Anda di halaman 1dari 7

ISSN 1410-1998

Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nukiir


PBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
PROSES TEKNOLOGI PEMBUATAN PADUAN LGGAM ZIRKONIUM
(ZIRCALOY) DENGAN METODA METALURGI SERBUK
R..A. Suryana, Muchlis Badruzzaman, Widjaksana, Sigit, Eric Johneri
Pusat Elemen Bakar Nukiir
ID0100068
TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN PADUAN LOGAM ZIRKONIUM (ZIRCALOY) DENGAN METODA
METALURGI SERBUK. Telah dilakukan pembuatan paduan logam zirkonium (zircaloy) dari serbuk zirkonium
ditambah serbuk unsur-unsur peinadunya malalui teknik metalurgi serbuk. Parameter proses yang mempengaruhi sifat
produk sinter, khususnya densitas, telah diamati. Hasil percobaan menunjiikkan bahwa pada temperatur 1100
a
C,
pengaruh tekanan pengotnpakan relatif kecil. Pengamatan mikro struktur menunjukkan bahwa proses penyinteran
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap antara, dan tahap akhir yang terjadi masing-masing antara 1 sampai 2,5
jam, 2,5 sampai 6 jam, dan lebih dari 6 jam.
ABSTRACT
TECHNOLOGY OF ZIRCONIUM ALLOYS USING POWDER METALLURGY METHOD. Powder metallurgy
method has been employed to produce zirconium alloys made of zirconium and it's alloying elements powder.
Process parameters that influence on the properties of the sintered product and its density have been investigated.
The experiments show that at the sintering temperature of1100 "C, variation of compaction pressure relatively has a
litlle effect on sintered density. The microstructure investigation shows that the sintering process consists of three
stages, i.e. : initial, intermediate and final stage which is respectively occurred between 1 to 2.5 hours, 2.5 to 6 hours
and above 6 hours sintering time .
PENDAHULUAN
Logam zirkonium atau paduannya (zircaloy)
sejak lama telah dipergunakan dalam berbagai
bidang seperti industri kimia, perkapalan serta
aplikasi tenaga nukiir karena keandalan sifat-
sifatnya, seperti ketahanan korosi terhadap media
asam dan basa kuat pada temperatur tinggi,
mudah dibentuk, dan mempunyai titik lebur
tinggi
1
Di bidang aplikasi tenaga nukiir, sebagian
besar bahan ini dipasok untuk bahan struktur
khususnya kelongsong pada elemen bakar nukiir
reaktor daya berpendingin air ringan atau berat
karena zirkonium mempunyai transparansi yang
besar terhadap netron tennal serta ketahanan
mekanik yang sangat tinggi
2
.
Melalui penelitian ini beberapa aspek teknis
dari teknologi pembuatan zircaloy-4 (Zr-4) mulai
dari pengenalan sifat bahan dasar sampai proses
metalurgi serbuk guna mendapatkan suatu produk
terutama mengenai pengaruh tekanan
pengompakan, temperatur dan waktu sinter
terhadap sifat-sifat hasil sinter khususnya densitas
dan mikro struktur telah dipelajari.
TEORI
Pembuatan zircaloy dengan metoda metalurgi
serbuk
Proses utama yang tercakup dalam metalurgi
serbuk ini adalah proses penyiapan serbuk,
pengompakan, dan penyinteran. Dari ke tiga
proses ini, dua proses terakhir lebih dominan
pengaruhnya terhadap kualitas hasil. Oleh karena
itu pcmahaman yang baik terhadap fenotnena
yang terjadi dalam ke dua proses tersebut
diperlukan.
Proses pengompakan
Proses pengompakan serbuk pada dasarnya
bertujuan untuk mengkonsolidasikan serbuk ke
dalam bentuk yang diinginkan dan memberi
kekuatan yang memadai untuk penanganan atau
pengerjaan berikutnya. Melalui proses ini terjadi
berbagai perubahan fisis akibat tekanan yang
diberikan. Secara makro, pengaruh utama dalam
proses ini adalah adanya pembentukan suatu
massa koheren yang makin rapat dan keras pada
tekanan yang lebih tinggi.
