Anda di halaman 1dari 39

Addison Disease

Keperawatan Medical Bedah II

Nama Kelompok
1. Imam Tofiqur R 2. Jenderana A 3. Kiki S 4. Manda N A 5. Muhammad Geraldy 6. Oktavia M P 7. Qorik M 8. Rahma Damayanti 9. Rahmat Setiawan 10.Regi Aryuni P 11.Rini M 12.Risa Hendi K 13.Sasanti Dewi 14.Sinta Dwi 15.Tika Ramunasari 16.Vinna Princilia (12.056) (12.061) (12.065) (12.067) (12.069) (12.073) (12.078) (12.080) (12.081) (12.082) (12.085) (12.086) (12.089) (12.090) (12.093) (12.099)

Definisi
Penyakit Addison adalah Kegagalan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormone dalam jumlah yang adekuat sehingga akan mempengaruhi kerja tubuh dalam menekan dan meregulasi tekanan darah serta mengatur keseimbangan air dan garam. Penyakit Addison atau insufisiensi adrenokortikal adalah kegagalan korteks adrenal memproduksi hormone adrenokortikal yang disebabkan oleh atropi primer pada korteks adrenal akibat autoimunitas (Stern & Tuck, 1994).

Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi dari kelenjar korteks adrenal. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua penting bahan kimia (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan aldosteron (Liotta EA et all 2010)

Klasifikasi
Ada 2 tipe dari penyakit Addison yaitu: Hipoadrenokortikal primer : Tipe ini berasal dari kelenjar adrenal yang mengalami atrofi atau kerusakan dari semua bagian korteks adrenal. Hipoadrenokortikal sekunder : Tipe ini disebabkan karena insufisiensi hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Hormone tersebut menstimulasi korteks adrenal untuk melepaskan hormon. Sehingga jika tanpa hormone tersebut maka kelenjar adrenal tidak dapat menjalankan fungsinya

Anatomi & Fisiologi Adrenal

Epidemiologi

Penyakit ini sedikit lebih banyak didapat pada laki-laki dibanding wanita, laki-laki 56% dan wanita 44% dan terutama terjadi pada usia 30--50 tahun.

Penyebab Addinson Disease


1) Autoimmune (idiopatik) 2) Pengangkatan kelenjar adrenal 3) Infeksi pada kelenjar adrenal 4) Tuberkulosis 5) Insufisiensi ACTH Hipofise 6) Perdarahan 7) Trombosis 8) Trauma dibagian pinggang 9) Komplikasi venografi adrenal

Manifesatsi Klinis

Patofisologi
Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenokortikal, terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi otoimun atau idiopatikpada kelenjar adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit Addison (Stern & Tuck, 1994). Penyebab lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut. Tuberkulosis(TB) dan Histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan adrenal karena akibat dari proses otoimmun telah menggantikan tuberkolosis sebagai penyakit Addison, namun peningkatan insidens tuberculosis yang terjadi akhir-akhir iniharus mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini kedalam daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.

Insufisiensi adrenal sekunder dapat terjadi akibat hipopituitarisme atau disfungsi hipotalamus. Insufisiensi adrenal sekunder dapat terjadi apabila kortisol digunakan secara terapeutik untuk tujuan antiinflamasi.

Pemeriksaan Penunjang
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Pemeriksaan Laboratorium Darah : Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan hiponatrium) Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia) Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) Penurunan kadar kortisol serum Kadar kortisol plasma rendah ADH meningkat Analisa gas darah: asidosis metabolic Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat

Lanjut
- Pemeriksaan radiografi - CT Scan Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non malignan dan hemoragik adrenal - Gambaran EKG Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas

Tes stimulating ACTH Cortisol darah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan.. Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH adalah suatu kenaikan tingkatan tingkatan cortisol dalam darah dan urin. Tes Stimulating CRH Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH Panjang diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal. Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien pasien dengan ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak hadir / penundaan respon respon ACTH. Ketidakhadiran respon respon ACTH menunjuk pada pituitary sebagai penyebab ; suatu penundaan respon ACTH menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab

