Anda di halaman 1dari 4

PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001

KORELASI PERMEABILITAS TERHADAP POROSITAS MELALUI DATA TEKANAN KAPILER


Suranto
Jurusan Teknik Perminyakan UPN

Kata Kunci : Porositas, Permeabilitas, Tekanan kapiler, Korelasi ABSTRAK Untuk menyajikan sifat petrofisik batuan, dilakukan analisa laboratorium yang terdiri dari analisa core rutin dan analisa core spesial. Yang termasuk dalam analisa core rutin adalah pengukuran porositas dan permeabilitas absolut, sedangkan yang termasuk analisa core spesial adalah pengukuran tekanan kapiler versus saturasi air, permeabilitas relatif, faktor sementasi dan sebagainya. Ada penelitian yang membuat korelasi empiris antara tekanan kapiler dengan permeabilitas absolut (Shouxiang M. et al., 1991). Dan ada pula yang menghubungkan antara porositas dan permeabilitas absolut dengan kenampakan kurva tekanan kapiler (Purcell W.R, 1949). Dari fenomena-fenomena tersebut maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa tiga vareabel yaitu permeabilitas absolut, porositas dan tekanan kapiler bisa saling berhubungan. Sebagai data masukan diperlukan beberapa core yang sudah diketahui porositas, permeabilitas dan kurva tekanan kapiler versus saturasi air dalam suatu lapisan, kemudian disusun hubungan variabel-variabel didalamnya. Dari hubungan permeabilitas absolut dengan data tekanan kapiler didapat faktor litologi batuan (Purcell). Variabel tersebut kemudian digunakan untuk mengkorelasi antara permeabilitas absolut dengan porositas. Dari percobaan laboratorium menunjukkan bahwa hubungan antara permeabilitas dan porositas dengan perkalian faktor litologi memberikan hasil yang signifikan.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

untuk mengkorelasi antara permeabilitas absolut dengan porositas. 2. LANDASAN TEORI

Untuk menyajikan sifat petrofisik batuan, dilakukan analisa laboratorium yang terdiri dari analisa core rutin dan analisa core spesial. Yang termasuk dalam analisa core rutin adalah pengukuran porositas dan permeabilitas absolut, sedangkan yang termasuk analisa core spesial adalah pengukuran tekanan kapiler versus saturasi air, permeabilitas relatif, faktor sementasi dan sebagainya. Ada beberapa penulis yang membuat korelasi empiris antara tekanan kapiler dengan permeabilitas absolut3,4). Dan ada pula yang menghubungkan antara porositas dan permeabilitas absolut dengan kenampakan kurva tekanan kapiler 1,2). Dari penulis-penulis tersebut, maka dicoba untuk membuat suatu hubungan antara porositas dan permeabilitas absolut . 1.2. Metodologi Penelitian

Korelasi Purcell Jika ditinjau suatu pipa yang mempunyai panjang L, dan jarijari R, dan fluida yang mengalir mempunyai viscositas , maka menurut Poiseuilles dapat diformulasikan : Q R 4 P = t 8L ............................... ....(1)

Dimana P adalah perbedaan tekanan yang terjadi pada ujungujungnya. Sedangkan volume pipa V, akan sama dengan R2L, sehingga persamaan (1) dapat ditulis : Q VR 2 P ........................................(2) = t 8 L2 Tekanan kapiler di dalam pipa dapat diformulasikan :

Korelasi antara permeabilitas absolut dengan porositas sudah banyak dilakukan, yaitu dengan membuat plot log k (permeabilitas) dengan (porositas). Dengan menggunakan pendekatan tersebut, ada yang memberikan korelasi yang baik dan ada pula yang tidak. Oleh sebab itu dibuat dengan menambah vareabel lain yaitu kurva tekanan kapiler versus saturasi air. Sebagai acuan dalam penyusunan vareabelvareabel tersebut digunakan persamaan Purcell. Sebagai data masukan diperlukan beberapa core yang sudah diketahui porositas, permeabilitas dan kurva tekanan kapiler versus saturasi air dalam suatu lapisan, Kemudian disusun hubungan variabel-variabel didalamnya. Dari hubungan permeabilitas absolut dengan data tekanan kapiler didapat faktor litologi batuan. Variabel tersebut kemudian digunakan

