Anda di halaman 1dari 17

PROTEIN

BAGIAN BIOKIMIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

PENDAHULUAN Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan stru tura! dan sebagai "esin #ang be er$a %a&a tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh '( &an )( eratin yang terdapat pada u!it* ra"but* &an u u. Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai %ere at, seperti +!agen, Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan stru-tura! karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai bi+ ata!is untuk rea si(rea si i"ia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini aktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga mengendalikan jalur dan

kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya mengalami kerusakan.

DEFENISI DAN .IRI(.IRI !stilah protein diperkenalkan pada tahun /012(an oleh pakar kimia Belanda bernama Mu!&er* yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia dalam protein secara sistematik. !a secara tepat menyimpulkan peranan inti dari protein dalam sistem hidup dengan menurunkan nama dari bahasa "unani proteios* yang berarti #berting at %erta"a$. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Pr+tein "enentu an u uran &an stru tur se!* uta"a &ari siste" +"uni asi antar se! serta sebagai +"%+nen ata!is berbagai rea si

bi+ i"ia &i &a!a" se!, %arena itulah sebagian besar akti&itas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya h+r"+n* antib+&i &an en3i" . Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari '( asam amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. )i dalam sel, protein terdapat baik pada membrane

plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti "it+ +n&ria, reti u!u" en&+%!as"a, nu !eus &an ba&an g+!gi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Protein-protein yang terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa en3i" banyak terdapat di dalam sit+%!as"a dan sebagian terdapat pada kompartemen dari organel sel. Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. %etika berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Protein merupakan komponen utama bagi semua benda hidup termasuk mikroorganisme, he an dan tumbuhan. Protein merupakan rantaian gabungan 44 $enis asa" a"in+, Protein ini memainkan berbagai peranan dalam benda hidup dan bertanggungja ab untuk fungsi dan ciri-ciri benda hidup %eistime aan lain dari protein ini adalah stru turn#a #ang "engan&ung N 5/6*12( /078* . 564*9278* H 5:*;2(<*1278* O 54/(41*6278* S 52*0(478* &isa"%ing .* H* O *seperti juga karbohidrat dan lemak+, dan S kadang-kadang P, Fe dan ,u *sebagai senya a kompleks dengan protein+. )engan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan %enentuan an&ungan N #ang a&a &a!a" bahan "a anan atau bahan !ain, .iri(-iri Pr+tein Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam )-A yang mengarahkan biosintesis protein. .iap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh/ /, Susunan i"ia #ang has Setiap protein indi&idual merupakan senya a murni 4, B+b+t "+!e u!ar #ang has Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. %arena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun akti&itas biologisnya. 1, Urutan asa" a"in+ #ang has

0rutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu *Page, ).S. 1223+

FUNGSI DAN PERANAN PROTEIN Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara lain/ 1. Kata!isis en3i"ati 4ampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh en5im dan hampir semua en5im adalah protein. '. Trans%+rtasi &an %en#i"%anan Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin. 6. K++r&inasi gera %ontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. ,ontoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela. 7, Penun$ang "e anis %etegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa. 8. Pr+te si i"un Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti &irus, bakteri dan sel dari organisma lain. 9. Me"bang it an &an "enghantar an i"%u!s sara= :espon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. ,ontoh lainnya

adalah protein reseptor pada sinapsis. 3. Pengaturan %ertu"buhan &an &i=erensiasi Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein *Santoso, 4. '((;+ /,1, >enis($enis Pr+tein a, K+!agen* protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan tisu. b Antib+&i, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan penyakit. c Dis"utase su%er+?i&e* protein yang membersihkan darah kita. d O@u!bu"in, protein simpanan yang memelihara badan. e 4emoglobin, protein yang berfungsi sebagai pemba a oksigen f T+ sin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman. g Insu!in, protein hormon yang menga al aras glukosa dalam darah. h Tri%sin, protein yang mencernakan makanan protein. /,9, Su"ber Pr+tein Pr+tein !eng a% yang mengandung semua jenis asam amino esensial, ditemukan dalam &aging* i an* unggas* e$u* te!ur* susu, produk sejenis <uark, tumbuhan berbiji, suku polong-polongan, dan kentang. Pr+tein ti&a !eng a% ditemukan dalam sa#uran* %a&i(%a&ian, dan polong-polongan. S!+ane* E, 4229. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku %edokteran =>,/ ?akarta. Studi dari Biokimia an 0SA .homas @sborne Lafayete Mendel,