Pengobatan
Pengobatan untuk penyakit Addison adalah dengan memberikan terapi pengganti hormon untuk memperbaiki kadar hormon yang tidak diproduksi oleh kelenjar adrenal. Tetapi pengganti hormon yang diberikan adalah : Kortikosteroid Hydrocortisone atau Prednison atau Dexamethasone dapat diberikan untuk mengganti kadar kortisol yang rendah. Terapi pengganti androgen Testosteron tambahan bagi prisa biasanya tidak diperlukan. Pada laki-laki kekurangan hormon masih dapat diatasi dengan testosterone yang dibuat dari testis. Terapi penggant dengan dehydroepiandrosterone (DHEA) dapat diberikan untuk wanita.

Askep

PENGKAJIAN PASIEN AKTIVITAS/ISTIRAHAT


Gejala: Lelah, nyeri/kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari). Tidak mampu beraktivitas atau bekerja. Tanda: Peningkatan denyut jantung/denyut nadi pada aktivitas yang minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi. Depresi, gangguan konsentrasi, penurunan inisiatif/ide Letargi.

SIRKULASI

Tanda:
Hipotensi termasuk hipotensi postural. Takikardi.disritmia, suara jantung melemah. Nadi perifer melemah. Pengisian kapiler memanjang. Ekstremitas dingin, sianosis, dan pucat. Membran mukosa hitam keabu-abuan (peningkatan pigmentasi).

INTEGRITAS EGO
Gejala : Adanya riwayat faktro stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik/pembedahan, perubahan gaya hidup. Ketidakmampuan mengatasi stress.

Tanda:
Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.

ELIMINASI Gejala:
Diare sampai dengan adanya konstipasi Kram abdomen Perubahan frekuensi dan karakteristik urine

NEUROSENSORI Gejala:
Pusing, sinkope (pingsan sejenak), gemetar. Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti oleh diaphoresis, kelemahan otot. Penurunan toleransi terhadap keadaan dingin atau stress. Kesemutan/baal/lemah.

Tanda:
Diuresis yang diikuti dengan oliguria.

MAKANAN/CAIRAN Gejala:
Anoreksia berat (gejala utama), mual/muntah. Kekurangan zat garam. Berat badan menurun dengan cepat.

Tanda:
Disorientasi terhadap waktu, tempat, dan ruang (karena kadar natrium rendah), letargi, kelelahan mental, peka rangsang, cemas, koma (dalam keadaan krisis). Parastesia, paralisis, asthenia (pada keadaan krisis) Rasa kecap/penciuman berlebihan, ketajaman pendengaran juga meningkat.

Tanda:
Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.

NYERI/KENYAMANAN Gejala:
Nyeri otot kaku perut, nyeri kepala. Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstremitas (pada keadaan krisis)

KEAMANAN Gejala:
Tidak toleran terhadap panas, cuaca (udara) panas.

Tanda:
Hiperpigmentasi kulit (coklat, kehitaman karena kena sinar matahari atau hitam seperti perunggu) yang menyeluruh atau berbintik-bintik. Peningkatan suhu; demam yang diikuti dengan hipotermia (keadaan krisis. Otot menjadi kurus. Gangguan/tidak mampu berjalan

PERNAPASAN Gejala: Dispnea Tanda:


Kecepatan pernapasan meningkat, takipnea. Suara napas: krakel, ronki (pada keadaan infeksi)

SEKSUALITAS Gejala:
Adanya riwayat menopause dini, amenorea. Hilangnya tanda-tanda seks sekunder (missal: berkurangnya rambut-rambut pada tubuh terutama pada wanita. Hilangnya libido.

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN Gejala:
Adanya riwayat keluarga DM, TB, kanker. Adanya riwayat tiroiditis, DM, TB, anemia pernisiosa.

Pertimbangan:
DRG menunjukkan rerata lama dirawat :4,3 hari.

Rencana Pemulangan:
Membutuhkan bantuan dalam halo bat, aktivitas sehari-hari, mempertahankan kewajiban.

