu buat kamu. Tapi kalau kita kalah, kamu harus berikan 5 kemenangan buatku tanpa bayaran sedikitpun buatmu. Berani? Hasan tersenyum menyeringai, menatap wajah Wahyu yang mulai ragu. Mendadak teringat kata-kata bapaknya: ... Tidak ada cerita bola dirumah ini. sampai bapakmu mati! Ngerti koe?! Dada Wahyu mendadak berdegup. Kemudian ... WAHYU Sepakat, pak ... Gatot dan Hasan tertawa lebar. GATOT Hasan, koe seksine ... Anak ini bakal main sama tim kita sampai tahun depan. Hasan tertawa puas. Gatot melangkah menuju kudanya. GATOT (CONTD) Jangan lupa belikan sepatu buat dia!

CUT TO:

29.

EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG JELANG SORE Mitro tampak berdiri di depan papan pengumuman. Ia mencatat dengan tergesa di selembar kertas alamat yang tertera di pengumuman lomba debat. WAHYU Piye, Pur? Uda di catet? Mitro mengangguk. beres ... PURNOMO

Ketiganya segera berlari menuju parkiran sepeda. Mengambil sepeda masing-masing, dan melintasi halaman sekolah dengan cepat. CUT TO: INT. PENDOPO BALAI DESA - SIANG JELANG SORE Tampak siswa-siswa berseragam SMA duduk menghadap ke arah dua meja yang diduduki masing-masing oleh tiga siswa dari SMA berbeda. Di sudut lain, ada dua panitia yang menjadi Chairperson dan Timekeeper. Juri duduk di deret paling depan bangku penonton. Di mejanya. Indah duduk ditengah, diapit Hendro dan satu siswa lain. Ketiganya adalah wakil SMA Langitan dalam Lomba debat antar SMA tahun ini. di saku Indah terjepit no peserta: 17 Indah tampak gelisah. Sementara Hendro duduk dengan percaya diri. CHAIRPERSON The participants, the next topic is about a sense of nationhood. Sukarno once said, give me ten young people and I'll shake the world. What do you think, whether young people today can still be reliable? TIMEKEEPER 3 Minutes to Langitan High School team debate. Tangan kanan Indah menyentuh mikropon dihadapannya, jemarinya menekan tombol ON. Hendro tampak berbisik pada Indah memberikan masukannya.

30.

INDAH Although sometimes seen is not serious.. CUT TO: EXT. JALANAN DESA - SAMETIME Tiga sepeda yang dikendarai Wahyu - Purnomo dan Mitro tampak melaju kencang menyusuri jalanan desa. Terlihat ketiganya adu kecepatan sambil bercanda dengan riang. Ketiganya kemudian melewati anak-anak kecil yang tengah berkejaran merebut layangan putus. INDAH (V.O.) ...looks just having fun, playing kite and always thinking about football... Dari jalanan desa, Wahyu membelokkan sepedanya, memotong jalan melewati tengah-tengah lapangan bola, tempat beberapa anak kecil juga tengah bermain sepakbola. INDAH (V.O.) (CONTD) ... but I believe, young people nowadays know what they want and work hard to make it happen. Seiring tiga sepeda yang tampak mengecil di ujung lapangan.. CUT TO: EXT. PENDOPO BALAI DESA - JELANG SORE Wahyu muncul diantara penonton, matanya menatap lekat pada Indah dikejauhan. INDAH Young people are the miracle that will always make this country better. Begitu Indah menyelesaikan kata-katanya, tepuk tangan membahana. Wahyu berdiri terpaku menatap Indah. Tanpa Wahyu sadar, Purnomo dan Mitro sudah berdiri disampingnya. PURNOMO Indah sungguh .... MITRO sungguh opo? PURNOMO sungguh .... cemerlang otaknya!

31.

MITRO ya iyalah ... anak kepala sekolah PURNOMO Gak jamin, Tro. Anak Kepala Sekolah yang kena Narkoba juga banyak ... SUSILO (motong) Tapi anak saya bukan pemakai Narkoba kan? Mitro, Purnomo dan Wahyu menoleh ke belakang. Berdiri pak Susilo kepala sekolah mereka. Ketiganya bubar ... CUT TO: EXT. PENDOPO BALAI DESA - SORE CHAIRPERSON Jury will be meeting a moment to decide which teams who will progress to the next round.. Indah tampak menghela nafas sejenak, saat itulah ia melihat Wahyu berdiri dikejauhan. Sadar Indah melihat kearahnya, Wahyu tersenyum. Indah tersipu malu. Wahyu lalu melihat ke arah Jam. Wahyu gelisah. Lalu dia menyelinap mundur keluar dari kerumunan ... MITRO Lho Yu, mau kemana? WAHYU Ada pertandingan! PURNOMO trus si Cemerlang piye? Wahyu melambaikan tangannya, ia tetap melangkah kearah sepedanya. PURNOMO (CONTD) Wahyu memang sungguh... MITRO Sungguh opo? PURNOMO ... TER-LA-LU. CUT TO:

32.

EXT. STADION GAJAYANA - SORE Tampak sepatu-sepatu mengkilat yang dipakai para pemain kedua kesebelasan memasuki rumput stadion Gajayana. Terlihat pemainpemain Persema Malang bersiap menghadapi Tim Selection dalam pertandingan ujicoba. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wasit baru saja meniup peluit tanda pertandingan di mulai. Hasan tampak memegang sepasang sepatu bola yang masih baru. Wajahnya terlihat gusar. Pertandingan telah dimulai dan Wahyu belum juga muncul. CUT TO: EXT. JALANAN DESA - SORE Ditempat lain, pada saat bersamaan, tampak kaki-kaki Wahyu tengah mengayuh sepedanya sekuat tenaga. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - SORE Penyerang sayap Tim Selection menusuk ke jantung kiri pertahanan Persema. Berhasil melewati Kim Kurniawan. Bola di umpan jauh ke kotak pinalti. Striker Tim Selection melompat tinggi. GOL! CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Hasan tampak semakin gelisah. Tim Desa Karang Sari asuhannya semakin tertekan, lawannya, tim Kabupaten mengurung pertahanan Karang Sari habis-habisan. Sesekali Hasan berteriak-teriak memberi instruksi. Sesekali menoleh ke jam tangannya. Sesekali menoleh ke jalanan berharap Wahyu muncul. Tendangan bebas untuk Tim Kabupaten. Bola diambil oleh pemain tengah tim Kabupaten. Langsung ditendang jauh ke sudut gawang. GOL!

33.

Hasan membuang wajahnya karena kecewa. Saat itulah ia melihat Pak Gatot melangkah pergi dari tepi lapangan menuju warung kopi. CUT TO: INT. WARUNG KOPI - SORE Gatot masuk ke warung kopi, menarik kursi dan duduk membelakangi lapangan, matanya menatap televisi, menangkap siaran langsung pertandingan ujicoba Persema Malang lawan Tim Selection. GATOT Itu siaran langsung? Pelayan mengangguk. GATOT (CONTD) Berapa-berapa skornya? PELAYAN WARUNG Persema ketinggalan satu gol. Gatot tersenyum sambil melirik ke pertandingan kabupaten. GATOT Kopinya, pak ... gulanya dikit saja Pelayan warung mengangguk PELAYAN (sambil membuat minuman) Irfan Bachdim ndak bisa apa-apa ... modal ganteng thok! Gatot tidak menjawab tanpa menoleh, matanya tetap ke arah televisi. Dikejauhan, dibelakang punggungnya, tampak Wahyu datang dengan sepedanya. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wahyu menyandarkan sepedanya di pohon kelapa, lalu berganti pakaian dengan cepat. Kemudian dengan kaki telanjang, ia berlari ke arah Hasan. WAHYU Maaf terlambat, aku harus... HASAN Rasah crewet, iki sepatumu !

34.

Hasan melemparkan sepatu yang sedari tadi dipegangnya, Wahyu menangkapnya di dada. WAHYU Main sekarang, lik? Hasan menggeleng. HASAN Liat dulu temen-temenmu dilapangan ... Wahyu menoleh ke tengah lapangan. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - SORE Bima Sakti mengoper pada Robbie Gaspar, Gaspar melihat Irfan berdiri bebas dan mengumpan jauh ke depan. Irfan menerima bola dengan baik. Tapi bek Tim Selection entah dari mana datangnya langsung menghajar kaki Irfan. Bola mental dan Irfan bergulingan di lapangan. CUT TO: EXT. WARUNG KOPI Pak Gatot tersenyum melihat Irfan guling-guling dilapangan. GATOT Bener sampean, lik ... modal ganteng thok! Gatot tersenyum tipis. Dilayar televisi, terlihat wasit meniup peluit tanda babak pertama habis. Tampak Gatot menyeruput kopinya. Dari layar televisi langsung terdengar komentator berbicara. KOMENTATOR 1 Hasil sementara yang sebenarnya sudah disangka atau tidak ini bung, Persema tertinggal satu gol dari lawannya? KOMENTATOR 2 Ini diluar prediksi saya, karena Persema sudah diperkuat Irfan dan pemain baru Kim Kurniawan. KOMENTATOR 1 Baiklah, kita lihat apa yang akan dilakukan pelatih Timo di babak kedua..

35.

Gatot menoleh kebelakang, ke arah lapangan Karang Sari. Tampak Hasan tengah memberi instruksi pada pemian-pemainnya. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Seraya minum dan meluruskan kaki mereka, pemain-pemain Karang Sari duduk mengelilingi Hasan yang berdiri ditengah-tengah lingkaran sambil memegang bola ... HASAN Bola itu bulat. Dia bisa kemanapun karena ada kaki kalian. Kalo kaki kalian gak dikontrol dengan otak dan hati. akan ndlewer kemana-mana. Jadi kuncinya : Otak, hati dan kaki harus selaras ... Ngerti ra? Wahyu melakukan pemanasan, memain-mainkan bola sambil mendengarkan kata-kata Hasan. HASAN (CONTD) Jadi tolong selaraskan hati, otak dan kaki kalian satu sama lain! Bakat itu nomor 2, yang pertama adalah kompak! Pemain-pemain Karang Sari mengangguk-angguk. Hasan menoleh kearah Wahyu. Juga pemain-pemain Karang Sari. HASAN (CONTD) Liat Wahyu. Bakatnya segede gunung Bromo. Tapi hatinya gak selaras ama kaki. jadinya gak disiplin. bakal dilupakan ... Wahyu terlihat tidak enak hati. Tiba-tiba terdengar wasit meniup peluit, tanda babak kedua akan segera dimulai. HASAN (CONTD) Sekarang, ayo kembali ke lapangan. Semua semangat! Semua teriak : Yeaah!! Sambil tangannya bersama-sama melakukan tos ... CUT TO: EXT. WARUNG KOPI - SORE Pelayan tampak duduk menghadap ke lapangan, sementara Gatot duduk menatap ke layar televisi.

36.

PELAYAN Pelatih kayaknya belom tertarik mainkan si anak langitan itu, pak Gatot menoleh sebentar, lalu kembali lagi ke TV. Tampak wasit di Gajayana meniup peluit tanda pertandingan babak kedua dimulai. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - SORE Pemain-pemain Tim Selection kembali menguasai bola. Pertahanan Persema tampak tertekan. Kamera televisi tampak menangkap ekspresi pelatih Persema yang gelisah. Pemain tengah Tim Selection membuat umpan terobosan, entah darimana datangnya, bola sampai di kaki pemain depan Tim Selection, sekali sentuh dan gawang Persema kembali kebobolan. CUT TO: INT. WARUNG KOPI - SORE GATOT (girang) Masuk! wes ... bubar jalan PERSEMA. PELAYAN WARUNG Bubar jalan juga Karang Sari ... Terdengar suara peluit dari arah lapangan Karang Sari. Seorang pemain Karang Sari cedera kakinya. PELAYAN WARUNG (CONTD) Walah, malah salah satu pemain Karang Sari modiar kakinya Pemain tersebut mengerang. Hasan menolong si pemain itu. Gatot tetap tak menoleh. Matanya tetap ke arah televisi. Sesekali ia menyeruput kopinya. PELAYAN Anak dari Langitan itu masuk, pak. Nggantiin pemain yang cedera ... CUT TO:

37.

EXT. STADION GAJAYANA - SORE Wasit tampak mengangkat tinggi-tinggi papan bertuliskan angka 9. Irfan Bachdim ditarik keluar. Ia tampak terpincang-pincang berlari ke pinggir lapangan. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wahyu berlari masuk ke tengah lapangan. Wasit meniup peluit dan pertandingan dilanjutkan. Masuknya Wahyu membuat permainan Karang Sari berubah seratus delapan puluh derajat. Wahyu tak segan turun ke tengah lapangan dan menjemput bola. Kini Wahyu memegang bola, menggocek sedikit, kakinya hampir dihajar kaki lawan, tapi dengan gesit Wahyu mengelak. Lalu memberi umpan terobosan ke kotak pinalti lawan, satu pemain Karang Sari menyambut, namun bek lawan menghajar kakinya! Penonton bersorak penalti! HASAN Siip! penalti ... Tapi ternyata wasit hanya memberi tendangan bebas karena menganggap pelanggaran terjadi persis diluar garis penalti. Penonton protes PENONTON Wasit Goblookk!!! Pinalti kuii HASAN (protes) Apa-apaan ini?? Hooiii ... pinalti! Hasan menoleh ke arah warung kopi. Terlihat pak Gatot duduk senyum-senyum sendiri. Wajah Hasan menampakkan sesuatu penuh arti HASAN (CONTD) Bajingan broker !! Hasan berlari mendekat lapangan HASAN (CONTD) Kasih bole ke Wahyu! Di lapangan, Wahyu yang mendengar perintah Hasan segera berlari mengambil bola dan menaruhnya di titik yang ditentukan wasit. CUT TO:

38.

INT. WARUNG KOPI - SORE PELAYAN Pak, Si anak langitan yang mau nendang tuh ... Akhirnya Gatot meninggalkan televisi dan menoleh ke arah lapangan. Mimik wajahnya berubah serius. Hasan menoleh ke arah Gatot, melihat reaksi wajah Gatot. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wahyu mengambil ancang-ancang untuk melakukan tendangan. Kaki kanannya tampak menggesek-gesek rumput perlahan-lahan. Wasit kemudian meniup peluit dan Wahyu berlari kencang, kaki kanannya terayun dan menendang dengan kuat. Bola melesat naik, melewati pagar hidup pemain Tim Kabupaten, menuju tiang jauh dan, masuk! Penonton bersorak-sorai! Hasan teriak sekencangnya ... CUT TO: INT. WARUNG KOPI - SORE Si pelayan tampak bersorak-sorai sendirian di warungnya, sementara Gatot hanya mengangguk-angguk. PELAYAN WARUNG Pak, sampean masih lama disini ndak? GATOT Saya masih mau nonton PERSEMA. Kenapa? PELAYAN Nitip warung ya pak. Saya mau ngliat si anak langitan. Persema nggak seruuu !!! Gatot mengangguk. Si pelayan langsung berlari ke tepi lapangan. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Sisa pertandingan babak kedua semakin seru. Kini kedudukan seimbang.

39. Di lapangan, Karang Sari berbalik mengurung pertahanan Tim Kabupaten. Wahyu memainkan bola, mengoper kesana kemari, menerobos pertahanan lawan. Tapi langsung dipatahkan ... Hasan teriak ... HASAN Ayoo Selaraskan Hati!! Selaraska jangan pikiran!! jangan emosi! Bola di kaki lawan di rebut, lalu di oper ke Wahyu. Dari sisi lapangan, ia melewati satu dua pemain lawan, lalu melirik ke kotak pinalti, ia melihat striker Karang Sari berdiri bebas, Wahyu menendang bola jauh ke tengah. Striker Karang Sari melompat, lalu menyundul bola dan GOL! Karang Sari berbalik unggul 2-1. Penonton bersorak-sorai. HASAN (CONTD) (Girang) Yeaaaaaaa !!! modiar koe paakk!! Wasit akhirnya meniup peluit tanda pertandingan berakhir. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - PETANG Papan skor menunjukkan Persema kalah 0-2 dari Tim Selection alam ujicoba, tampak pelatih Persema dirubung wartawan. WARTAWAN Ada komentar Coach? COACH TIMO Saya tidak bisa berharap banyak dari tim yang belum punya waktu banyak dalam persiapan.. CUT TO: EXT. WARUNG KOPI - PETANG Gatot tersenyum puas. Lalu menoleh ke arah pelayan warung yang barusaja selesai menonton pertandingan Wahyu. Terlihat karang Sari dielu-elukan. GATOT Gimana si anak langitan itu? PELAYAN WARUNG Top, pak! pantes dijuluki tendangan dari langitan!!!

40.

Gatot tersenyum datar. sekilas melirik ke arah kudanya. Hasan berjalan dibelakang kuda menuju ke arah warung. Mukanya tidak enak ... GATOT Selamat, yoo ... Hasan menyeringai kecut ... HASAN (menyindir Gatot) Pertandingan BERAT, pak. Kayaknya uda diset dari awal buat kalah nih Gatot sadar ucapan Hasan diarahkan padanya, ia segera membelokkannya cepat. GATOT Yang penting kita menang. Ya kan, Yu? Wahyu mengangguk seraya menyambut tangan Gatot yang menyalaminya.. GATOT (CONTD) Tim kebanggaanmu takluk di kandangnya... Persema? WAHYU

Wahyu melirik ke arah televisi di dinding warung. PELAYAN WARUNG Kayaknya PERSEMA butuh tendangan dari langitan, lee ... HASAN Haha, Sepatu aja dia gak punya, mau main di PERSEMA. GATOT tuh! siapa yang gak rela keilangan anak emasnya? Gatot melirik Hasan. Hasan tersenyum kecut.. GATOT (CONTD) aku pamit sek yoo. Le, kui kudamu disana. Sekali lagi selamat. Salam nggo bapakmu. Dulu bapakmu koyo kowe. Pemain hebat! Wahyu mengernyitkan keningnya. WAHYU Maksud bapak?

41.

GATOT Tanya saja sama pelatihmu. Dia bisa cerita ... Gatot menunjuk ke Hasan sambil berjalan menjauh dari warung. Wahyu tidak mengerti. PELAYAN (menunjuk ke pak Gatot) Wah, si boss bangkrut kui. HASAN gak! Dia untung banyak. Dari kekalahan PERSEMA dan kemenangan Karang sari Pelayan Warung melongo. CUT TO: EXT. KANTOR COACH TIMO. NIGHT Lampu stadion masih menyala terang. Di meja kerjanya, handphone Coach Timo yang tergeletak berdering. Terlihat nama si penelepon; Ketua Klub. Timo mengangkat. Terdengar suara marah-marah. Timo hanya menghela nafas ... COACH TIMO ... saya mengerti pak. Tolong beri kepercayaan penuh pada saya dan pemain pak ... Telephone ditutup secara tidak sopan oleh Ketua Club. Timo hanya terdiam. CUT TO: EXT. WARUNG KOPI. MAGHRIB Hasan sedang berkemas disamping motornya. Wahyu menghampiri. Kuda pemberian pak Gatot ada disampingnya. WAHYU Maksud omongan pak Gatot tadi apa, lik? Hasan cuma diam. Dia menghela nafas panjang HASAN Dulu bapakmu kayak kamu. Pemain hebat yang dimiliki Langitan. WAHYU Bapak tidak pernah cerita

42.

HASAN Bapakmu gak mau kisah pahitnya sebagai pemain bola didenger anaknya WAHYU Kisah Pahit? Hasan membuka joknya, mengambil dompet dari kulit kuda. Dia ambil sebuah foto: Hasan muda dan Darto muda lengkap dengan baju dan sepatu bola. Foto itu diberikan ke Wahyu. Wahyu melihat dengan pandangan penuh arti WAHYU (CONTD) Bapak pemain bola dulu? HASAN Dulu sekali ... sebelum kamu lahir Tangan Wahyu menyentuh gambar bapaknya HASAN (CONTD) Sepak bola Indonesia tidak pernah punya kisah menyenangkan di akhir perjalanannya. Seperti bintang dilangit. Bersinar sesaat trus redup. Semua pemain bola menjadi legenda dijamannya, tapi tragis diakhir hidupnya. bapakmu salah satunya ... WAHYU Kenapa bapak jadi benci sama sepak bola? HASAN Dia membenci dirinya sendiri. Dia terlalu ambisius. Bakatnya besar. Dari tendangannya dia kalahkan clubclub kecil. Hingga club besar meliriknya ... Persema. WAHYU Bapak pemain Persema? HASAN Pernah try out disana. Sebulan. Tapi kemudian cedera sebelum bertanding ke Senayan. Bapakmu ngotot main karena itu adalah impiannya. Di atas rumput Senayan, kakinya tidak tertolong lagi. Tamat seketika ... Wahyu tertunduk.

43.

WAHYU Pantes bapak melarang aku main bola. DARTO Iya ... biar kamu tidak Goblok seperti bapakmu! Wahyu dan Hasan kaget melihat sosok Darto yang tiba-tiba muncul. Wajah Darto meradang. Marah. Wahyu ciut. DARTO (CONTD) (ke Hasan) Sudah cukup koe njejelin mimpi ke anakku seperti dulu koe njejelin mimpi ke aku, San. HASAN Anakmu beda ma kamu, To !! DARTO Prek!! Mulutmu ndak pernah berubah sejak dulu. Mencari bocah lugu buat dibohongi jadi pemain hebat! Taeeekk semua itu! WAHYU Wahyu yang milih disini. Bukan pak lik Hasan DARTO Diem koe, anak bawang!! Koe ra ngerti opo-opo? Ayo mulih!! WAHYU Wahyu cuma mau nunjukin ke bapak kalau sepak bola bisa jadi kebanggan Wahyu dan keluarga. DARTO Bocah ora uruuusss .... Darto mengangkat tangannya hendak memukul Wahyu. Hasan mencegah. Terjadi pergulatan antara Hasan dan Darto. HASAN Cukup, To ... Anakmu sudah buktikan itu ke aku. Sebentar lagi ke kamu!! DARTO Tak sobek Cangkemmu ...!!! Bapaak!!! WAHYU

Darto terdiam mendengar teriakan Wahyu. Kemudian Wahyu lari ke arah kuda pak Gatot.

44.

WAHYU (CONTD) Ini kuda buat bapak ... Mata Darto terbelalak WAHYU (CONTD) Wahyu main bola biar bisa nabung beliin bapak Kuda. Biar bapak ndak terus-terusan jadi penjual mie seduh di Bromo. Biar bapak gagah naik kuda ... Tenggorokan Darto tercekat. Tanpa sadar matanya basah. Hening mencekam. Suara adzan maghrib berkumandang: Hayya allal falaahh ... (mari kita mengerjakan kebaikan) WAHYU (CONTD) Wahyu juga beliin ini buat bapak Wahyu mengeluarkan tas kresek berisi baju koko dan pecis yang dibeli dari pedagang asongan yang jualan saat pertandingan bola Karang Sari. WAHYU (CONTD) Biar bapak bisa sholat lagi. Jadi imam buat Wahyu dan Ibu ... sebutir air menetes dari mata Darto yang tajam itu. Hasan hanya terdiam. Tangan Darto bergetar menerima pemberian Wahyu. WAHYU (CONTD) Maafkan, Wahyu pak. Wahyu janji tidak akan main bola lagi. Wahyu main bola cuma buat beliin Kuda dan baju sholat buat bapak ... Ayo pulang, pak. Darto tidak berdaya. Dia memeluk tubuh anaknya. Terharu. HASAN Jangan sia-siakan bakatmu, le. WAHYU Maaf, lik ... aku sudah milih. Aku milih jualan sama bapak. Maaf lik Wahyu menggandeng Darto pulang. Darto menaiki Kudanya, Wahyu naik sepeda. Hasan terdiam ....... FADE OUT.

45.

EXT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG Pak Susilo tampak tengah membaca koran. Persema kalah dalam laga ujicoba dalam headline yang lebih besar, lalu Pak Susilo melirik berita yang lebih kecil, tentang tim Desa Karang Sari yang diselamatkan oleh pemain ajaib bernama Wahyu. Tiba-tiba terdengar lonceng tanda istirahat berbunyi. Pak Susilo menurunkan korannya karena mendengar keriuhan di depan kantornya, ia melirik ke jendela. Tampak Purnomo, Mitro dan Wahyu melintas. Pak Susilo melipat-lipat korannya seraya beranjak menuju pintu. CUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG Langkah Purnomo, Mitro dan Wahyu terhenti karena tiba-tiba di depan mereka muncul seorang cewek perempuan agak gemuk, bernama Meli. PURNOMO Ya ampun Meli, dia sungguh.. WAHYU Sungguh apa? PURNOMO Sungguh belahan jiwa Mitro, lihat dia menyambutnya ... Wahyu tak kuasa menahan senyum. Mitro cemberut. MELI Heh Kuda Nil! Jangan GE ER ya. Aku ndak butuh kamu. Tapi Wahyu. Sini! Meli mengisyaratkan tangan memanggil Wahyu. Wahyu celingukan bingung. CUT TO: INT. RUANG KELAS INDAH - SIANG Wahyu melangkah dengan grogi mendekati Indah yang berdiri dengan anggun disamping meja guru. Kelas itu agak sepi. Cuma berisi 4 orang disudut kelas. WAHYU Kamu nyari aku ndah?

46.

Indah mengangguk. Wahyu tersipu INTERCUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG Meli, Purnomo dan Mitro mengintip Indah dan Wahyu dari jendela luar kelas. PURNOMO Mereka itu sungguh ... MITRO Prek, Pur ... !!! Purnomo terdiam. Meli tersenyum geli. Di dalam Kelas, Wahyu dan Indah terlihat ngobrol dengan akrab. WAHYU Insya Allah aku datang, Ndah ... INDAH Makasih ya, Yu Senyum Indah tersungging CUT TO: EXT. DEPAN SEKOLAH. SIANG Anak-anak pada bubaran sekolah. Wahyu mengayuh sepedanya berpapasan sama Purnomo ... WAHYU Mitro mana? PURNOMO gemes-gemesan sama Meli Wahyu mengernyitkan dahi ... WAHYU Gemes-gemesan? Apa itu? PURNOMO Mmm, Pernah ngliat cicak saat bulan purnama gak? Wahyu berfikir, lalu menggeleng PURNOMO (CONTD) Kamu lihat aja dulu cicak pas bulan purnama, nanti kamu tau apa arti gemes-gemesan ...

47.

Purnomo cabut meninggalkan Wahyu yang terbengong CUT TO: EXT. KAWASAN WISATA GUNUNG BROMO Tampak kuda-kuda wisata tengah berlari melaju meninggalkan debu dibelakangnya. Darto terlihat gagah menunggangi Kuda. Wajahnya cerah. Kuda-kuda itu melintasi anak-anak bermain bola, menuju ke arah wisatawan. Darto turun dari kuda menawari Wisatawan Kuda buat keliling. Terjadi Negosiasi Tidak jauh dari sana Wahyu berjalan, melihat ayahnya dengan bangga melakukan transaksi. Wahyu tersenyum karena melihat ayahnya senang ... TEMAN DARTO Sejak kamu belikan Kuda bapakmu, dia kliatan sumringah le ... jarang aku ngliat bapakmu senyum kayak gitu WAHYU Makasi pak de ... Darto tampak menjalin kesepakatan dengan wisatawan. Lalu dia hendak menolong wisatawan naik kuda. Wahyu teriak ... WAHYU (CONTD) Pak ... Biar Wahyu yang gantiin. Bapak Istirahat saja Darto mengangguk senang. Tiba-tiba sebuah bola melayang ke arah Wahyu. Darto menoleh ke arah bola tersebut. anak-anak meminta Wahyu menendangnya ANAK-ANAK Ayo, Yuu ... tendang! Tendang! TEMAN DARTO Tunjukan Tendangan dari Langitan yang terkenal itu, lee ... Wahyu hanya tersenyum. Dia mengambil bolanya dan melempar ke anak-anak itu. Anak-anak kecewa. Darto menatap anaknya penuh arti. Wahyu berjalan menuntun kudanya yang sudah dianiki wisatawa CUT TO:

48.

EXT. ESTABLISH Matahari pagi tampak mengintip di lereng Gunung Bromo. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU. PAGI Darto tampak tengah mempersiapkan kudanya. Sesaat kemudian terlihat Wahyu keluar rumah seraya menuntun sepedanya diikuti ibunya. BU DARTO Sudah bilang bapakmu belom? Darto menoleh DARTO Bilang apa? WAHYU Wahyu mau minta ijin nemenin temen Wahyu bertanding di Malang DARTO Bertanding? WAHYU Bukan Bola pak. Bertanding debat Bahasa Inggris BU DARTO Anaknya pak Susilo, pak. Anakmu ini lagi jatuh cinta Wahyu senyum-senyum malu DARTO Susilo Kepala Sekolah? BU DARTO Susilo siapa lagi? Anaknya sekelas sama Wahyu, pinter bahasa Inggris. Sekarang lagi bertanding debat bahasa Inggris di Balai Kota Malang DARTO Kamu ngapain disana? WAHYU Jadi suporternya pak ... Darto tertawa

49.

DARTO Ngaca, lee ... Paling-paling kamu sudah ditendang bapaknya sebelum masuk ruangan balai kota WAHYU Namanya juga usaha, pak DARTO Sak karepmu ... (terserah kamu) Wahyu senang. Dia mencium tangan bapaknya. Lalu pamit sama ibunya. BU DARTO Jangan lupa sholatnya ! MONTAGE: EXT. DI ATAS TRUK - DAY Jalanan desa yang meliuk-liuk. Tampak sebuah truk pengangkut beras melaju dengan tenang. Di bak Truk tertulis grafiti: KU KEJAR CINTAMU, NURLELA ... Tampak Wahyu, Purnomo dan Mitro berbaring diatas tumpukan karung-karung beras yang memenuhi bak truk. Diantara tumpukan beras itu ada tumpukan kayu. Mitro mengambil sebilah kayu. CUT TO: EXT. JALANAN KOTA MALANG - JELANG SIANG Jalanan Kota Melang tampak ramai. Di salah satu perempatan, Truk menurunkan ketiga bocah desa Langitan. Mereka celingukan mencari bangunan Balai Kota Malang. Mereka bertanya ke seorang Tukang becak. Tukang Becak menunjukkan arah. Mereka mengangguk. Mitro dengan gayanya berjalan sambil mengayun-ayunkan kayu dari truk tersebut. CUT TO: EXT. JALANAN KOTA MALANG/ SUDUT LAIN - JELANG SIANG Seroang anak kecil bule berjalan. Berpakaian seragam sekolah. Tiba-tiba sekelompok anak-anak muda 3 tahun lebih tua dari anak bule itu menghadang. ANAK 1 Hey bocah. Koe si Brandon anaknya Timo to? Brandon terkesiap.

50.