Profesor untuk biokimia di "ale, 1217, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelincikelinci tersebut diberikan makanan protein he ani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. )ari eksperimennya didapati bah a kelinci yang memperoleh protein he ani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. %emudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bah a kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama *Anonim. '((;. Protein. *http/AA diakses tanggal 1' @ktober '((;+. %ualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan, pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein tergantung pada dua karakteristik berikut/ 1, Digestibi!itas %r+tein *untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. ?ika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama feses+. '. K+"%+sisi asa" a"in+ seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk.dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain yang dibutuhkan. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein/ a, Per e"bang $aringan Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein. b, Kua!itas %r+tein %ebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola as.aminonya. .idak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang . ikipedia.com+

yang mengonsumsi protein he ani bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein he ani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino. -, Digestibi!itas %r+tein %etersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. )igestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara aktu makan, dengan inter&al yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari en5im yang tersedia dan tempat absorpsi. &, Kan&ungan energi &ari "a anan ?umlah yang mencukupi dari karbohidrat harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. %arbohidrat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin. e, Status esehatan )apat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk mela an infeksi *Anonim. '((3+. B, Pengg+!+ngan Pr+tein Protein adalah molekul yang sangat &ital untuk organisme dan terdapat di semua sel. Pr+tein "eru%a an %+!i"er #ang &isusun +!eh 42 macam asa" a"in+ standar. :antai asam amino dihubungkan dengan ikatan ko&alen yang spesifik. Struktur B fungsi ditentukan oleh kombinasi, jumlah dan urutan asam amino sedangkan sifat fisik dan kimia i dipengaruhi oleh asam amino penyusunnya. Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain/ /, Ber&asar an stru tur "+!e u!n#a

Stru tur %r+tein ter&iri &ari e"%at "a-a" A /, Stru tur %ri"er 5stru tur uta"a8 Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara ko&alen melalui ikatan peptida. 4, Stru tur se un&er Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam amino. !katan yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogen antar rantai samping yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan hidrogennya. Ada dua jenis struktur sekunder, yaitu/ -heliks dan -sheet. 1, Stru tur Tersier .erbentuk karena adanya pelipatan membentuk struktur yang kompleks. Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik, ikatan hidrofobik, ikatan hidrofilik. 9, Stru tur Kuartener .erbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub unit. !nteraksi intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur keempatAkuartener 4, Ber&asar an Bentu &an Si=at Fisi /, Pr+tein g!+bu!ar .erdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain *berlipat rapat+ membentuk bulat padat. Misalnya en5im, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol. 4, Pr+tein serabut (fibrous protein) .erdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol. 1, Ber&asar an Fungsi Bi+!+gi Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara

lain/ /, En3i" 5rib+nu ease* tri%sin+ 4, Pr+tein trans%+rt 5he"+g!+bin* "i+g!+bin* seru"* a!bu"in8 1, Pr+tein nutrien &an %en#i"%an 5g!ia&inBgan&u"* +@a!bu"inBte!ur* aseinBsusu* =eritinB$aringan heCan8 9, Pr+tein +ntra ti! 5a tin &an tubu!in8 6, Pr+tein Stru tura! 5 +!agen* eratin* =ibri+n8 :, Pr+tein Pertahanan 5antib+&i* =ibrin+gen &an tr+"bin* bisa u!ar8 <, Pr+tein Pengatur 5h+r"+n insu!in &an h+r"+n %aratir+id+ 9, Ber&asar an Da#a Larutn#a /, A!bu"in Carut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin telur dan albumin serum 4, G!+bu!in G!ute!in .idak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer. >lutenin *gandum+, ori5enin *padi+. 1, G!ia&in 5%r+!a"in8 Carut etanol 3(-;(D, tidak larut air dan etanol 1((D. >liadinAgandum, 5einAjagung 9, Hist+n Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. >lobin bereaksi dengan heme *senya a asam menjadi hemoglobin+. .idak larut air, garam encer dan pekat *jenuh 6(8(D+. Misalnya globulin serum dan globulin telur. 6, Pr+ta"in Carut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi nukleoprotamin *sperma ikan+. ,ontohnya salmin 6, Pr+tein Ma$e"u A&a!ah %r+tein #ang "engan&ung sen#aCa bu an han#a %r+tein /, F+s=+%r+tein Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu,