Pemeriksaan diagnostik
Kadar hormon Kortisol plasma: Menurun dengan tanpa respons pada pemberian ACTH secara IM (primer) atau ACTH secara IV. ACTH: Meningkat secara mencolok (pada primer) atau menurun (sekunder) ADH: Meningkat

Elektrolit:, natrium dan kalium yang abnormal dapat terjadi sebagai akibat
tidak adanya aldosteron dan kekurangan kortisol Glukosa: Hipoglikemia. Ureum/Kreatinin: meningkat (karena terjadi penurunan fungsi ginjal). Analisa Gas Darah: Asidosis metabolik. Sel Darah Merah (Eritrosit): Normositik, anemia normokronik (tidak nyala/terselubung dengan penurunan volume cairan) dan hematokrit (Ht) meningkat (karena homokonsentrasi). Jumlah limfosit rendah, eosinofil meningkat. Urine (24 jam): 17 ketosteroid, 17 hidroksikortikoid, dari 17 ketogenik steroid menurun. Kadar kortisel bebas menurun. Catatan: Kegagalan dalam pencapaian atau peningkatan kadar steroid urine setelah pemeriksaan dengan pemberian ACTH merupakan indikasi dari penyakit Addison primer (atrofi kelenjar adrenal yang permanen), walaupun peningkatan kadar (ACTH) memberikan kesan penyebab supresi hormon sekunder. Natrium urine meningkat. Sinar x: Jantung kecil, klasikal kelenjar adrenal, atau TB (paru, ginjal) mungkin akan ditemukan.

Prioritas keperawatan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Memperbaiki status nutrisi. Mencegah komplikasi/timbulnya krisis. Memberikan dukungan dalam penyesuaian diri dengan kondisi yang ada. Memberikan informasi tentang proses penyakit dan lamanya pengobatan.

TUJUAN PEMULANGAN Tercapainya homeostasis. Komplikasi dapat tercegah atau dapat minimal. Pengaturan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari oleh diri sendiri atau dengan bantuan. Proses penyakit/prognosis dan pengobatan dapat dimengerti.

Diagnosa keperawatan
Kekurangan volume cairan (kegagalan regulasi) berhubungan dengan Kelebihan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron). Nutisi, Perubahan : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi glukortikoid, metabolisme lemak abnormal, protein dan karbohidrat. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produks energi metabolisme.

INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

KEKURANGAN VOLUME CAIRAN (KEGAGALAN REGULASI)

\Dapat dihubungkan dengan : Kelebihan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron) Kemungkinan dibuktikan oleh:: Mual/muntah, kelemahan, haus, kehilangan berat badan. Diare, pengeluaran urine banyak, urine encer. Hipotesis postural, takikardia, lelah, tekanan nadi lemah. HASIL YANG DIHARAPKAN/ KRITERIA EVAUASI-PASIEN AKAN:: Menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan, dengan kriteria: pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi perifer jelas, tugor kulit baik, pengisian kapiler baik dan membrane mukosa lembab/basah.

TINDAKAN/INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri
Dapatkan riwayat dari pasien atau orang terdekat yang berhubungan dengan lama dan intensitas dari gejala yang muncul seperti contoh: munah, pengeluaran urine yang berlebihan.
Pantau tanda vital, cata perubahan tekanan darah pada Hipotesis postural merupakan bagian hipovolemia akibat kekurangan perubahan posisi, kekuatan dari nadi perifer. hormon aldosteron dan pnurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang dengan mudah dapat hilang. Ukur dan timbang berat badan setiap hari. Memberikan perkiraan kebutuhan akan penggantian volume cairan dan keefektifan pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid. Membantu memperkirakan penurunan volume total cairan.

Kaji pasien mengenai adanya rasa haus, kelelahan, Untuk mengindikasikan berlanjutnya hipovolemia dan mempengaruhi kebutuhan nadi cepat, pengisian kapiler memanjang, turgor kulit volume pengganti. jelek, membrane mukosa kering. Catat warna kulit dan temperaturnya. Periksa adanya perubahan dalam status mental dan Dehidrasi berat menurunkan curah jantung dan perfusi jaringan terutama jaringan sensori otak.

TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri

RASIONAL

Auskultasi bising usus (peristaltik usus). Cata dan laporkan adanya mual, Kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan kehilangan muntah dan diare. cairan dan elektrolit dan mempengaruhi cara untuk pemberian cairan dan nutrisi. Berikan perawatan mulut secara teratur Membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibat dehidrasi dan mempertahankan kerusakan membran mukosa. Pertahankan kenyamanan lingkungan. Lindungi pasien dari cahaya dengan Menghindari panas berlebihan akan dapat meningkatkan selimut atau sejenisnya. kehilangan cairan.

Anjurkan pasien untuk istirahat lebih banyak, bantu dalam mengubah Mengurangi dan membatasi hipotensi ortostatik, menurunkan posisi dan aktivitas perawatan sehari-hari. risiko penurunan kesadaran dan trauma.

Anjurkan cairan oral diatas 3000 ml/hari sesegera mungkin sesuai dengan Adanya perbaikan pada saluran cerna dan kembalinya fungsi kemampuan pasien saluran cerna tersebut memungkinkan untuk memberikan cairan dan elektrolit melalui oral. Ubah posisi secara teratur. Masase terutama pada bagian tulang yang Dehidrasi berat dapat menimbulkan gangguan sirkulasi dan menonjol. kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat.

Observasi adanya tanda-tanda kelelahan, krekels, edema, peningkatan Penggantian cairan yang cepat dapat menimbulkan GJK pada frekuensi jantung. KOLABORASI Berikan cairan, antara lain: Cairan 0,9% NaCl (normal salin) Pasien mungkin membutuhkan cairan pengganti 4-6 liter. Dengan pemberian cairan NaCl 0,9% melalui IV sebanyak 5001000 ml/jam dapat mengatasi kekurangan natrium yang telah terjadi. adanya regangan jantung.

TINDAKAN/INTERVENSI

RASIONAL
Merupakan obat pilihan untuk mengganti kekurangan kortison dalam tubuh dan meningkatkan reabsorpsi natrium sehingga dapat menurunkan kehilangan cairan dan mempertahankan curah jantung. Jika terjadi hipertensi batasi pemberian natrium dan berikan kalum, jika pasien diberikan pengobatan kortisol dalam waktu yang lama dan atau pasien yang sedang diberikan pengobatan diuretik.

Berikan obat sesuai dengan indikasi: Kortison (Cortone) atau hidrokortison (Cortel)

Merupakan obat pilihan untuk mengganti kekurangan kortison dalam tubuh dan meningkatkan reabsorpsi natrium sehingga dapat menurunkan kehilangan cairan dan mempertahankan curah jantung. Jika terjadi hipertensi batasi pemberian natrium dan berikan kalum, jika pasien diberikan pengobatan kortisol dalam waktu yang lama dan atau pasien yang sedang diberikan pengobatan diuretik.

Hipotesis postural merupakan bagian hipovolemia akibat kekurangan hormon aldosteron dan pnurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang dengan mudah dapat hilang. Ukur dan timbang berat badan setiap hari. Memberikan perkiraan kebutuhan akan penggantian volume cairan dan keefektifan

pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi
cairan dan natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid. Kaji pasien mengenai adanya rasa haus, kelelahan, nadi Untuk mengindikasikan berlanjutnya hipovolemia dan mempengaruhi kebutuhan cepat, pengisian kapiler memanjang, turgor kulit jelek, volume pengganti. membrane mukosa kering. Catat warna kulit dan temperaturnya.

Periksa adanya perubahan dalam status mental dan Dehidrasi berat menurunkan curah jantung dan perfusi jaringan terutama jaringan
sensori otak.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Berikan obat sesuai dengan indikasi:

Intervensi : Kortison (Cortone) atau hidrokortison (Cortel) Rasional : Merupakan obat pilihan untuk mengganti kekurangan kortison dalam tubuh dan meningkatkan reabsorpsi natrium Intervensi : Mineral kortikoid; fludokertison, deoksikonkosteron. Rasional : Obat ini tidak dibutuhkan pada insufisiensi kelenjar adrenal sekunder karena sekresi dari hormon ini masih normal. Intervensi : Pasang/pertahankan kateter urine dan selang NG sesuai indikasi. Rasional : Untuk memfasilitasi pengukuran haluran dengan akurat baik urine maupun dari lambung, memberikan dekompresi lambung dan membatasi muntah. Pantau pemeriksaan laboratorium: Intervensi : Hematokrit (Ht) Rasional : Peningkatan kadar Ht darah merupakan indikasi terjadinya hemokonsentrasi yang akan kembali normal sesuai dengan terjadinya rehidrasi pada tubuh.