ANAK 2 Ngerti ra kalau bapakmu tu payah!! BRANDON Kalian yang payah. Beraninya ramerame! ANAK 1 Woh, Kemaki!! (belagu lo!) Brandon melihat gelagat gak enak, lalu dia mendorong anakanak itu dan lari. Anak-anak mengejarnya. Brandon berlari menyusuri trotoar, masuk ke dalam gang. Lalu di gang tersebut dia dikeroyok CUT TO: EXT. JALANAN KOTA MALANG - JELANG SIANG Wahyu, Purnomo dan Mitro terlihat sedang makan perbekalan mereka. Singkong rebus. Tiba-tiba mereka mendengar ada teriakan dan erangan. Wahyu langsung berlari kearah suara. Wahyu melihat Brandon dikroyok rame-rame. Wahyu langsung teriak WAHYU Woi! Woi! Stop woi! Tiga anak pengeroyok Brandon terkejut. mereka melihat ketiga anak Langitan yang kringetan, kusam dan seorang membawa kayu pentungan mirip preman langsung lari takut. MITRO Belom diapa-apakan kok lari ya? PURNOMO Mereka sungguh ... PLAK! Pentungan kayu mengenai kepala Purnomo. Wahyu langsung menghampiri Brandon. WAHYU Kamu nggak apa-apa dik? Im okay. BRANDON

Purnomo dan Mitro datang mendekat. WAHYU Rumah dimana? Yuk, aku anter pulang. Wahyu menoleh ke arah Purnomo dan Mitro.

51.

WAHYU (CONTD) Kalian ke Balai kota dulu, aku antar adik ini ... Purnomo dan Mitro mengangguk. Wahyu segera menarik lengan Brandon dan membawanya pergi. CUT TO: INT. BALAIKOTA MALANG - SIANG Lomba debat dilaksanakan. Lebih heboh dari sebelumnya. Ada tiga meja diatas panggung, dua berhadapan untuk masing-masing tim debat dan meja yang di tengah untuk pelempar soal dan pencatat waktu. Di depan tiga meja itu berderet kursi penonton. CHAIRPERSON Welcome to the final round of interschool debate competition. Today will face high school debate team from Malang and high school debate team from Langitan .. Meja-meja peserta debat langsung diisi oleh tim-tim debat yang baru saja dipanggil. Tampak Indah dan Hendro serta seorang temannya menarik kursi dan duduk. Indah duduk menatap ruangan, memandangi wajah-wajah penonton mencari Wahyu, tapi yang muncul wajah bapaknya sendiri yang tersenyum dengan bangganya. Indah tersenyum kecut. CHAIRPERSON (V.O.) (CONTD) Heres the first round.. CUT TO: EXT. HALAMAN BALAIKOTA MALANG - SIANG Purnomo dan Mitro muncul dari kelokan jalan dan mendapati Balaikota Malang berdiri dihadapan mereka. PURNOMO (terkesima) Wow ... balai kota ... MITRO Awas ngomong Sungguh lagi. gua tonjok lu!!!

52.

PURNOMO Betapaa ... Halaah!!! MITRO

Mitro langsung menyeret Purnomo masuk kedalam CUT TO: EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - SIANG Ada lapangan rumput kecil dilengkapi gawang mini berjaring dibelakang rumah itu. Tiba-tiba sebuah bola melesat masuk ke dalam gawang. Ternyata Brandon yang melesakkannya. Wahyu menoleh ke arah Brandon ... BRANDON Kamu bisa bikin gol nggak? Wahyu hanya tersenyum. Hatinya mulai gelisah. Berkali-kali melirik jam. Brandon meletakkan bolanya di depan gawang kecil. BRANDON (CONTD) Nih. Tendang ! Wahyu mengikuti perintah Brandon dengan setengah hati. WAHYU Sekali ini aja ya? Wahyu langsung menendang. Seadanya. Bola tidak masuk. BRANDON kaki yang buruk! Wahyu tersenyum. WAHYU Udah yaa, kamu kan masih sakit kakinta Tiba-tiba istri Coach Timo muncul membawa minuman. ISTRI COACH TIMO Maaf, Brandon memang bandel gitu. Silakan diminum. WAHYU Maaf bu, saya buru-buru. Ada temen yang sedang bertanding debat di Balai Kota.

53.

ISTRI COACH TIMO Balai kota dekat dengan sini. Tunggu sebentar, ayah Brandon bentar lagi balik dari Stadion Gajayana ... Stadion? WAHYU

Istri Timo mengangguk. Wahyu tampak penasaran. Brandon langsung mengambil bola dan duduk dengan tenang di beranda belakang. Wahyu bergerak untuk mengambil gelas ketika terdengar pintu dibuka. Sesaat kemudian muncul Timo dan Matias. COACH TIMO Gimana keadaan Brandon? Brandon lompat dari kursi dan lari kearah Timo. Timo mengecek keadaan anaknya. Matias, seorang fisioterapi langsung reflek mengecek kaki dan pergelangan Brandon Sakit? MATIAS

Brandon mengerang. Matias semakin intens memeriksa. ISTRI COACH TIMO anak ini yang menolong Brandon, honey COACH TIMO Oh ya? Terima kasih sekali Wahyu menyambut uluran tangan Timo. Wahyu terkesiap. Kagum. COACH TIMO (CONTD) Siapa nama kamu? WAHYU Anda .... Pelatih Persema? COACH TIMO Ya, saya Coach Timo, pelatih Irfan, Kurniawan, Robby gaspar ... kamu suka bola? Atau pemain bola? BRANDON Dia gak bisa bikin Goal, pa! Timo tersenyum. Lalu memandang Brandon. WAHYU Saya ... Wahyu. Saya ... mmm, anu.

54.

Wahyu salah tingkah sendiri. Timo hanya tersenyum. CUT TO: INT. BALAIKOTA MALANG - SIANG Indah tampak tengah berdiri di mejanya, INDAH ... And we believe, the younger generation knows what is best for them. TIMEKEEPER Time is up. CHAIRPERSON And thats end of the first round. Penonton bertepuk tangan. Termasuk Purnomo dan Mitro yang berdiri di sudut belakang. Wajah Mitro tampak terpaku menatap Indah. MITRO Indah kalo nglindur pake bahasa Inggris kali ya? PURNOMO Bersin aja pake bahasa Inggris dia Mitro langsung sadar keberadaan Wahyu. MITRO Kemana si Wahyu? Wah, payah nih! Purnomo ikut celingukan. CUT TO: EXT. BERANDA BELAKANG RUMAH COACH TIMO - SIANG Brandon masih bermain-main dengan bolanya, ia duduk dipangkuan Timo. Matias duduk disebelahnya, sedang Wahyu dihadapannya. WAHYU Saya benar-benar nggak tahu kalo Brandon anak pelatih Bola. Ia menoleh kearah Matias. WAHYU (CONTD) Dan mas ini, saya melihatnya di tivi saat Timnas Melawan Malaysia

55.

Matias tersenyum. COACH TIMO Dia sekarang seperti selebritis. Hahah ... Kemudian Wahyu berdiri. WAHYU CONTD) Saya ... saya nge fans sama Irfan. Sama Persema. Dulu ayah saya mantan pemain persema. COACH TIMO Oh ya? Siapa? WAHYU Darto ... Sudarto. Dari Langitan. Timo berfikir keras. Dia menatap ke Mathias WAHYU (CONTD) Dulu sekali, sebelum saya lahir, coach. COACH TIMO oh, oke. Sebagai hadiah karena sudah mengantar anak saya pulang, saya akan ajak kamu ke stadion. Kamu bisa ketemu Irfan ... Wahyu terkesima. Dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. WAHYU Wah, terima kasih. Tapi ... COACH TIMO Kenapa? Ada acara lain? Its okey ... kamu bisa datang kapan saja ke Gajayana. Wahyu bingung. COACH TIMO (CONTD) Ayo Brandon, bilang terimakasih sekali lagi sama mas Wahyu. BRANDON

Wait ...

Brandon lari ke kamarnya. 10 detik kemudian keluar membawa sesuatu Ini.. BRANDON (CONTD)

56.

Wahyu menerima pemberian Brandon. Sebuah gulungan poster bergambar Irfan Bachdim. Timo membubuhkan tandatangannya di poster itu untuk kenang-kenangan. Wahyu mengucap terimakasih lalu berpamitan. Setelah Wahyu pergi, Coach Timo memandangi Brandon yang sibuk bermain-main dengan bolanya. COACH TIMO (ke Mathias) Aku senang kamu kembali bergabung dengan tim. Kita sedang banyak tekanan. MATIAS Rileks, coach. Kita sudah lama tidak Hiking di Bromo. COACH TIMO Ah ya! good Idea. Aku sudah lama tidak mengalahkanmu! CUT TO: EXT. JALANAN KOTA MALANG - SIANG Wahyu tampak berlari menyusuri jalanan kota Malang. Sesekali ia berhenti untuk menanyakan arah ke balaikota. Lalu Wahyu berlari lagi. Wahyu berhenti lagi saat ia melihat menara lampu stadion Gajayana dikejauhan. CUT TO: EXT. HALAMAN BALAIKOTA MALANG - SIANG Purnomo dan Mitro berdiri tanpa ekspresi di depan gerbang balaikota. Lalu Wahyu yang ngos-ngosan datang. Wahyu terkejut melihat Purnomo dan Mitro berdiri diluar gerbang. WAHYU Kalian kok diluar? Tak ada jawaban. Purnomo dan Mitro menatap Wahyu. WAHYU (CONTD) Eh, kalian tahu gak, si anak bule tadi anaknya siapa? Mereka tetep diam saja. Lalu beranjak pergi.

57.

MITRO Balik yuk. Udah sore ... Mitro dan Purnomo berdiri. Wahyu bengong. WAHYU Loh kalian mau kemana? Denger dulu. Tadi aku ketemu sama pelatihnya Persema ... Timo. Keren gak sih? Suara Wahyu seperti ditelan angin sore. Purnomo dan Mitro tidak menghiraukan ... CUT TO: EXT. ESTABLISH Gunung Bromo di malam hari. Lalu menuju deretan rumah. Salah satunya rumah Indah. CUT TO: EXT. JALAN DEPAN RUMAH INDAH - MALAM Di depan rumah Indah, di seberang jalanan, tampak ilalang bergerak-gerak. Perlahan muncul Wahyu dibalik ilalang itu. Wahyu segera melangkah keluar dari semak-semak, ia menyeberangi jalan menuju rumah Indah. Ditangannya tergenggam poster Irfan. CUT TO: EXT. RUMAH INDAH-KAMAR INDAH - MALAM Wahyu mengendap-endap ke arah jendela kamar Indah. Saat Wahyu hendak mengetuk jendela, tiba-tiba kebuka oleh Indah. Wahyu kaget, Indah juga .... AAAA!!! WAHYU DAN INDAH

Indah buru-buru menutup mulutnya. Pak Susilo langsung masuk kamar. Wahyu jongkok di bawah jendela. PAK SUSILO Ada apa, nduk? INDAH Mmm ... anu, ada orang gila lewat, pak. Mana? PAK SUSILO

58.

Pak Susilo mau lihat keluar tapi ditahan sama Indah. INDAH Udah lewat pak. PAK SUSILO Oh, ya sudah. tutup saja jendelanya. setelah Pilkada banyak orang stress di desa kita. Pak Susilo keluar kamar. Indah menghela nafas. Lalu menutup pintu jendela. Tapi kemudian ditahan sama poster Wahyu. Indah kaget INDAH (Jutek) Mau apa ? WAHYU Anu, ndah ... maaf sekali kemaren aku ... Uda basi. INDAH

Indah lalu menutup jendelanya. Wahyu masih menahan. INDAH (CONTD) Mau aku teriak Maling? Wahyu menelan ludah. Baru kali ini dia melihat Indah marah. WAHYU Aku cuma mau minta tolong kamu lihat ini ... Indah melihat ke arah gulungan poster. Disana ada gambar Irfan Bachdim. Di bawah gambarnya ada tulisan : Never Give Up! WAHYU (CONTD) Tulisan itu artinya apa? Hati Indah langsung panas. INDAH JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI ... ! Indah mendorong Wahyu keluar, lalu menutup jendelanya. Wahyu tertunduk sendiri. Dibalik jendela, mata Indah berkaca-kaca. CUT TO:

59.

INT. KAMAR WAHYU - MALAM Wahyu berbaring di ranjang kapuknya yang tipis, ia gelisah, matanya memandangi poster Irfan Bachdim yang tertempel di dinding bambu rumahnya, menatap tulisan : NEVER GIVE UP! Wahyu ambil spidol, lalu dia tulis dibawah tulisan tersebut : JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI ... Wahyu memandang tulisan itu lagi. Tercenung DISSOLVE TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG Wahyu duduk di pinggir selasar menatap Purnomo dan Mitro bermain bola. Mitro menggiring bola dihadang Purnomo, Lalu dia menendang bola dan masuk ke gawang Purnomo. Mitro melakukan selebrasi layaknya Irfan ke Meli yang saat itu bersama Indah. PURNOMO Sungguh !!! Betapa Goal ini untuk siapa, saudara Mitro? MITRO Tentu saja Goal ini untuk ... Melii !!! Mata Meli mengerling manja. Indah tersenyum kecut dan berlalu. Wahyu yang melihat itu jadi sedih. DISSOLVE TO: EXT. KELAS WAHYU - SIANG Pelajaran Bahasa Inggris. Bu guru meminta murid-murid membuat sebuah kelompok. Wahyu melihat Indah bersama Hendro yang sedang ngobrol dengan intim. Tubuh Hendro tampak mepet ke Indah. Indah diam saja. Wahyu menatap perih DISSOLVE TO: INT. RUMAH WAHYU/ RUANG TENGAH - SUBUH Darto selesai melakukan sholat, mengimami Wahyu dan Ibunya. Lalu Wahyu mencium tangan ayahnya dan ibunya. Terlihat hatinya sedih. Pak Darto melihat itu DISSOLVE TO:

60.

EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU. SUBUH Darto melihat Wahyu duduk sendiri di kursi kayu depan rumah. Darto menghampiri ... Kenopo le? DARTO

Wahyu hanya menggeleng DARTO (CONTD) Kalo ndak ada apa-apa kenapa diem? WAHYU Lagi males ngapa-ngapain, pak Tangan pak Darto langsung mengusap-usap kepala anaknya DARTO Ojo dipikir terlalu jero. Koe kudu sadar, hidup itu seimbang! Ada naik, ada turun. Ada sedih, juga ada senang. Ada cinta ... ada kehilangan. ngerti? Mata Wahyu memejam sebentar. Darto langsung berdiri ke arah Kudanya. WAHYU Pak, Wahyu lagi jatuh cinta sama dua hal sekaligus. gimana cara bikin seimbang? Darto menoleh ke arah Wahyu DARTO Hati itu cuma buat satu cinta le. Kalo ada yang lain, itu namanya penghargaan. Tentukan mana yang kamu cintai dulu ... WAHYU Saya cinta sama Indah dan sepak Bola. Dua-duanya juga saya hargai, pak DARTO Ndak bisa dua-duanya, le. kamu akan menghianati satu sama lain. Hidup itu harus milih. WAHYU Kalo bapak jadi Wahyu, bapak akan milih apa?

61.