&itelin pada kuning telur 4, Kr+"+%r+tein Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung ,u 1, F+s=+%r+tein Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, &itelin pada kuning telur 9, Kr+"+%r+tein Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung ,u 6, Pr+tein K+en3i" Misalnya -A)E, FM-, FA) dan -A)PE :, Pr+tein K+en3i" Misalnya -A)E, FM-, FA) dan -A)PE <, Li%+%r+tein Mengandung asam lemak, lesitin 0, Meta!+%r+tein Mengandung unsur-unsur anorganik *Fe, ,o, Mn, Fn, ,u, Mg dsb+ ;, G!i +%r+tein >ugus prostetik karbohidrat, misalnya "usin *%a&a air !iur8* +s +"u +i& 5%a&a tu!ang8 /2,Nu !e+%r+tein Protein dan asam nukleat berhubungan *berikatan &alensi sekunder+ misalnya pada jasad renik ., Ana!isa Pr+tein Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu G Secara kualitatif terdiri atas G reaksi Hantoprotein, reaksi 4opkins-,ole, reaksi Millon, reaksi -itroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari G metode %jeldahl, metode titrasi formol, metode Co ry, metode spektrofotometri &isible *Biuret+, dan metode spektrofotometri 0I.

Ana!isa Kua!itati= /, Rea si Dant+%r+tein Carutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. :eaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti ben5ena yang terdapat pada molekul protein. :eaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. 4, Rea si H+% ins(.+!e Carutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi 4opkins-,ole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi 4opkins-,ole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di ba ah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. 1, Rea si Mi!!+n Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senya a merkuri dengan gugus hidroksifenil yang ber arna. 9, Rea si Natriu"nitr+%rusi&a -atriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan arna merah dengan protein yang mempunyai gugus JS4 bebas. ?adi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. 6, Rea si Sa agu-hi Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. ?adi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat

menghasilkan arna merah. :, Met+&e Biuret Carutan protein dibuat alkalis dengan -a@4 kemudian ditambahkan larutan ,uS@7 encer. 0ji ini untuk menunjukkan adanya senya asenya a yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. 0ji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya arna merah &iolet atau biru &iolet. Ana!isa Kuantitati= Analisis protein dapat digolongkan menjadi dua metode, yaitu/ Met+&e +n@ensi+na!, yaitu metode K$e!&ah! *terdiri dari destruksi, destilasi, titrasi+, titrasi formol. )igunakan untuk protein tidak terlarut. Metode modern, yaitu "et+&e L+Cr#, metode spektrofotometri &isible, metode spektrofotometri 0I. )igunakan untuk protein terlarut. /, Met+&e K$e!&ah! Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senya a yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Peneta%an Ka&ar Prosedur / a. .imbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu %jeldahl *kalau kandungan protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g+. b, %emudian ditambahkan 3,8 g kalium sulfat dan (,68 g raksa *!!+ oksida dan 18 ml asam sulfat pekat. -, Panaskan semua bahan dalam labu %jeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan teruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan sudah menjadi jernih. .ambahkan pemanasan

kurang lebih 6( menit, matikan pemanasan dan biarkan sampai dingin. &, Selanjutnya tambahkan 1(( ml aKuadest dalam labu %jeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Fn, tambahkan 18 ml larutan kalium sulfat 7D *dalam air+ dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 8(D sebanyak 8( ml yang telah didinginkan dalam lemari es. e, Pasanglah labu %jeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu %jeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih. =. )estilasi ditampung dalam =rlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida (,1- sebanyak 8( ml dan indikator merah metil (,1D bA& *dalam etanol 28D+ sebanyak 8 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida (,1-. g. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 38 ml. Sisa larutan asam klorida (,1- yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku natrium hidroksida (,1-. .itik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan arna larutan dari merah menjadi kuning. Cakukan titrasi blanko. Ka&ar Pr+tein / Ka&ar %r+tein &ihitung &engan %ersa"aan beri ut / %adar L I -a@4 blanko J I -a@4 sampel M - -a@4 M 17,((; M 1((D M Fk berat sampel *mg+ %eterangan / Fk / faktor koreksi Fk - / 19 4, Met+&e Titrasi F+r"+! Carutan protein dinetralkan dengan basa *-a@4+ lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. )engan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi

reaksi antara asam dengan basa -a@4 sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. !ndikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan arna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 6( detik. 1, Met+&e L+Cr# Prosedur / Pembuatan reagen Lowry A / Merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolibdat dengan perbandingan *1 / 1+ Pembuatan reagen Lowry B / ,ampurkan 'D natrium karbonat dalam 1(( ml natrium hidroksida (,1-. .ambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga *!!+ sulfat 1D dan 1 ml kalium natrium tartrat 'D. Penetapan %adar a. Pembuatan kur&a baku Siapkan larutan bo&in serum albumin dengan konsentrasi 6(( NgAml *Ci+. Buat seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal dengan komposisi berikut / .ambahkan ke dalam masing-masing tabung ; ml reagen Co ry B dan biarkan selama 1( menit, kemudian tambahkan 1 ml reagen Co ry A. %ocok dan biarkan selama '( menit. Baca absorbansinya pada panjang gelombang 9(( nm tehadap blanko. *Sebagai blanko adalah tabung reaksi no.1 pada tabel di atas+ b. Penyiapan Sampel Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal *jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan+. Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.((( rpm selama 1( menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat p4 8 misal

sampai 1(,( ml. Ambil &olume tertentu dan lakukan penetapan selanjutnya seperti pada kur&a baku mulai dari penambahan ; ml reagen Co ry A sampai seterusnya. 7. Metode Spektrofotometri Iisible *Biuret+ Prosedur / Pembuatan reagen Biuret : Carutkan 18( mg tembaga *!!+ sulfat *,uS@7. 84'@+ dan kalium natrium tartrat *%-a,747@9. 74'@+ dalam 8( ml aKuades dalam labu takar 1(( ml. %emudian tambahkan 6( ml natrium hidroksida 1(D sambil dikocok-kocok, selanjutnya tambahkan aKuades sampai garis tanda. Pembuatan larutan induk bovin serum albumin (BSA): )itimbang 8(( mg bo&in serum albumin dilarutkan dalam aKuades sampai 1(,( ml sehingga kadar larutan induk 8,(D *Ci+. Penetapan kadar *Metode Biuret+ / Pembuatan kurva baku : )alam ku&et dimasukkan larutan induk, reagen Biuret dan aKuades misal dengan komposisi sebagai berikut/ Setelah tepat 1( menit serapan dibaca pada O 88( nm terhadap blanko yang terdiri dari ;(( NC reagen Biuret dan '(( NC aKuades. ,ara mempersiapkan sampel / Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal *jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan+. Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.((( rpm selama 1( menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat p4 8 misal sampai 1(,( ml. Ambil sejumlah NC larutan tersebut secara kuantitatif kemudian tambahkan reagen Biuret dan jika perlu tambah dengan dapar asetat p4 8 untuk pengukuran kuantitatif.

Setelah 1( menit dari penambahan reagen Biuret, baca absorbansinya pada panjang gelombang 88( nm terhadap blanko yang berisi reagen Biuret dan dapar asetat p4 8. Perhatikan adanya faktor pengenceran dan absorban sampel sedapat mungkin harus masuk dalam kisaran absorban kur&a baku. 6, Met+&e S%e tr+=+t+"etri UV Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatik. .riptofan mempunyai absorbsi maksimum pada ';( nm, sedang untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada '3; nm. Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. Absorpsi sinar pada ';( nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein dalam larutan. Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi pada '9( nm. Pengukuran pada '9( nm untuk melihat kemungkinan kontaminasi oleh asam nukleat. :asio absorpsi ';(A'9( menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel. %adar protein mgAml L A';( M faktor koreksi M pengenceran Alat Spektrofotometer DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. '((;. Protein. *http/AA @ktober '((;. '. Sudarmaji, S, dkk. 12;2. Analisa Ba an Makanan dan Pertanian. Penerbit Ciberty/ "ogyakarta. 6. Page, ).S. 1223. Prinsi!"!rinsi! Biokimia. =rlangga/ ?akarta. 7. Santoso, 4. '((;. Protein dan #n$im. *http/AA com+ diakses tanggal 1' @ktober '((;. 8. Sloane, =. '((7. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku %edokteran =>,/ ?akarta. 9. Anonim. '((3. Manfaat Protein dalam %e idu!an &e ari" ari. *http/AA .blogger.com+ diakses tanggal 1' @ktober '((; .herus n.teachnology. . ikipedia.com+ diakses tanggal 1'

3. Sudjadi, A. dan :ohman. '((7. Analisis 'bat dan Makanan cetakan !. "ogyakarta/ "ayasan Farmasi !ndonesia. ;. Apriyantono, A. dkk. 12;2. Analisis Pangan. Bogor/ )epartemen Pendidikan dan %ebudayaan )irektorat ?enderal Pendidikan .inggi Psat Antar 0ni&ersitas Pangan dan >i5i !PB. 2. Poedjiadi, A. 1227. (asar"(asar Biokimia. ?akarta/ Penerbit 0!-Press. 1(.%amal, M. 1221. )utrisi *ernak (asar+ Caboratorium Makanan .ernak, "ogyakarta/ 0>M-Press

Anda mungkin juga menyukai