P c=

2 cos .........................................(3) R

Jika persamaan (2) dan (3) digabung , akan menjadi : Q ( cos )2 VP ..........................(4) = t 2 L2 (Pc )2 Jika pipa-pipa kapiler didalam batuan merupakan susunan pipa yang saling berhubungan (paralel), maka total laju aliran akan menjadi : N Q ( Cos )2 P V = i2 2 t ( P 2 L i =1 c )i

... .(5)

IATMI 2001-64

Korelasi Permeabilitas Terhadap Porositas Melalui Data Tekanan Kapiler

Suranto

Dimana Vi adalah volume tiap-tiap pipa. Menurut Darcy, laju aliran fluida yang mengalir di dalam pipa yang terisi pasir dapat diformulasikan : Q KAP = t L ... ..(6)

N V K = F * i 2 i =1 (Pc )i

.....(11)

Dimana K adalah permeabilitas system. Dengan demikian, jika persamaan (5) dan (6) jika digabungkan akan menjadi : N Vi ( Cos ) 2 K= 2 2 AL i =1 (Pc )i

dimana F* adalah variabel yang mewakili C dan F. Sehingga definisi F* adalah : F* = K Vi 2 i =1 (Pc )i N

....(7)

..(11)

Jika Vi adalah volume pori, VT adalah volume total batuan, maka batuan tersebut akan mempunyai porositas sebesar : V i = i VT Pada uraian dimuka telah diketahui bahwa volume batuan adalah AL, sehingga : V = i x100 AL K= ( Cos ) 2 2x10 4 Vi 2 i =1 (Pc )i

Harga F* inilah yang digunakan sebagai vareabel tambahan dalam korelasi permeabilitas absolut dan porositas. 3. PROSES PERHITUNGAN Algoritma : 1. menyediakan sejumlah sampel, kemudian diukur porositas, permeabilitas dan tekanan kapiler versus saturasi. 2. Buat korelasi antara data tekanan kapiler dan porositas terhadap permeabilitas sehingga ditemukan kostanta C 3. Constanta C digunakan untuk mengkorelasi antara permeabilitas dan porositas.

.(8)

Persamaan (8) merupakan harga permeabilitas untuk sistem parallel pipa silindris dan mempunyai variasi ukuran. Karena ada variasi ini maka setiap batuan akan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yang disebut sebagai faktor litologi batuan. Karena adanya faktor ini maka persamaan (8) menjadi : N F ( Cos )2 Vi .(9) K= 4 2 2x10 i =1 (Pc )i dimana : k = permeabilitas, milidarcy = porositas, fraksi S = Saturasi fluida pengisi rongga pori, fraksi Pc = tekanan kapiler, psi = tegangan permukaan, dyne/cm = sudut kontak F = Faktor litologi batuan Harga F merupakan harga spesifik yang dipengaruhi oleh karakteristik batuan dimana setiap contoh batuan akan mempunyai nilai yang berbeda-beda tergantung dari karakteristik litologinya. Dari persamaan (9), jika dianggap bahwa Tegangan permukaan dan sudut kontak antara fluida yang membasahi dan yang tidak membasahi adalah sama dalam setiap percontah batuan, maka persamaan (9) dapat di tulis menjadi : N V K = C F i 2 ( P i =1 c )i ...(10)