DARTO Kamu ya kamu, le. Ndak bisa diwakilkan orang lain. Wes, ayo kita ke gunung. Bapak mau ajarin kamu sesuatu ... Darto segera menarik tali kekang kuda dan membawanya pergi, Wahyu mengikutinya dari belakang. Bu Darto mengintip kepergian mereka dari jendela dapur dengan tersenyum. CUT TO: EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - PAGI Wahyu sedikit terkejut karena bapaknya membawa kudanya ke tanah lapang tempat ia biasa bermain bola bersama temantemannya itu. Darto membawa kudanya ketengah lapangan, ia lalu berdiri di tengah-tengah dan memegang ujung terjauh tali kuda. Darto lalu membuat kudanya lari-lari kecil memutari dirinya. DARTO ayo le ... ambil bolamu! Wahyu terpaku mendengar kata-kata bapaknya.. DARTO (CONTD) Ayo ambil bolamu yang kamu sembunyikan di pohon itu! Wahyu meragu. WAHYU Kok bapak tahu? DARTO Apa yang bapak ndak tahu dari kamu, le? Ambil! Wahyu buru-buru lari kearah pohon tempat biasa ia menyembunyikan bola kulit usangnya. Sesaat kemudian ia berlari mendekati lintasan lari kuda. Wahyu menahan napasnya, kakinya memain-mainkan bola. Kuda mendekat. Wahyu menggocek bola ke kanan, menghindar dengan cepat. Ketika kuda berlalu, ia menggocek kekiri lagi, membawa bola ke lintasan lari kuda dan menggiringnya melawan arah lari si kuda... DARTO (CONTD) Mantap le! Terus! CUT TO:

62.

EXT. JALANAN SETAPAK LERENG BROMO - PAGI Tampak sepasang kaki dengan deru nafas memburu tengah berlari mendaki jalan setapak berbatu. COACH TIMO Cmon Math! Cmoon ... hehehe Pemilik sepasang kaki itu ternyata Coach Timo, akhirnya dia berhenti dan menunggu Matias yang menyusul kemudian dibelakangnya dengan terengah-engah. COACH TIMO (CONTD) Yeaah!! Im the Winner ... MATIAS Damn Coach .... ! you did it again! Coach Timo tersenyum. COACH TIMO Umur boleh beda, tapi kekuatan jangan salah ... hahaha Tiba-tiba Mata Timo melihat sesuatu. COACH TIMO (CONTD) Can you see that? Timo menunjuk sesuatu. COACH TIMO (CONTD) Ayo kita kesana!

CUT TO: EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - PAGI Wahyu bersimbah keringat. Ia berkonsentrasi penuh dengan bola yang ia mainkan dikakinya, dan juga menunggu kedatangan kuda yang berlari kencang. Ketika kuda datang, Wahyu bergerak dengan cepat, menyelamatkan bola sekaligus menghindar dari terjangan kuda. Tiap Wahyu berhasil lolos dari terjangan kuda, bapaknya tertawa-tawa. Ditepi lapangan itu, dibalik pepohonan, berdiri Coach Timo yang memandang dengan takjub. Matias berdiri tak jauh dibelakangnya dengan mimik tak kalah takjub pula. MATIAS Ngapain mereka itu, Coach? Damn!

63.

Coach Timo sedikitpun tidak melepaskan pandangannya dari Wahyu. Kuda menerjang lagi dan Wahyu menghindar lagi dengan cepat. MATIAS (CONTD) Orang gila! Berbahaya sekali! Kening Coach Timo berkerut. COACH TIMO (bergumam) Sepertinya kita tahu siapa dia! Mathias menatap ke arah Wahyu yang sangat lincah memainkan bola menghindar dari Kuda. Darto terlihat memeberi semangat. MATIAS Damn, coach! Itu anak yang datang ke rumah. Brandy bilang dia tidak bisa menendang bola ... COACH TIMO Mau nggak kamu nginap sehari lagi? Matias menatap Coach Timo, lalu mengangguk. Bola ditendang Wahyu, melayang diatas kepala Kuda, masuk melewati celah pohon. Darto tersenyum puas ... WAHYU Bapak, Wahyu uda mutusin milih cinta sama siapa ... Sopo? DARTO

WAHYU Wahyu cinta sama bola, pak! Darto tertawa sambil geleng-geleng kepala. DARTO Sak karepmu lee ... (Terserah kamu, nak!) CUT TO:

64.

EXT. HALAMAN SEKOLAH - SIANG Lonceng sekolah berbunyi. Anak-anak SMA Negeri Langitan menghambur keluar. Wahyu menuntun sepedanya bersama dua sahabatnya. Tampak Wahyu melihat Indah berjalan bersama Hendro. Keduanya terlihat mesra. Wahyu tampak perih. PURNOMO Sungguh belahan jiwa mereka ! Wahyu tersenyum masam MITRO Anak pintar pacaran sama anak pintar. Garisnya uda gitu, Pur ... WAHYU Yaa, benar. Jodoh emang uda dipilih, bukan memilih. Tiba-tiba HASAN Bisa saja memilih, asal mau usaha ... Wahyu dan kedua sahabatnya menoleh ke arah Hasan. WAHYU Eh, sampean lik. Tumben kesini. Wahyu menyalami Hasan dengan santun. Purnomo dan Mitro langsung minta pamit meninggalkan Wahyu dan Hasan sendirian. HASAN Masih nggak mau main bola, Yu? Wahyu hanya diam saja. Berfikir ... WAHYU Bapak sudah mengijinkan sih, lik Terus? HASAN

WAHYU Tinggal akunya aja sekarang HASAN Bakatmu gede, Yu. Koe juga lebih mateng dibanding bapakmu dulu. Koe bisa jadi pemain hebat. Wahyu tercenung sendiri. Matanya melihat kakinya sendiri.

65.

HASAN (CONTD) Aku ada tawaran main lagi buat kamu. Rupanya Tim Kabupaten gak terima kekalahan kemaren. Mereka ngajak tanding lagi. bakal seru, Yu. Banyak yang mau mau megang Karang Sari gara-gara kamu. Bonusnya gede. kamu gak cuma bisa beliin kuda bapakmu. Tapi rumah. Ngerti ra? Rumah? WAHYU

HASAN Coba mikir, berapa uang hasil sewain kuda perbulan? sampai bapakmu mati juga ndak bakalan kebeli ... Wahyu hanya diam. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SIANG Wahyu mengayuh sepedanya menuju rumah. Hasan mengikuti dengan motornya. Di depan rumah berdiri dua orang Bule. Wahyu memicingkan matanya. Perlahan Wahyu bisa melihat siapa sosok tersebut ... WAHYU Coach Timo dan Mathias? Hasan terkejut melihat pelatih Persema. Bu Darto keluar dari rumah membawa minuman teh poci. BU DARTO Loh, tumben sudah pulang, le. HASAN (Menyela) Iya, tadi aku yang ngajak Wahyu pulang karena tau ada yang nunggu, mbak ... Timo dan Mathias saling tatap. Hasan lalu terlihat sok akrab HASAN (CONTD) Saya Hasan, sir. pelatihnya Wahyu. Saya yang nemuin anak ini. bakatnya gede.

66.

COACH TIMO Yaa, saya tahu. Saya lihat kemaren dia latihan bola di lapangan bukit sana. WAHYU Coach liat saya? Timo dan Mathias mengangguk sambil tersenyum HASAN Tendangan dia gak ada yang ngalahin, sir. Minggu depan dia mau tanding melawan tim Kabupaten. Dia mau belikan rumah bapaknya ... WAHYU Lik, saya kan belum nge-iya-in ... COACH TIMO Oh, gitu. Congratulation kalau gitu. Saya cuma mau nawarin kamu sesuatu. Kalau kemaren kamu menolak saya ajak ketemu Irvan, sekarang saya mau ngajak kamu try out dengan Irfan di Gajayana, besok lusa. Wahyu melongo. Hasan resah ... Bu? WAHYU

BU DARTO Asal dapat ijin dari bapakmu, le Timo dan Mathias saling padang. Hasan menangkap peluang untuk masuk HASAN Mmm, begini pak Timo. Bapaknya Wahyu ini sebenernya tidak suka anaknya jadi pemain bola. WAHYU Tapi bapak udaa... HASAN (memotong) ... Sudah memberikan ijin kalau saya turut mengawasi Wahyu. Saya sangat tahu kemampuan dan kelemahan dia, Sir. Wahyu terlihat tidak enak. Timo mengernyitkan dahinya.

67.

COACH TIMO Well, apapun itu. Yang jelas saya kasih kamu kesempatan. Terserah kamu mau ambil atau tidak. Saya tunggu lusa, di stadion Gajayana jam 3 sore ... Wahyu mengangguk sambil tersenyum HASAN Saya akan memastikan bahwa dia tidak terlambat, sir ... Timo dan Mathias pamit CUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - JELANG SIANG Indah berjalan bersama Meli selepas dari kantin. Tiba-tiba Hendro muncul menghampiri. Melihat kedatangan Hendro, Meli reflek menjauh dari Indah, tapi Indah menarik baju Meli INDAH Disini aja ... Meli nurut. Hendro tersenyum ramah ... HENDRO Hai, Ndah ... kemaren papaku habis dari Surabaya. Dia beliin ini buat kamu. Hendro menyerahkan sebuah kamus kalkulator. Mata meli membelalak MELI Wow! Itu kan mahal ... HENDRO Ah, cuma 300 ribu kok. Suka kan? Indah mengucapkan terima kasih sambil tersenyum. Dari belakang Hendro terlihat Wahyu berjalan. Indah buru-buru menyerahkan hadiah Hendro ke Meli. Wahyu melintasi Indah sambil menyapa ... WAHYU Hai, Indah ... besok aku ke Malang untuk try out dengan Persema. Doain aku ketrima MELI Ama Irfan Bachdim yaaa?? Minta fotonya dong ...

68.

HENDRO Irvan Bachdim? Who is Irfan Bachdim? WAHYU He is a .... Selebritis ! Wajah Hendro mengernyit bingung. Wahyu berjalan meninggalkan Indah dengan percaya diri. Mata Indah tidak bisa lepas dari pandangan Wahyu. HENDRO Who is Irfan Bachdim, Indah? INDAH (sambil lalu) ... his best friend! CUT TO: EXT. JALAN RAYA MENUJU MALANG - SIANG Sebuah Jalan Raya menuju Malang. Tampak lalu lalang Bis Wisata bercampur dengan kendaraan umum dan gerobak. Hasan naik motor khasnya memboncengkan Wahyu ... HASAN Ini kesempatan emas buat kamu, Yu. Ingat. Pak lik mu ini tau banget situasi ini. Mirip sama bapakmu dulu WAHYU Dulu bapak juga dianter kamu, lik? HASAN Ndak cuma aku anter, Yu. Tidur bareng di Gajayana. gitu lah pokoknya!! Motor Hasan melintasi tikungan bersama mobil yang lainnya. CUT TO: INT. KELAS INDAH - SIANG Seorang guru Matematika tampak tengah menuliskan soal matematika di papan tulis. Indah gelisah sendiri. INDAH Duh, aku kepikiran Wahyu nih. Kayaknya aku salah deh marah ama dia

69.

MELI Dia harus dikasi pelajaran, Ndah. Laki-laki tuh gak boleh ingkar janji INDAH Tapi kan dia gak main cewek. Sedangkan aku sering jalan ama Hendro ... Itu kan gak fair? MELI Iya, yaa ... INDAH Duuh, aku bingung niiih ... Meli berfikir keras. Lalu dia melirik ke Mitro. Menuliskan sesuatu diatas kertas dan melemparnya ke Mitro. Mitro kaget dan membuka kertas: Suruh Purnomo pindah duduk disamping Indah ... Tiga detik kemudian, Meli sudah duduk disamping Mitro. CUT TO: EXT. JALANAN KE MALANG/ WARUNG. SIANG Motor Hasan mepet kesebuah warung dipinggir jalan. WAHYU Mau kemana, lik? HASAN Memangnya kamu mau latihan bola dengan perut kosong? Bisa modiar kamu ... Ayo makan dulu WAHYU Tapi ntar takut telat lik HASAN Aku lebih pengalaman dibanding kamu. Wahyu Pasrah. CUT TO: EXT. KELAS INDAH - SIANG Meli Ngobrol dengan Mitro. Purnomo ngobrol sama Indah ...

70.

MELI (ke Mitro) Kamu tau ndak Wahyu ke Malang berapa hari? INDAH (Ke Wahyu) Dalam seminggu ini, Wahyu ngapain aja Pur? Mitro menjawab Meli MITRO Kayaknya ... lebih dari sehari deh, Mel Purnomo menjawab Indah PURNOMO Dalam seminggu ini Wahyu Sungguh ... Sungguuh ... INDAH Sungguh apa? Meli sebel ke Mitro MELI Duh, yang tegas doong ... INDAH (tegas ke Purnomo) Sungguh apa ? PURNOMO Sungguh merindu kamu ... Wajah Indah bersemu merah Masa sih? INDAH

MELI Mitro! Aku serius niih ... MITRO Aku taunya ya itu, Sayang MELI Sayang, sayang gundulmu! Purnomo berkata ke Indah PURNOMO Saking kangennya, Wahyu sampai strees. Main bola sama kuda ...

71.

Sama kuda?

INDAH

PURNOMO Iyaah. Bapaknya sampai megangi kudanya biar tidak nabrak si Wahyu INDAH Ya Alloh ... Meli tegas ke Mitro sambil mencubit lengannya MELI Pokoknya, kamu harus cari tahu berapa hari si Wahyu ke Malang. Ngapain aja. sama siapa dan tidur dimana. Ngerti? Indah ke Purnomo INDAH Pur, aku minta tolong sampein ke Wahyu yaa. Aku juga kangen dia. Aku mikirin dia. Tapi aku malu ngomong ke dia ... ya? Purnomo mengangguk. Mitro juga mengangguk. Tiba-tiba BU GURU Indah, Purnomo, Meli dan Mitro. Maju kedepan ... Sekarang!! Mereka berempat di setrap berdiri didepan kelas. CUT TO: INT. WARUNG MAKAN PINGGIR JALAN KE MALANG. SIANG Dua mangkuk soto ditumpuk didepan Hasan. Wahyu sedang menyelesaikan sendok terakhirnya. Hatinya tidak tenang ... HASAN Tenang saja Yu. Gak usah buru-buru. Nih, makan pisangnya. Hasan mengambil pisang buat Wahyu. WAHYU Gak usah, lik. Udah cukup. Yuk kita jalan lagi Hasan berdiri sambil nyruput kopinya.

72.

HASAN Berapa semua cak? CUT TO: EXT. HALAMAN DEPAN SEKOLAH. SIANG Sekolah sudah sepi. Tinggal beberapa orang saja. Tampak Purnomo, Mitro, Indah dan Meli keluar dari kelas. Wajah mereka kusut. Tiba-tiba dihadapan mereka muncul Hendro. Muka Hendro tidak suka menatap Indah. Indah salah tingkah HENDRO Indah, kamu tu anak pintar. Gak seharusnya kamu dihukum kayak gitu tadi. Hendro menatap Purnomo dan Mitro HENDRO (CONTD) Harusnya kamu pilih-pilih teman, Ndah. INDAH Maksud kamu? HENDRO Kamu harus pilih temen yang ngedukung prestasi kamu. bukan sebaliknya ... Lalu Meli nyolot MELI Maksud kamu kita ini temen buruk buat Indah? iya? PURNOMO (emosi) Kamu tu yaa sungguh ... Sungguh ... HENDRO SUNGGUH APAA?? PURNOMO (kaget) Sungguh dibentak kaget eh kaget ... INDAH! PAK SUSILO

Indah kaget lalu menoleh. Tampak Pak Susilo berjalan ke arah Indah dan teman-temannya. Purnomo dan Mitro mengkeret. PAK SUSILO (CONTD) Bikin malu bapak saja kamu.

73.

