Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PRINSIP PERANCANGAN

1.1. Latar Belakang Perancangan
CPO yang diekstrak secara komersial dari TBS walaupun dalamjumlah
kecilmengandung komponen dan pengotor yang tidak diinginkan.Komponen ini
termasuk serat mesokrap, kelembaban, bahan-bahan tidak larut, asam lemak bebas,
phospholipida, logam, produk oksidasi, dan bahan-bahan yang memiliki bau yang kuat.
Sehingga diperlukan proses pemumian sebelum digunakan (Basiron 2005). Pemurnian
CPO dapat dilakukan dengan dua metode yaitu pemurnian fisik dan pemurnian kimiawi.
Perbedaan utama duajenis pemurnian ini ada pada cara menghilangkan asam lemak
bebas. Akan tetapi kedua metode dapat mi:mgliasilkan refined bleached deodorized
palm oil (RBDPO) yang memiliki kualitas dan stabilitas yang diinginkan. Metode
pemurnian yang pertama adalah pemumian fisik yang merupakan metode pemumian
yang lebih popular karena lebih efektif dan efisien.Salah satu aspek utama dalam
rancangan pabrik adalah perancangan alat khususnya tangki proses dimana alat-alat
yang di desain mampu menghasilkan konversi produk semaksimal mungkin. Pada
rancangan pabrik RBD Palm Olein dari CPO, tangki yang perlu di desain adalah tangki
degumming dan tangki bleaching.

1.1.1. Proses degumming
Tangki Degumming adalah tangki proses pemurnian crude palm oil (CPO),
dimana dalam kondisi normal CPO akan mengandung senyawa impuritis seperti getah
(gum), warna, logam Fe, Cu dengan penambahan asam phospat (H3PO4). Penghilangan
gum dioperasikan dengan suhu 110
o
C (degumming) dan pada tekanan 1 atm dengan
cara penambahan asam phosfat(H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm Oil
(DPO).Getah CPO atau free fatty acid (FFA) harus dihilangkan dalam minyak yang dapat
merusak kualitas minyak. Komponen utama dalam gum yang harus dibuang adalah
phospatida. Hal ini disebabkan karena phospatida mengakibatkan bau dan warna yang
tidak diinginkan serta memperpendek umur minyak.Biasanya pemisahan dilakukan
dengan cara dehidratasi hingga gum atau kotoran lain dapat lebih mudah terpisah dari
CPO. Tangki degumming didesain dalam bentuk vertical berpengaduk turbin dengan
head (tutup atas) dan bottom (tutup bawah) berbentuk torishperical.

1.1.2. Proses Bleaching
Pemucatan atau bleaching merupakan suatu tahap proses pemurnian minyak
untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini
dilakukan dengan mencampur minyak dengan sejumlah kecil adsorben, seperti tanah
serap (fuller earth), lempung aktif (activated clay), arang aktif, atau dapat juga dengan
menggunakan bahan kimia. Proses penyisihan warna sebenarnya tidak hanya terjadi
pada proses pemucatan. Pada proses deodorizing dan degumming juga terjadi
penyisihan warna dari CPO. Pada proses pemucatan penyisihan warna CPO hanya
sekitar 50% sedangkan total penyisihan warna untuk keseluruhan proses refining
sekitar 75-90% (Suryani, 2013).
Zat warna dalam minyak terdiri dari zat warna alamiah dan zat warna hasil
degradasi zat warna alamiah/ zat warna disebabkan oleh organologam.Zat warna
alamiah dalam minyak dapat dihilangkan dengan penambahan adsorben, sedangkan zat
warna yang disebabkan oleh organologam dihilangkan dengan senyawa pembentuk
kompleks.Zat warna yang termasuk dalam zat warna alamiah adalah karoten, klorofil,
xanthofil, dan anthosianin. Karoten merupakan pigmen yang menghasilkan warna
merah, kuning, atau jingga dan memiliki struktur dasar yang sama. Warna minyak juga
ditentukan oleh komponen-komponen lain selain pigmen tapi pengaruhnya relatif kecil
karena minyak kelapa sawit mengandung karoten dalam jumlah yang tinggi.Kandungan
karoten dalam minyak sawit (ordinary) kurang lebih 500-700 ppm (Ketaren, 1986).
Dengan proses pemurnian CPO diperoleh total kandungan karoten minyak sawit
komersial menjadi 17 ppm (Rianto, 1995).
Tujuan dari perancangan tangki degumming dengan tangki bleaching adalah
untuk menghitung dimensi dan spesifikasi tangki yang diperlukan.Desain tangki
diharapkan mampu menghasilkan produk yang maksimal dengan analisa ekonomi yang
minimum.

