Dalam rangkaian logika kita mengenal bermacam-macam bilangan yang diantaranya adalah sebagai berikut : Bilangan Desimal Bilangan Biner ( Binary Number ) Bilangan Oktal Bilangan Hexadesimal
1. Bilangan Desimal
Bilangan desimal yaitu bilangan yang terdiri dari angka-angka 0, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Dari deretan angka-angka diatas, maka setelah angka sembilan akan terjadi angka-angka yang lebih besar seperti 10, 11, 12, 13, dst. Angka-angka tersebut merupakan kombinasi dari angka 0-9. Angka-angka 0-9 ini dinamakan desimal digit dimana harga-harga dari desimal tersebut tergantung dari letak urutannya atau yang disebut harga tempat.
1.1 Radik
Radika adalah banyaknya suku angka atau digit yang dipergunakan dalam suatu sistem bilangan. Dengan demikian maka radik suatu sistem dapat ditetentukan dengan rumus :
R=n+1
Setiap sistem bilangan mempunyai radik yang berbeda seperti : Sistem Bilangan Biner mempunyai radik 2 Sistem Bilangan Oktal mempunyai radik 8 Sistem Bilangan Desimal mempunyai radik 10 Sistem Bilangan Hexadesimal mempunyai radik 16
10 101
1 100
Dalam sistem bilangan, setiap bobot bilangan dalam harga dibaca mulai sebelah kanan, kesebelah kiri, mulai dari harga satuan, puluhan , ribuan, dsb. Contoh : Misal : Bilangan Desimal 4567 atau ditulis (4567)10 mempunyai bobot bilangan sebagai berikut : Dst < - - - - - - - - - 10.000 1.000 100 10 1 4 X 103 5 X 102 6 X 101 7 X 100 7 Menunjukkan harga satuan = 7 6 Menunjukkan harga satuan = 60 5 Menunjukkan harga satuan = 500 4 Menunjukkan harga satuan = 4.000 Jadi, (4567)10 = 4.000 + 500 + 60 + 7 Dari bilangan desimal 4567 dapat dikatakan bahwa : Angka 7 sebelah kanan => Angka terkecil ( Lost Significant Digit ) Angka 4 sebelah kiri => Angka terbesar ( Most Significant Digit )
Angka biner yang dipergunakan dalam sistem bilangan biner disebut BIT (Binary Digit). Contoh : 101 = 3 Bit 1101 = 4 Bit 11101 = 5 Bit Perbandingan bilangan biner dari 0-15 Bilangan Biner Bilangan Desimal 0000 0 0001 1 0010 2 0011 3 0100 4 0101 5 0110 6 0111 7 1000 8 1001 9 1010 10 1011 11 1100 12 1101 13 1110 14 1111 15 Angka 1 bilangan biner akan bertambah besar apabila bergeser sebelah kiri, dengan demikian digit paling kiri merupakan angka satuan terbesar/Most Significant Digit (MSD) dan digit paling kanan merupakan angka satuan terkecil/Least Significant Digit (LSD). 1011 Angka satuan terkecil (LSD) Angka satuan terbesar (MSD)
(11101)2 = (29)10
# Cara Kedua : Dengan membagi 2 terus-menerus sampai sisa- sisanya menjadi 1 atau 0 dan pembacaannya dimulai dari bawah. (53)10 = (....)2 2 53 Sisanya 2 26 Sisanya 2 13 Sisanya Sisanya 2 6 Sisanya 2 3 Sisanya 2 1 Jadi, (53)10 = (110101)2
1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
3. Bilangan Oktal
Harga Tempat Bilangan Oktal Oktal 84 83 82 Desimal 4096 512 64 81 8 80 1
b. Rubahlah bilangam oktal (234)8 menjadi bilangan biner. Jawab : (234)8 --------> 2 = (010)2 Jadi, (234)8 = (010011100)2 3 = (011)2 4 = (100)2
4. Bilangan Hexadesimal
Bilangan Hexadesimal memiliki 16 suku angka/digit seperti berikut ini: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf A-F adalah sebagai pengganti dari angka bilangan desimal mulai dari 10-15. (A)16 = (10)10 (D)16 = (13)10 (B)16 = (11)10 (E)16 = (14)10 (C)16 = (12)10 (F)16 = (15)10 Harga ttempat bilangan Hexadesimal Hexadesimal 163 162 161 Desimal 4096 256 16
160 1
Urutan bilangan Hexadesimal dan bilangan lainnya adalah seperti pada tabel dibawah ini : Hexadesimal Desimal Oktal Desimal (1)16 (1)10 (1)8 (0001)2 (2)16 (2)10 (2)8 (0010)2 (3)16 (3)10 (3)8 (0011)2 (4)16 (4)10 (4)8 (0100)2 (5)16 (5)10 (5)8 (0101)2 (6)16 (6)10 (6)8 (0110)2 (7)16 (7)10 (7)8 (0111)2 (8)16 (8)10 (8)8 (1000)2 (9)16 (9)10 (9)8 (1001)2 (A)16 (10)10 (10)8 (1010)2 (B)16 (11)10 (11)8 (1011)2 (C)16 (12)10 (12)8 (1100)2 (D)16 (13)10 (13)8 (1101)2 (E)16 (14)10 (14)8 (1110)2 (F)16 (15)10 (15)8 (1111)2
b. Rubahlah Bilangan Hexadesimal (A2B)16 menjadi Bilangan biner. (A)16 = (1010)2 (2)16 = (0010)2 (B)16 = (1011)2 Jadi, Bilangan Hexadesimal (A2B)16 = (101000101011)2
161 16 2
160 1 B 11 x 1 = 11 2 x 16 = 32 + 43