Pak Susilo menatap muka Purnomo dan Mitro yang pucat PAK SUSILO (CONTD) Mulai besok jangan deket-deket Indah. Dia sudah punya teman yang layak ... Pak Susilo menatap wajah Hendro. PAK SUSILO (CONTD) Nak Hendro, tolong antar Indah pulang ya. HENDRO (tegas) Siap, pak ... Tangan Hendro langsung menggandeng Indah. Meli, Purnomo dan Mitro cuma diem saja. Indah menoleh ke arah Meli sedih. CUT TO: EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE Sebuah mobil bagus berhenti di parkiran. Pintu terbuka dan turunlah Irfan Bachdim. Di lapangan, seorang asisten tampak melemparkan bola-bola ke tengah lapangan. Coach Timo dan tiga asistennya terlihat tengah membicarakan sebuah strategi dengan serius. COACH TIMO Saya minta hari ini kita latihan game dengan serius, untuk menentukan komposisi pemain yang pas saat menghadapi pertandingan perdana di Liga nanti.. Linus, Totok dan Hermansyah (asisten Timo) mengangguk setuju. COACH TIMO (CONTD) Pak Totok pegang Tim A. Pak Linus tangani Tim B. Pak Her tolong bagi kiper untuk keduanya. Nanti kita lihat gimana permainan kedua tim. CUT TO: EXT. JALANAN ASPAL MENUJU MALANG. SORE Hasan dan Wahyu melintasi jalanan aspal tersebut. Wahyu terlihat gundah. Tiba-tiba Ban motor Hasan meledak. Hasan dan Wahyu panik. Motor Hasan lalu menepi.

74.

Jiancuk! Wajah Wahyu pucat.

HASAN

HASAN (CONTD) Maafin pak lik Yu ... Wahyu terlihat merana. Seperti Impiannya kandas. CUT TO: EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE Tampak pemain-pemain utama Persema tengah bermain game dengan pemain-pemain lapis keduanya. Asisten Linus dan Asisten Totok terlihat sibuk memberi instruksi dari pinggir lapangan. Coach Timo berdiri tepat di garis tengah tepi lapangan menyimak pertandingan itu, sesekali ia melihat ke arah jam tangannya. Coach Timo lalu melirik ke arah Matias yang duduk tak jauh darinya. Matias mengangkat bahu Jam stadion menunjukan angka 4. Sudah terlambat ... CUT TO: EXT. JALANAN ASPAL MENUJU MALANG. SORE Tampak Wahyu dan Hasan mendorong sepeda motornya yang bocor. Disampingnya lalu lalang kendaraan. Wajah Wahyu letih tak berdaya. HASAN Jangan putus asa, le ... kamu masih bisa main di desa melawan tim Kabupaten. Bayarannya lebih gede WAHYU Saya ndak ngejar bayaran, lik. Saya mau prestasi Hasan tertawa HASAN Kamu mirip bapakmu. Persis. Prestasi membuat bapakmu kandas, le. Ndak punya apa-apa sekarang. WAHYU Saya percaya, dibalik keteguhan pasti ada keberuntungan, lik ... Hasan tersenyum meremehkan. Tiba-tiba ada sebuah mobil pick up berisi anak-anak muda dengan seragam merah dan bendera merah. Mata Wahyu membelalak ...

75.

WAHYU (CONTD) Maaf lik, saya harus mengejar mimpi saya ... HASAN Mau kemana kamu, Yu? Wahyu menunjuk ke mobil pick up yang siap berangkat. Hasan hanya melongo. Wahyu meloncat kearah pick up. WAHYU Mau ke Gajayana kan? SUPORTER Kamu merah apa biru? Wahyu mengeluarkan poster Irfan Bachdim dengan tulisan NEVER GIVE UP!! Suporter itu tertawa. Langsung akrab sama Wahyu. Mobil pick up melaju ... CUT TO: EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE Pertandingan game semakin seru, penonton yang memenuhi tepi lapangan bersorak-sorai. Sesekali terjadi pelanggaran tapi pemain yang terlibat saling tertawa-tawa. Coach Timo berdiri di tepi lapangan seraya mencatat dan memberi instruksi. Matias tengah duduk ditepi lapangan ketika tiba-tiba ia melihat Wahyu datang berlari. Matias langsung berdiri dan memanggil Timo. Coach! MATIAS

Timo menoleh, dia melihat Wahyu sudah ada disamping Mathias. Tampak wajah Wahyu letih. Timo hanya menatapnya datar, lalu melihat ke jam sebentar, kemudian menggelang pelan. Wahyu tertunduk COACH TIMO Kamu tahu tidak kenapa sepak bola Indonesia tidak maju? Salah satunya tidak menghargai waktu ... WAHYU Maaf coach ... motor lik Hasan pecah bannya COACH TIMO Its oke, boy. Jangan diulangi lagi. Timo meminta Mathias membawa Wahyu ke kamar ganti

76.

MATIAS Ayo ke ruang ganti, pakai sepatu bolamu. Mathias membawa Wahyu ke tempat ganti CUT TO: INT. RUANG GANTI TEMPAT LATIHAN - SORE Wahyu sudah selesai mengganti bajunya, ia duduk di pojok ruang ganti. Tertunduk ... MATIAS Gak usah dipikirin. Mathias menyentuh kaki Wahyu. Terlihat ada yang aneh. Wahyu berdiri, tapi ditahan sama Mathias. Dia pegang betis Wahyu sebentar. MATIAS (CONTD) Habis latihan, kamu harus cek medis ya? Wahyu mengangguk. Dari raut wajah Mathias terlihat ada kekuatiran CUT TO: EXT. TEPI LAPANGAN LATIHAN - SORE Pertandingan game masih berlangsung dengan seru. Coach Timo tampak berdiri ditepi lapangan mengamati permainan didampingi asisten Linus dan Totok serta Hermansyah. Lalu Matias datang bersama Wahyu. Untuk beberapa saat Coach Timo tetap membahas strategi, baru kemudian menoleh kearah Wahyu. COACH TIMO Kamu sudah siap? Wahyu mengangguk. Lalu Coach Timo memandangi asistenasistennya. COACH TIMO (CONTD) Saya mau melihat permainan anak ini, bisa tolong Coach Linus mainkan dia di Tim B? Linus mengangguk, ia lalu meniup peluit dan permainan di lapangan terhenti. Asisten Linus lalu menarik satu pemain depan Tim B, tim pemain cadangan yang melawan Tim pemain utama.

77.

Sambil menunggu pemain yang akan diganti keluar, Linus lalu memanggil Wahyu. Pada saat yang sama, Irfan juga berlari ke tepi lapangan untuk mengambil air minum. ASISTEN LINUS Kamu main di depan Wahyu mengangguk. Tampak Irfan meminum air mineralnya seraya menoleh kearah Wahyu. Lalu bertanya pada Linus. IRFAN BACHDIM Siapa Coach? ASISTEN LINUS Anak Bromo mau ikut seleksi Irfan lalu tersenyum pada Wahyu seraya mengacungkan jempolnya. Wahyu yang tertegun buru-buru mengangguk pada Irfan, lalu berlari ke tengah lapangan. Linus lalu meniup peluitnya. Pertandingan mulai lagi. CUT TO: EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE Wahyu tampak berlari kesana-kemari. Sesekali ia mengejar bola namun ia tak mampu merebutnya dari lawan. Saat Wahyu menerima operan bola, kakinya mudah sekali kehilangan kontrol dan bola pun mudah terebut lawan. Matias memperhatikan Wahyu dengan seksama Di lapangan, Wahyu kembali bersemangat mengejar bola. Ia kini lebih berani merebut bola dan menggoceknya. Sampai akhirnya beberapa kali Wahyu memberi umpan matang ke arah gawang. Coach Timo melihat kelebihan itu lalu memberi kode ke arah Asisten Linus. Linus lalu meniup peluitnya lagi. Permainan terhenti. Linus kemudian menukar posisi Wahyu untuk memperkuat Tim A. ASISTEN TOTOK Apa rencana Anda Coach? COACH TIMO Kita lihat saja, apakah berhasil.. Permainan dimulai lagi. Wahyu kini berpasangan dengan Irfan Bachdim di depan. Wahyu menerima operan bola, menggoceknya sekali, lalu membawanya lari. Umpaaan! COACH TIMO (CONTD)

Wahyu membawa bola menyusuri tepi lapangan, tampak Irfan menusuk masuk ke kotak penalti. Wahyu melihatnya.

78. Ia segera mengambil ancang-ancang dan menendang sekuat tenaga. Bola terangkat ke arah Irfan. Irfan melompat untuk menyambutnya dengan kepala. GOL! Bagus! COACH TIMO (CONTD)

Penonton bersorak-sorai. Irfan berlari kearah Wahyu untuk melakukan tosh! Wahyu menyambutnya. Tapi tiba-tiba, Wahyu merasakan ada yang aneh pada kakinya. Tepat pada saat itu, Linus meniup peluit tanda permainan selesai. Ditepi lapangan, Coach Timo menghampiri Matias. COACH TIMO (CONTD) Perhatikan kesehatan anak itu ya. Kalau ada apa-apa, segera kasi tau Mathias mengangkat tangannya ... CUT TO: EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - PETANG Usai pertandingan. Timo memberikan pengarahan. COACH TIMO ... kita tidak akan bisa mencetak gol kalau kita tidak sama-sama melihat ke arah gawang. Saat berlatih maupun bertanding ... Fokus itu penting Pemain-pemain Persema mengangguk-angguk. Wahyu memperhatikan wajah-wajah yang dikenalnya itu satu persatu. COACH TIMO (CONTD) hari ini, saya mau umumkan kalo kita akan ajak latihan bersama seorang pemain muda.. Timo melirik ke arah Wahyu yang masih menatap pemain-pemain Persema. COACH TIMO (CONTD) Dia dari lereng Gunung Bromo. tepatnya dari desa Langitan. Namanya Wahyu ... Semua pemain menoleh ke Wahyu. Irfan menatap Wahyu. Jantung Wahyu berdegup. COACH TIMO (CONTD) Kamu diterima untuk berlatih bersama tim selama dua pekan. (MORE)

79. COACH TIMO (CONTD) Jika ada perkembangan bagus, kita akan bicara masa depanmu bersama Persema. Wahyu terpana. WAHYU Saya diterima? COACH TIMO Ya, untuk sementara waktu. Manfaatkan dua minggu ini sebaikbaiknya Wahyu melonjak girang. Sambil bubar, pemain-pemain Persema menepuk pundak Wahyu memberi selamat. Matias segera menghampiri Wahyu. MATIAS Untuk sementara kamu bisa tinggal di mess pemain. Dan besok, kita mulai tes kesehatan ya.. Wahyu mengangguk, ia sungguh gembira. Dari jauh, ternyata Hasan melihat itu semua. Wajahnya terlihat murung ... CUT TO: EXT. JALANAN SETAPAK. MALAM Sekelebat bayangan MITRO berlari sambil membawa Handphone. Nafasnya memburu ... CUT TO: EXT/INT. RUMAH WAHYU - MALAM Mitro masuk ke rumah Wahyu. Disana Pak Darto dan Ibu sedang duduk di meja makan menyantap makan malam. Darto kaget dengan kehadiran Mitro. MITRO Telfon dari Wahyu pak ... Bu Darto segera mengahambur dan mengangkat telefon. BU DARTO Piye le? Opo? Alhamdulillah ... Bu Darto menjauhkan Hpnyda dari mulut lalu bicara ke bapaknya. BU DARTO (CONTD) Wahyu di terima tray out di Persema selama 2 minggu, pakne. Dia ijin ndak pulang

80.

Darto hanya mengangguk-angguk. Matanya menyipit menyiratkan sesuatu. Namun hatinya tidak bisa menyembunyikan bahagia. Mitro terlihat histeris tapi jaim didepan pak Darto CUT TO: EXT. RUMAH INDAH - MALAM Rumah itu tampak terbuka pitunya. Indah sedang bersama Hendro. Terlihat Hendro memainkan kalkulator menuliskan kata : INDAH trus di ENTER keluar kata : BEAUTY. Indah tersenyum garing. Pak Susilo duduk pura-pura nonton TV sambil melirik bahagia ke anaknya. Tiba-tiba Purnomo masuk. Indah ... PURNOMO

Semua melihat ke Purnomo. Pak Susilo juga PURNOMO (CONTD) Wahyu sungguh .... Sungguh INDAH, HENDRO, SUSILO Sungguh apa?? PURNOMO Sungguh diterima try out di PERSEMA Indah memekik senang ... CUT TO: EXT. SEKOLAH WAHYU/ SELASAR. PAGI Di selasar itu semua memperbincang Wahyu keterima di PERSEMA MURID Bakal bisa nyaingin Bambang Pamungkas! MURID II Kemaren aku sempet ngliat dia main bareng Karang Sari nglawan Tim Kabupaten. Top! Di sudut Selasar terlihat Mitro lagi dikerubutin temantemannya. MITRO Dia lapangan, dia barengan ama Irvan Bachdim giring bola. Terus saling kerjasama bikin Goal !

81.

Semua siswa melongo. Kagum. CUT TO: INT. KANTIN SEKOLAH. PAGI Purnomo dikerumuni siswa-siswa membacakan sebuah puisi, sambil memegang pas Foto Wahyu ukuran 2X3 ... PURNOMO Kakimu kokoh menjejak tanah. Gurat wajahnya keras bagai cadas. Kau wahyu dari sang langit. Menapak, melesat dan menendang ... Semua melongo dibuatnya CUT TO: INT. RUANG PERIKSA KLINIK - JELANG SIANG Wahyu tampak tengah berbaring dan diperiksa tekanan darahnya oleh seorang suster. Suster itu tersenyum, Wahyu membalasnya. MITRO (V.O.) Kita harus bangga, salah satu siswa SMA Negeri Langitan menjadi pemain bola Persema ... Suster lalu mengambil suntikan, bersiap untuk mengambil contoh darah Wahyu. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - JELANG SIANG Wahyu tampak berlari naik-turun di tribun stadion Gajayana. Keringatnya menetes. Matias mengamati sambil memegang stopwatch. PURNOMO (V.O.) ... Nafasnya memburu. Keringatnya menampar tubuh menangkis Mentari ... CUT TO: EXT. WARUNG KOPI PINGGIR LAPANGAN KARANG SARI. SIANG Hasan duduk di meja. Wajahnya murung. GATOT Jagoanmu kabur ke Persema ya?

82.

Hasan menoleh lesu ke arah pak Gatot yang baru tiba dengan Kuda kesayangannya. GATOT (CONTD) San, keberuntungan selalu milih orang. Gak iso dipilih ... Hasan sebal mendengar ejekan pak Gatot. Dia lalu bangkit pergi. CUT TO: EXT. KELAS WAHYU. SIANG Kelas penuh dengan siswa-siswa. Bahkan dari kelas lain pada ngumpul di sana melihat Mitro ngoceh ... MITRO Wahyu selalu nelf aku cuma buat kasih tau dia habis makan bareng sama Irvan Bachdim ... SISWA-SISWA Wuaaaaaahh ... elok! Indah dan Meli diantara siswa-siswa lainnya ikutan mendengar kisah Mitro. Hendro melihat itu tidak suka. MITRO (mengeluarkan HP nya) Saya bela-belain beli HP sematamata untuk memantau perkembangan Wahyu setiap harinya ... MELI (menggoda) Wahyu kangen sama Indah gak? Tiba-tiba muka Indah memucat. Berkali-kali dia mencubit lengan Meli. Hendro semakin tidak suka ... CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - JELANG SIANG Wahyu menuruni tangga tribun, menghampiri Matias yang menunggunya. Tiba-tiba ia merasa nyeri di lutut kaki kanannya. Namun Wahyu berusaha menutupi. Matias tersenyum melihatnya seraya mematikan stop watch. CUT TO:

83.

