Anda di halaman 1dari 4

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 SISTEM RESPIRASI 4.1.1. ALAT DAN BAHAN 1.Jam (stpowatch) 2.stetoskope 3.kambing 4.1.

2 LANGKAH KERJA. Langkahnya dilakukan dengan cara menyiapkan kambing dengan posisi tangan berada pada hidung, sehingga terasa hembusan nafas kambing pada tangan .kemudian menghitung dengan menggunakan stop watch selama 15 detik. Kemudian kambing melakukan exercise selama kurang lebih 15 menit. Kemudian lihat perbedaan frekuensi respirasi yang terjadi antara frekuensi kambing sebelum melakukan exercise dan setelah melakukan exercise. 4.1.3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada table hasil perbanding frekuensi system respirasi yang terjadi sebelum exercise dan setelah exercise. jelas telihat frekuensi respirasi stelah exercise lebih cepat dibandingkan dengan pada sebelum. . per menit sebelum exercise, dan . per menit. sebelum exercise per menit dan per menit setelah melakukan exercise. 4.2 THERMOREGULASI 4.2.1. ALAT DAN BAHAN 1. thermometer manual. 3.kapas 3.kambing 4.2.2 LANGKAH KERJA Siapkan kambing , letakkan kambing pada posisi yang nyaman uantuk pemeriksaan suhu tubu Pindahkan ekor ke samping agar lebih mudah meletakkan thermometer ke rectum kambing.Letakkan termometer dengan lembut ke dalam anus, sejauh mungkin.Pegang termometer pada sudut sehingga menyentuh dinding rektum. Menjaga mencengkeram termometer, jika hewan berak atau batuk termometer bisa keluar atau masuk ke dalam anus. Pegang termometer di tempat selama setengah menit hitung dengan stop watch. kemudian lihat berapa derajat suhu pada tubuh kambing. Setelah menggunakan thermometer lalu bersihkan thermometer dengan menggunakan alcohol 10%. Agar menghilangkan bakteri yang ada di thermometer. 4.2.3 PEMBAHASAN

Pada percobaan thermoregulasi didapatkan data bahwa pada suhu tubuh kambing pada sebelum melakukan exercise suhu badan pada kambing yaitu C dan setelah melakukan exercise maka suhu tubuh pada akambing yaitu berkisar antara C sampai C. . setelah diperoleh data seperti itu maka, dapat ditarik hipotesa bahwa suhu lingkungan dan aktifitas tubuh dapat mempengaruhi suhu di dalam tubuh kambing. Sehingga, semakin tinggi aktifiktas yang dilakukan pada kambing, maka semakin tinggi juga suhu pada tubuh hewan tersebut. 4.3PENGHITUNGAN PULSUS DAN CARDIAC OUTPUT (CO). 4.3.1.ALAT DAN BAHAN 1. Jam (stpowatch) 2. Kambing 3. Stetoskope 4.3.2 LANGKAH KERJA Cara penghitungan pulsus dan cardiac output, langkah pertama dengan Menempelkan ketiga jari pada pergelangan tangan di atas arteri radialis dengan sedikit menekan kemudian sedikit kurangi tekanan tersebut sampai terasakn denyutan nadi. Menghitung banyaknya denyutan dalam tiap menit, untuk mempermudah biasanya cukup menghitung banyaknya denyutan dalam 15 detik. Kemudian hasilnya dikalikan 4 untuk mendapatkan banyaknya denyutan permenit yang merupakan manifestasi frekuensi denyut jantung permenit (heart rate = HR). Langkah kedua Melakukan kegiatan olah raga (lari, naik turun tangga) kurang lebih selama 10 menit. Melakukan pengukuran denyut nadi seperti langkah pertama. Membandingkan data hasil pengukuran pertama dengan data hasil pengukuran kedua. 4.3.3 PEMBAHASAN Pada percobaan diperoleh hasil denyut nadi (pulsus) yang berbeda-beda. Ada yang normal yaitu antara 64-80 tetapi ada yang kurang dari itu yaitu 60. Tidak normalnya ini mungkin disebabkan kurangnya jumlah darah yang dipompakan keluar pada masing-masing ventrikel setiap menitnya. Penyeburan darah dari ventrikel kiri dilawan oleh tekanan di dalam aorta yang dihasilkan oleh darah yang sudah ada di dalam pembuluh dan oleh serabut elastis di dalam dindingnya. Selama tekanan arteri meningkat, jantung harus mengeluarkan banyak energi untuk menyempurnakan cardiac output yang sama. Pengeluaran energi menurun bilamana tekanan darah menurun. Sedangkan setelah melakukan aktivitas denyut jantung meningkat. Hal ini karena tekanan arteri meningkat sehingga jantung banyak mengeluarkan energi untuk menyempurnakan cardiac output. Cardiac output (CO) adalah banyak darah yang dipompa selama satu menit. Cardiac output merupakan hasil perkalian antara stroke volume (volume sekuncup) dengan frekuensi denyut jantung permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali pompa, ratarata untuk orang dewasa 70-90 mililiter/denyutan. Menurut hukum Starlings law pada jantung, serabut-serabut jantung membangkitkan energi lebih besar selama kontraksi jika serabut-serabut itu cukup dapat regangan sebelum memendek. Serabut-serabut jantung meregang bila volume darah di dalam ventrikel meningkat. Ventrikel diisi darah pada akhir diastole ventrikel oleh penambahan volume yang disediakan oleh atrium systole.

Peregangan serabut-serabut ventrikel memberikan respon dengan kontraksi yang menghasilkan denyutan jantung lebih kuat. Menurut hukum Sterling bahwa banyak darah masuk ke dalam jantung, banyak pula darah yang dipompakan keluar. Tetapi terlalu meregang dapat merusak serabut-serabut dan mengganggu fungsi ginjal. Cardiac output diatur oleh vena-vena yang kembali ke jantung tetapi oleh faktor internal dan eksternal. Jadi semakin tinggi regangan pada otot jantung, maka makin kuat kontraksinya. Inilah yang menyebabkan bahwa setelah beraktivitas denyut jantung semakin meningkat atau kuat.

DAFTAR PUSTAKA Dr. Nurcahyo, Heru. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY. Soewolo, M. Pd., dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA UNM. Soedjono, Basuki M.Pd. 1988. Anatomi dan Fisioplogi. Jakarta: Depdikbud. Syamsiar Nangsari, Nyayu. 1988. Pengantar Fisiologi. Jakarta: Depdikbud PPLPTK Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai