Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA BIOPROSES

Oleh :
KELOMPOK TIGA :
1. AMI JUNIA NIM. 061530400319
2. ANGELIA DERAJANNAH NIM. 061530400321
3. DEWI ZELIKA MISPUANI NIM. 061530400323
4. DWI INDAH WAHYUNI OKTASARI NIM. 061530400324
5. MAYA PUSPITA SARI NIM. 061530400332
6. VANDHITO RIZNA IKHWANDINATA NIM. 061530400340
7. YUNIA SARIFRANSISKA NIM. 061530401017

KELAS : 1KB

INSTRUKTUR : Ir. Siti Chodijah, M.T.


LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
PEMBUATAN ETANOL
(Dari Molasse)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat membuat etanol dari molasse secara fermentasi.

II. DASAR TEORI


Selain air, etanol merupakan senyawa yang paling banyak digunakan sebagai pelarut.
Pada dasarnya terdapat dua macam cara pembuatan etanol, yaitu :
1. Secara sintesa, yaitu dengan melakukan reaksi elementer untuk mengubah bahan baku
menjadi etanol.
2. Secara fermentasi, yaitu dengan bantuan aktivitas mikroorganisme.
Pada pembuatan etanol secara fermentasi, merupakan cara yang konvensional, tetapi
masih dipakai hingga sekarang pada industri minuman, farmasi dan kosmetika. Bahan
baku untuk industri fermentasi dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu :
a. Bahan sakarida : gula tebu, gula bit, molasse, jus buah
b. Bahan pati : padi-padian, kentang, gandum
c. Bahan yang mengandung selilosa : limbah kayu
Pemilihan bahan baku yang tepat adalah sangat penting, karena selain pertimbangan
mudah tidaknya bahan tersebut diperoleh, juga karena alkohol yang diproduksi dengan
bahan yang berbeda akan menghasilkan kualitas yang berbeda pula.
Jenis mikroorganisme yang sering digunakan untuk proses ini adalah ragi
Saccharomices cereviseae dll. Selain itu juga, dapat digunakan Schizosaccharomyces sp,
Zymonas mobilis. Jalur metabolik anaerobik untuk pengubahan gula menjadi etanol :
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + Energi

CARA I : FERMENTASI CAIR GULA ATAU MOLASSE


Untuk mendapatkan etanol, maka proses yang dilakukan adalah anaerobik (tanpa
oksigen), sedangkan bila ingin memproduksi sel, maka dilakukan secara aerobik (dengan
adanya oksigen). Kondisi proses pembuatan etanol yang digunakan adalah :
- Temperatur optimum : 28 32 oC
- pH media : 4,5 4,8
- Kadar gula : 10 14 %

Cara Kerja
Proses pembuatan etanol dilakukan secara tiga tahap, dilanjutkan dengan analisa hasil, yaitu :
1. Tahap pembuatan starter
2. Tahap fermentasi dalam fermentor
3. Tahap pemurnian dengan alat destilasi fraksionasi
4. Analisa hasil

Tahap I : Pembuatan Starter


a. Peralatan
- Labu erlenmeyer 1000 ml - Termometer
- Leher angsa - Neraca analitik
- Gelas kimia 1000 ml - Hot plate
- Spatula - Kertas saring + funel

b. Bahan
- Ragi tape 2 keping - Urea 0,6 gram
- Gula pasir 50 gram - KNO3 0,05 gram
- Air bersih 500 ml - Na3PO4 0,05 gram
- Tepung beras 10 gram - H2SO4 0,1 N

c. Pelaksanaan
1. Di dalam gelas kimia 1000 ml, larutkan gula pasir, tepung beras, urea, kalsium nitrat
dan natrium posfat di dalam 500 ml air. Pasteurisasikan pada 80 oC selama 10 menit,
kemudian dinginkan hingga suhu ruang.
2. Tambahkan ragi tape yang telah dihaluskan, Aduk rata.
3. Siapkan labu Erlenmeyer 1000 ml dan leher angsa. Pindahkan larutan tadi ke dalam
erlenmeyer, tutup dengan leher angsa yang salah satu lehernya telah terisi dengan asam
sulfat.
4. Inkubasi larutan selama 3-7 hari pada suhu kamar.