INT. RUANG PERIKSA KLINIK - SIANG Wahyu membuka matanya. Suster baru saja selesai mengambil sampel darahnya. SUSTER Sudah mas. Terimakasih ya. Suster lalu keluar ruangan. Wahyu bangkit dan duduk di tepian ranjang, sesaat kemudian ia melompat turun. Kakinya menjejak lantai. Saat itulah lutut kanannya terasa nyeri. Wahyu sendirian di dalam ruangan saat itu, tapi, diselasar, suster tengah melaporkan pemeriksaannya pada Matias dan Matias tanpa sengaja melihat ke arah Wahyu. Kening Matias sedikit berkerut. CUT TO: INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG Terlihat Pak Susilo tengah memimpin rapat bersama para guru. PAK SUSILO Insya Allah, akhir tahun ini sekolah kita mendapatkan predikat Sekolah Favorit se kabupaten Jember. Semua guru saling mengucap, Amin dan tepuk tangan. GURU AGAMA ISLAM Oh iya, pak. Saya dengar Wahyu masuk seleksi di PERSEMA. Bisa menambah harum nama sekolah kita Semua guru mengiyakan. Pak Susilo hanya tersenyum masam. PAK SUSILO Masih uji coba. Belum bisa dipastikan. GURU AGAMA ISLAM Tapi bisa kita suport kan pak biar dia semangat. Tidak cuma Hendro saja kan yang harus kita suport. Guru Agama melirik ke Guru Bahasa Inggris yang terlihat tersaingi. Pak Susilo hanya tersenyum saja. PAK SUSILO Bisa dipertimbangkan ... CUT TO:

84.

EXT. STADION GAJAYANA - SORE Coach Timo sedang mengawasi latihan anak-anak Persema. Irfan Bachdim, Kim Kurniawan, Bima Sakti sedang berlari sprint satu persatu. Lalu Coach Timo menatap pergerakan Wahyu. Tiba-tiba dari arah stadion muncul Matias membawa map cokelat, berdiri menatap Coach Timo. CUT TO: INT. KAMAR INDAH - MAGHRIB Indah baru selesai sholat Maghrib. Dia lalu menatap kearah jendela tempat dulu Indah ditunjukkan poster Irvan Bachdim ; never Give Up. Terngiang kata-kata Wahyu ... WAHYU (O.S.) Artinya apa, Ndah? INDAH (O.S.) Jangan pernah temuin aku lagi! Hati Indah tersayat. Air matanya menggenang ... INDAH (CONTD) Ya Allah, Kabulkan impiannya! Amin CUT TO: EXT. KANTOR COACH TIMO - PETANG Lampu-lampu stadion menyala terang dikejauhan, dibawah kantor Coach Timo. Timo berdiri memegang amplop cokelat hasil pemeriksaan medis Wahyu yang baru saja dilaporkan Matias. Timo lalu menatap jauh ke bawah. Tampak Wahyu tengah menendang-nendang bola ke arah gawang. COACH TIMO (menggumam prihatin) Shit ... ! MATIAS (sambil menatap Wahyu) Sayang sekali. Padahal bakatnya besar COACH TIMO Kamu yakin dengan hasil tes kesehatan ini? Matias mengangguk.

85.

MATIAS itu sering kejadian di pemain TIMNAS umur 16 tahun COACH TIMO Masih ada harapan? Matias tak menjawab. CUT TO: INT. RUMAH WAHYU. MALAM Darto sedang mengikat kudanya di tempatnya. beberapa orang melintas ORANG DESA To, selamat yoo. Anake ketrima di Persema. Hebat! Pak Darto hanya tersenyum masam. Ibunya keluar membawakan minuman air putih dari kendi. DARTO Anakmu mendadak jadi artis, bune. BU DARTO Kayak bapaknya dulu to? Darto hanya terdiam. DARTO Mugo-mugo gak berakhir koyo bapakne CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - MALAM Wahyu menaruh bola di titik penalti. Lalu mengambil ancangancang dan menendangnya ke arah gawang. Dari pinggir lapangan, tampak Coach Timo melangkah pelan memasuki lapangan, menghampiri Wahyu. Coach? WAHYU

Coach Timo dan Wahyu berdiri berhadap-hadapan. Wahyu tampak tengah membaca map cokelat hasil tes kesehatan yang diserahkan Coach Timo padanya. Mata Wahyu terlihaty mengernyit tak paham ... WAHYU (CONTD) Maaf Coach, saya gak ngerti?

86.

Coach Timo menatap Wahyu. COACH TIMO Dari hasil tes kesehatan, Matias menemukan kelainan pada kaki kananmu.. Wahyu terdiam. Dari empat menara lampu stadion yang menyala, seseorang mulai memadamkan lampu satu menara.. COACH TIMO (CONTD) Kelainan yang sering ditemukan di anak-anak remaja seumuran kamu Wahyu menelan ludah COACH TIMO (CONTD) Kelainan ini akibat dari kaki yang selalu menanggung beban terlalu berat Satu menara lampu mati lagi. COACH TIMO (CONTD) kamu sering merasakan nyeri di kaki kananmu, kan? Wahyu menatap lutut kaki kanannya. WAHYU Apa saya ndak akan bisa main bola lagi? Satu menara lampu mati lagi. Hari menjadi sunyi. Gelap. CUT TO: EXT. ESTABLISH Tampak lereng Bromo diselimuti kabut tipis. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SIANG Rumah Wahyu terlihat sepi, kuda Pak Darto tampak diikat di pohon depan rumah. Jelas sekali Pak Darto tidak bekerja seperti biasanya. CUT TO: INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU - SIANG Map diatas meja dibanting. Wajah Pak Darto murka.

87.

DARTO Ini yang aku takutkan. Inii, bune!!! Bu Darto hanya terdiam. Sedih. INTERCUT TO: INT. KAMAR WAHYU. SIANG Wahyu terlihat murung di dalam kamar. Poster Irfan Bachdim tergeletak di lantai tanah. Tampak dengan jelas tulisan : Jangan Pernah temuin aku lagi! DARTO (O.S.) Anak kita dibunuh sama mimpinya sendiri!!! Sama kayak aku dulu ... INTERCUT TO: EXT. JALANAN SETAPAK. SIANG Tampak Hasan mengendarai motornya dengan kencang. CUT TO: INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU. SIANG Pak Darto masih emosional. Matanya nanar menatap kiri kanan. DARTO Di negeri ini ndak bisa orang meletakkan mimpinya sama Bola! Negeri bosok macam ini, cuma nglahirin broker dan Maling! BU DARTO Ini bukan salah bolanya, pak. Anak kita sakit. DARTO Sama saja!! Di Negara asalnya bola, kelainan kayak gitu bisa diobati. Ndak cuma asal dibuang kayak gini. Memangnya Lonthe !!! BU DARTO Hus, pak!! Gak enak kalau didengar tetangga ... Motor Hasan merapat ke rumah Wahyu. Mendengar suara motor Hasan, pak Darto langsung keluar rumah.

88.

DARTO Bajingan tengik!!! Darto langsung mendorong Hasan keluar dari rumah. DARTO (CONTD) Lihat hasilnya!! Lihat. Setelah aku yang koe tipu, sekarang anakku ... Bu Darto keluar rumah menahan amarah Darto. Di dalam kamar, Wahyu semakin tersiksa. Air matanya menetes. HASAN Aku tu justru nglarang anakmu ke PERSEMA, kang. Karena aku tahu akan dibeginikan. Sekarang aku kesini cuma pengen kasih tau Wahyu, kalau club Besar ndak selalu bisa bikin Impian besar. Darto tertegun sendiri. Wahyu mendengarkan kata-kata Hasan dengan miris hatinya. CUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG Sekumpulan siswa tampak sedang mengerumuni Mitro dan Purnomo. SISWA-SISWA Mana kabar terbaru Wahyu? Manaaa??? Mitro dan Purnomo mencoba menghindar MITRO No comment, no comment yaa SISWA. No Comment matamu!!! Huuu ... Anak-anak hendak mengeroyok Mitro dan Purnomo. Mereka berusaha lari dari kejaran tapi terdesak. Tiba-tiba Indah menarik lengan Mitro. Purnomo memegangi baju Mitro. Indah membawa Mitro dan Purnomo ke ruang Kepala Sekolah. Anak-anak gak bisa masuk ... INDAH Kalau kamu gak bisa kasih jawaban ke mereka, kasih jawaban ke aku. Ada apa dengan Wahyu? Mitro dan Purnomo saling tatap CUT TO:

89.

INT. KAMAR WAHYU - SIANG Hasan tampak berdiri didepan kamar Wahyu. HASAN (ke Wahyu) Masih ada harapan, le. Jo sedih koyo ngono! Darto dan isterinya hanya duduk termangu di meja makan. Pasrah. Hasan membawa Map test kesehatan dan mengacungacungkannya HASAN (CONTD) Ini cuma map omong kosong, le. Mosok goro-goro secarik kertas, mimpi bisa ambyar. Bakatmu hanya bisa dilihat sama orang-orang yang percaya sama kamu. Pak lik mu ini contohnya ... Wahyu semakin tersayat. Wahyu ... HASAN (CONTD) CUT TO: EXT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG Indah duduk berhadapan dengan Purnomo dan Mitro, Meli tampak datang menghampiri membawa makanan kecil. PURNOMO Wahyu batal gabung sama Persema MITRO (pahit) Bilang aja dipecat, gitu aja repot. INDAH Di pecat? kenapa? MITRO Saat tes kesehatan, mereka menemukan penyakit di kaki kanan Wahyu. INDAH Penyakit? Penyakit apa? MITRO Ada benjolan di kakinya.

90.

PURNOMO Nama penyakitnya No good Platter.. Apa? INDAH

MITRO Osgood Schlatteeer, Goblik! PURNOMO Naah ... itu. Banyak terjadi di anak seumuran kita karena banyak nanggung beban INDAH Kalian tahu dari mana? MITRO Wahyuerita pas kita jemput di terminal Kabupaten kemaren sore INDAH (berfikir) Osgood Schlatter. Indah menggumam. CUT TO: INT. KELAS WAHYU. SIANG Indah menghampiri Hendro yang sedang membaca Novel berbahasa Inggris. INDAH Hen ... mau anterin aku ke Malang gak? Mata Hendro berbinar-binar HENDRO Buat kamu, apa sih yang enggak ... Indah terlihat mengulum lidahnya. Empet! CUT TO: EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - SENJA Wahyu menaruh pelan bola kulit usangnya. Ia lalu mengambil ancang-ancang. Lalu menendangnya sekuat tenaga. Bola mengenai batang pohon dan mental. CUT TO:

91.

EXT/INT. RUMAH INDAH - SENJA Terlihat sebuah mobil ber plat MERAH nangkring di depan rumah Indah. Di ruang Tamu, Indah berpamitan sama bapaknya. INDAH Pergi dulu ya pak ... PAK SUSILO (Ramah) Tolong jagain Indah ya, nak Susilo HENDRO Tentu, pak. Oh, ya ... salam dari bapak. Insya Allah sabtu depan ada acara persiapan Pilkada. saya sudah bilang bapak untuk mengundang pak Susilo PAK SUSILO Wah, matur nuwon sekali loh ... Hendro melangkah menggandeng Indah memasuki mobilnya CUT TO: INT. JALANAN MENUJU MALANG. SENJA Mobil melintasi jalanan. HENDRO Setelah beli buku, aku ajak kamu makan malam di Batu. Aku uda pesen tempat disana. Mau yah? INDAH Apa gak kemaleman pulangnya? HENDRO Aku sudah bilang bapakmu. Dont worry honey ... Indah terlihat gelisah CUT TO: EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - MALAM Di bawah sinar bulan yang sama, Wahyu tampak tengah memainmainkan bola dengan kaki dan lututnya.

92. Bola jatuh di kaki, ia angkat dan jatuh di dadanya, bola jatuh lagi ke kaki, ia angkat dan jatuh di kepalanya, ia jatuhkan lagi di kaki, ia angkat lalu sebelum jatuh ke tanah, ia tendang lagi ke arah pohon, bola melesat kencang.. CUT TO: EXT. KOTA MALANG/ TOKO BUKU BESAR - MALAM Indah terlihat melihat-lihat buku di Rak KESEHATAN. Hendro memperhatikan. HENDRO Ensiklopedi Kesehatan? Siapa yang sakit? INDAH Gak ada. Cuma pengen tau aja Oh, Ya Hen. Kamu mau gak cariin Novel bagus buat aku? Hendro mengangguk dengan senang. Setelah hendro pergi, Indah membuka buku ensiklopedi Kesehatan CUT TO: EXT. JALANAN SETAPAK - MALAM Tampak Wahyu berlari-lari kecil sambil mengggiring bolanya. Sesekali ia menggocek, menghindari batu, memantulkannya pada pohon. Bulan penuh menyinarinya. CUT TO: EXT. KASIR TOKO BUKU - MALAM Indah menemukan penyakit Osgood Schlatter di ensiklopedi itu. Dia lalu membaca sebentar dan mencatat hal-hal yang perlu. CUT TO: EXT. RUMAH KOSONG - MALAM Wahyu tampak memantul-mantulkan bola kulit ke dinding bata. Ia menendang dengan kaki, bola melesat ke dinding lalu memantul ke dada Wahyu. Wahyu mengulangnya lagi. Sampai akhirnya, ia menendang sekuat tenaga. Bola menghantam dinding bata rapuh itu hingga ambruk. CUT TO:

93.

EXT. DEPAN TOKO BUKU DI MALANG. MALAM Indah berjalan bersama Hendro sambil menenteng sebuah Novel baru. INDAH Hen, maaf banget. Kayaknya aku harus langsung pulang deh. Soalnya mendadak perutku sakit. Hari pertama Mens nih ... Wajah Hendra terlihat kecewa. INDAH (CONTD) (Menampakkan muka manis) Plis, Hen ... Hati Hendro luluh dengan rayuan Indah. Lalu hendro mengangguk. Indah terlihat memeluk Hendro. Hendro memanfaatkan moment itu dengan baik. CUT TO: EXT. WARUNG KOPI DESA KARANG SARI. MALAM Seperti biasa Hasan sedang minum kopi disitu bersama pak Gatot. Tiba-tiba Wahyu datang. Hasan dan pak Gatot menoleh. WAHYU Saya sudah siap lik ... Hasan tersenyum senang. HASAN Yeah! si Tendangan dari Langitan sudah kembali ... Gatot tersenyum senang DISSOLVE TO: EXT. SELASAR SEKOLAH. PAGI Pagi disekolah itu, Indah ditemeni sama Meli berbicara dengan Mitro dan Purnomo. INDAH. Osgood Schlatter itu bukan kelainan permanen. Dia bisa disembuhkan dengan perawatan khusus dan intensif. Selama lebih kurang 3 bulan, kaki diistirahatkan dari beban berat, seperti lari, naik turun gunung, main bola ...

94.