4. PROSEDUR PERCOBAAN 4.1. Persiapan Sampel Sebelum dilakukan analisa tekanan kapiler, sampel sebaiknya diukur terlebih dahulu porositas dan permeabilitasnya. Karena setelah diukur tekanan kapilernya dengan metode injeksi merkuri sampel batuan akan rusak. Mula-mula sampel harus dibentuk dulu berupa silinder (plug berukuran garis tengah 2,5 cm dengan panjang lebih kurang 3 cm dengan cara di bor). Sampel kemudian dicuci dengan toluena dan dikeringkan. Setelah kering sampel tersebut diukur porositas dan permeabilitasnya. Sebaiknya alat ukur yang digunakan tidak merusak sampel sehingga untuk analisa injeksi merkuri dapat dilakukan. 4.2. Prinsip Kerja Penggunaan injeksi merkuri ini didasari bahwa tekanan kapiler dalam batuan sangat dipengaruhi terutama oleh diameter pori-pori batuan dan tegangan antar muka fluida yang mengisinya. Merkuri yang diinjeksikan ke dalam batuan, akan mempunyai karakteristik yang dapat dilihat dari kurva injeksi. Pada tekanan rendah merkuri memasuki pori-pori yang diameternya lebih besar dan untuk selanjutnya pori-pori yang lebih kecil sampai akhirnya pada tekanan maksimum walaupun tekanan ditambah merkuri tidak bisa memasuki sisa-sisa pori-pori yang ada. 5. PEMBAHASAN Dengan data tekanan kapiler versus saturasi air, menurut Purcell3) dapat ditentukan faktor litologi suatu batuan yang merupakan faktor pembentuk permeabilitas batuan. Dari

dimana C adalah konstanta yang dibentuk dari tegangan permukaan dan sudut kontak fluida. Jika dalam suatu core mempunyai harga F yang semata-mata fungsi dari permeabilitas maka persamaan (10) akan menjadi :

IATMI 2001-64

Korelasi Permeabilitas Terhadap Porositas Melalui Data Tekanan Kapiler

Suranto

persamaan (10) terlihat bahwa faktor lotologi merupakan fungsi dari data tekanan kapiler. Dari Gambar-2 terlihat bahwa hubungan antara permeabilitas dan faktor litologi, bila dibuat aproksimasi ternyata mempunyai nilai R2 = 0.87. Hal ini menandakan bahwa secara statistik faktor litologi mempunyai peran 87.6 % dalam pembentukan permeabilitas batuan. Pada Gambar-3 memperlihatkan hubungan antara porositas dengan faktor litologi. Dari gambar tersebut terlihat bahwa titik-titik yang dibentuk menyebar, sehingga dapat disimpulkan bahawa faktor litologi tidak banyak berperan dalam pembentukan porositas. Gambar-4 memperlihatkan hubungan antara permeabilitas dengan porositas. Dari hubungan tersebut ternyata porositas hanya berperan 50 % saja dalam pembentukan permeabilitas. Dari Gambar-5 terlihat bahwa hubungan antara permeabilitas dengan perkalian antara porositas dengan faktor lotologi ternyata setelah di aproksimasi menghasilkan angka R2 = 0.95. Hal tersebut mengartikan bahwa permeabilitas berbanding lurus dengan perkalian antara porositas dengan faktor litologi. 6. KESIMPULAN Dari uraian di atas dan data yang tersedia maka dapat disimpulkan : 1. Untuk mendapatkan korelasi porositas dari permeabilitas dalam suatu lapangan diperlukan beberapa sampel batuan yang dapat mewakili lapangan tersebut. 2. Dari data tekanan kapiler versus saturasi air dapat ditentukan konstanta faktor lotologi batuan, yang kemudian digunakan untuk mengkorelasi porositas dari permeabilitas. 3. Dari hasil percobaan ternyata korelasi porositas dari permeabilitas, secara statistik memberikan random error sebesar 0.95. DAFTAR PUSTAKA 1. Amyx,J.W, et al., Petroleum Reservoir Engineering, USA, 1960 Hawkins J.M., Capillary Pressure Model Predicts Distance to Gas/Water Contact, Oil and Gas Jurnal,page 39 -43, Jan. 18 , 1993. Purcell W.R., Capillary Pressure - Their Measurement Using Merkury and The Calculation of Permeability Therefrom, AAPG, Page 39 -47, 1949. Shouxiang M. et al., Correlation of Capillary Pressure Relationships and Calculations of Permeability, SPE 22685, page 279 - 292, Dallas, 1991. Thomeer, J.H.M.,Introduction of a Pore Geometrical Factor Defined by the Capillary pressure Curve,JPT, March , page 73 - 77, 1960. Swanson, B.F., Asimple Correlation Between Permeability and Mercury Capillary Pressure, JPT, page 2498 - 2504,December 1971.

