A. Pengertian mobilisasi Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989). gerak adalah perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap acuan tertentu.
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 2. Mencegah terjadinya trauma 3. Mempertahankan tingkat kesehatan 4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari hari 5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
4. Tingkat energi
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
Jenis-Jenis Mobilisasi
1. Mobilisasi penuh Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari- hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motoris volunteer dan sensoris untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilisasi sebagian Mobilisasi sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan sensoris pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilisasi sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motoris dan sensoris
b. Mobilisasi sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya tetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang irreversibel. Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, dan untuk kasus poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf motoris dan sensoris.
Mobilisasi yang dilakukan pada tubuh pasien berdasarkan a. Aktif ROM (Range Of Motion) Mobilisasi Dilakukan Pasien sendiri tanpa bantuan petugas b. Pasif ROM Mobilisasi di bantu oleh petugas
Latihan ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal
TUJUAN ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot 2. Memelihara mobilitas persendian 3. Merangsang sirkulasi darah 4. Mencegah kelainan bentuk
Manfaat ROM
1. Meningkatkan mobilisasi sendi 2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan 3. Meningkatkan massa otot 4. Mengurangi kehilangan tulang 5.Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan 6. Mengkaji tulang sendi, otot 7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi 8. Memperlancar sirkulasi darah 9. Memperbaiki tonus otot
A.LEHER Fleksi: kepala digerakan menunduk kedepan 90 derajat dengan dagu diatas dada. Ekstensi: Kepala digerakan 90 derajat keatas dengan posisi lurus dengan badan Hyperekstensi : kepala ditarik kebelakang 90 derajat dengan posisi mengadah keatas Lateral fleksi: kepala ditekukan kesamping 90 derajat menuiu bahu Rotasi: kepala digerakan dalam posisi melingkar 90 derajat kekanan dan 90 derajat kekiri dan depan dari belakang
B.BAHU Fleksi : lengan ditingkat 180 derajat dan samping menuju keatas sampai diatas kepala Ekstensi : digerakan keposisi istirahat disamping badan Hyperekstensi: lengan digerakan kebelakang badan dengan sudut 50 derajat Abduksi : lengan ditarik keatas samping badan dengan punggung tangan diatas, digerakan kesisi badan 180 derajat keposisi diatas kepala.
Rotasi Eksterna : dengan lengan disamping, tekukan siku, lengan digerakkan kedepan dan kebelakang 90 derajat sehingga telepak tangan menghadap kedepan. Rotasi interna : dengan lengan disamping tekukan siku, lengan digerakkan kebelakang 90 derajat sehingga telapak tangan menghadap kebelakang. Sirkumduksi : lengan digerakan dengan lingkaran 360 derajat diputar sepanjang sisi badan.
C.SIKU Fleksi : siku ditekuk dengan telapak tangan menghadap muka, dengan
sudut 150 derajat menuju bahu
Ekstensi: siku dar i posisi fleksi diluruskan kembali D.LENGAN BAWAH Supinasi: lengan bawah diputar 90 derajat sampai telapak tangan menghadap keatas Pronasi: lengan bawah diputar 90 derajat sampai telapak tangan kanan mengahadap kebawah.
E.PERGELANGAN TANGAN Fleksi: Tangan ditekuk 90 derajat kebawah dengan telapak tangan mengahadap kebawah Ekstensi: tangan digerakan 90 derajat dengan posisi lurus dengan lengan Hyperekstensi: tangan ditekuk keatas, punggung tangan diatas dengan sudut 90 derajat. Abduksi: pergelangan tangan, dengan jari-jari dirapatkan ditekuk keluar menuju ulna Aduksi: pergelangan tangan dengan jari-jari dirapatkan ditekuk kedepan menuju radius.
F. JARI DAN IBU JARI Fleksi: Jari-jari digenggamkan Ekstensi: Jari digerakan 90 derajat lurus dengan lengan dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Hyperekstensi : jari-jari dengan telapak tangan kebawah, ditekuk keatas menuju punggung tangan 45 derajat Abduksi: jari dan ibu jari dibentangkan/direngangkan 30 derajat Aduksi: jari dan ibu jari dirapatkan bersama 30 derajat Posisi Ibu jari : ibu jari ditekuk kedalam memutar menuju kelingking dikuti oleh jari-jari yang lain.
G.PINGGUL Fleksi : tungkai digerakan keatas kemuka 90 derajat Ekstensi : tungkai digerakan kembali ke posisi lurus sejajar dengan tubuh Hyperekstensi: tungkai digerakan kebelakang tubuh 50 derajat Sirkumduksi: tungkai digerakan dalam lingkaran 360 derajat Abduksi: tungkai digerakan kesamping menjauhi tubuh 45 derajat Rotasi Interna : tungkai dan kaki diputar kedalam 90 derajat Rotasi Eksterna : tungkai dan kaki diputar keluar 90 derajat
H. LUTUT Fleksi : lutut ditekuk diangkat kebelakang dan atas 90 derajat Ekstensi : Lutut digerakan kembali sejajar tubuh I.PERGELANGAN KAKI Plantar Fleksi: kaki digerakan kebawah 45 derajat Dorsi Fleksi: kaki digerakan keatas 45 derajat Enversi: sisi luar kaki ditekuk kesamping keluar diputar Inversi: kaki diputar dengan sisi medial, diputar kedalam
J. JARI KAKI FIeksi :jari-jari ditekuk kebawah 90 derajat Ekstensi : jari-jari sejajar kembali dengan punggung Hyperekstensi : jari-jari ditekuk keatas 45 derajat Abduksi : jari-jari digerakan menjauhi satu sama lain 15 derajat Adduksi : jari-jari digerakan merapat
K. PINGGANG Fleksi : pinggang ditekuk kedepan 90 derajat Ekstensi : pinggang diluruskan kembali Hyperekstensi : pinggang ditarik kebelakang 30 derajat Lateral Fleksi: tubuh ditarik kekedua sisi 45 derajat Rotasi : tangan dipinggang digerakan melingkar 360 derajat
Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain : 1. Perbaikan status gizi 2. Memperbaiki kemampuan mobilisasi 3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif 4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh). 5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.
Macam macam posisi klien di tempat tidur 1. Posisi fowler (setengah duduk) 2. Posisi litotomi 3. Posisi dorsal recumbent 4. Posisi supinasi (terlentang) 5. Posisi pronasi (tengkurap) 6. Posisi lateral (miring) 7. Posisi sim 8. Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki)
Posisi Litotomi
Posisi Trendelenburg
Posisi Sim