Mitro mengangguk-angguk INDAH Kamu harus kasi tau Wahyu soal ini. MITRO Tapi Wahyu gak mau nemuin kita. Gimana kalau kamu aja. PURNOMO Wahyu tu sungguh banget ama kamu loh Maksudnya? INDAH

MELI Dia cinta sama kamu ... INDAH Wahyu cinta sama bola, Mel. MITRO Bola dan kamu, Ndah. Indah mulai tersipu CUT TO: EXT. PADANG RUMPUT LERENG BROMO. SIANG Siang yang panas. Tanah yang berdebu. Sebuah mobil berplat Malang melintasi. Didalamnya tampak Mathias seorang diri mengendarai mobil. Melintasi penduduk yang berkuda ... CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SORE Rumah Wahyu terlihat lengang. Tapi terdengar suara air dituang dari ember timba di halaman belakang. Ternyata Bu Darto tengah mencuci pakaian. Indah melangkah pelan menyusuri halaman belakang. Ia melihat Bu Darto tengah mengucek pakaian kotor dengan sabun. Bu Darto berhenti beraktivitas saat melihat Indah. Indah? BU DARTO

Sebelum Indah membalas, terdengar suara deru mobil Mathias diluar. CUT TO:

95.

INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU - SORE Purnomo, Mitro, Indah dan Meli duduk menghadap Bu Darto. Mathias ada disampingnya. Diatas meja terhidang air putih dan kendi. Bu Darto terlihat murung ... BU DARTO Wahyu sangat kecewa ketika dipulangkan oleh Persema. Indah tertunduk, dia tak sengaja menoleh ke arah kamar Wahyu. Kosong. Perlahan Indah berjalan ke kamar. Dia melihat poster Irvan Bachdim yang tertulis : Never Give Up. Indah kemudian masuk ke dalam dan mengambil poster tersebut. Dia sedih ketika menatap dibawah tulisan NEVER GIVE UP ada tulisan: JANGAN PERNAH TEMUI AKU LAGI. MATIAS Kakinya memang bermasalah, tapi dengan penanganan yang tepat, akan sembuh. Saya kemari diutus coach Timo untuk melihat keadaan Wahyu. BU DARTO Jadi Wahyu masih punya kesempatan untuk main di Persema? MATIAS Asal Wahyu mau ditangani secara serius ... Bu Darto tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. INDAH. Sekarang dimana Wahyu, bu? BU DARTO Dia ikut bertanding melawan Tim Kabupaten di lapangan Karang Sari MATIAS Apa? Dia main bola? Matias terlihat panik. Semua menoleh ke Matias BU DARTO Memangnya tidak bolah ya? MATIAS Mestinya Wahyu istirahat dan membiarkan kakinya tak terbebani dulu sampai sembuh benar. INDAH Kalau dia tetap main bola?

96.

MATIAS Bisa lumpuh ... Semua yang ada disitu terkejut. Bu Darto terlihat panik. INDAH Kita harus ke lapangan Karang Sari sekarang ... Semua beranjak pergi CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Penonton tampak memenuhi pinggir lapangan. Sorak-sorai terdengar riuh saat wasit meniup peluit tanda pertandingan dimulai. Wahyu berdiri ditengah lapangan, dan segera melakukan tendangan kick-off. CUT TO: EXT. JALANAN DESA - SORE Mobil Mathias melinatsi jalanan. Indah, Mitro, Purnomo dan Meli ada didalamnya. Mereka cemas ... CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI Wahyu melakukan gocekan-gocekan dan melewati beberapa pemain lawan. Hasan tampak berdiri dipinggir lapangan memberi instruksi. Wahyu memang terlihat sangat bersemangat sore itu. Diantara penonton tampak Gatot muncul dan menghampiri Hasan. GATOT Selamat menikmati tambang uang, San HASAN Keberuntungan selalu memilih orang yang berusaha, pak Gatot tersenyum. Wahyu tampak menjadi momok bagi pertahanan lawan. Pelatih tim lawan pun memberi instruksi untuk bermain lebih keras menghadapi Wahyu. Instruksi yang membuat hampir seluruh pemain lawan bermain menjurus kasar setiap Wahyu membawa bola. Kaki Wahyu ditebas berkali-kali. CUT TO:

97.

EXT. JALANAN DESA - SORE Di depan jalan tampak sekawanan domba menghalangi jalanan. Mobil Mathias terjebak disana. Mathias panik. MITRO Pak ... tolong kambingnya doong!! PURNOMO Duuh! Kambingnya Sungguh deeehh!! Gembalanya terlihat tidak menghiraukan INDAH. Lapangannya tidak jauh dari sini. Kita bisa lari kesana. Semua kemudian turun dari mobil. Mathias meminggirkan mobilnya ... CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wahyu menerima operan bola dan dengan lihai mengontrolnya, satu pemain lawan mendekat dengan niat menebas kaki Wahyu. Wahyu berhasil menghindarinya dan terus berlari. CUT TO: EXT. JALANAN DESA - SORE Purnomo, Mitro, Indah dan Meli berlari menuju ke lapangan. Terlihat lapangan sudah ramai dengan orang-oira CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Wahyu kembali memegang bola, satu umpan terobosan membuatnya bebas bergerak di depan kotak pinalti lawan. Wahyu membawa bola mendekati kotak pinalti. Tapi dari arah belakangnya, satu pemain lawan datang dan menghantamkan kakinya sekuat mungkin. Wahyu tersungkur di kotak pinalti. Wasit meniup peluit dan menunjuk titik putih. Wahyu bergulingan ditanah. HASAN Wahyu ambil pinalti yu! Wahyu berusaha bangkit, tapi lutut kanannya terasa nyeri. Hasan terus berteriak dari tepi lapangan.

98.

HASAN (CONTD) Ambil pinaltinya! Wahyu bangkit dan melangkah ke arah bola yang sudah ditaruh wasit di titik putih. Diiringi penonton yang bersorak-sorai, Wahyu mengambil ancang-ancang untuk mengeksekusi pinalti. CUT TO: EXT. TEPI TANAH LAPANG - SORE Mitro dan Purnomo sampai lebih dulu di lapangan. Indah dan Meli menyusul diikuti Mathias. CUT TO: EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE Ditengah lapangan, wasit meniup peluit tanda pinalti boleh dilakukan. Wahyu berkonsentrasi penuh. Kaki kanannya bergerakgerak kecil. Mimik Wahyu terlihat meringis menahan nyeri. tapi Wahyu tetap bergerak dengan cepat, kaki kanannya terayun. Bola tertendang dengan kuat. Dang! Mental di mistar gawang lawan. Gagal! Penonton terdiam. Hasan terperangah. Pak Gatot terdiam. Tanpa sadar, Wahyu terguling. Tangannya memegangi lutut. Mitro dan Purnomo panik melihat MITRO Kaki Wahyu ... Ya Tuhan!!! Hasan melihat wasit menghampiri Wahyu yang tergeletak diatas lapangan. Pemain-pemain juga menghampirinya. Hasan berdiri terpaku, lalu memanggil tukang pijatnya untuk masuk ke lapangan. Situasi terlihat kacau. Pak Gatot melihat itu semua dari jauh ... Di sudut lain, Matias dan Purnomo, Mitro juga Indah melihat Wahyu dikerumuni banyak orang. INDAH Ya Allah ... kita telat! Matias buru-buru lari ke tengah lapangan menghampiri kerumunan itu. Purnomo dan Mitro mengikuti. Seorang tukang pijat tim Hasan memegangi kakinya. Si tukang pijat berusaha mengurut kaki kanan Wahyu. Tiba-tiba Matias menyeruak kerumunan. MATIAS Stop! Jangan dipijat! Jangan dipijat!

99.

Semua menoleh ke arah Mathias. Wasit dan pemain-pemain lain juga. Matias bergerak cepat menghampiri Wahyu yang sedang meradang MATIAS (CONTD) Pijatan akan membuat urat di kaki semakin bengkak TUKANG PIJAT Siapa kamu?! WASIT (Ke Mathias) Anda dari Tim Karang Sari? WAHYU Dia Mathias ... dari Persema Semua menoleh ke Mathias. Tiba-tiba Hasan datang dan mendorong Matias agar menjauh dari Wahyu. HASAN Apa-apaan ini? Apa urusanmu disini? Berani-beraninya ikut campur Mathias terkejut HASAN (CONTD) (Ke tukang pijat) Pijat si Wahyu, dia harus main! Tukang pijat kembali mendekati Wahyu. MATIAS Stop! Jangan ... dia akan lumpuh kalau dipijat. Percaya saya HASAN Diem koe! urus pemain Persemamu ... Hasan mendorong Mathias. Mitro dan Purnomo memisah. Wahyu kaget tiba-tiba ada temannya muncul. Wahyu semakin kaget karena ada Indah disana ... Indah? WAHYU

INDAH Yu, jangan dipaksain main. mas Mathias datang kesini untuk obatin kamu. Dia diutus coach Timo. Kamu masih punya harapan buat main di Persema ... Wahyu terdiam menatap Indah.

100.

WAHYU Makasih Indah ... Tiba-tiba Hasan langsung mendorong Indah. Indah terjungkal. HASAN (emosional) Wahyu ... koe wis janji ma aku buat main di sini sampai habis WAHYU Kakiku gak bisa digerakin, lik HASAN Ada tukang Pijat yang bisa obatin kamu WAHYU Aku gak mau ... HASAN Koe harus percaya sama aku. Ingat Yu, Aku yang ngerti koe. WAHYU Kali ini tidak, lik ... maaf Wahyu berdiri tertatih. Mitro dan Purnomo membantu. Mathias membawa Wahyu ke pinggir lapangan. Hasan hanya terdiam. Wasit meniup peluit lagi, pertandingan berlangsung lagi. Pak Gatot hanya tersenyum ... CUT TO: INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU - MALAM Di ruang tamu itu ada Pak Darto, Bu Darto, Indah, Purnomo dan Mitro yang duduk dengan khawatir. Wahyu terbaring di balai-balai, Matias tampak tengah merawat kaki Wahyu. Lutut Wahyu tampak baru saja selesai dibebat oleh Matias. MATIAS Hampir saja kamu keilangan masa depanmu ... DARTO Bisa sembuh dok? Matias tersenyum. MATIAS Saya bukan dokter. Saya fisioterapis. (MORE)

101. MATIAS (CONT'D) Kalau dengan perawatan intensif akan sembuh. Semoga ... Wahyu menoleh kearah Indah. WAHYU Terima kasih, Ndah ... Indah menyerahkan poster Irvan Bachdim ke Wahyu. Poster dibuka dan ada tulisan NEVER GIVE UP. Dibawah tulisan itu tertera : JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI yang dicoret dan diganti JANGAN PERNAH MENYERAH ... my LOVE! Wajah Wahyu langsung memerah. Wahyu menoleh ke bapaknya WAHYU (CONTD) Pak, Wahyu sekarang tau Cinta Wahyu buat siapa ... Siapa le? DARTO

WAHYU Buat Indah, pak ... DARTO Lalu sepak bola? WAHYU Sepak Bola adalah ... jiwa raga Wahyu, pak Pak Darto tertawa sambil mengusap kepala Wahyu. CUT TO: EXT. JALANAN DEPAN RUMAH WAHYU - PAGI Wahyu naik sepeda dibonceng Pak Darto. Kaki Wahyu benar-benar istirahat dari mengayuh sepeda sepeda ... CUT TO: EXT. SELASAR SEKOLAH - PAGI Terlihat Mitro tengah dikerumuni beberapa siswa lain, Purnomo berdiri disampingnya. MITRO Jadi, Wahyu lagi cidera. Pemain bola biasa ngalamin cedera. Michael Owen sering cedera. Jadi mari kita doakan kakinya sembuh Purnomo kasih kode ke Mitro kalau Wahyu datang.

102.

MITRO (CONTD) Tugas kita harus kasih semangat Wahyu. Setuju! SETUJU!!! SISWA-SISWA

Wahyu datang, semua menyambut gembira. Dari Jauh kepala Sekolah dan beberapa guru menatap Wahyu. GURU AGAMA ISLAM Pak, sudah saatnya anda mensuport Wahyu. Dia bakal mengharumkan nama sekolah Pak Susilo hanya tersenyum masam. Mitro memluk Wahyu dan mengeluarkan secarik kertas. MITRO Yu, Kemaren mas Mathias sebelum pulang titip pesen ke aku buat ingetin kakimu. Mitro memberikan catatan Latihan kecil buat Wahyu. PURNOMO intinya kamu sungguh ... sungguh WAHYU Sungguh apa? MITRO (Memotong) Sungguh harus berlatih mengikuti saran pak Mathias ... WAHYU Siiaapp !!! Wahyu mengangguk. Mereka berpelukan CUT TO: INT. RUANG KONFERENSI PERS STADION GAJAYANA - SIANG Ruangan itu telah dipenuhi wartawan cetak dan elektronik. Hari itu digelar konferensi pers tentang Persema yang akan melakukan pertandingan pertama di liga. Manajer klub dan Coach Timo serta Irfan Bachdim tampak duduk di meja depan. COACH TIMO ... Kini Tim Persema tengah fokus untuk melakukan pertandingan pertama di kandang, melawan JAKARTA FOOTBALL CLUB

103.

Beberapa wartawan mengangkat tangannya hendak bertanya. WARTAWAN 1 Irvan Bachdim. Kenapa anda memilih memperkuat PERSEMA? IRFAN BACHDIM Ketika semua club tidak menerima saya, Persema yang menampung saya. Tidak ada alasan saya kembali ke Persema. Wartawan lain ... WARTAWAN 2 (ke Coach Timo) Anda yakin dengan kemampuan pemain anda yang rata-rata masih sangat muda? COACH TIMO Tidak ada yang salah dengan pemain muda. Kita bermain sebagai tim, bukan perorangan. Sepak bola adalah permaian kerjasama WARTAWAN 2 Anda akan mengajak pemain baru dari Desa Langitan Bromo untuk bertanding bersama Irvan. Apakah anda yakin dengan kemampuannya? Coach Timo terdiam sebentar ... INSERT CUT TO: EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - SORE Purnomo dan Mitro menemani Wahyu latihan sederhana: Latihan berlari-lari kecil keliling lapangan. COACH TIMO Penduduk Indonesia ada 300 juta orang. Masak tidak ada satupun pemain berbakat. Kuncinya adalah kerja keras dan percaya. CUT TO: EXT. PADANG RUMPUT LERENG BROMO - NEXT DAY Tampak ilalang yang cukup tinggi, terlihat kepala Wahyu naikturun dibalik ilalang. Rupanya Wahyu sedang sit up ditemani Purnomo

104.

COACH TIMO (V.O.) Banyak anak muda berbakat di Bola. Tapi mereka melihat bola sebagai gaya hidup. Wahyu melihat bola adalah hidupnya ... CUT TO: EXT. JALANAN DESA - SORE - NEXT DAY Tampak Mitro tengah mengayuh sepeda dan Purnomo diboncengannya duduk menghadap ke belakang. Di depan Purnomo, terlihat Wahyu berlari-lari kecil. COACH TIMO (V.O.) Bakat besar tanpa kerja keras, tidak ada artinya. Sebaliknya, bakat kecil tapi kerja keras, seperti pisau yang terus menerus diasah ... tajam. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH INDAH Sepeda yang dikemudikan Mitro berhenti di depan rumah Indah. Mitro membunyikan bel sepedanya. Pintu rumah Indah kemudian terbuka. Indah lari keluar rumah membawa nampan berisi minuman dingin. Wahyu menatap Indah dan tersenyum. COACH TIMO (V.O.) ... Saya percaya Wahyu dan pemain muda lainnya bisa menunjukkan keajaiban ... CUT TO: EXT. ESTABLISH - SIANG Gunung Bromo tampak berdiri dengan gagah, kabut tipis menutupi puncaknya. CUT TO:CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - SIANG JELANG SORE Dari arah Udara, Stadion Gajayana diliputi lautan manusia berwarna merah. Suasana stadion menjelang pertandingan. Loketloket mengantri. Calo-calo beraksi ... CUT TO:

105.

EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SIANG Pak Darto tampak tengah mengikat kudanya di sebuah pohon. Kemudian sebuah angkot tampak mendekat dan berhenti di depan rumah, Purnomo muncul dari jendela belakang angkot. DARTO Bu! Ayo bu! Bu Darto kemudian muncul dari dalam rumah, berpakaian rapi dan berkerudung, ia membawa rantang makanan. Pak Darto dan Bu Darto kemudian masuk ke dalam angkot. Mitro yang duduk disebelah supir segera memerintahkan supirnya untuk jalan. CUT TO: EXT. HALAMAN RUMAH INDAH - SIANG Angkot berhenti di jalanan depan rumah Indah. Pak Darto, bu Darto dan teman-teman Wahyu ada didalam. Terlihat Indah dan Meli bersiap berangkat. INDAH (ke Mitro) Bentar. Aku pamit bapak dulu. Indah hendak masuk kedalam, tiba-tiba Pak Susilo keluar dengan kaos warna merah. Indah kaget PAK SUSILO Memangnya sepak bola hanya untuk anak-anak muda saja. Kepala Sekolah seperti bapak juga boleh dong ... Indah terharu melihat bapaknya. Indah langsung memeluk Bapaknya. Kemudian ada mobil Hendro mengklakson. Indah menoleh ke arah mobil. Canggung. Hendro turun dengan jaket hitam. Hendro menghampiri Indah ... HENDRO Ndah, maafin aku kalau ternyata aku uda mengganggu kamu. Aku tau hatimu milih siapa. Tapi ijinkan aku berbuat yang terbaik buat kamu seneng ... Lalu hendro membuka jaketnya. Dibalik jaket ada kaos warna merah. Indah senyum dan memeluk Hendro. HENDRO (CONTD) Ayo, semua naik ke mobilku saja. Biar Angkot dipakai untuk bawa temen-temen sekelas ...

106.

Indah meminta pak Darto dan Bu Darto pindah ke mobil Hendro. Tiba-tiba Hasan muncul ... HASAN Kang Darto, Aku ikut ke Gajayana. aku yang pertama kali nemuin Wahyu. Aku harus ngliat tendangan dari langitan itu ... Darto tertawa lalu mengajak Hasan naik ke angkot. Mobil siap berangkat. Beriringan mobil hendro didepan dan Angkot dibelakang. CUT TO:

INT. RUANG GANTI PEMAIN STADION GAJAYANA - SORE Irfan Bachdim, Bima Sakti, Kim Kurniawan tampak tengah sibuk memakai sepatu mereka. Hampir seluruh pemain Persema sibuk mempersiapkan diri. Mathias terlihat sedang memasang plester warna-warni di kaki penyerang Han Sang Min. Di sudut ruang ganti, tampak Wahyu sedang melakukan sholat. Dia berdoa meneguhkan hatinya. Mathias dan Irvan memperhatikan. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Angkot dan mobil Hendro tiba di halaman Stadion Gajayana. Satu persatu penumpangnya turun. Indah, Purnomo, Mitro. Pak Darto dan bu Darto turun kemudian. Pak Darto berdiri menatap Stadion besar yang mulai ramai itu. DARTO Akhirnya aku sampai disini juga bu. Bu Darto tersenyum dan memegangi lengan suaminya. CUT TO: INT. RUANG GANTI PEMAIN STADION GAJAYANA Pemain telah memakai sepatunya. Coach Timo masuk ke dalam ruang ganti diikuti asisten-asistennya dan berdiri ditengahtengahnya.

107.

COACH TIMO Players... Sudah waktunya. Semua pemain berdiri dan membentuk lingkaran. COACH TIMO (CONTD) Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan ... Bima Sakti segera mengacungkan tangan ke depan untuk tosh bersama. Semua pemain mengikuti. Usai tosh, semua pemain berjalan keluar ruangan. Coach Timo melepas mereka satu persatu, yang terakhir keluar adalah Wahyu. Coach Timo tersenyum padanya. Kamu siap? COACH TIMO (CONTD)

WAHYU Siap Coach.. COACH TIMO Lepas kaosmu, pakai yang ini. Coach Timo menyerahkan kostum berwarna merah, bernomor punggung 17 dengan nama WAHYU di punggungnya. Wahyu tertegun melihat namanya tertulis di kostum Persema itu. Ia buru-buru memakainya. Wahyu mengangguk lalu keluar lapangan. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Di tribun, tampak Purnomo dan rombongannya tengah mencaricari tempat duduk. Ketika pemain-pemain Persema memasuki stadion, penonton bangkit dan memberi tepuk tangan. MITRO Itu nomor tujuh belas! Indah melihat ke arah Lapangan. Matanya bercahaya. MELI No 17 kan tanggal lahirmu, Ndah? Indah terlihat GE ER INDAH. Bukan, 17 adalah tanggal kelahiran Indonesia: Proklamasi Kemerdekaan! MELI Ah, kamu bisa aja ngeles.

108.

Meli terlihat menyenggol lengan indah menggoda. Indah semakin merah mukanya ... CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Wasit baru saja meniup peluit kick-off. Wahyu tampak duduk di bangku cadangan. CUT TO: INT. WARUNG KOPI LAPANGAN KARANG SARI. SORE Tampak sebuah televisi cembung menyala, ada siaran langsung pertandingan Persema vs Jakarta FC disana. Warung terlihat penuh. Sesaat kemudian muncul Pak Gatot dengan kudanya. ikutan gabung menonton. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA - SORE Pemain-pemain Persema menguasai bola. Pemain Jakarta FC tampak bermain dengan waspada. Bola dioper Bima Sakti pada Kim Kurniawan di sayap kiri, Kim membawa lari bola menyisir pertahanan Jakarta FC. Kim mengangkat bola jauh ke tengah lapangan. Irfan menyambutnya dengan baik, bermain satu dua dengan Han. Han mengembalikan pada Irfan, Irfan melepas tembakan kencang. Kena mistar! CUT TO: INT. WARUNG KOPI - SORE Tampak ekspresi tegang dan kecewa bersamaan saat tendangan Irfan mengenai mistar. CUT TO: EXT. TRIBUN STADION GAJAYANA Purnomo hampir berteriak saat tendangan Irfan mental. Ia kemudian melirik Mitro yang bersembunyi dibalik lengan Meli. PURNOMO Ih, Mitro Sunok deh MELI Apaan tuh Sunok?

109.

PURNOMO Sungguh Norak .. Indah tertawa ngakak.

CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Pertandingan di lanjut lagi, kali ini Jakarta FC berhasil menguasai bola, menusuk cepat ke jantung pertahanan Persema, terjadi kemelut dan satu sundulan berhasil menjebol gawang. GOL! Tampak ekspresi Coach Timo saat gawang timnya jebol. Wahyu menatap lekat-lekat ke tengah lapangan. Terlihat Hasan dan Darto menahan geram. CUT TO: EXT. WARUNG KOPI Semua yang ada di warung kecewa. Gatot hanya senyam-senyum saja sambil nyruput kopinya. GATOT Keberuntungan memang gak bisa dipilih yaa ... hahaha Peluit berbunyi. Babak Pertama selesai ... CUT TO: INT. RUANG GANTI PEMAIN STADION GAJAYANA Pemain-peman tampak tengah melepas lelah, Coach Timo berdiri ditengah ruangan lagi. COACH TIMO Di 45 menit pertama, kalian udah menunjukkan pada penonton, sepakbola adalah permainan yang indah.. Semua memperhatikan Timo bicara. Mata Wahyu tajam menatap. COACH TIMO (CONTD) Selamanya Bola tidak pernah salah. Pemain yang punya kuasa penuh membuat kesalahan ... atau kebaikan buat TIM

110.

COACH TIMO (CONTD) semakin lama memainkan bola, semakin banyak membuat kesalahan. Wahyu terus memperhatikan COACH TIMO (CONTD) Maka, lakukan permainan dengan kerjasama. Saya percaya kemampuan kalian ... Semua mengangguk semangat ... CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Bima Sakti membangun serangan dari tengah, di oper pada Kim Kurniawan, Kim melihat Han berdiri bebas dan memberi umpan terobosan. INSERT: Di tribun Hasan terlihat tidak tenang. Serius. Tiba-tiba ... DARTO San, aku gak nuntut Wahyu bikin Goal. Buatku, dia sudah bisa mengungguli bapaknya, itu adalah kemenangan abadi Hasan hanya mengangguk. DARTO (CONTD) Kali ini kau juga menang. Koe dah bisa tunjukin ke semua orang kalau pilihanmu gak salah ... Hati Hasan tersayat. Tanpa sadar air matanya menggenang. HASAN (emosional) Dari dulu aku mengimpikan kayak gini, kang. AC BACK TO LAPANGAN BOLA ... Han menerima bola, tapi tiba-tiba pemain belakang Jakarta FC memburunya. Dang! Bola mental jauh, Han terkapar di lapangan. Wasit meniup peluit. Coach Timo tampak gelisah di bangku cadangan. Semua menatap ke tengah lapangan. Matias tengah memeriksa kondisi Han.

111.

Asisten Linus mendekati Coach Timo, untuk mempersiapkan pengganti. Coach? ASISTEN LINUS

Coach Timo tampak berpikir sejenak. COACH TIMO Anak dari Langitan itu.. Linus tampak ragu. Coach? ASISTEN LINUS

COACH TIMO Masukkan dia. Linus mengangguk. Lalu memandang ke arah Wahyu yang tengah menatap ke tengah lapangan. Wahyu.. ASISTEN LINUS

Wahyu tak menoleh. Asisten menyuruhnya berdiri. Jantung Wahyu berdegup. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Di tribun, Purnomo dan Mitro menjerit-jerit. Pak Darto memandangi Wahyu dikejauhan dengan nanar. Bu Darto tampak emosional, Indah memegangi tangannya. Ayo le! DARTO

Han ditandu keluar. Wahyu berlari masuk ketengah lapangan. Mengisi posisi depan. Saat melewati Bima Sakti, Bima menepuk bahunya. Irfan Bachdim yang mendapat tandem baru pun menyambutnya dengan senyum. CUT TO: INT. WARUNG MAKAN Semua warga Karang Sari tepuk tangan menyambut Wahyu. Gatot mengangguk-angguk.

112.

GATOT Hmmm .... Ini dia CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Persema menguasai bola. Bima Sakti masih mengatur serangan. Kim tampak berlari meminta bola, Bima melihatnya dan mengirim operan jauh. Kim menerimanya dengan baik dan membawa bola lari. Kim melihat Wahyu berdiri bebas. Pemain belakang Jakarta tampak menyepelekan penjagaan atas Wahyu. Wahyu menerima bola dengan dadanya. Persis seperti yang ia latih selama ini. Satu pemain Jakarta memburunya, persis seperti kuda ayahnya, Wahyu melewatinya dengan sigap. Di tepi lapangan Coach Timo beranjak dari kursinya. COACH TIMO Oper-oper.. Wahyu melihat Irfan berdiri bebas. Wahyu mengangkat kakinya, membuat umpan lambung yang segera disambut Irfan dengan kepala. GOL! Satu stadion berteriak hebat. Irfan berlari ke arah Wahyu seraya membuat selebrasi khasnya. Pemain-pemain Persema berpelukan. Di tribun, Purnomo dan Mitro juga berpelukan. Pak Darto dan Bu Darto saling berpegangan tangan. Indah tampak menyeka airmata harunya, memeluk Bapaknya. CUT TO: EXT. WARUNG KOPI LAPANGAN KARANG SARI - SORE Semua yang disana berjingkrak-jingkrak senang. CUT TO: EXT. STADION GAJAYANA Pertandingan dilanjutkan lagi. Memasuki masa-masa akhir pertandingan. Persema masih menguasai jalannya permainan. Di tepi lapangan Coach Timo tampak terus memberi semangat. Wasit cadangan tampak sudah menaikkan papan waktu tambahan. Tersisa 4 menit. Irfan menerima operan bola dari Kim. Tapi pemain belakang lawan menghajarnya dengan cepat. Irfan bergulingan di depan kotak pinalti. Pelanggaran!

113.

Matias segera berlari ke tengah lapangan, memeriksa Irfan. Bima Sakti tampak telah bersiap melakukan tendangan bebas, sampai kemudian Coach Timo berteriak dari tepi lapangan. COACH TIMO Bima, kasih ke Wahyu! Bima Sakti mengangguk, lalu memanggil Wahyu. Wahyu berlari ke belakang bola dan mengambil ancang-ancang. Tiba-tiba di benak Wahyu, segala kejadian melintas, segala yang ia latih selama ini. Suara Bapaknya : Tidak ada cerita Bola di rumah ini sampai bapakmu Mati ... Ngurus lapangan bola saja ndak becus apalagi ngurus Sepak Bola!! ... Negeri ini tidak bisa meletakkan impian anakmudanya pada Bola!! Suara HASAN : ... Tunjukkan ke orang-orang kalau kamu punya bakat lee ... Hanya orang dekatmu yang bisa melihat bakatmu!! Suara INDAH : Never Give Up !! Artinya ... Jangan menyerah my Love!! PURNOMO Ayo! Tendangan dari Langiiittt !!! Wahyu mengambil ancang-ancang, kaki kanannya bergerak menggesek rumput lapangan, ia berlari dan menendang bola sekuat tenaga. Bola melesat naik, melewati kepala-kepala pemain Jakarta yang menjadi pagar betis, melayang jauh ke sudut tiang gawang lawan. Kiper Jakarta melompat dan... GOL! Wahyu terjatuh di lututnya dan membuka kedua tangannya lebarlebar. Pemain-pemain Persema memburunya. Wahyu lari kearah Tribun Indah, menunjuukan angka 17 ke dirinya ... Indah histeris Haru ... Air matanya menetes. Hasan dan Darto pelukan. Girang. HASAN Tendangan Dari LANGIIITT !!! Semua yang ada di sana berteriak yang sama: TENDANGAN DARI LANGITT !!! Semenit kemudian Wasit meniupkan peluit. Persema memenangkan pertandingan. Semua teriak Histeris. Wartawan mendadak mengerumuini Wahyu ... WARTAWAN Wahyu ... dengan kemenangan Persema ini. Bagaimana jika nanti PSSI akan memintamu memperkuat Timnas. Kau pulih mana? PSSI atau LPI? Wahyu sejenak terdiam. Kemudian ...

114.

WAHYU Saya memilih Indonesia untuk Piala Dunia ... Sebuah Flash mengabadikan Wajah Wahyu, dengan Head Line : SI TENDANGAN DARI LANGIT MEMPERKUAT PERSEMA !! FADE OUT. INT. KANTOR COACH TIMO - MALAM Coach Timo tampak baru saja membereskan berkas-berkasnya. Terakhir, ia memasang pin bernomor 17 di papan skema pemain Persema dan menarik nafas panjang. Tiba-tiba handphonenya yang tergeletak diatas meja berdering. Coach? ASISTEN LINUS

Timo menoleh ke arah pintu. ASISTEN LINUS (CONTD) Ada telpon untuk Anda. COACH TIMO Sampaikan salam untuk ketua klub. ASISTEN LINUS Ini bukan ketua klub Coach. Timo berubah ekspresi, Linus menyerahkan handphonenya. Halo.. COACH TIMO

ALFRED RIEDL Congratulations Coach. Anda berhasil menemukan satu bakat penting lagi untuk negeri ini. Saya harap ada kemungkinan memanggil pemain nomor tujuh belas untuk memperkuat Timnas U-23 nantinya.. Senyum tampak tersungging diwajah Coach Timo. TAMAT. 22 April 2011,

Anda mungkin juga menyukai