Tahap II : Fermentasi di dalam Fermentor


a. Peralatan
- Gelas kimia 1000 ml 1
- pH meter atau kertas lakmus 1
- Termometer 1
- Hot plate 1
- Spatula 1

b. Bahan
- Gula pasir 50 gram - Urea 0,6 gram
- Tepung beras 10 gram - Ragi tape 2 keping
- KNO3 0,05 gram - Na3PO4 0,05 gram
- H2SO4 0,1 N
c. Pelaksanaan
Di dalam gelas kimia 1000 ml, larutkan gula pasir di dalam 500 ml air .
Pasteurisasikan pada 80 oC selama 10 menit kemudian dinginkan hingga suhu ruang.
Campurkan tepung beras, urea, kalsium nitrat, natrium posfat, dan ragi tape yang telah
dihaluskan, ke dalam gelas kimia lalu tuangkan larutan gula dan air yang telah dingin,
tambahkan larutan starter. Aduk rata. Masukkan ke dalam Erlenmeyer 1000 ml.
Periksa larutan dengan pH berkisar 4,5-4,8. Tambahkan asam atau basa yang
diperlukan. Inkubasi selama 1 minggu pada suhu 30 oC.

Tahap III : Pemurnian dengan Destilasi


a. Peralatan
- Peralatan destilasi 1 set

b. Bahan
Larutan hasil fermentasi.

c. Pelaksanaan
Keluarkan kemudian pindahkan larutan tersebut ke dalam labu didih pada peralatan
destilasi. Lakukan destilasi sesuai prosedur. Timbang produk yang didapat dan simpan
pada botol yang tertutup rapat.

Tahap IV : Analisa Hasil


a. Paralatan
- Tabung reaksi 10
- Rak tabung reaksi 1
- Peralatan refraktometer 1 set
- Pipet tetes 1

b. Bahan
- Etanol murni 5 ml
- Air destilasi 5 ml

c. Pelaksanaan
Siapkan tabung reaksi dan beri label 1-10, teteskan 0,1 ml etanol murni ke dalam
tabung 1 dan seterusnya berselang 0,1 ml hingga tabung 10. Tambahkan air ke dalam
tabung-tabung tersebut sehingga volume total setiap tabung adalah 1 ml.
Tentukan indeks bias dari ke 10 campuran air dan etanol tersebut dengan
menggunakan alat refraktometer. Tentukan indeks dari hasil percobaan.
A. Starter

Alat yang digunakan untuk pembuatan starter

Proses pasteurisasi dengan suhu 80C selama 10 menit

Proses pendinginan hingga mencapai suhu ruang

Ragi tape yang digunakan untuk fermentasi, yaitu


Saccharomyces cereviseae

Larutan yang sudah dalam keadaan suhu ruang dimasukkan ke


dalam Erlenmeyer 1000 ml
Tutup Erlenmeyer dengan leher angsa yang salah satu lehernya
telah berisi dengan asam sulfat

Tutup leher angsa dengan kapas. Inkubasi larutan selama 3-7


hari pada suhu ruang.

B. Fermentasi di dalam fermentor

Masukkan campuran gula dan air ke dalam gelas reaktor.


Tambahkan starter. Tunggu selama 1 minggudengan pH 4,5-4,8

C. Pemurnian dengan Destilasi

Alat yang digunakan untuk destilasi

Panaskan larutan di dalam labu didih hingga suhu 78C


Hasil destilasi akan keluar melalui selang dan akan menetes di
dalam erlenmeyer

D. Analisa Hasil

Refraktometer, alat yang digunakan untuk menganalisis hasil


etanol
ANALISA DATA

Tabel H2O dengan etanol


No. Aquades Etanol % Etanol Skala di refraktometer Suhu
1. 0 ml 10 ml 100 % 1,3200 33,2 oC
2. 1 ml 9 ml 90 % 1,3335 33,4 oC
3. 2 ml 8 ml 80 % 1,3430 33,2 oC
4. 3 ml 7 ml 70 % 1,3445 33,1 oC
5. 4 ml 6 ml 60 % 1,3455 32,9 oC
6. 5 ml 5 ml 50 % 1,3475 32,5 oC
7. 6 ml 4 ml 40 % 1,3400 32 oC
8. 7 ml 3 ml 30 % 1,3363 32,2 oC
9. 8 ml 2 ml 20 % 1,3333 31,3 oC
10. 9 ml 1 ml 10 % 1,3313 30,9 oC
Grafik Aquadest dengan Etanol
10
9
9
8
8
7
7
6
6
5
Etanol (ml)

5
4
4
3
3
2
2
1
1

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aquadest (ml)
Grafik Persen Etanol dengan Skala pada Refraktometer
1.5000
1.40001.33 1.34 1.35 1.34 1.34
1.3000 1.34 1.35 1.34
1.33 1.32
1.2000
1.1000
1.0000
Skala pada Refraktometer

0.9000
0.8000
0.7000
0.6000
0.5000
0.4000
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Persen Etanol (%)


ANALISIS PERCOBAAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
pembuatan etanol menggunakan ragi Saccharomyces cereviseae. Pada pembuatan etanol ini
tahap pertama merupakan pembuatan starter, pada pembuatan starter ini alat yang digunakan
harus benar-benar steril karena jika tidak maka akan berdampak pada etanol yang dibuat akan
terkontaminasi bakteri lain yang tidak diinginkan. Etanol yang dibuat harus benar-benar
tertutup, karena pembuatan etanol bersifat anaerob (tidak menggunakan oksigen) serta untuk
menghindari kontaminasi yang diakibatkan oleh hewan, seperti semut. Karena, pada
percobaan ini menggunakan bahan gula yang berbau menggoda untuk menarik perhatian
semut ataupun serangga kecil yang lain.

Proses pembuatan starter memulai dari memanaskan air untuk mensterilkan bahan, lalu
memasukkan gula dan tepung beras dahulu, kemudian memasukkan bahan kimia seperti
KNO3, Na3PO4, dan urea, sedangkan ragi yang telah dihaluskan dimasukkan saat suhu larutan
sudah mencpai suhu ruang.

Pada tahp kedua, yaitu pembuatan etanol dalam skala besar dengan menggunakan
fermentor, hal yang dilakukan masih sama seperti pembuatan starter. Hal yang perlu
dilakukan yaitu mengatur suhu dan kecepatan pada fermentor. Pada tahp kedua ini,
didapatkan gelembung-gelembung udara dan berbau khas. Ini arti dari terdapatnya alkohol
dalam bahan tersebut.

Tahap ketiga yaitu proses destilasi. Destilasi itu sendiri bermakna teknik pemisahan
suatu zat yang menggunakan perbedaan titik didih. Dalam hal ini etanol dipisahkan
menggunakan parafin sebagai media pemanas. Yang perlu diperhatikan yaitu titik didih dari
etanol itu sendiri.

Tahap terakhir yaitu pemeriksaan nyala etanol. Etanol dibakar dari hasil destilasi lalu
menghitung indeks biasnya antara pencampuran etanol dan H2O menggunakan refraktometer

.
KESIMPULAN :

Dari data percobaan, analisis hasil dan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :

Pada pembuatan etanol menggunakan Saccharomyces cereviseae dalam keadaan


anaerob.
pH media pembuatan etanol harus berkisar 4,5 - 4,8.
Menggunakan alat pada pembuatan etanol harus benar-benar steril untuk
menghindari kontaminasi.
Titik didih etanol dalam proses destilasi harus 80C, jika melebihi maka uap air akan
ikut tercampur.
Pada proses destilasi menggunakan parafin sebagai media pemanas, dengan
memperhatikan titik didih dari etanol.

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet-2015: Penentuan Praktikum Rekayasa Bioproses. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang.

Anda mungkin juga menyukai