PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 162/PMK.011/2012 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012
Penghasilan
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun
Pasal 4 ayat 1 UU PPh Nomor 36 tahun 2008
4
Orang Pribadi
Atas Penghasilan Berupa: Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapun Subjek Pajak DN PPh Pasal 21 Subjek Pajak LN
5
PPh Pasal 26
Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan Bendahara atau pemegang kas pemerintah Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan-badan lain Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan Penyelenggara kegiatan
6
Kantor
perwakilan negara asing Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
7
Pegawai Penerima
uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan
8
10
Penghasilan Pegawai Tetap baik teratur maupun tidak teratur Penghasilan Penerima Pensiun secara teratur Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan sehubungan pensiun yang diterima sekaligus Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas Imbalan kepada bukan pegawai Imbalan kepada peserta kegiatan
TERMASUK
Natura/Kenikmatan dari :
Bukan Wajib Pajak Wajib Pajak PPh Final Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
11
Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi kerja Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh
12
Penghasilan Bruto
Pegawai Tetap Penerima Pensiun
Dikurangi Dengan
Dikurangi Dengan
Rp
Rp Rp
24.300.000
2.025.000 2.025.000
14
15.840.000 1.320.000
15.840.000
24.300.000 2.025.000
24.300.000
1.320.000
2.025.000
15
STATUS PTKP
WP Tidak Kawin
0 Tanggungan 1 Tanggungan 2 Tanggungan 3 Tanggungan WP Kawin 0 Tanggungan 1 Tanggungan 2 Tanggungan 3 Tanggungan
Kode
TK/0 TK/1 TK/2 TK/3
1 Januari 2009 Mulai 1 Januari s.d. 31 2013 Desember 2012 15.840.000 24.300.000 17.160.000 26.325.000 18.480.000 28.350.000 19.800.000 30.375.000
1 Januari 2009 Mulai 1 Januari Kode s.d. 31 2013 Desember 2012 K/0 17.160.000 26.325.000 K/1 18.480.000 28.350.000 16 K/2 19.800.000 30.375.000 K/3 21.120.000 32.400.000
0 Tanggungan
1 Tanggungan 2 Tanggungan 3 Tanggungan
K/I/0
K/I/1 K/I/2 K/I/3
33.000.000
34.320.000 35.640.000 36.960.000
50.625.000
52.650.000 54.675.000 56.700.000
Pasal 7 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1983 s.t.t.d. UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 1 PMK 162/PMK.011/2012
17
STATUS KAWIN
Syarat: Menunjukkan ketr. tertulis dari pemerintah daerah setempat 18 serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/ memperoleh penghasilan
NO.
TARIF
1.
5%
15%
2.
25%
3.
4.
30%
19
Perkiraan Penghasilan neto yang akan diperoleh selama setahun Penghasilan teratur sebulan dikali 12
Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama setahun dengan yang telah dipotong masa-masa sebelumnya
20
DISETAHUNKAN
TIDAK DISETAHUNKAN
1. WP OP DN meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya di pertengahan tahun 2. Orang Asing mulai bekerja di Indonesia di pertengahan tahun untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan 3. Karyawan pindah cabang
21
Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 7.000.000 Dikali 12
Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan Upah sehari dikurangi PTKP sehari Tarif PPh 21 = 5%
22
Berkesinambungan
Berkesinambungan
Tidak Berkesinambungan
50 % x Ph Bruto Kumulatif
50 % x Ph Bruto
Dalam hal Dokter yang praktik di RS/Klinik jumlah Penghasilan Bruto adalah sebesar Jasa Dokter yang dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
23
Ph NETO - PTKP
PENSIUNAN
SEKALIGUS BERKALA
Masih Berlaku PP 149 Th 2000 Ph NETO - PTKP 50% X (Ph Bruto-PTKP bulanan) Kumulatif 50% X Ph Bruto Kumulatif 50 % x Ph Bruto Ph Bruto Kumulatif 25 Ph Bruto
BERKESINAMBUNGAN BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1) TIDAK BERKESINAMBUNGAN KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI PESERTA KEGIATAN
Tarif 0% (final)
Golongan IV
28
20% Final
X
PENGHASILAN BRUTO
DIKENAKAN TARIF LEBIH TINGGI 20% DIPOTONG PPh PASAL 21 SEBESAR 120% DARI PPh PASAL 21 YANG SEHARUSNYA DIPOTONG JIKA BER-NPWP
31
Pasal 21
Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender. PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir. Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya 32 Kepada Penerima Penghasilan
Untuk
dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2) diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau pegawai berhenti
Untuk
Bukti
Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21
33
Wajib
Mendaftarkan Diri ke KPP Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum Mulai Tahun Kalender 34 Berikutnya