Anda di halaman 1dari 10

LIMBAH PERTAMINA

Pengolahan limbah dilakukan karena berorientasi pada akibat yang ditimbulkan


dalam lingkungan terutama pada daerah sekitar industri maupun efek
keseluruhan untuk semua lingkungan. Dengan prinsip pencegahan dan
penanggulangan pencemaran harus dapat menjamin terpeliharanya kepentingan
umum dan keseimbangan lingkungan, dengan tetap memperhatikan kepentingan
pihak industri.

Limbah PT. PERTAMINA yang dihasilkan ada 3 jenis yaitu :


1. Limbah cair
2. Limbah gas
3. Limbah padat
1. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Limbah yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam


berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air
buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon
yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.

Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan industri
minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah,
sehingga air buangan yang telah diproses dapat memenuhi spesifikasi dan
persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Dikilang Pertamina Plaju/Sungai Gerong pemisahan minyak dan air atas dasar perbedaan
kerapatan atau gravitasi (Physical Treatment) untuk oil trap, API Separator dan CPI Separator.

Sebelum air buangan tersebut mengalir dan selanjutnya dibuang kesungai melalui Oil Cather,
air buangan yang mengandung minyak dialirkan ke CPI (Corrugated Plate Interceptor).
Minyak yang telah terpisah dipompakan ke tangki Slop Oil untuk diolah kembali. Sedangkan
air yang berada di bawah akan dibuang ke Sungai Komering atau Sungai Musi. Air yang telah
diolah sebelum dibuang ke Sungai harus memenuhi standar baku mutu limbah cair.
Apa itu API separator dan
CPI separator ?
Separator American Petroleum Institute (API) adalah suatu pemisah gravity jenis bak
horizontal. Separator ini mempunyai prinsip kerja dengan menggunakan sistem
gravitasi yang memakai perbedaan densitas. Jenis bak ini banyak digunakan dari bahan
beton (concrete) ataupun bahan lainnya
CPI Oil Separator Coalescing Plate Interceptor ( CPI) merupakan penyempurnaan dari
API Separator. Pada dasarnya prinsip kerja dari CPI sama dengan separator API. Akan
tetapi di dalam CPI ditambahkan plate-plate fiberglass yang tersusun paralel dengan
kemiringan 45°-60°. Plate-plate ini dapat berfungsi mengurangi lintasan butiran
partikel minyak ke permukaan sehingga butiran minyak yang telah terkumpul di
bawah permukaan plate dapat meluncur ke atas permukaan air, plate juga berfungsi
untuk mempersingkat jarak tempuh partikel minyak di dalam fase air sehingga
pembentukan lapisan minyak dapat lebih cepat dan juga mengatur alirannya agar
lebih laminer.
PENGOLAHAN LIMBAH GAS

Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya
dibakar di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare
(gas hidrokarbon).

Hydrogen sulfida (H2S) adalah gas beracun yang sangat


membahayakan.Dalam waktu singkat gas H2S dapat melumpuhkan
sistem pernafasan dan dapat mematikan seseorang yang
menghirupnya.Pada konsentrasi rendah gas H2S memiliki bau
seperti telur busuk, namun pada konsentrasi tinggi bau telur busuk
tidak tercium lagi karena secara cepat gas H2S melumpuhkan
sistem syaraf dan mematikan indera penciuman.
SRU (sulfur recovery unit) yaitu unit yang  mampu mengkonversikan H2S di
dalam gas asam menjadi elemen sulfur dengan suatu reaksi oksidasi di dapur
reaksi dan bantuan reaktor berkatalis. Sulfur plant ini mampu mengonversikan
hingga 98% gas asam.

Incinerator dilengkapi mesin pembakar dengan suhu tinggi yang dalam


waktu relatif singkat mampu membakar habis semua sampah tersebut
hingga menjadi abu. Pembakaran sampah ini digunakan dengan sistim
pembakaran bertingkat (double chamber), sehingga Emisi yang melalui
cerobong tidak berasap dan tidak berbau, dan menggunakan sitem
cyclon yang pada akhirnya hasil pembakaran tidak memberikan
pengaruh polusi pada lingkungan.
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang
tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan.
Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung
hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini
juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak terurai secara alamiah dalam
waktu singkat.

Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran


lingkungan. Dalam upaya tersebut, PT. PERTAMINA (Persero) melakukannya dengan
membakar sludge dalam suatu ruang pembakar (incinerator). Lumpur/pasir yang
tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga
pencemaran lingkungan dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai