1. Pengamatan singkapan di lapangan 2. Mengukur detil perubahan litologi sepanjang lintasan (bila perlu disertai foto) 3. Usahakan sampel yg diambil benar 2 representatif, segar/tidak lapuk, insitu, butirannya halus & kemungkinan mengandung fosil. 4. Menentukan bagaimana & bagian mana yg terbaik sampel tsb akan disampling. 5. Catat lokasi sampling & plot di buku lapangan/peta 6. Catat kedalaman sampling (sampel pemboran) 7. Pd batuan sedimen: batulempung, serpih, napal, tuf napalan, batugamping, batupasir halus. 8. Pada endapan turbidit (interval d-e).
BAB II. PENELITIAN MIKROPALEONTOLOGI PERSIAPAN PENELITIAN MIKROFOSIL 1. Sampel permukaan / bawah permukaan. 2. Spot sampling & Sistematis sampling Karena ukurannya sangat kecil, sangat mudah hancur (getas) maka diperlukan ketelitian dan perhatian baik dalam sampling dan pemisahannya dari material lain serta penyimpanannya. Masalah yang sering timbul pada saat sampling
1. Menentukan lokasi mikrofosil (karena kebanyakan setiap zona dapat diwakili oleh ketebalan yg hanya beberapa inci saja dan kadangkala menerus sampai mencapai ketebalan yang besar seperti pada lapisan serpih / batupasir. 2. Untuk zona horison yang tipis dapat saja terlewatkan dengan sangat mudah pada saat spot sampling dengan interval tertentu, shg contoh batuan yg seharusnya diambil menjadi terlewatkan. 1. SAMPLING (pengambilan contoh batuan) P r o s e d u r S a m p l i n g 1. Spot sampling : Interval jarak tertentu Metode terbaik untuk penampang yg tebal dg jenis litologi yg seragam. (pd lap.serpih yg tebal, batugamping dan batulanau). Pada metode ini dapat ditambahkan dengan channel sample (parit sample) sepanjang 30 cm pd setiap interval 1,5 meter. Spot sampling juga dilakukan pada lapisan serpih yg tipis / sspn batulempung pd batupasir / batugamping, serpih dg lensa tipis batugamping.
2. Channel sample : dilakukan Pd penampang lintasan yg pendek (3-5 m) pd jenis litologi yg seragam / perselingan batuan yg rapat. Pd setiap perubahan unit litologi.
3. Pada turbidit sistem, sampling dilakukan pada interval D-E Krn pd interval ini, energi pengendapannya sangat rendah shg mikrofosil yg ada menunjukkan waktu yg sama pd saat pengendapan sistem tsb. D i a t o m e a C a l p i o n e l l a C h i t i n o z o a i r R a d i o l a r i a C o c c o l i t h O s t r a c o d a C o n o d o n t a F o r a m i n i f e r a D i n o k i s t a S p o r a
&
P o l l e n Evaporit Dolomit Batupasir & Pasir Batubara Silex, Cherts, Sedimen silika batugamping napal & Lempung Bat.Metamorf (skis,marmer dll) Mikrofosil Batuan Melimpah Jarang Kadang 2 dijumpai Jumlah rata 2 mikrofosil yg dapat dijumpai pd berbagai batuan (Bignot, 1982) Kualitas Sampel Bersih : Alat sampling dan sampel bersih dari pengotor, masukkan dlm plastik. Representatif & komplit : -Pisahkan sampel lapisan dg sisipan. -Ambil sekitar 200-500gr, utk batuan yg diduga sedikit fosilnya -Cukup bbrp gram untuk (nanoplankton) Pasti : Sampel dikemas dg baik (plastik/tahan air) Tuliskan dg tinta tahan air : no.sampel, lokasi/kedalam,jenis batuan,waktu sampling. Jenis Sampel 1. Sampel permukaan : Diambil langsung pd pengamatan singkapan (plot lokasi & posisi stratigrafi di peta) 2. Sampel bawah permukaan : diambil dr pemboran, macam-macamnya : Ditch cutting (sampel hancuran) : lpsn pd kdlmn ttt dihancrkn, dipompa ke luar, dan ditampung. Side-wall core (sampel sisi bor) : dr sisi 2 dinding bor pd kedalaman ttt. Core (inti bor) : intervl kdlmn tertentu dr lpsn diambil scr utuh. Proses mengubah sampel menjadi bahan siap untuk dianalisis. Contoh : Utk Foram Kecil dan Ostracoda 1. Ambil 100-300 gr sampel. 