Proses pengompakan serbuk pada tekanan
tertentu dapat memberikan karakteristik produk
yang tergantung pula pada kondisi peralatan
seperti dimensi, dan tekanan maksimum yang
diperbolehkan. Pada pembuatan pelet mentah,
tekanan pengompakan berpengaruh pada densitas
pelet yang diperoleh. Kurva densitas sebagai
ftmgsi dari tekanan pengompakan adalah benipa
garis lengkung
3
.
166
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan BakarNuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19 Maret 1996
Proses sinter
Banyak definisi yang dikemukakan tentang
proses sinter (penyinteran). Menunit JONES
4
,
proses sinter merupakan perlakuan panas pada
suatu agregat serbuk yang dikompakkan atau
serbuk yang lepas dengan maksud untuk
menyempurnakan sifat-sifatnya. Melalui proses
ini, terjadi berbagai perubahan fisis pada bahan
yang disinter. Secara garis besar, perubahan itu
tampak pada ukuran keseluruhan kompakan serta
sifat mekanik dan fisis bahan.
Banyak fenomena yang dapat terjadi selama
penyinteran baik secara berurut maupun bersama-
sama. JONES
A
menunjukkan bahwa secara
umum ada dua fenomena yaitu adhesi atau
pelasan pada permukaan partikel dan perubahan
bentuk partikel, sedemikian hingga adhesi lebih
kuat. Lebih jauh dia menjelaskan bahwa ada
kemungkinan fenomena lain yaitu reduksi
porositas total, atau densifikasi dan penghalusan
"permukaan-dalam" pori. Kedua fenomena
tersebut dapat terjadi dengan dua mekanisme
yaitu penyusunan ulang partikel-partikel dan
perpindahan bahan dari bagian padat kompakan
ke pori-pori.
Peneliti lain, HIRSCHHORN
5
dan LENEL
6
menjelaskan fenomena yang mirip tetapi agak
lebih rinci. Fenomena yang dijelaskan nampak
seperti tahapan proses penyinteran yang dapat
terjadi secara berurutan dan/atau bersama-sama.
Fenomena-fenomena tersebut adalah:
- pengikatan antara partikel-partikel,
- pertumbuhan leher,
- penutupan saluran pori,
- pembulatan pori,
- densifikasi atau pengkerutan pori,
- pertumbuhan butir.
Dari tahapan-tahapan tersebut nampak jelas
bahwa bahan yang disinter pada dasarnya adalah
suatu bahan yang tidak stabil pada temperatur
tinggi. Di sini terdapat pergerakan partikel yang
berarti di dalam struktur bahan karena adanya
daya penggerak. Gerakan partikel itu sering
diidentifikasi sebagai proses difusi. Atas dasar
itu, fenomena yang terjadi dalam proses
penyinteran didominasi oleh proses difusi.
sehingga peristiwa-peristiwa yang terjadi akan
mengikuti aturan-aturan difusi.
BAHAN DAN METODA
Pembuatan Zircaloy melalui metoda
metalurgi serbuk dilakukan dengan cara
pengompakan campuran serbuk zirkonium dan
unsur penambah Sn (1,30 %), Fe (0,22 %) dan Cr
(0,10 %) sesuai demgan spesifikasi zircaloy-4
pada berbagai tekanan, kemudian disinter dengan
memvariasikan temperatur (1000 - 1200 C) dan
waktu (1 - 10 jam). Densitas sampel hasil sinter
kemudian diukur dan setelah sampel dikenai
proses metalografj dilakukan pengambilan foto
mikro struktur.
HASIL DAN BAHASAN
Hubungan antara densitas pelet mentah yang
diperoleh dari pengompakan serbuk zircaloy-4
dapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1. Tampak
bahwa pada tekanan yang relatif rendah yaitu
antara 2 sampai 8 MP titik-titik hasil percobaan
sedikit mengalami penyimpangan dari kurva
densitas-tekanan. Hal ini diduga karena pada
tekanan rendah masih terjadi proses pengisian
dan penyusunan butir-butir di dalam dies .
Setelah proses pengisian selesai maka
penambahan tekanan menyebabkan kenaikan
densitas yang cukup teratur. Pada kondisi ini titik-
titik hasil percobaan sudah mendekati kurva.
Denstlos, g/cm3
4.75
0 5 10 15 20
Toknnnti pcneoiiipnknn. Ml'
Gambar I. Pengaruh tekanan pengompakan terhadap
densitas pelet mentah 1 MP = 5,67 bar
Pada tekanan antara 8 - 1 6 MP, masih
terlihat adanya kenaikan densitas, naniun setelah
tekanan pengompakan mencapai 16 MP,
penambahan densitas relatif kecil, sehingga
percobaan berikutnya dilakukan di sekitar tekanan
tersebut.
Pengaruh tekanan pengompakan terhadap
densitas sinter pada berbagai temperatur dan
tekanan dengan waktu sinter tetap 2 jam
ditunjukkan pada gambar 2 dan tabel 2. Untuk
mengetahui kondisi yang relatif baik, perlu
167
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta ]8-]9Maret 1996
peninjauan dari bebcrapa segi yaitu efisiensi dan
kemampuan alat:
- tekanan pengompakan di bawah 20 MP
- temperatur sinter di bawali 1200 C
Jadi di sini terdapat dua pilihan tempcralur
yaitu 1000C dan 1100C. Ternyata pada rentang
tekanan 18 - 22 MP, temperalur 1100C
memberikan hasil densitas pelet yang Icbih tinggi
bila dibandingkan dengan densitas yang diperoleh
pada temperatur 1000C. Oleh karena itu
temperatur 1100C dipilih untuk percobaan
berikutnya yaitu untuk variasi waktu. Sclain itu
dapat pula dilihat bahwa pada temperatur 1 IOOC,
variasi densitas relatif kccil dibandingkan dcngan
variasi pada suhu 1000 C apalagi 1200 C, yang
berarti bahwa penyinteran pada Icmpcratur
1100C tidak begitu dipengaruhi oleh tekanan
pengompakan, sehingga untuk itiencapai densitas
tertentu dapat dipilih tekanan dalam renlang yang
lebih panjang.
l i on oC ~*~ 1200 oC
Pada gambar 3 dan label 3 menunjukkan
hubungati antara densitas sinter dan waktu
pcnyinleran pada Semperahsr dan tekanan
pengompakan leriontu. Pada Semperatur
penyinteran 1100C dan tekanaa pengompakan
16 MP, terlihat bahwa penyinteran terbagi dalam
3 tahap yaifu tahap awal, tahap antara dan tahap
akhir. Pada tahap awal penyinteran yaitu sampai
waktu kira-kira 2,5 jam, pengaruh waktu terhadap
densitas tidak teratur, karena terjadinya beberapa
fenomena yang konipiek yang kemungkinan
disebabkan oleh ketidak homogenan serbuk dalam
kompaka/i sebelum penyinteran, pelepasan
gas/udara yang terperangkap, efek Kirkendal dan
adanya unsur penambah, serta laju pemanasan
awal yang terlalu cepat. Fenomena-fenomena
tcrsebut dapat terjadi berurutan maupun bersama-
sama. Mikro stmktur pada tahap tersebut
diperlihatkan pada gambar 4a, b dan c. Pada
tahap antara (2,5 - 6 jam), pengaruh waktu
terhadap densitas sangat jelas dan struktur mikro
pada tahap ini dapat dilihat pada gambar 4d. Pada
tahap akhir penyinteran yang diperkirakan
dimulai setelah waktu sinter 6 jam, ternyata waktu
sangat bcrpcngaruh terhadap rekristalisasi dan
pertumbuhan butir (gambar 5a, b dan c).