7.

Pittman, E.D. Relationship of Porosity and Permeability to Various Parameter Derived For Mercury Injection Capillary Pressure Curve for Sandstone, AAPG Bulletin, Vol 76 No. 2., February 1992. Tabel-1 Salah Satu Percontoh Batuan
No. PERCONTOH PERMEABILITAS , mD POROSITAS, % Tekanan, Psi 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 40 60 80 100 200 300 500 750 1000 1250 1500 0.1111111 0.0277778 0.0123457 0.0069444 0.0044444 0.0030864 0.0022676 0.0017361 0.0013717 0.0011111 0.0006250 0.0002778 0.0001563 0.0001000 0.0000250 0.0000111 0.0000040 0.0000018 0.0000010 0.0000006 0.0000004 Total Luasan 1/Pc^2 (1/psi^2) :8 : 7.59 : 15.16 Saturasi Air, (Sw) 100.000 99.620 99.049 98.669 98.289 97.719 96.768 95.057 92.776 89.544 84.791 76.236 68.156 63.308 59.506 48.669 42.681 35.932 31.422 28.422 26.616 25.380 : 0.021111 0.039653 0.007623 0.003665 0.003246 0.003581 0.004580 0.004566 0.005022 0.005901 0.007426 0.003647 0.001052 0.000487 0.000677 0.000108 0.000051 0.000013 0.000004 0.000001 0.000001 0.112 Luasan

2.

3.

Tabel-2 Data Percontoh Batuan di daerah Studi

4.

5.

6.

IATMI 2001-64

Korelasi Permeabilitas Terhadap Porositas Melalui Data Tekanan Kapiler

Suranto

Grafik Kurva PC vs Sw dan 1/Pc^2 vs Sw


1000

10000 1000 Pc, psi 100 10 1 0 20 40 Sw,% 60 80 100

1.00E+00 1.00E-01
Permeabilitas, mD 100 y = 0,2293e 0,2588x R = 0,5025
2

1.00E-03 1.00E-04 1.00E-05 1.00E-06 1.00E-07

1/Pc^2, 1/psi^2

1.00E-02

10

0,1 0 5 10 15 20 25 Porositas, fraksi

Gambar-1 Grafik Kenampakan Luasan 1/Pc^2

Gambar-4 Kutva Hubungan Antara Permeabilitas versus Porositas

100
10000

Faktor Litologi, F

10
Porositas x F*

1000

y = 0,6556x 2 R = 0,876 1

0,717

y = 8,1416x 2 R = 0,9554

0,7875

100

10

0,1 0,1 1 10 Permeabilitas, mD 100 1000


1 0,1 1 10 Permeabilitas, mD 100 1000

Gambar-2 Kurva Hubungan Antara Permeabilitas versus Faktor Litologi (F)

Gambar-5 Kurva Hubungan antara Permeabilitas Versus Porositas xF*

30 25 Faktor Litologi, F 20 15 10 5 0 0 5 10 15 20 25 Porositas, fraksi

Gambar-3 Kurva Hubungan antara Faktor Litologi versus Porositas

IATMI 2001-64

Anda mungkin juga menyukai