1.2. Tujuan Perancangan
1. Mengetahui spesifikasi peralatan yang digunakan
2. Mengatahui desain tangki yang akan dirancang sesuai dengan standar yang
ditentukan

1.3. Ruang lingkup perancangan
1. BAB I. Prinsip Perancangan
2. BAB II. Dasar-Dasar Perancangan
3. BAB III. Spesifikasi Perancangan
4. Lampiran Perhitungan

BAB II
DASAR-DASAR PERANCANGAN

2.1. Dasar Pemilihan Perancangan Tangki
Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik
berupa benda padat, cair, maupun gas. Dalam mendesain tangki, konsultan perencana
harus merencanakan tangki dengan baik terutama untuk menahan gaya gempa yang
mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada
tangki dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar. tangki
dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar.
Awal pemurnian CPO adalah proses degumming dimana dalam tahap ini terjadi
pengikatan getah (gum) dengan penambahan asam pospat (H3PO4). Dalam tahap
degumming, CPO dialirkan dari tangki penyimpanan CPO menuju tangki degumming
dimana tangki degumming berada pada suhu 110
0
C dan tekanan 1 atm. Dari bagian atas
akan dialirkan H3PO485% sebanyak 0,10% dari umpan (Sumarna, 2007) dimana H3PO4
akan mengikat kadungan impuritis yaitu phospatida hingga membentuk gum. Tahap
selanjutnya adalah proses bleaching yaitu proses pemutihan atau proses penghilangan
karoten yaitu senyawa impuritis yang memberikan warna kecoklatan pada CPO
dimanatangki berada pada suhu 110
0
C dan kondisi vaum pada tekanan 0,4 atm. Jumlah
kaolin yang diberikan adalah 2% dari umpan CPO dan mampu mengikat karoten
sebanyak 98,15% (Nasution, 2003).

2.2. Jenis Tangki Yang Digunakan
Pemilihan design alat akan digunakan baik pada tangki degumming dan tangki
bleaching adalah dengan mempertimbangan faktor keamanan (safety), utilitas, waktu
tinggal dan faktor ekonominya. Tipe peralatan yang akan digunakan adalah silinder
vertical berpengaduk karena memiliki faktor keamanan yang mudah ditangani dan
dikendalikan (safety) dan ekonomis karena tidak membutuhkan tempat yang luas
(Brownell & Young, 1959). Selain itu, alat yang didesign diharapkan mampu
menghasilkan konversi produk yang tinggi dimana H3PO4 dapat mengikat impuritis
(pospatida) sebanyak 62,26% (Sunarma, 2007). Sedangkan pada tangki bleaching,
desain tangki silinder vertical berpengaduk mampu menghasilkan produk dengan
karoten yang teradsorbsi hingga 98,15%. Tangki degumming di design pada tekanan 1
atm dan pada tangki bleaching adalah 0,39476 atm sehingga tangki ini dapat didesain
dengan bentuk vertical (tidak eksplosif) (Brownell & Young, 1959).
Impeller merupakan suatu alat yang digunakan untuk menimbulkan gerakan
pada fluida yang diaduk.Berdasarkan bentuknya, impeller dapat dibedakan menjadi
(Geankoplis, 1993).
a) Propeller
Propeller merupakan bentuk impeller yang digunakan untuk larutan
berviskositas rendah dengan kecepatan pengadukan 400 hingga 1750 rpm (revolution
per minute).Impeller jenis ini membangkitkan pola aliran aksial, yaitu sejajar dengan
sumbu impeller.Gambar untuk jenis propeller dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

(a) (b) (c)
Gambar 2.1.Pengaduk Jenis Baling baling (a) Daun Dipertajam (b) Baling
Baling Kapal (c) Daun Turbin.

b) Paddle
Berbagai jenis paddle sering digunakan dengan kecepatan antara 20 hingga 200
rpm. Impeller paling sering digunakan adalah jenis paddle berdaun dua (two-blade)
dan berdaun empat (four-blade). Jenis impeller ini membangkitkan pola aliran radial,
yaitu tegak lurus terhadap sumbu impeller. Anchor atau gate-paddle juga sering
digunakan untuk larutan yang berviskositas tinggi.

c) Turbin
Digunakan pada kecepatan pengadukan yang cukup tinggi dan untuk larutan
yang rentang viskositasnya cukup luas. Turbin terbagi atas berbagai macam bentuk,
diantaranya flat blade, disk flat blade, pitched blade,pitched vane,, curved blade,
arrowhead, titled blade, pitch curved blade dan shrouded. Pola sirkulasi yang terbentuk
adalah radial dan tangensial (aliran yang mengelilingi batang pengaduk).Gambar untuk
jenis turbin dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2.2.Pengaduk Jenis Turbin pada berbagai variasi.

d) Helical-ribbon
Impeller jenis ini digunakan untuk larutan dengan viskositas tinggi dan
kecepatan rendah pada rezim laminar dan membangkitkan pola aliran tangensial, yaitu
mengelilingi sumbu tangki.Gambar untuk jenis Helical-ribbon dapat dilihat pada
gambar 3 dibawah ini.

(a) (b) (c) (d)
Gambar 2.3. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical Ribbon, (d) Semi-Spiral.

Peralatan untuk head (kepala) dan bottom (bawah) didesain pada tekanan
rendah dan tidak mudah menguap. Head (kepala) dan bottom (bawah) pada tangki
degumming dan bleachingmenggunakan design toreshpericaldimana head ini didesain
pada tangki yang memiliki tekanan 15-200 lbs/sq.in (0,00705 atm 1atm) (Brownell
&Young, 1959). Tutup jenis ini dapat diaplikasikan pada tangki degumming yang akan
di desain yaitu pada tekanan 176,4 lbs/sq.in (1 atm) dan pada tangki bleaching yang
akan dioperasikan pada tekanan 0,4 bar.Pemilihan jenis sambungan double-welded butt
join memiliki keuntungan:
tidak memiliki batasan sambungan
tidak memiliki thermally stress relieved
meksimum efisiensi sambungan mencapai 80% (Brownell & Young, 1959)

Gambar 2.4.Sambungan Double-welded butt joint (Brownell & Young, 1959).
Impeller atau pengaduk pada suatu fluida berfungsi untuk menghomogenkan 2
atau lebih fluida baik padat dan cair ataupun cair dan cair.Jenis pengaduk yang
digunakan mempunyai peranan penting selama proses berlangsung. Untuk
mendapatkan pengadukan dan pencampuran efektif dan efisien, model pengaduk harus
disesuaikan terhadap sifat fisik bahan yang diaduk dimana dimensi pengaduk juga
disesuaikan terhadap reaktor yang digunakan (McCabe, 2004).Hal ini sangat penting
dilakukan untuk memperoleh kualitas dan rendemen produk semaksimal
mungkin.Dalam tangki degumming dan tangki bleaching menggunakan pengaduk blade
turbin.Pengaduk ini digunakan pada kecepatan tinggi sehingga pengaduk ini
menghasilkan pola aliran radial dan tidak menghasilkan vortex (pusaran) (Geankoplis,
1993).
Kondisi operasi yang diketahui dalam desain tangki adalah laju alir (F) yang
diperoleh dari perhitungan neraca massa, tekanan, temperature, viskositas dan waktu
tinggal (t) yang dipilih. Waktu tinggal dalam tangki umumnya memiliki rentang waktu
10-30 menit dengan efisiensi alat untuk menghasilkan produk berbeda-beda. Waktu
tinggal yang digunakan dalam tangki degumming adalah 30 menit dimana dengan
waktu tinggal tersebut maka proses pengadukan lebih homogen dan produk yang
dihasilkan lebih tinggi.
Dalam proses degumming dan bleaching digunakan tangki dengan bentuk
vertical dimana tutup head dan bottom berbentuk torispherical dengan faktor
keamanan (safety factor) yang ditentukan. Faktor keamanan adalah istilah yang
menggambarkan kapasitas struktural dari sebuah alat memiliki beban atau kapasitas
yang lebih dari beban yang diharapkan atau beban yang sebenarnya. Dalam desain
sebuah tangki, kapasitas yang diberikan akan melebihi kapasitas yang sebenarnya
dengan tujuan agar tangki memungkinkan untuk digunakan dalam keadaan tak terduga
(darurat) baik akibat human error ataupun masalah yang berasal dari alat itu sendiri.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan faktor keamanan antara lain beban
atau kapasitas peralatan, sifat material yang digunakan dan kriteria kinerja alat yang
akan di desain. Berdasarkan Perry(2007) faktor keamanan yang disarankan adalah 10-
20% yang dimana dengan faktor keamanan tersebut maka alat yang didesain akan tetap
kuat dalam gangguan yang besar sekalipun. Faktor keamanan yang digunakan dalam
desain peralatan pada tangki degumming dan tangki bleaching adalah 10% dengan
alasan faktor ekonomi dimana semakin kecil faktor keamanan yang digunakan maka
ekonomi yang dibutuhkan akan semakin kecil juga.

2.3. Material Tangki
Pemilihan material konstruksi yang digunakan untuk reaktor ini adalah Carbon Steel SA
283 Grade C. Material konstruksi pipa reaktor adalah steel.Pemilihan jenis material ini
berdasarkan ketahanan masing-masing material terhadap suhu dan tekanan operasi
dan material ini tidak korosif. Tekanan dan suhu operasi yang tinggi menyebabkan
engineer harus bisa mencari bahan material dengan allowable stress yang sesuai. Alat
jenis ini umumnya memiliki kelenturan dan bentuk yang baik dan mesin mudah
dioperasikan.Tangki jenis ini tidak dapat digunakan pada cairan berbahaya dan
berwujud gas karena material ini beroperasi pada tekanan yang rendah.Pada umumnya,
carbon steel SA 283 Grade C dioperasikan pada bejana bertekanan sedang dan material
jenis ini lebih ekonomis (Brownell & Young, 1959). Faktor faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan suatu peralatan proses yaitu :
Kemampuan alat untuk menghasilkan produk yang diinginkan baik dari segi
kualitas produk yang dihasilkan.
Kemudahan operasi penanganan dan pengendalian serta alat proses.
Faktor ekonomis alat seperti pemilihan alat yang lebih murah pembeliannya
namun dengan kualitas yang baik.


2.4. Tahap Perancangan Tangki
Pada perancangan tangki degumming dan bleaching dilakukan beberapa tahap
perancangan yaitu :
1. Menentukan data perhitungan pada masing-masing tangki seperti temperatur,
tekanan, laju alir, densitas campuran, viskositas, dan waktu tinggal pada masing-
masing tangki.
2. Menentukan dimensi tangki seperti volume liquid.
Volume liquid, VL =

(Brownell & Young, 1959)


Digunakan over design 10% (Brownell & Young, 1959) maka volume tangki :
Volume tangki :


3. Menentukan volume silinder.
V =

(Brownell & Young, 1959)


Dari persamaan tersebut didapat nilai diameter (D) dan tinggi (H) masing
masing tangki.
4. Menentukan Tinggi Cairan ( HL) (Brownell & Young, 1959)
VL =


Dari persamaan tersebut diperoleh nilai tinggi cairan (HL)
5. Penentuan Tekanan Hidrostatik (Ph) (Brownell & Young, 1959)
Ph =


6. Penentuan Tekanan Desain (P)
P = Ph + POp (Brownell & Young, 1959)
7. Perhitungan Tebal Shell (Brownell & Young, 1959)
ts =


8. Perhitungan tebal shell course
r = )D)+ c (Brownel and Young)
9. Perhitungan Tebal Head
OD = ID + 2ts
10. Perhitungan Tinggi total tangki
Tinggi total tangki = H + head + bottom
11. Perhitungan Rancangan Pengaduk
Pada perancangan pengaduk hal-hal yang perlu diperhatikan dan
diperhitungkan yaitu :
Diameter impeller (d) = 0,33 x ID
Lebar impeller (w) =


Tinggi impeller dari dasar tangki =


Jumlah baffle
Lebar baffle, w =


Tinggi baffle dari dinding tangki =


Tinggi baffle dari dasar tangki =


Kecepatan pengadukan, v Tabel 10.2 Hal 294 (Walas, 1990)
NRe =


P =


Efisiensi Motor Pengaduk = 80% (Walas,1990)
Daya Motor = 80% x P
Keterangan:
F = Laju alir
= Densitas
t = waktu tinggal
g = Gaya gravitasi
C = Faktor korosi
E = Efisiensi sambungan
F = Tegangan diizinkan
OD = Diameter luar
ID = Diameter dalam
OA = Tinggi head
Sf = standart flage
icr = inside corner radius
r = radius of dish
b =depth of dish
Da = Diameter impeller
Dt = Diameter tangki
W = Lebar impeller
L = Panjang impeller
C = Jarak impeller dari dasar tangki
J = Lebar baffle
Nre = Bilangan reynold
P = Daya motor

DAFTAR PUSTAKA

Suryani, Ani., Proses Reaktivasi Spent Bleaching Earth Sebagai Adsorben Untuk
Pemurnian Biodiesel Dan Crude Palm Oil., 2013,
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/68176
Brownell & Young, Process Equipment Design, 1959,
Ketaren S. 2008. Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
Bambang Riyanto, 1995, Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan, Edisi keempat,
Yogyakarta, Yayasan Penerbit Gajah Mada.
Geankoplis, 1993, Transport Process and Unit Operations
Perry 27 perrys shemical engineering

Anda mungkin juga menyukai