2. Ditumbuk halus dg kayu / palu karet. 3. Dimasukkan dlm mangkok & dilarutkan dg peroksida / H2O2 (10-15%) secukupnya untuk memisahkan mikrofosil dari matrik yg melingkupinya. 4. Biarkan selama 10-20 jam hingga tidak ada reaksi yg terjadi. 5. Dicuci dg air biasa/rinso, sambil diremas. 6. Dikeringkan dulu, baru di saring dg Mesh 30-80-100 atau 7. Langsung cuci+sring di Mesh (30-80-100), residu Mesh 80-100 dikeringkan. 8. Setelah kering di masukkan di plastik berlabel yg disediakan. 9. Siap di determinasi. 2. PREPARASI Jenis preparasi tergantung tujuan analisis : 1. Foraminifera kecil & ostracoda (Metode residu) 2. Foraminiefra besar (Thin section fsl lepas dan T s of rock) 3. Nannoplankton (Metode poles/tnp saring atau suspensi dgn srg) 4. Pollen (Lab khusus) SAMPEL BATUAN
Pembuatan sayatan tipis
Pelepasan foram dr sedimen (direndam dg lrt.H 2 0 2 )
Lunak (Blempung, napal, bpasir
Keras & Kompak (batugamping)
Pencucian & pngayaan (dg air kran)
Analisis (mikroskop stereo)
Analisis (dg mikroskop stereo/polarisasi)
Pemisahan foram dr hasil cucian
Pengeringan hasil cucian (dlm oven, 30 o C
Diagram alir untuk preparasi foraminifera
: Pengamatan morfologi detil mikrofosil dgn mikroskop. Hasil preparasi (baik yg berupa residu/sayatan) diamati dengan mikroskop (polarisasi, binokuler, Mikroskop elektron/SEM) 3. OBSERVASI / DETERMINASI Alat yang digunakan: 1. Mikroskop binokuler & lampu 2. Kuas kecil / jarum besar. 3. Plate / slide berlubang sebagai tempat fosil. 4. Cawan (tempat menabur fosil). 5. Kertas lembar diskripsi & pinsil. Genus-genus penting foram plankton : DETERMINASI Tahap akhir pekerjaan mikropaleontologist di laboratorium,selanjutnya yaitu sintesis. Tujuan determinasi :untuk menentukan nama genus - spesies dr mikrofosil yg diamati, dg mengobservasi seluruh sifat 2 fisik dan kenampakan optik mikrofosil tsb. Orbulina Globigerinatella Globigerina Globorotalia (G.) Globigerinoides Globorotlia (T.) Globoqudrina Truncorotaloides Pulleniatina Hantkenina Sphaeroidinellopsis Cribrohantkenina Sphaeroidinella Hastigerina Diskripsi foram plankton :
Hidup : mengambang Susunan kamar : planispiral / trochospiral / modifikasi keduanya. Bentuk Test : Kamar : Suture : Komposisi test : gamping hyalin Jumlah kamar (V) : (D) : Aperture : jenis: primer/sekunder, posisinya: umbilical, interiomarginal, Hiasan : permukaan test : smooth, punctate aperture : suture : umbilical : peripheri : N a m a : Globorotalia (T) CARA PENULISAN Genus spesies penemu thn publikasi I Contoh : Globigerina tripartita KOCH, 1926 Globorotalia elevata (BROTZEN), 1934 : artinya spesies elevata telah dipublikasikan sebelumnya oleh orang lain sbg bagian dari genus Rotalia. Globorotalia (Globorotalia) margaritae BOLLI and BEMUDEZ, 1965 sub-genus Globorotalia (G.) tumida flexuosa (KOCH), 1923 .. sub-spesies
Terebratula cf. gibbosa (confer : dibandingkan, disebandingkan) Terebratula aff. gibbosa (affinis : mirip tapi tdk identik) Terebratula sp. (spesies/tunggal) Terebratula spp. (spesies/jmak) Coccolithus streckerii Takayama & Sato n.sp. (pnls & pnrbit I; ..>C s T & S, 1986) Globorotalia (G.) crassula viola Blow n.subsp. (pnls & pnrbit I ; .>G (G.) c v B, 1969) Miogypsina s.l. (sensu lato : dlm arti luas) Miogypsina s.s. (sensu stricto : dlm arti sempit)