Gambar 2. Hiibungan antara tekanan pengompakan
dandensitas peiel sinter pada berbagai
tcmperatiir dengan waktu sinler 2 jam
0
ffnkln, join
Gambar 3. Hnbimgan antara waklu dan densitas pelet
sinter, pada tekanan pengompakan 16 MP,
temperatur 1100 C
168
Providing Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
I'ltUN-BATAN, Jakarta 18-19 Maret 1996
Gambar 4. Mikro stniklur zircaloy-4 yang disinter pada
temperatur 1 ] 00 C, waktu sinter : a. 1
jam; b. 1,5 jam; c. 2,5 jam; d. 3 jam.
pembesaran 200 x, (mertipakan tahap avval
dan tahap antara pada pcmyinteran)
Ganibar 5. Mikro stniktur zircaloy-4 yang disinter pada
temperatur 1100 C, waktu sinter : a. 6
jam; b. 8 jam; c. 10 jam. pembesaran 200 x,
(merupakan tahap akliir pada penyinteran)
SIMPULAN
Proses penyinteran pada 1100C selama 1 -
10 jam untuk pelet serbuk zircaloy-4 yang
dikompakkan oleh tekanan sebesar 16 MP terdiri
dari liga tahap, yaitu tahap awal, tahap antara dan
tahap akhir. Pada tahap awal (1 - 2,5 jam),
pengaruh waktu masih belum teratur karena
terjadinya beberapa fenomena yang komplek,
sedangkan pada tahap antara (2,5 - 6 jam), waktu
berpengamh terutama terhadap densitas pelet
sinter dan pada lahap akhir ( 6 - 1 0 jam), waktu
bcrpengaruh tenitama terhadap rekristalisasi dan
pertumbuhan butir.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengticapkan terima kasih kepada
Saiidara Isfandi, Martoyo, Asep Sirnagan,
Sardjono B.E., Hadijaya BSc, Suyoto dan pihak-
pihak yang telah niembantu hingga selesainya
pcnelilian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. BENYAMIN, M, "Nuclear Reactor Materials
and Applications", Van Nostrand Reinhold
Company Inc., New York, 1983
2. KNODLER, D., RESHKE, S., WEIDINGER,
H.G., "Technology of Zirconium Alloys for
Cladding Tubes of Water Cooled Fuel
Assemblies", Kerntechnik, 50, no. 4, 1987.
3. CAZAUD, E., LE ROUX, R., "M.tallurgie.
Mise En Forme Et Traitements", 69e ed.,
Dunod, Paris (1974).
169
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BA TAN. Jakarta 18-19 Maret 1996
4. JONES, W.D., "Principal of Powder
Metallurgy", Arnold, London, 1937
5. HIRSCHHORN, J.S., "Introduction to Powder
Metallurgy", American Powder Metalurgy
Institute, Princeton N.J.
6. LENEL, F.V., "Powder Metallurgy, Principles
and Applications", Metal Powder Industries
Federation, Princeton N.J.
TANYA JAWAB
1. MULYADI.R.
Berapa tinggi yang ideal temperatur sintering
terhadap temperatur melting ?
Unsur yang ditambahkan dalam proses
sintering, sebaiknya memiiki temperatur
melting lebih tinggi atau lebih rendah
temperatur lebur bahan dasar (Zirkonium) ?
Bagaimana hubungan tinggi temperatur
sintering terhadap teinperatur lebur unsur-
unsur bahan dasar dan imsur bahan yang
ditambahkan !
RA.SURYANA
Tergantung pada sifat produk yang
diinginkan, karena seperti disebulkan dalam
teorin, pengiriman ialah perlakuan panas
untuk memperoleh sifat-sifat kompakan yang
lebih baik.
Tergantung bila mau memadu dcngan unsur
apa, seperti dalam zirkaloy, sisik lebur yang
lebih rendah dari zirkonium, akan tetapi
dapat juga kita memadu dengan unsur yang
sisik leburnya lebih tinggi misalnya paduan
dengan dasar logam Al yang di padu dehgan
Zr.
Tidak ada hubungannya dengan unsur
pemadu yang ada luibungan antara
temperatur sintering untuk lebur logam dasar
yaitu 2/3 T| ( untuk lebur keloin ).
2. DARDJO
Pada ukuran berapa dalam mesh paduan
logam zirkonium dapat utuh secara total ?
Phenomena yang rumit apa ynng lerjadi pada
tahap awal 1-2,5 jam ?
RA. SURYANA
-250 - 180 mesh
-325 mesh
Ada Sn yang temperatur leburnya jauh lebih
rendah dari Zn, pada 300 C Sn dan jumlah
Sn lebih keci) dari pada jumlah Zn, terjadi
perbedaan difusivitas yang besar sehingga
terjadi pori-pori (efek Kerkendal) dengan
akibat terjadi peng-gembungan, dan tentunya
densitas turun.
3. MARADU SIBARANI
Apakah metode metalurgi serbuk ini dapat
digunakan untuk zirkaloy dalam bentuk pelat
dan kelongsong, bagaimana dengan proses
teknologinya ?
RA. SURYANA
Seperti telah dijelaskan dipendahuluan (teori)
bahwa metalurgi serbuk ialah suatu teknologi
peinbuatan komponen ( part ) dari serbuk,
disamping pembuatan serbuknya itu sendiri,
yang dimaksud komponen (part) misalnya
roda gigi. Jadi metalurgi serbuk bukan untuk
membuat pelat/ kelongsong.
4. PINITOYO
Mohon kejelasan tekanan pengompakan
'MP" terhadap pelet silindris. Bila ' MP"
adalah satuan tekanan hidrolik dari mesin
press, mohon di kalibrasi ke dalam satuan
standar : kg/cm2, psi, dll. Dan tekanan
pengompakkan pelet perlu di kalikan faktor
luas:
Luas Penampang Piston Hidrolik (D2)
Luas Penampang Pelet d2
D = diameter piston hidrolik
d = diameter pelct
RA. SURYANA
MP hanyalah ukuran skala saja, dan tekanan
sebenarnya berdasarkan perhitungan yang
disesuaikan dengan kondisi operasi
pembuatan pelct UO
2
jenis cireal, IMP= 3,1
ton/in
2
.
5. TAUFIK USMAN
Mohon dijelaskan fenomena yang terjadi
pada kurva " Pengaruh waktu terhadap
densiti"
RA. SURYANA
Seperti dituujukkan dalam kurva, pada
pcnclitian ini bahwa pengaruh densitas tidak
170
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
teratur terrutama pada tahap awal perputaran
(1-2 jam) hal ini sebagai akibat (diduga) Saju
pemanasan yang terlalu tinggi dan adanya
unsur pemadu, terutama Sn yang sisik
leburnya jauh lebih rendah dari Zr. Pada
penelitian selanjutnya dengan laju pemanasan
yang lebih rendah dari 600, dan
dibandingkan juga dengan Zr murni,
memang laju pemanasan dan unsur pemadu
mempengaruhi kurva densitas vs waktu.
6. GUNANDJAR
Pada waktu penyinteran, grafik/kurva yang
diperoleh (densitas vs waktu sinter)
menunjukkan bahwa densitas relatif menurun
(pada tahap kedua). Bisakah dijelaskan
mengapa densitas tersebut menurun,
mengapa justru tidak naik.
RA. SURYANA
Memang densitas pada tahap kedua masih
menurun, ( belum naik ) hal ini diduga
karena pengaruh laju pemanasan ( heating
rate ) yang terlalu besar dan adanya unsur-
unsur pemadu pada kertas kerja kami yang
lain ( penelitian lanjutan ), untuk laju
pemanasan < 600 C, densitas menunjukkan
kenaikkan pada tahap kedua .
7. FRANSISCA A.E.T.
Apa sebabnya pada temperatur 1100 C
pengaruh tekanan pengompakan kecil
terhadap densitas ?
Apa maksud atau tujuan dari proses
penyinteran di bagi menjadi tiga tahap ?
RA. SURYANA
Pada tekanan udara 17 MP- > 20 MP pada
umumnya densitas turun. Penurunan ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a). Springback efect
b). Pelepasan gas ( degarring ), udara/gas
yang terperangkap pada waktu
pengompakan
c). Belum terpadunya denrifikasi sempurna
sehingga : * Pada 1000 C denrefikasi
belum sempurna
* Pada 1200 C temperatur selalu tinggi
sehingga panas a dan b dominan.
Pada 1100 C pengaruh a dan b
kurang dominan sehingga pengaruh
tekanan relatif baik
terhadap densitas lihat halaman sebelah.