Intervensi :Ureum/Kreatinin Rasional :Peningkatan kadar urcum dan kreatinin darah merupakan indikasi terjadinya kerusakan tingkat sel karena dehidrasi atau tanda serangan gagal ginjal.
Intervensi : Osmolalitas serum Rasional : Adanya peningkatan merupakan indikasi adanya dehidrasi. Intervensi : Natrium Rasional : Hiponatremia merupakan indikasi kehilangan melalui urine yang berlebihan karena gangguan reabsorpsi pada tubulus ginjal.

Intervensi : Kalium Rasional : Penurunan kadar aldosteron mengakibatkan penurunan natrium dan air dan sementara itu kalium tertahan sehingga dapat mengakibatkan hiperkalemia.

DIAGNOSAKEPERAWATAN NUTRISI, PERUBAHAN: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Dapat dihubungkan dengan: Defisiensi glukokortikoid, metabolism lemak abnormal, protein dan karbohidrat. Kemungkinan dibuktikan oleh: Penurunan berat badan, kelemahan otot, kaku otot abdomen, diare. Hipoglikemia berat. HASIL YANG DIHARAPKAN/ KRITERIA EVALUASI PASIEN AKAN: Tidak ada mual dan muntah. Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat sesuai dengan yang diharapkan nilai laboratorium normal.

RASIONAL TINDAKAN/INTERVENSI

Mandiri
Auskulasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual atau Kekurangan kortisol dapat menyebabkan gejala gastrointestinal muntah. berat yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi dari makanan. Catat adanya kulit yang dingin atau basah, perubahan tingkat Gejala hipoglikemia dengan timbulnya tanda tersebut mungkin kesadaran, nadi yang cepat, peka rangsang, nyeri kepala, perlu pemberian glukosa dan mengindikasikan pemberian tambahan glukokortikoid. Anoreksia, kelemahan dan kehilangan pengaturan metabolism oleh kortisol terhadap makanan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan terjadinya malnutrisi yang serius. Perhatikan: Berat badan yang meningkat dengan cepat merupakan indikasi terjadinya retensi, cairan atau pengaruh dari pemberian glukokortikoid. Catat muntah mengenai jumlah kejadian, atau karakteristik lainnya. Ini dapat membantu untuk menemukan derajat kemampuan pencernaan atau absorpsi makanan. Berikan atau bantu perawatan mulut. Mulut yang bersih dapat meningkatkan napsu makan.

sempoyongan. Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari.

Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau Dapat meningkatkan napsu makan dan memperbaiki pemasukan tidak sedap, tidak terlalu ramai, udara yang tidak nyaman. Berikan informasi tentang menu pilihan. makanan. Perencanaan menu yang disukai pasien dapat menstimulasi napsu makan dan meningkatkan pemasukan makanan.

TINDAKAN/INTERVENSI Kolaborasi Pertahankan status puasa sesuai indikasi.

RASIONAL Mengistirahatkan gastrointestinal, mengurangi rasa tidak enak dan kehilangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah.

Lakukan pemeriksaan terhadap kadar gula darah sesuai indikasi.

Mengkaji kadar gula darah dan kebutuhan terapi. Jika menurun sebaiknya diet maupun pemberian glukokortikoid dikaji kembali.

Berikan glukosa intravena dan obat-obatan sesuai indikasi. Glukokortikoid

Memperbaiki hipoglikemia, memberi sumber energi untuk fungsi seluler. Merangsang glukoneogenesis, menurunkan kegunaan glukosa dan membantu penyimapanan glukosa sebagai glikogen. Pemberian obat ini secara teratur penting untuk metabolism karbohidrat, protein dan lemak.

Androgen, missal: testoteron.

Bermanfaat

pada

pasien

yang

lemah

dan

malnutrisi

untuk

meningkatkan napsu makan, memelihara keseimbangan nitrogen yang positif, memperbaiki tonus/kekuatan otot dan penampilan yang lebih baik. Konsultasi dengan ahli gizi Bermanfaat menentukan penggunaan/ kebutuhan kalori dengan cepat.

Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering dengan tinggi kalori dan protein Makanan dalam porsi kecil kalau diberikan akhirnya jumlah kalori yang bila makan lewat oral telah dapat dilakukan. dibutukan per hari bisa terpenuhi. Disamping itu juga dapat mengurangi mual dan muntah. Pemberian makanan padat dapat diganti dengan makanan dibutuhkan hipoglikemia. TINDAKAN/INTERVENSI Tingkatkan diet natrium, contoh; daging, ikan, susu, telor. Pantau Hb, Ht. RASIONAL Dapat menolong mencegah/ memperbaiki hiponatremia. Anemia dapat terjadi akibat deficit nutrisi atau pengeceran (dilusi) yang terjadi akibat retensi cairan sehubungan pemberian glukokortikoid. parenteral. untuk Peningkatan pemasukan berat badan kalori dan mungkin mencegah

meningkatkan

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELELAHAN

Dapat dihubungkan dengan: Penurunan produksi energi metabolisme. Kemungkinan dibuktikan oleh: Rasa tidak nyaman/tidak bertenaga. Tidak mampu mempertahankan kerja yang biasa dilakukan sehari-hari, penurunan penampilan. Ketidakmampuan untuk konsentrasi, lelah, tidak menghiraukan lingkungan. HASIL YANG DIHARAPKAN/KRITERIA EVALUASI PASIEN AKAN: Menyatakan mampu untuk beristirahat, peningkatan tenaga dan penurunan rasa. Mampu menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan. Menunjukkan peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam aktivitas.

TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri

RASIONAL

Kaji/diskusikan tingkat kelemahan klien Pasien biasanya telah mengalami dan identifikasi aktivitas yang dapat penurunan tenaga, kelelahan otot dilakukan klien. menjadi terus memburuk setiap hari karena proses penyakit dan

munculnya

ketidakseimbangan

natrium dan kalium.

Pantau tanda vital sebelum dan sesudah Kolapsnya sirkulasi dapat terjadi melakukan aktivitas. Observasi adanya sebagai akibat dari stress aktivitas takikardia, hipotensi dan parifer yang jika curah jantung berkurang.

dingin.

TINDAKAN/INTERVENSI

RASIONAL

Diskusikan kebutuhan aktivitas dan rencanakan jadwal aktivitas Meskipun pasien mungkin pada awal merasa terlalu lemah bersama-sama dengan pasien. Identifikasi aktivitas yang untuk melakukan aktivitas, aktivitas yang berkurang selama menerima terapi hormon pengganti untuk memperbaiki tonus dan kekuatan otot, menurunnya kelelahan. Selain itu, hal tersebut memberikan harapan bahwa kemampuan untuk melakukan aktivitas yang baik akan kembali seperti semula.

menyebabkan kelelahan.

Sarankan pasien untuk menentukan masa/periode antara istirahat dan Mengurangi kelelahan dan mencegah ketegangan pada jantung.
melakukan aktivitas.

Diskusikan cara untuk menghemat tenaga (missal, duduk lebih baik Pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan
daripada berdiri selama melakukan aktivitas/ biarkan pasien melakukannya sendiri. latihan), jika perlu mengurangi pengeluaran tenaga pada setiap kegiatan yang dilakukannya.

Berikan kesempatan pasien untuk ikut berpartisipasi secara adekuat Menambahkan tingkat keyakinan pasien dan harga dirinya untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari sebagian atau seluruhnya. secara hak sesuai dengan tingkat aktivitas yang dapat Tingkatkan keterlibatan pasien sesuai kemampuannya. ditoleransinya.

TERIMA KASIH PERHATIAANYA

Anda mungkin juga menyukai