Seperti diketahui pada proses penyinteran
terjadi bermacam-macam fenomena
diantaranya menurut Hersckharn dan Lenel
adalah :
- Pengikatan unsur partikel
- Pertumbuhan leher
- Penutupan saluran pori
- Densifikasi dan pengerutan pori
- Pertumbuhan butir
Fenomena tersebut dapat terjadi berurutan
atau bersama-sama. Oleh sebab itu kadang-
kadang terpadunya fenomena tersebut di
singkat dengan tahap awal, tahap antara dan
tahap akhir untuk memindahkan.
171
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir
PEBN-BATAN, Jakarta 18-l9Maret 1996
LAMPBRAN
Tabel 1. Data pengompakan serbuk zircaioy-4
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Tekanan
(MP)
2
3
4
6
7
7,5
8
9
10,5
11
12
13
14
16
17
17,3
17,5
18,5
19
20
21
21,5
22
Tinggi
(cm)
1,2895
1,2175
1,2030
1,1510
1,0995
1,0930
1,1090
1,1250
1,1410
1,1540
1,1660
1,1770
1,2000
1,2340
1,2560
1,2540
1,2760
1,3200
1,3000
1,3390
1,3600
1,3820
1,4120
Diameter
(cm)
2,3190
2,3190
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
2,3380
Volume
(cm
3
)
5,2063
4,9024
4,9247
4,7016
4,4806
4,4527
4,5214
4,5900
4,6587
4,7144
4,7659
4,8131
4,9118
5,0577
5,1521
5,1435
5,2397
5,4268
5,3409
5,5083
5,5985
5,6928
5,8215
Berat (g)
20,3670
20,0125
20,0870
19,9480
20,0190
20,2300
21,5210
21,5210
22,1270
22,4580
22,9540
23,3040
24,1440
24,9750
25,4550
25,4560
25,9660
26,9430
26,6250
27,4710
27,9790
28,4600
29,1510
Densitas (g/cm
3
)
3,9134
4,0731
4,0788
4,2428
4,4684
4,5433
4,6488
4,6887
4,7496
4,7637
4,8163
4,8417
4,9155
4,9380
4,9407
4,9491
4,8573
4,9648
4,9851
4,9872
4,9977
4,9993
5,0075
Punch atas : 22 cm Waktu pengompakan : 30 detik
Kedalaman dies : 40 cm 1 MP = 5,67 bar
Tabel 2. Data penyinteran pelet zircaloy, waktu sinter 2 jam
Waktu
(jam)
2
Tempe-
ratur
(C)
1000
1100
1200
1300
Tekanan
(MP)
16
17,5
19
21
22
16
17,5
19
21
22
14
17
18,5
20
21,5
14
17
18,5
20
21,5
Densitas
PM (g/cm
3
)
4,938
4,957
4,982
5,002
5,007
4,938
4,957
4,982
5,002
5,007
4,915
4,941
4,965
4,987
5,003
4,915
4,941
4,965
4,987
5,003
Densitas
PS
(g/cm
3
)
6,786
6,828
6,316
6,434
6,266
6,414
6,561
6,538
6,492
6,555
6,375
6,676
6,718
6,000
6,654
Pelet
nisak
Tabel 3. Data penyinteran pelet zircaloy dengan variasi
waktu sinter
Tem-
peratur
1000
1000
Tekanan
(MP)
16
17,5
16
17,5
Waktu
(jam)
1
1,5
2,
2,5
3
6
8
10
6
8
10
6
8
10
6
8
10
Densitas
PM (.g/an*)
4,982
4,987
4,938
4,983
4,985
4,938
4,938
4,938
4,957
4,957
4,957
4,938
4,938
4,938
4,957
4,957
4,957
Densitas
PS
(g/cm
5
)
6,782
6,676
6,414
6,652
6,313
6,090
5,850
6,152
6,278
5,805
5,613
6,550
6,371
5,613
5,897
5,998
5,725
PM = Pelet Mentah
PS = Pelet hasil sinter
172

Anda mungkin juga menyukai